Anda di halaman 1dari 26

Referat

Kontras dalam Radiologi

Disusun oleh:
Ma’rifahtul Khasanah 04054821820074

Pembimbing:
Dr. Musla Ningsih, Sp. Rad. M.Kes

BAGIAN/ DEPARTEMEN RADIOLOGI


RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Referat

Kontras dalam Radiologi

Oleh :
Ma’rifahtul Khasanah, S.Ked 04054821820074

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Bagian/Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Periode 17 Januari 2019 − 04 Februari 2019

Palembang, Januari 2019

Dr. Musla Ningsih, Sp. RAD, M.Kes.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Kontras dalam Radiologi”. Referat ini disusun sebagai salah satu syarat
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Radiologi RSUP DR. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Musla
Ningsih, SpRAD,M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama
penulisan dan penyusunan referat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi manfaat dan pelajaran
bagi kita semua.

Palembang, Januari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 2
BAB 3 SIMPULAN ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Radiologi merupakan suatu cabang ilmu medis yang mendalami ilmu pencitraan
sebagai sarana untuk menegakkan diagnosis, yang lazimnya dikenal sebagai radiologi
diagnostik. Sekarang ini radiologi juga dapat menjadi sarana dalam mentatalaksana suatu
penyakit, yang lazimnya dikenal sebagai radiologi intervensi.
Radiologi dalam tujuannya untuk menegakkan diagnosis menggunakan berbagai
variasi modalitas pencitraan, seperti radiografi sinar X, ultrasound, computed tomography,
magnetic resonance imaging, dan ilmu radionuklir yang menggunakan modalitas pencitraan
positron emission tomography.
Jenis pemeriksaan dengan sinar roentgen (sinar X) terdiri dari dua macam yaitu
pemeriksaan sinar tembus (fluoroskopi;doorlitchting) dan pemeriksaan foto roentgen
(radiografi). Pada pemeriksaan roentgen dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan
rontgen dasar yang meliputi pemeriksaan rontgen tanpa kontras dan dengan bahan kontras
serta pemeriksaan rontgen khusus yang meliputi pemeriksaan arteriografi, pemeriksaan
flebografi, pemeriksaan angiokardiografi, pemeriksaan embolisasi, pemeriksaan
ventrikulografi, dan lainnya. Pemeriksaan rontgen khusus ini diperlukan alat rontgen yang
khusus.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostij medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi
sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras
negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Media kontras yang dipergunakan untuk keperluan radiografi adalah suatu bahan yang
sangat radiopak atau radiolusen apabila berinterkasi dengan sinar X, sehingga dapat
membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya.
Media kontras ini dapat menyebabkan komplikasi mulai dari komplikasi ringan,
sedang hingga berat seperti edema laring, trombosis pembuluh darah, henti jangtung hingga
kematin.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kontras
1. Definisi Media Kontras
a. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh
pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan
tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan
diperiksa.
b. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik
medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X
(bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis
kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.

2. Fungsi Media Kontras


Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan
fungsi organ yang diperiksa.
Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a. Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran kemih).
b. Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal).
c. Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran empedu).
d. Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).

