Anda di halaman 1dari 15

Jauhari Learning Worksheet 1

Farmasetika Radiologi

FARMASETIKA

Media Kontras pada Pemeriksaan Radiologi

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 2
Farmasetika Radiologi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................... 4
B. Perumusan Masalah...................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................... 5
D. Metode Penulisan..........................................................5
E. SistematikaPenulisan.................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................... 6
A. Pengertian..................................................................... 6

B. Sejarah.......................................................................... 6
C. Klasifikasi Media Kontras.............................................. 7
D. Penggunaan Bahan Kontras di Bidang Radiologi........... 9
E. Jalur Pemberian Media Kontras.................................. 10
F. Efek yang Ditimbulkan oleh Zat Kontras....................... 16

BAB III PENUTUP.......................................................................... 17


A. Kesimpulan...................................................................... 17
B. Saran.............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 3
Farmasetika Radiologi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sinar-X atau yang dikenal dengan sinar röentgen sejak
berkembangnya ilmu pengetahuan banyak digunakan dalam bidang
medis. Salah satunya digunakan untuk diagnosis dan terapi dalam bidang
radiologi. Dengan sinar-X dapat diketahui struktur anatomi dan kelainan
patologi dari organ yang diperiksa.
Namun sinar–X memiliki kekurangan yaitu tidak dapat
menggambarkan organ yang mempunyai kerapatan (densitas) rendah
atau struktur yang mempunyai nomor atom rendah. Sehingga pada citra
radiografi tidak akan terlihat kelainan patologi jika kelainan tersebut
terjadi pada organ yang memiliki densitas dan nomor atom yang rendah,
contohnya paru-paru, jantung, pembuluh darah, ginjal, lambung, dan
sebagainya.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu zat yang dapat menaikkan nilai
kontras organ tersebut sehingga organ tersebut dapat tergambar dengan
baik setelah dilakukan penyinaran. Dengan penelitian ilmiah, para
ilmuwan menemukan kontras media positif, yang terdiri dari zat-zat
kimia dengan nomor atom tinggi sehingga ketika dimasukkan ke dalam
organ yang diperiksa, organ tersebut akan menyerap sinar-X lebih
maksimal dan menghasilkan gambaran radioopaque pada film. Organ
yang dimasukan bahan kontras tersebut juga dapat memberikan nilai
kontras yang baik dibandingkan sebelum diberikan bahan kontras,
sehingga penegakkan diagnosa dapat dimaksimalkan.

B. Pokok Bahasan
1. Apakah yang dimaksud media kontras?
2. Bagaimana awal mula terbentuknya media kontras?
3. Apa saja jenis-jenis bahan kontras?
4. Bagaimana cara pemasukan bahan kontras?
5. Bagaimana penggunaan bahan kontras dalam ilmu radiologi?

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 4
Farmasetika Radiologi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Media kontras merupakan suatu zat yang dimasukan ke dalam tubuh
yang bertujuan untuk menaikkan nilai kontras organ yang dituju, yang
apabila tidak dimasukan bahan kontras pada organ tersebut nilai
kontrasnya menjadi sangat rendah.
Media kontras (positif) mengandung zat-zat kimia yang memiliki nilai
atom tinggi dan dapat membuat nilai kerapatan (densitas) organ yang
dituju menjadi lebih tinggi. Sehingga organ tersebut dapat tergambar
dengan baik.

B. Sejarah
Penggunaan media kontras pada pemeriksaan radiologi bermula dari
percobaan Tuffier pada tahun 1897. Dalam percobaannya ia
memasukkan kawat ke dalam ureter melalui keteter, sehingga terbentuk
kontur bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu
dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari
traktus urinarius. Kontras tersebut diantaranya: koloid perak, bismut,
natrium iodida, perak iodida, stronsium klorida, dan sebagainya.
Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan,
terjadinya emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat
sampingan yang tidak bisa dihindari.
Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para ahli
radiologi sepakat untuk mengadakan pembaharuan dalam pemakaian
media kontras pada pemeriksaan radiologi. Dan pada tahun 1928
seorang ahli urologi, Dr. Moses Swick bekerjasama dengan Prof.
Lichtwitz, Binz, Rath dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya
tentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam
pemeriksaan urografi secara intravena. Media kontras yang berhasil
disintesa, diantaranya adalah: sodium iodopyridone-N-acetic acid yang
disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut
Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi radiograf kedua macam media kotras
tersebut memberikan hasil yang memuaskan, namun dari sisi pasien
masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu: mual dan muntah.
Selanjutnya Dr. Swick dan kawan-kawan melanjutkan usahanya dengan

