Disusun oleh:
Ma’rifahtul Khasanah 04054821820074
Pembimbing:
Dr. Musla Ningsih, Sp. Rad. M.Kes
Referat
Oleh :
Ma’rifahtul Khasanah, S.Ked 04054821820074
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Bagian/Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Kontras dalam Radiologi”. Referat ini disusun sebagai salah satu syarat
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Radiologi RSUP DR. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Musla
Ningsih, SpRAD,M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama
penulisan dan penyusunan referat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi manfaat dan pelajaran
bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 2
BAB 3 SIMPULAN ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Radiologi merupakan suatu cabang ilmu medis yang mendalami ilmu pencitraan
sebagai sarana untuk menegakkan diagnosis, yang lazimnya dikenal sebagai radiologi
diagnostik. Sekarang ini radiologi juga dapat menjadi sarana dalam mentatalaksana suatu
penyakit, yang lazimnya dikenal sebagai radiologi intervensi.
Radiologi dalam tujuannya untuk menegakkan diagnosis menggunakan berbagai
variasi modalitas pencitraan, seperti radiografi sinar X, ultrasound, computed tomography,
magnetic resonance imaging, dan ilmu radionuklir yang menggunakan modalitas pencitraan
positron emission tomography.
Jenis pemeriksaan dengan sinar roentgen (sinar X) terdiri dari dua macam yaitu
pemeriksaan sinar tembus (fluoroskopi;doorlitchting) dan pemeriksaan foto roentgen
(radiografi). Pada pemeriksaan roentgen dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan
rontgen dasar yang meliputi pemeriksaan rontgen tanpa kontras dan dengan bahan kontras
serta pemeriksaan rontgen khusus yang meliputi pemeriksaan arteriografi, pemeriksaan
flebografi, pemeriksaan angiokardiografi, pemeriksaan embolisasi, pemeriksaan
ventrikulografi, dan lainnya. Pemeriksaan rontgen khusus ini diperlukan alat rontgen yang
khusus.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostij medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi
sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras
negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Media kontras yang dipergunakan untuk keperluan radiografi adalah suatu bahan yang
sangat radiopak atau radiolusen apabila berinterkasi dengan sinar X, sehingga dapat
membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya.
Media kontras ini dapat menyebabkan komplikasi mulai dari komplikasi ringan,
sedang hingga berat seperti edema laring, trombosis pembuluh darah, henti jangtung hingga
kematin.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kontras
1. Definisi Media Kontras
a. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh
pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan
tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan
diperiksa.
b. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik
medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X
(bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis
kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
MICROBAR CAT 2
- Untuk pemeriksaan CT Scan digunakan Oral Barium
- Untuk lambung dan usus hakus digunakan 300 ml suspensi 90 menit
sebelum pemeriksaan CT Scan dan 200 ml waktu pemeriksaan dimulai
- Untuk pemeriksaan colon berikan 500 ml larutan
b) Media Kontras Iodinated (mengandung yodium)
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah
senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak
digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan
ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik
memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan
molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh
larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih banyak
atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi sinar-X
bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis
iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras
ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya
biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa
digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan
secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara
intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally – hampir pada
seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
Adapun pembagiannya :
4
Golongan larut dalam air ( water soluble ) Di bagi
menjadi :
- Pyridone
- Asam alkil sulfonik yodium
- Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi menjadi : Ionik dan Non-Ionik
(1) Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan
positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-
COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media
kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama
lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras,
(a) Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionic yang
memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul.
(b) Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam
benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia
jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media
kontras ionik dimer pertama dibuat.
Contoh media kontras ionik
ANGIOGRAFIN
Komposisi 1 ml Angiografin mengandung 0,65 gr Meglumine
Amidotrizoate( meglumine diatrizoate ) dalam setiap larutan.
Angiografin mempunyai viskositas yang tinggi, serta mempunyai
osmolalitas yang tinggi pula.
Indikasi : Angiografin digunakan untuk Intravenus urografi, Retrograde
Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal dan Ekstremitas angiografi,
Plebografi, Computerize Tomography (CT).
Kontra indikasi :Angiografin tidak baik digunakan untuk Myelografi,
Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa menimbulkan neurotoksis
(2) Bahan Kontras Non-ionik.