3. Klasifikasi Media Kontras


a. Jenis-jenis kontras media
Media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif dan media
kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras
yang memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi, sedangkan
media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-X memberikan
efek gambaran lucent (hitam) dalam citra radiografi.
2
Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic
Resonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi
mengubah sifat-sifat magnetik dari inti hidrogen yang menyerap bahan kontras
tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.
- Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah). Contoh kontras media
negatif adalah udara, CO2 dan gas lainnya.
- Kontras media positif (mempunyai nomor atom tinggi).
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam
pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain
yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi
penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen. Berikut
merupakan contoh media kontras positif :
a) Media Kontras Non – Iodinated (Barium sulfat)
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini
dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat
campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran
pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan,
bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces. Adapun cirri-cirinya :
Contoh (BaSO4O) garam tidak larut air
Menggunakan stabilizer à mencegah suspense terurai
Ditambahkan zat perasa (oral)
Dapat secara oral atau rectal (enema) Ekskresi
via feses
- Merupakan nama dagang dari barium sulfat (Ba SO4) yang memberikan opasitas
pada saluran cerna atas (farings, oesofagus), saluran cerna tengah (lambung,
duodenum) dan saluran cerna bawah (usus kecil, usus besar)
- Microbar paste 100% w/v dengan aroma buah digunakan untuk pemeriksaan saluran
cerna ats. Cara pemberiannya 2-3 sdm untuk pelekatan mukosa oesofagus. Contras
Media diletakkan dalam mulut dan menelannya perlahan-lahan
Microbar powder / suspension 95% w/v dengan aroma vanila digunakan untuk
pemerikasaan saluran cerna bagian tengah (lambung dan duodenum), dosis 30-120 ml
diencerkan dengan air 80 ml.
- Microbar HD (kontras ganda) 100% w/v digunakan untuk saluran cerna bagian
tengah
3
- Microbar HD merupakan kemasan gabuangan yang terdiri dari Microbar HD
300 gr, Microbar gas 4 gr yang terdiri dari microbar acid 1,6 gr dan microbar base
2,4 gr Microbar acid terdiri dari 1,4 gr asam sitrat dan asam tartarat 0,1 gr.
Sedangkan microbar base terdiri dari 2 gr sodium bicarbonat dan 0,16 gr kalsiun
karbonat
- Microbar RT (rapid transit) digunakan untuk pemeriksaan usus kecil, waktu
pemeriksaan 30 menit. Dan dapat menghasilkan gas CO2 selama reaksi yang
disebut double contrast
- Microbar for Enema Disposable Kit digunakan untuk pemeriksaan colon
melalui anus, proses pemeriksaannya bersih (karena menggunakan kit)

MICROBAR CAT 2
- Untuk pemeriksaan CT Scan digunakan Oral Barium
- Untuk lambung dan usus hakus digunakan 300 ml suspensi 90 menit
sebelum pemeriksaan CT Scan dan 200 ml waktu pemeriksaan dimulai
- Untuk pemeriksaan colon berikan 500 ml larutan
b) Media Kontras Iodinated (mengandung yodium)
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah
senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak
digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan
ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik
memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan
molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh
larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih banyak
atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi sinar-X
bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis
iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras
ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya
biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa
digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan
secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara
intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally – hampir pada
seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
Adapun pembagiannya :
4
 Golongan larut dalam air ( water soluble ) Di bagi
menjadi :
- Pyridone
- Asam alkil sulfonik yodium
- Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi menjadi : Ionik dan Non-Ionik
(1) Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan
positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-
COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media
kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama
lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras,
(a) Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionic yang
memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul.
(b) Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam
benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia
jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media
kontras ionik dimer pertama dibuat.
Contoh media kontras ionik
ANGIOGRAFIN
Komposisi 1 ml Angiografin mengandung 0,65 gr Meglumine
Amidotrizoate( meglumine diatrizoate ) dalam setiap larutan.
Angiografin mempunyai viskositas yang tinggi, serta mempunyai
osmolalitas yang tinggi pula.
Indikasi : Angiografin digunakan untuk Intravenus urografi, Retrograde
Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal dan Ekstremitas angiografi,
Plebografi, Computerize Tomography (CT).
Kontra indikasi :Angiografin tidak baik digunakan untuk Myelografi,
Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa menimbulkan neurotoksis
(2) Bahan Kontras Non-ionik.
Susunan kimia media kontras non-ionik yang sudah tidak dijumpai lagi
adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras
ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam
5
bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga
memiliki karakteristik tersendiri.
(a) Bahan kontras Non-ionik Monomer
Dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik
yaitu amida (-CONH2). Contoh kontras media Non-ionik Manomer :
Iopamidol, Iohexol, Iopromide, Ioversol, Iopentol.
(b) Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian
pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal
non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan
perbandingan iodium terhadap partikel media kontras.
Contoh media kontras non ionik:
IOPAMIRO
Iopamiro merupakan jenis kontras media non ionik. Iopamiro mempunyai
jenis molekul benzine dikarboxamide monomerik. Tekanan osmotik yang
rendah, sifat non ionik dari molekul serta kemotoksitas yang rendah
merupakan toleransi dari Iopamiro.
Indikasi :
1. Kasus neurologis (Myeloradikulografi, Sisternografi, dan
Ventrikulografi).
2. Kasus Angiografi (Cerebral Angiografi, Coronoriarteriografi, Thorasic
aortografi, Abdominal aortografi, DSA)
3. Kasus urografi (Intravena urografi, kontras enhancement pada CT
Scanning, Artrografi, Fistulografi)
Kontra indikasi: Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada
pemakain Iopamiro, kecuali waldenstrom’s, macroglobulinemia, multiple
myeloma serta penyakit hati dan ginjal.
 Golongan tidak larut dalam air ( oil soluble )
- Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy-seed, sesame-seed)
- Digunakan untuk arthrografi, histerosalpingografi, limfografi, fistulografi,
mielografi
- Kekurangan:

6
Eliminasi sangat lamat, dalam tubuh untuk waktu lama Dapat
mengakibatkan peradangan menings (mielografi) Dapat mengakibatkan
emboli pulmoner (limfografi)
- Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostik selesai dilakukan.

4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kontras, berikut


pengaruhnya
a. Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan,
sehingga memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran.
Dapat dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per
kilogram Air (H2O) pada suhu 37°C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi
oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari. Jumlah partikel dan
konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar
daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua
partikel (kation dan anion) sehingga osmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas
berpengaruh terhadap toleransi kontras media pada tubuh. Makin tinggi tekanan
osmotik , maka makin buruk toleransi kontras media tersebut terhadap tubuh.
b. Protein Binding
Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein).
Bertambah tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan
tersebut terhadap tubuh atau sebaliknya.
c. Lipophylisity
Adalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ),
bertambah tinggi lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi
bahan kontras media atau sebaliknya
d. Viscosity ( kekentalan )
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam
standar tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan
kekuatan yang diperlukan untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan
penyuntikan. Pada katerisasi diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan biasanya,
sehingga kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah viscositynya.

7
Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium,
dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media
dipanaskan pada temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.

5. Jalur Pemberian Media Kontras


a. Pemberian Media Kontras per oral (barium meal)
Yakni pemberian media kontras per oral atau melalui mulut pasien dengan cara
meminum atau menelen media kontras, umumnya media kontras barium sulfat.
b. Pemberian Media Kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus)
Yakni pemberian media kontras melalui dubur atau anus dalam bentuk media kontras
dimasukan melalui dubur layaknya enema dengan bantuan rectal kateter.
c. Pemberian Media Kontras intravascular (umumnya media kontras iodium)
Yakni pemberian media kontras melalui injeksi intra vascular (i.v), biasanya bahan
kontras yang berbasis iodium
d. Pemberian Media Kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)
Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya
disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk
memasukan media kontras.

6. Komplikasi akibat pemakaian media kontras dan penganggualangnnya.


Komplikasi ini terdiri atas tiga golongan:
a. komplikasi ringan seperti rasa panas, bersin-bersin mual dan rasa gatal
b. komplikasi sedang seperti urtikaria, kulit kemerahan, muntah-muntah, sesak nafas,
dan hipotensi
c. komplikasi berat seperti edema laring, trombosis pembuluh darah, henti jantung
hingga kematian.
Penanggulangan komplikasi ringan kadang tidak memerlukan pengobatan tetapi apabila
sangat progresif dapat diperlukan antihistamin, sedangkan panganganan komplikasi
berat dapat diberikan antihistamin, kortikosteroid ataupun terapi simtomastis sesuai
gejala yang muncul. Pada kasus komplikasi berat maka diperlukan tindakan resusitasi
sesuai gejala yang ada.