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 5
Farmasetika Radiologi

mengembangkan Iodopyracet yang sementara waktu bisa menggantikan


kedudukan Neoiopax dalam pemeriksaan urografi intravena.
Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai
pertengahan tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian
secara intravaskuler mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini
media kontras intravaskular menggunakan molekul asam benzoat
sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. Dari hasil uji
coba membuktikan bahwa media kontras jenis ini memiliki kelebihan
dibanding dengan jenis media kontras sebelumnya. Jenis media kontras
tersebut diantaranya; acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun
1954, metrizoate tahun 1961, iothalamate tahun 1962, iodamide tahun
1965 dan ioxithalamate tahun 1968. Akhirnya media kontras yang
digunakan secara intravaskular terus mengalami penyempurnaan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan osmolalitas
merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian
mulai tahun 1969 dr. Torsten Almen mengembangkan jenis media
kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah. Mula-mula ia
mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang
sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya
media kontras water soluble untuk pemeriksaaan myelografi,
penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir penelitian
memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan
radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-
soluble secara intravaskular. (Arif Jauhari, Dipl.Rad., S.Si., M.KKK,
Farmasetika Radiologi, Jauhari Learning Worksheet )

C. Klasifikasi Media Kontras


1. Berdasarkan Kemampuan Menyerap Sinar-X
Secara umum media kontras dibedakan menjadi dua yakni media
kontras positif dan media kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai
pada pencitraan dengan sinar-X bertujuan untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras yang
memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi,
sedangkan media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya
atenuasi sinar-X (bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau
gas) adalah media kontras yang digunakan untuk memberikan efek
gambaran lucen (hitam) dalam citra radiografi. Selain itu terdapat juga
bahan kontras yang digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 6
Farmasetika Radiologi

Resonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X


tetapi dengan mengubah sifat-sifat magnetik dari inti hidrogen yang
menyerap bahan kontras tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat
demikian adalah Gadolinium.
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang
digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium.
Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah Thorotrast
dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi penggunaannya telah
dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
a. Media Kontras Non – Iodinated/tidak mengandung yodium (Barium
sulfat).
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut.
Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan
lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya
hanya digunakan pada saluran pencernaan, biasanya ditelan atau
diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar
dari tubuh bersama dengan feces.
Adapun ciri-cirinya:
- Contoh (BaSO4) garam tidak larut air,
- Menggunakan stabilizer untuk mencegah penguraian,
- Ditambahkan zat perasa (oral),
- Dapat dimasukkan secara oral atau rectal (enema),
- Ekskresi via feses.
b. Media Kontras Iodinated (mengandung yodium)
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik)
atau melalui satu senyawa ionik. Bahan ionik adalah bahan media
kontras yang pertama kali dibuat dan masih banyak digunakan dengan
tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionik
memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik
memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi
dengan molekul-molekul komponen. Terdapat banyak efek samping yang
diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini
membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak
iodine, maka daya atenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang
berbeda. Media kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan
tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras ini banyak dijual
sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya biasanya
dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 7
Farmasetika Radiologi

digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya


digunakan secara intravena, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa
digunakan secara intraarteri, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally –hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang
potensial.

2. Adapun pembagian berdasarkan daya pelarutannya:


a. Mengandung minyak (oily iodinated CM)
- Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy seed)
- Digunakan untuk Arthrografi, HSG, Limfografi, Fistulografi,
Mielografi)
- Kekurangan:
 Eliminasi dalam tubuh sangat lambat, butuh waktu lama,
 Dapat mengakibatkan peradangan meanings (mielografi),
 Dapat mengakibatkan emboli pulmoner (limfografi),
 Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostik selesai
dilakukan.
b. Larut air (Water soluble CM)
- Dibagi menjadi:
 Pyridone,
 Asam alkil sulfonik yodium,
 Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi menjadi: Ionik dan
Non-Ionik.
c. Tidak larut air (Water-insoluble CM)
- Digunakan secara oral, diserap melalui usus,
- Contoh: golongan phtalein,
 Tetragnost.
 Derivat atophane.
 Derivat asam cinnamic.
 CM derivate aromatictriiodinated.
 CM derivate heterosiklik triiodinated.