Susunan kimia media kontras non-ionik yang sudah tidak dijumpai lagi
adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras
ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam
5
bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga
memiliki karakteristik tersendiri.
(a) Bahan kontras Non-ionik Monomer
Dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik
yaitu amida (-CONH2). Contoh kontras media Non-ionik Manomer :
Iopamidol, Iohexol, Iopromide, Ioversol, Iopentol.
(b) Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian
pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal
non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan
perbandingan iodium terhadap partikel media kontras.
Contoh media kontras non ionik:
IOPAMIRO
Iopamiro merupakan jenis kontras media non ionik. Iopamiro mempunyai
jenis molekul benzine dikarboxamide monomerik. Tekanan osmotik yang
rendah, sifat non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang rendah
merupakan toleransi dari Iopamiro.
Indikasi :
1. Kasus neurologis (Myeloradikulografi, Sisternografi, dan
Ventrikulografi).
2. Kasus Angiografi (Cerebral Angiografi, Coronoriarteriografi, Thorasic
aortografi, Abdominal aortografi, DSA)
3. Kasus urografi (Intravena urografi, kontras enhancement pada CT
Scanning, Artrografi, Fistulografi)
Kontra indikasi: Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada
pemakain Iopamiro, kecuali waldenstrom’s, macroglobulinemia, multiple
myeloma serta penyakit hati dan ginjal.
Golongan tidak larut dalam air ( oil soluble )
- Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy-seed, sesame-seed)
- Digunakan untuk arthrografi, histerosalpingografi, limfografi, fistulografi,
mielografi
- Kekurangan:
6
Eliminasi sangat lamat, dalam tubuh untuk waktu lama Dapat
mengakibatkan peradangan menings (mielografi) Dapat mengakibatkan
emboli pulmoner (limfografi)
- Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostik selesai dilakukan.
7
Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium,
dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media
dipanaskan pada temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.
8
B. Pemeriksaan Radiologi dengan Kontras
1. Pencitraan Traktus Urogenital.
a. Pyelografi Intravena
Pyelografi intravena merupakan sebuah pemeriksaan radiolografik dimana fungsi
anatomis dan fisiologis dari traktus urinarius dapat dievaluasi secara kualitatif
melalui pengambilan foto secara serial pada abdomen dan pelvis setelah
penginjeksian kontras iodin secara intravena.
Sebelum melakukan pyelografi intravena, terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh pasien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kadar ureum dan
kreatinin dalam batas normal (ureum: 20 – 40 mg/dl, kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl),
diet rendah serat : selama satu atau dua hari. Lalu, malam sebelum pemeriksaan:
laksatif untuk mengurangi feses dan puasa selama 6- 10 jam (dehidrasi ringan).
Tidak merokok dan tidak banyak bicara sebelum pemeriksaan dilakukan, dan
melakukan Skin Test. Hal ini dilakukan karena akan dimasukkan kontras ke dalam
darah pasien.
Adapun kontras yang digunakan adalah iodine. Kontras mengandung iodine karena
iodine dapat mengatenuasi radiasi, menahan sinar rontgen yang mengenai organ
sehingga ada perbedaan kontras pada film yang tersinar/terexpose. Terdapat dua
jenis kontras iodine yang dapat digunakan, yaitu ionic dan non ionic.
Indikasi dilakukannya pyelografi intravena diantaranya adalah:
o Evaluasi pasien dengan kecurigaan obstruksi ureter.
o Penilaian integritas dari sistem urinarius.
o Penilaian dari kemungkinan adanya kelainan kongenital.
o Penilaian terhadap kemungkinan terjadinya lesi traktus urinarius bagian atas
yang mungkin merupakan penyebab terjadinya hematuria.
o Evaluasi mengenai batu pada traktus urinarius.