8
B. Pemeriksaan Radiologi dengan Kontras
1. Pencitraan Traktus Urogenital.
a. Pyelografi Intravena
Pyelografi intravena merupakan sebuah pemeriksaan radiolografik dimana fungsi
anatomis dan fisiologis dari traktus urinarius dapat dievaluasi secara kualitatif
melalui pengambilan foto secara serial pada abdomen dan pelvis setelah
penginjeksian kontras iodin secara intravena.
Sebelum melakukan pyelografi intravena, terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh pasien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kadar ureum dan
kreatinin dalam batas normal (ureum: 20 – 40 mg/dl, kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl),
diet rendah serat : selama satu atau dua hari. Lalu, malam sebelum pemeriksaan:
laksatif untuk mengurangi feses dan puasa selama 6- 10 jam (dehidrasi ringan).
Tidak merokok dan tidak banyak bicara sebelum pemeriksaan dilakukan, dan
melakukan Skin Test. Hal ini dilakukan karena akan dimasukkan kontras ke dalam
darah pasien.
Adapun kontras yang digunakan adalah iodine. Kontras mengandung iodine karena
iodine dapat mengatenuasi radiasi, menahan sinar rontgen yang mengenai organ
sehingga ada perbedaan kontras pada film yang tersinar/terexpose. Terdapat dua
jenis kontras iodine yang dapat digunakan, yaitu ionic dan non ionic.
Indikasi dilakukannya pyelografi intravena diantaranya adalah:
o Evaluasi pasien dengan kecurigaan obstruksi ureter.
o Penilaian integritas dari sistem urinarius.
o Penilaian dari kemungkinan adanya kelainan kongenital.
o Penilaian terhadap kemungkinan terjadinya lesi traktus urinarius bagian atas
yang mungkin merupakan penyebab terjadinya hematuria.
o Evaluasi mengenai batu pada traktus urinarius.
Teknik pemeriksaan pyelografi intravena mencakup penilaian foto
abdomen dan penilaian foto serial pyelografi intravena. Berikut penjabaran dari
penilaian foto pyelografi intravena:
1. Foto polos abdomen / BNO
- Menilai persiapan
- Menilai kontur ginjal dan bayangan
2. Foto menit ke 5 dan ke 10 (fase nefrogram-opasifikasi pelviokalises):
- Menilai anatomi pelviokalises dan fungsi sekresi - ekskresi ginjal
9
- Pasien dikompresi diatas simfisis pubis agar ureter terbendung dan
struktur anatomi pelviokalises dan ureter terlihat lebih jelas
Tidak dilakukan kompresi ureter pada :
- Akut abdomen
- Post operasi abdomen
- Massa abdomen yang besar
- Aneurisma aorta

Gambar: Foto menit ke 5 dan menit ke 10, Foto tanpa kompresi dan dengan kompresi.

3. Foto menit ke 20 :
- Melihat aliran ureter dan pengisian vesika urinaria
- Jika kedua atau salah satu sistem pelviokalises belum terlihat ditunggu sampai
menit ke 60 dan kemudian menit ke 120 sampai 24 jam.

10
Pengisian pelviokalises yang terlambat pada : overhidrasi, penurunan fungsi ginjal,
hipotensi, jumlah kontras yang kurang.
4. Foto menit ke 30 :
- Untuk melihat ureter secara keseluruhan dan dinding anterior vesika urinaria
- Pasien posisi pronasi

Gambar: Foto menit ke 20 dan menit ke 30.


5. Foto vesika urinaria penuh (full blast) :
Untuk menilai keadaan ureter distal dan vesika urinaria.
6.Foto setelah miksi (post voiding/post miksi) :
Untuk mengetahui adanya bendungan/refluks pada ureter yang ditandai dengan adanya
sisa kontras dan adanya gangguan pengeluaran urin (stasis urin).

Gambar. Foto saat vesika urinaria penuh dan post void.

11
b. Cystography
Cystografi pencitraan buli-buli dengan memakai kontras, dimana dapat
dilakukan beberapa cara antara lain: (1) melalui foto IVP, (2) memasukkan
kontras melalui kateter uretra langsung ke buli-buli, dan (3) memasukkan
kontras melalui kateter sistostomi atau melalui pungsi suprapubik.
Dari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah didalam
buli-buli yang ditunjukkan oleh adanya filling defect, adanya robekan buli-buli
yang terlihat sebagai ekstravasasi kontras keluar dari buli-buli yang lain.
Pemeriksaan ini dapat untuk menilai adanya inkontinensia stress pada wanita
dan untuk menilai adanya refluks vesiko-ureter.
Persiapan: Rektum dikosongkan kecuali pada keadaan akut
Indikasi: Tumor vesika urinaria, Ruptur vesika urinaria, Divertikel, Neurogenic
bladder, Hipertrofi prostat, Sistitis kronik, Tumor-tumor vesika urinaria
Kontraindikasi: Infeksi akut saluran kemih