D. Jalur Pemberian Media Kontras


1. Pemberian Media Kontras per Oral (barium meal)
Yakni pemberian media kontras per oral atau melalui mulut pasien
dengan cara meminum atau menelan media kontras, umumnya media
kontras barium sulfat.

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 8
Farmasetika Radiologi

2. Pemberian Media Kontras per Anal (barium enema untuk usus besar &
usus halus)
Yakni pemberian media kontras melalui dubur atau anus dengan cara
dimasukan melalui dubur layaknya enema dengan bantuan rectal
kateter.
3. Pemberian Media Kontras Intravaskular (umumnya media kontras
iodium)
Yakni pemberian media kontras melalui injeksi intra vaskular (i.v).
Biasanya bahan kontras yang berbasis iodium, (akan dibahas lebih detail
pada bab selanjutnya).
4. Pemberian Media Kontras Intra Arterial, Intrathecal (tulang belakang)
dan intraabdominal (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang
potensial).
Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain
sebagainya disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang
yang potensial untuk memasukkan media kontras.

Sebelum dimasukan ke dalam tubuh sebaiknya kita memperhatikan


syarat-syarat bahan kontras yang baik yaitu:
- Atom berukuran besar, sehingga mampu menyerap sinar-X,
- Berbentuk cairan, sehingga mampu mengisi rongga tubuh,
- Tidak menggumpal ketika dimasukan ke dalam organ,
- Tidak mengiritasi organ yang dituju,
- Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan
densitas yang cukup,
- Mudah cara pemakaiannnya,
- Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran,
- Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak
mengganggu organ tubuh yang lain.

E. Penggunaan Bahan Kontras di Bidang Radiologi


Terdapat dua jenis kontras media dalam bidang radiologi, yaitu;
1. Kontras Media Negatif
Zat kontras ini menghasilkan gambaran radiolusen pada radiograf.
Zat kontras ini memiliki nomor atom yang rendah. Zat kontras ini terdiri
dari:

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 9
Farmasetika Radiologi

No. Unsur No. atom


a. Hidrogen 1
b. Carbon 12
c. Nitrogen 14
d. Oksigen 16

2. Kontras Media Positif


Zat kontras ini menghasilkan gambaran radiopaque pada radiograf.
Zat kontras ini memiliki No. Atom yang tinggi. Zat kontras ini terdiri dari:
a. Barium
- Barium Sulfat (BaSO4)
Barium Sulfat (BaSO 4) merupakan zat kontras berupa bubuk,
yang dapat larut dalam air. Barium ini tidak tahan terhadap bahan
suspensi. Nama produksi
barium adalah:
- Micropaque
- Micropaque Powder
- Raybar
Barium digunakan untuk
pemeriksaan tractus
digestivus (colon). Cara atau
penggunaan barium adalah:
- Barium swallow (dimasukkan
dengan cara ditelan).
- Barium meal (di jadikan bubur
kemudian dimasukkan dengan
cara dimakan).
- Barium enema (dimasukkan Gambar 1. Media kontras microbar
melalui anus).
b. Iodine
Iodine dapat larut dalam air atau bersifat water soluble. Jenis-jenis
iodine dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
- Senyawa Iodine Organik (Iodine + Carrier)
Senyawa iodine organic adalah senyawa yang larut dalam air
yang dapat dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal setelah injeksi atau
pemasukkan zat kontras maksimum 3-5 menit. Senyawa organic
mengandung asam asetat atau asam benzoic. Waktu yang diperlukan
untuk meninggalkan tubuh 12-16 minggu. Senyawa organic iodine