Teknik pemeriksaan pyelografi intravena mencakup penilaian foto
abdomen dan penilaian foto serial pyelografi intravena. Berikut penjabaran dari
penilaian foto pyelografi intravena:
1. Foto polos abdomen / BNO
- Menilai persiapan
- Menilai kontur ginjal dan bayangan
2. Foto menit ke 5 dan ke 10 (fase nefrogram-opasifikasi pelviokalises):
- Menilai anatomi pelviokalises dan fungsi sekresi - ekskresi ginjal
9
- Pasien dikompresi diatas simfisis pubis agar ureter terbendung dan
struktur anatomi pelviokalises dan ureter terlihat lebih jelas
Tidak dilakukan kompresi ureter pada :
- Akut abdomen
- Post operasi abdomen
- Massa abdomen yang besar
- Aneurisma aorta
Gambar: Foto menit ke 5 dan menit ke 10, Foto tanpa kompresi dan dengan kompresi.
3. Foto menit ke 20 :
- Melihat aliran ureter dan pengisian vesika urinaria
- Jika kedua atau salah satu sistem pelviokalises belum terlihat ditunggu sampai
menit ke 60 dan kemudian menit ke 120 sampai 24 jam.
10
Pengisian pelviokalises yang terlambat pada : overhidrasi, penurunan fungsi ginjal,
hipotensi, jumlah kontras yang kurang.
4. Foto menit ke 30 :
- Untuk melihat ureter secara keseluruhan dan dinding anterior vesika urinaria
- Pasien posisi pronasi
11
b. Cystography
Cystografi pencitraan buli-buli dengan memakai kontras, dimana dapat
dilakukan beberapa cara antara lain: (1) melalui foto IVP, (2) memasukkan
kontras melalui kateter uretra langsung ke buli-buli, dan (3) memasukkan
kontras melalui kateter sistostomi atau melalui pungsi suprapubik.
Dari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah didalam
buli-buli yang ditunjukkan oleh adanya filling defect, adanya robekan buli-buli
yang terlihat sebagai ekstravasasi kontras keluar dari buli-buli yang lain.
Pemeriksaan ini dapat untuk menilai adanya inkontinensia stress pada wanita
dan untuk menilai adanya refluks vesiko-ureter.
Persiapan: Rektum dikosongkan kecuali pada keadaan akut
Indikasi: Tumor vesika urinaria, Ruptur vesika urinaria, Divertikel, Neurogenic
bladder, Hipertrofi prostat, Sistitis kronik, Tumor-tumor vesika urinaria
Kontraindikasi: Infeksi akut saluran kemih
c. Uretrografi
Pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan menggunakan media kontras
positif yang diinjeksikan ke uretra proksimal secara retrograde.
Tujuan: Untuk melihat anatomi, fungsi dan kelainan uretra.
Indikasi: Striktur, retensi urine, kelainan kongenital, Fistula,Tumor, Batu Uretra.
Kontra indikasi: Infeksi akut, radang uretritis akut, radang prostat, pemderita
terdapat riwayat alergi kontras.
12
d. Uretrocystography
Pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi dari uretra dan vesica urinaria yang
mengalami gangguan berupa penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan
gangguan pada uretra dan vesica urinaria. Bertujuan untuk melihat kelainan pada
uretra pars cavernosa, pars membranacea, dan pars prostatica serta VU dengan
cara memasukkan kontras melalui kateter atau dapat juga melalui pungsi
(menusuk) suprapubik.
Stricture urethra
e. Retrograd Pielography (RPG)
13
Tujuan: Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian proximal,
Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang kurang
akurat/metode retrograd pyelografi tidak memungkinkan, Untuk menunjukkan
gambar pelvis renalis dan ureter, Menunjukkan obstruksi ureter akibat batu
Indikasi pemeriksaan: Nephrolitiasis, Urethrolitiasis,
Pyelonephritis,Hydronephritis
14
Fistula Trakheo-Esofagei
Fistula Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara esofagus dan trakhea.
Pada bayi ini, saat pertama kali diberi minum ASI akan terjadi refleks batuk dan
muntah. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO4 karena
tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trakea menuju paru-paru dan merangsang
terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut dalam air, seperti:
dionosil, gastrografin.
Ulkus Esofagus
Ulkus esofagus merupakan ulkus pada dinding esofagus yang disebabkan oleh asam
lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Pembentukan ulkus juga berhubungan
dengan bakteri H. Pylori di lambung, obat-obat anti inflamasi, dan merokok. Nyeri
pada ulkus biasanya tidak berhubungan dengan luas atau beratnya lesi. Dapat
dijumpai dalam bentuk bentuk: additional defect , star formation, dan spastik
(mengkerut).