c. Uretrografi
Pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan menggunakan media kontras
positif yang diinjeksikan ke uretra proksimal secara retrograde.
Tujuan: Untuk melihat anatomi, fungsi dan kelainan uretra.
Indikasi: Striktur, retensi urine, kelainan kongenital, Fistula,Tumor, Batu Uretra.
Kontra indikasi: Infeksi akut, radang uretritis akut, radang prostat, pemderita
terdapat riwayat alergi kontras.

Kriteria : Tampak tulang pelvis, ilium,


ischium, sacrum dan symphisis pubis.
Tampak rongga pelvis, tampak kandung
kemih dan uretra yang terisi media
kontras dengan kandung kemih

12
d. Uretrocystography
Pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi dari uretra dan vesica urinaria yang
mengalami gangguan berupa penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan
gangguan pada uretra dan vesica urinaria. Bertujuan untuk melihat kelainan pada
uretra pars cavernosa, pars membranacea, dan pars prostatica serta VU dengan
cara memasukkan kontras melalui kateter atau dapat juga melalui pungsi
(menusuk) suprapubik.

Stricture urethra
e. Retrograd Pielography (RPG)

Pencitraan system urinaria bagian atas (dari


ginjal hingga ureter) dengan cara memasukkan
bahan kontras radio-opak langsung melalui
kateter ureter yang dimasukan transuretra.
Pemeriksaan ini di kerjakan bila pada IVP
gambaran ginjal tidak nampak (avisualized/non
fungsi).
Tujuan: Melihat SPC dan ureter, dapat pula
untuk melihat “fistula”.
Indikasi: Jika ada kontra indikasi pembuatan
foto PIV atau, PIV belum bias menjelaskan
keadaan ginjal maupun ureter, antara lain pada
ginjal non visualized.

f. Antegrad Pyelografi (APG)


Pencitraan system urinaria bagian atas dengan cara memasukkan kontras melalui
system saluran (kaliks) ginjal. Bahan kontras dimasukkan melalui kateter
nefrostomi yang sebelumnya sudah tepasang, atau dapat pula dimasukkan melalui
pungsi pada kaliks ginjal.

13
Tujuan: Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian proximal,
Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang kurang
akurat/metode retrograd pyelografi tidak memungkinkan, Untuk menunjukkan
gambar pelvis renalis dan ureter, Menunjukkan obstruksi ureter akibat batu
Indikasi pemeriksaan: Nephrolitiasis, Urethrolitiasis,
Pyelonephritis,Hydronephritis

Terlihat gambaran ginjal yang tidak terpotong dan


gambaran dimulai dari nefron sampai blass tetapi tidak
ada rentang waktu seperti pemeriksaan BNP-IVP.

2. Pencitraan Traktus Digestif.


a. Oesofagografi
Oesafagografi merupakan pemeriksaan dengan memasukkan bahan kontras.
Umumnya dilakukan dengan bahan kontras tunggal (+) tetapi dapat dilakukan juga
dengan kontras ganda. Oesafaogografi ialah pemeriksaan sinar-X yang digunakan
unutk menentukan anatomi dan traktur digestif bagian atas.
Tujuan Esofagografi: Untuk menilai kelainan fungsi dan anatomis yang terdapat
pada esofagus.
Atresia Esofagus
Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman pertama kali pada saat bayi
lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah. Pada esofagografi akan tampak
esogafus yang buntu.

14
Fistula Trakheo-Esofagei
Fistula Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara esofagus dan trakhea.
Pada bayi ini, saat pertama kali diberi minum ASI akan terjadi refleks batuk dan
muntah. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO4 karena
tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trakea menuju paru-paru dan merangsang
terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut dalam air, seperti:
dionosil, gastrografin.