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 10
Farmasetika Radiologi

yang diminum agak sukar larut di dalam air yang mengandung asam
propionic atau asam butirik.
 Untuk Urography dan Angiography
- Iodoxil (nama produksinya adalah Uropac).
Memiliki kandungan 51,5 % iodine. Tersedia dalam:
20 % → dengan kandungan 10,3 % w/v iodine.
75 % → dengan kandungan 38,7 % w/v iodine.
- Diodine (nama produksinya adalah Vasiodone).
Memiliki kandungan 50 % iodine. Tersedia dalam:
35 % → dengan kandungan 17,5 % w/v iodine.
45 % → dengan kandungan 21,2 % w/v iodine.
- Diodone (nama produksinya adalah Umbradil Viscous “U”)
Memiliki kandungan 17,5 % w/v iodine.
- Sodium Acetriozate (nama produksinya adalah Diaginol)
Memiliki kandungan 65,8 % iodine. Tersedia dalam:
30 % → dengan kandungan 20 % w/v iodine.
50 % → dengan kandungan 33 % w/v iodine.
70 % → dengan kandungan 46 % w/v iodine.
- Sodium Diatrizoate (nama produksinya adalah Hypaque)
Memiliki kandungan 60 % iodine. Tersedia dalam:
25 % → dengan kandungan 15 % w/v iodine.
45 % → dengan kandungan 27 % w/v iodine.
65 % → dengan kandungan 39 % w/v iodine.
85 % → dengan kandungan 44 % w/v iodine.
- Urografin
Memiliki kandungan 62,1 % iodine. Tersedia dalam:
30 % → dengan kandungan 18.6 % w/v iodine.
45 % → dengan kandungan 28 % w/v iodine.
60 % → dengan kandungan 37 % w/v iodine.
76 % → dengan kandungan 47 % w/v iodine
- Sodium Metriozate (nama produksinya adalah Triosil).
Memiliki kandungan 58,5 % iodine. Tersedia dalam:
25 % → dengan kandungan 14,6 % w/v iodine.
45 % → dengan kandungan 26 % w/v iodine.
60 % → dengan kandungan 35 % w/v iodine.

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 11
Farmasetika Radiologi

76 % → dengan kandungan 44 % w/v iodine.

a b c d
Gambar 2. Beberapa produl media kontras yang digunakan pada pemeriksaan
radiologi (a) Iopamiro (b) Ultravist (c) Omnipaque (d) Visipaque.

 Untuk Cholecystography
- Biligrafin
Memiliki kandungan 48,1 % iodine. Tersedia dalam:
30 % → dengan kandungan 14,4 % w/v iodine.
- Biligrafin Forte 50 % → dengan kandungan 24 % w/v iodine.
- Endografin
Zat kimia ini identik dengan Biligrafin, digunakan dalam 70 %.
- Telepaque
Memiliki kandungan 66 % iodine.
- Biloptin
Memiliki kandungan 61,4 % iodine.
- Solu-Biloptin
Memiliki kandungan 61,7 % iodine.
- Phenobutiodyl (nama produksinya adalah Biliodyl)
Memiliki kandungan 68,2 % iodine.

 Untuk Tractus dan Rongga


- Propyliodine (nama produksinya adalah Dionosil dan minyak
Dionosil)
Memiliki kandungan 50 % iodine
- Ethyliodophenylundecylate (nama produksinya adalah
Myodil)
Memiliki kandungan 30 % iodine.
- Senyawa Iodine Inorganik
 Sodium Iodida
Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015
Jauhari Learning Worksheet 12
Farmasetika Radiologi

Mengandung kira – kira 85 % iodine. Tersedia dalam:


10 % → dengan kandungan 7,6 % iodine.
12,5 % → dengan kandungan 9,5 % iodine.
15 % → dengan kandungan 11.4 % iodine.
 Minyak Iodized (kental)
Iodine dikombinasikan dengan minyak dari biji pohon candu.
Tersedia dalam 3 kekuatan dengan mengandung iodine 10 %, 20
%, dan 40 %. – Lipiodol kental.
 Minyak Iodized (cair) (nama produksinya adalah Lipiodol Ultra –
cair)
Alternatif dari bentuk cair dari minyak iodized, dipersiapkan
dari iodized ethyl ester dari minyak lemak dari minyak biji pohon
candu dan iodine. Memiliki iodine 40 %. Minyak iodine dan
myodil sangat lambat diserap, lebih dari jangka waktu beberapa
tahun.
- Senyawa Bromida
 Bromida Potassium
Biasanya terbentuk dari larutan 10 % iodine, dan biasa
dipakai pada potassium atau sodium iodida, ketika pasien alergi
dengan iodine.
 Minyak Brominized
Minyak ini adalah preparat dari minyak biji pohon candu dan
bromida, mengandung sekitar 35 % kombinasi bromida
inorganik. Memiliki kekentalan yang sama dengan minyak
iodized, tetapi tidak begitu radio-opaque. Minyak bromized
digunakan untuk menggantikan minyak iodized jika pasien alergi
dengan iodine.

F. Efek yang Ditimbulkan oleh Zat Kontras


Pada saat bahan kontras dimasukkan kedalam tubuh pasien, tidak
semua bahan atau zat tersebut diterima oleh tubuh pasien terkadang
terjadi efek yang ditimbulkan akibat zat kontras tersebut. Efek yang
dapat ditimbulkan ada tiga jenis, diantaranya;
1. Ringan, misalnya : mual, muntah, gatal.
2. Sedang, misalnya : urtikaria, edema pangkal tenggorokan, edema
pada muka.
3. Berat, misalnya : pingsan, gagal pernapasan dan gagal jantung.

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 13
Farmasetika Radiologi

Sebagian besar reaksi kontras media adalah ringan. Kontras media


non-ionik terbukti lebih sedikit reaksi anafilaktik dari pada kontras media
ionic. Diperkirakan reaksi kontras media non-ionic 3 –10 kali lebih rendah
dari pada contras media ionik.

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 14
Farmasetika Radiologi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontras media merupakan media pewarnaan organ dalam tubuh
manusia yang digunakan dalam radiodiagnostik demi tercapainya
informasi yang lebih jelas mengenai gambaran organ yang membutuhkan
opasitas atau lusenitas tertentu.
Kontras media dalam bidang radiologi dibagi menjadi dua, kontras
negatife yang menghasilkan gambaran radiolusen, sedangkan kontras
positife menghasilkan gambaran radiopaque. Kontras negative memiliki
nomor atom rendah contohnya udara, sedangkan kontras positive
memiliki nomor atom yang tinggi seperti Barium dan iodine.
Tidak semua manusia tahan terhadap kontras beberapa lainya akan
mengalami reaksi yang berbeda terhadap bahan kontras yang di
masukkan kedalam tubuh. Reaksi yang ditimbulkan akibat penggunaan
bahan kontras tergantung pada daya tahan dan sistem metabolisme
tubuh masing – masing pasien. Kebanyakan pasien akan mengalami,
mual, muntah, pusing dan lain-lain.

B. Saran
Radiografer hendaknya mengetahui macam-macam merk kontras
dan keunggulan setiap merk sehingga radiografer dapat menyesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Selain radiografer harus mampu untuk memilih merk kontras yang
memiliki keunggulan radiografer juga harus mengetahui prosedur
pemakaian kontras tersebut. Baik dalam menentukan banyaknya kontras
yang akan digunakan untuk pasien yang berbeda-beda, maupun
mengetahui bagaimana cara pemasukkan kontras walaupun radiografer
tidak memiliki wewenang akan pemasukkan kontras tersebut.
Reaksi dalam tubuh yang dimiliki setiap manusia berbeda ketika
kontras di masukkan kedalam tubuh, sehingga jika radiografer tidak
dapat menanggulangi kejadian seperti ini tentu akan membahayakan
nyawa pasien dan menggagalkan pemeriksaan yang telah direncanakan.

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015


Jauhari Learning Worksheet 15
Farmasetika Radiologi

DAFTAR PUSTAKA

- Jauhari A., 2010, Farmasetika Radiologi, Jakarta, Jauhari Learning Worksheet.


- http://ajunkdoank.wordpress.com/2009/10/20/media-kontras-radiografi/
- http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/bahan-kontras-radiografi_12.html
- http://www.babehedi.com/2013/03/bahan-kontras.html

Pusat Kajian Radiografi dan Imajing © 2015

Anda mungkin juga menyukai