Divertikula Esofagus
Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat gambaran additional defect berupa
kantong-kantong pada dinding esofagus. Divertikula disebabkan oleh traction atau
tarikan keluar, yaitu bila ada radang/abses yang sudah sembuh dan kemudian terjadi
15
jaringan fibrotik. Jaringan fibrotik inilah yang akan menarik dinding esofagus.
Selain itu divertikula dapat disebabkan oleh pulsion atau dorongan dari dalam, yaitu
jika ada proses radang atau benda asing yang tidak diambil setelah beberapa bulan.
Spasme Esofagus
Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda.
Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan
anatomis. Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus.
Sriktur Esofagus
Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran pada
foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur dengan
spasme dapat diberikan muscle relaxan (buscopan i.v). jika melebar berarti spasme
sedangkan bila tetap kecil atau sempit berarti striktura. Selain itu pada striktura,
dinding tidak licin. Penyebab striktur esofagus dapat berupa peradangan, trauma,
atau proses keganasan.
16
Achalasia Esofagus
Striktura dengan kelainan anatomis kongenital. Kelainan terjadi pada Pleksus
Aeurbachi Mesentericus, bila letaknya lebih bawah disebut achlasia gastrik.Terdapat
gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltik dan dilatasiregio
diatas bagian yang aganglionik. Kelainan ini mirip dengan megakolon kongenital.
Varises Esofagus
Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis hepatis, gizi buruk, kurus,
dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esofagus. Terjadi
susunan yang berbentuk batu bata disebut cobble stone appearance. Terdapat filling
defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap.
Caranya lubang hidung ditutup kemudian berusaha mengeluarkan nafas sehingga
rongga Thoraks membesar, akibatnya vasa esofagus juga membesar sehingga
tampak gambaran cobble stone appearance.
17
Varises esofagus disebabkan oleh Hipertensi portal. Di sini tekanan menjadi
meningkat sehingga terjadi bendungan sirkulasi portal dan cabang-cabang
berikutnya membentuk lingkaran yang memberi gambaran bentuk cacing (worm
like). Varises esofagus merupakan komplikasi tersering dari sirosis hepatis.
18
Foto single-contrast barium enema dan double-contrast barium enema
Barium merupakan zat yang kering, berwarna putih, dan seperti kapur. Ketika
akan digunakan sebagai kontras, barium akan dicampur dengan air sebelum
dimasukkan ke dalam kolon via rektum. Setelah masuk ke dalam kolon, barium akan
melapisi permukaan dalam kolon sehingga dinding kolon dapat tervisualisasi dan
dinilai.
Barium enema digunakan untuk menilai struktur dan abnormalitas fungsi dari
kolon termasuk rektum. Indikasi pemeriksaan barium enema adalah penyakit Crohn,
massa dan obstruksi kolon, kanker, penurunan berat badan yang sulit dijelaskan,
perubahan pola pergerakan usus, dan irritable bowel syndrome. Kontraindikasi
pemeriksaan barium enema adalah colitis ulseratica yang berat, perforasi kolon,
kehamilan, megakolon toksik, dan sakit perut akut.
Terdapat persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan
barium enema. Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien hanya boleh meminum cairan
yang jernih, seperti air, teh, kopi, jus tanpa serat buah. Pasien diinstruksikan untuk
meminum laksatif sehari sebelum dan per rektal 90 menit sebelum dilakukannya
pemeriksaan.
C. Apendikogram
Teknik radiografi untuk menunjukkan anatomi appendiks menggunakan media
kontras positif Barium Sulfat yang dapat membantu melihat terjadinya sumbatan atau
skibala.
19
Tujuan: • Melihat lumen dan mukosa appendik, Penebalan dinding mukosa appendik,
Penyempitan lumen appendik, Sumbatan usus oleh fekalit, Kontras dengan mengisi
lumen (filling), mengisi sebagian (partial filling), tidak dapat mengisi (non-filling)
Indikasi: Appendicitis akut atau kronis
Kontraindikasi: Hamil dan • Pasien yang dicurigai adanya perforasi
Temuan appendicogram pada appendicitis :
Non filling appendiks
Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran edema mukosa
yang disebabkan oleh karena inflamasi akut
Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22