Ulkus Esofagus
Ulkus esofagus merupakan ulkus pada dinding esofagus yang disebabkan oleh asam
lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Pembentukan ulkus juga berhubungan
dengan bakteri H. Pylori di lambung, obat-obat anti inflamasi, dan merokok. Nyeri
pada ulkus biasanya tidak berhubungan dengan luas atau beratnya lesi. Dapat
dijumpai dalam bentuk bentuk: additional defect , star formation, dan spastik
(mengkerut).

Divertikula Esofagus
Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat gambaran additional defect berupa
kantong-kantong pada dinding esofagus. Divertikula disebabkan oleh traction atau
tarikan keluar, yaitu bila ada radang/abses yang sudah sembuh dan kemudian terjadi

15
jaringan fibrotik. Jaringan fibrotik inilah yang akan menarik dinding esofagus.
Selain itu divertikula dapat disebabkan oleh pulsion atau dorongan dari dalam, yaitu
jika ada proses radang atau benda asing yang tidak diambil setelah beberapa bulan.

Spasme Esofagus
Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda.
Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan
anatomis. Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus.

Sriktur Esofagus
Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran pada
foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur dengan
spasme dapat diberikan muscle relaxan (buscopan i.v). jika melebar berarti spasme
sedangkan bila tetap kecil atau sempit berarti striktura. Selain itu pada striktura,
dinding tidak licin. Penyebab striktur esofagus dapat berupa peradangan, trauma,
atau proses keganasan.

16
Achalasia Esofagus
Striktura dengan kelainan anatomis kongenital. Kelainan terjadi pada Pleksus
Aeurbachi Mesentericus, bila letaknya lebih bawah disebut achlasia gastrik.Terdapat
gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltik dan dilatasiregio
diatas bagian yang aganglionik. Kelainan ini mirip dengan megakolon kongenital.

Varises Esofagus
Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis hepatis, gizi buruk, kurus,
dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esofagus. Terjadi
susunan yang berbentuk batu bata disebut cobble stone appearance. Terdapat filling
defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap.
Caranya lubang hidung ditutup kemudian berusaha mengeluarkan nafas sehingga
rongga Thoraks membesar, akibatnya vasa esofagus juga membesar sehingga
tampak gambaran cobble stone appearance.

17
Varises esofagus disebabkan oleh Hipertensi portal. Di sini tekanan menjadi
meningkat sehingga terjadi bendungan sirkulasi portal dan cabang-cabang
berikutnya membentuk lingkaran yang memberi gambaran bentuk cacing (worm
like). Varises esofagus merupakan komplikasi tersering dari sirosis hepatis.

b. Barium enema / Colon in loop


Barium enema merupakan pemeriksaan saluran pencernaan bawah dimana barium
sulfat dan/atau udara dimasukkan ke dalam colon melalui rectal tube. Pemeriksaan
barium dan udara (double-contrast study) digunakan untuk menilai penyakit
intralumen dan mukosal, seperti ulcus kecil dan polip, sedangkan Single-contrast
study hanya menggunakan barium saja. Bila dicurigai perforasi lower GIT, digunakan
water-soluble contrast media. Penting untuk mengosongkan kolon dulu sebelum
dilakukan pemeriksaan.

18
Foto single-contrast barium enema dan double-contrast barium enema
Barium merupakan zat yang kering, berwarna putih, dan seperti kapur. Ketika
akan digunakan sebagai kontras, barium akan dicampur dengan air sebelum
dimasukkan ke dalam kolon via rektum. Setelah masuk ke dalam kolon, barium akan
melapisi permukaan dalam kolon sehingga dinding kolon dapat tervisualisasi dan
dinilai.
Barium enema digunakan untuk menilai struktur dan abnormalitas fungsi dari
kolon termasuk rektum. Indikasi pemeriksaan barium enema adalah penyakit Crohn,
massa dan obstruksi kolon, kanker, penurunan berat badan yang sulit dijelaskan,
perubahan pola pergerakan usus, dan irritable bowel syndrome. Kontraindikasi
pemeriksaan barium enema adalah colitis ulseratica yang berat, perforasi kolon,
kehamilan, megakolon toksik, dan sakit perut akut.
Terdapat persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan
barium enema. Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien hanya boleh meminum cairan
yang jernih, seperti air, teh, kopi, jus tanpa serat buah. Pasien diinstruksikan untuk
meminum laksatif sehari sebelum dan per rektal 90 menit sebelum dilakukannya
pemeriksaan.

C. Apendikogram
Teknik radiografi untuk menunjukkan anatomi appendiks menggunakan media
kontras positif Barium Sulfat yang dapat membantu melihat terjadinya sumbatan atau
skibala.

19
Tujuan: • Melihat lumen dan mukosa appendik, Penebalan dinding mukosa appendik,
Penyempitan lumen appendik, Sumbatan usus oleh fekalit, Kontras dengan mengisi
lumen (filling), mengisi sebagian (partial filling), tidak dapat mengisi (non-filling)
Indikasi: Appendicitis akut atau kronis
Kontraindikasi: Hamil dan • Pasien yang dicurigai adanya perforasi
Temuan appendicogram pada appendicitis :
Non filling appendiks
Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran edema mukosa
yang disebabkan oleh karena inflamasi akut
Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan

20
BAB III
KESIMPULAN

Radiologi dalam tujuannya untuk menegakkan diagnosis menggunakan berbagai


variasi modalitas pencitraan, seperti radiografi sinar X, ultrasound, computed tomography,
magnetic resonance imaging, dan ilmu radionuklir yang menggunakan modalitas pencitraan
positron emission tomography.
Jenis pemeriksaan dengan sinar roentgen (sinar X) terdiri dari dua macam yaitu
pemeriksaan sinar tembus (fluoroskopi;doorlitchting) dan pemeriksaan foto roentgen
(radiografi). Pada pemeriksaan roentgen dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan
rontgen dasar yang meliputi pemeriksaan rontgen tanpa kontras dan dengan bahan kontras
serta pemeriksaan rontgen khusus. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang
dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga media
yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang
akan diperiksa.
Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi dan memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh
yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa. Media kontras
dibedakan menjadi media kontras positif dan media kontras negatif. Media kontras positif
dibagi lagi menjadi media kontras non iodinated (barium sulfat) dan media kontras iodinated
(mengandung yodium). Media kontras iodinated juga dibagi lagi menjadi golongan larut
dengan air (water soluble) dan golongan tidak larut dengan air ( oil soluble). Dalam
penggunaan media kontras tersebut perlu memperhatikan osmolalitas, protein binding,
lipophylisity, viscosity (kekentalan).
Prosedur memasukkan media kontras tergantung dari pemeriksaan yang dilakukan.
Beberapa cara pemberian media kontras yaitu pemberian media kontras per oral (barium
meal), pemberian media kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus),
pemberian media kontras intravascular (umumnya media kontras iodium), pemberian media
kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally (hampir pada
seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial).
Penggunaan media kontras dalam radiologi dapat diaplikasikan pada pemeriksaan
traktur sigestifus dan traktus urogenital. Dalam penggunaan media kontras dapat
menimbulkan komplikasi muali dari komplikasi ringan,sedang hingga komplikasi berat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bone scan | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org [Internet]. Radiopaedia. [cited


2019 Jan 28]. Available from: http://radiopaedia.org/articles/bone-scan
Bontrager, Keneth L, dan Lampignano, John P. 2010. Textbook of Radiographic
Positioning and Related Anatomy. Seventh edition. St. Louis : Mosby Elsevier.
Glenda J. Bryan. 1979. Diagnostic RadiographyA concise Practical Manual. Longman
Group Limited:Livingstone
Kidney Diagnostics (Renal scintigraphy) | Nuklearmedizin [Internet]. [cited 2019 Jan 28].
Available from: http://radiology.klinik-amring.com/index.php/Nuklearmedizin/kidney-
diagnostics-renal-scintigraphy.html
Noreen & Muriel Chesney. 1988. Care of ThePatient in Diagnostic Radiography.
Blackwell Scientific Publication: London
Sidipratomo,Prijo. 2011. Media Kontras dalam buku Radiologi Diagnostik.Jakarta: Badan
Penerbit FK UI.
Snpoek, Albert M. 2006. Fundamentals of Radiographic Procedures 5th edition. St. Louis :
Sauders Elsevier

22

Anda mungkin juga menyukai