Disusun Oleh:
Dokter Muda Stase Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Periode 29 Juli 2019 – 1 September 2019
Pembimbing:
dr. Diyaz Syauki Ikhsan, Sp.KJ
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ilmiah dengan judul
“Sindrom Alice in Wonderland” untuk memenuhi tugas ilmiah yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya di Departemen
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dr.
Diyaz Syauki Ikhsan, Sp.KJ Selaku pembimbing yang telah membantu
memberikan bimbingan dan masukan sehingga tugas ilmiah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan tugas ilmiah
ini, semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................I
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. II
KATA PENGANTAR .......................................................................................... III
DAFTAR ISI ......................................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN ............. 1ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
2.1 Definisi.....................................................................................................3
2.2 Epidemiologi.............................................................................................3
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Aspek yang menarik dari gejala-gejala ini adalah bahwa penderita telah
dilaporkan mengamati manusia, bukan manusia, benda yang tidak bergerak dan
bahkan benda bergerak, sehingga berbagai gejala juga diyakini termasuk
gangguan pada:3
2
2.2 Epidemiologi
3
tersiksa oleh neuritis kranial dan serebellitis, AIWS, kelumpuhan saraf wajah,
makrosefali progresif serta penyakit ensefalitis yang berkepanjangan. Infeksi
HBV mengakibatkan hasil neurologis yang merugikan pada sejumlah besar anak,
sehingga menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius, serta
kemungkinan bahwa hal itu dapat memainkan peran terhadap patogenesis lesi
hippocampal. EBV menyebabkan mononukleosis infeksius.
Berbagai gejala diikuti oleh aura pada pasien yang menderita migrain
dengan aura (merupakan sekitar 15% dari penderita migrain). Beberapa aura
termasuk:
4
2.3.5 Hallucinogen Persisting Perception Disorder (HPPD)13,16
2.3.6 Depresi17
Teori sebab akibat depresi ini terutama terkait dengan kasus yang
dilaporkan dari seorang pengusaha Jepang berusia 54 tahun yang telah
menunjukkan AIWS dan kemudian mengembangkan gangguan depresi. Tidak ada
temuan fisik yang abnormal pada pasien. Dengan demikian penulis
menyimpulkan bahwa penyakit depresi mungkin bisa berperan dalam
menyebabkan AIWS .
5
2.4 Patofisiologi
6
2.5 Gejala dan Klasifikasi AIWS
7
dan hiperaktivasi lobus parietal ketika mikropsia terjadi20. Episode dapat muncul
beberapa kali di siang hari dan berlangsung kurang dari 24 jam. Sebagian besar,
presentasi bersifat episodik dan beberapa kasus dapat berkembang menjadi
kronis.20
AIWS tidak terdapat dalam klasifikasi utama seperti ICD-10 dan DSM-5.
Dalam diagnosis AIWS ditegakkan dengan pengambilan riwayat yang tepat,
pemeriksaan fisik menyeluruh (termasuk pemeriksaan neurologis dan seringkali
otologis dan/atau oftalmik) sesuaidengan gejala karakteristik AIWS dan
8
kemungkinan penyebabnya. Kasus-kasus dengan kecurigaan berasal dari masalah
pada pusat harus didukung dengan pemeriksaan tambahan termasuk tes
laboratorium darah, EEG, dan pemindaian MRI otak, meskipun kemungkinan
menemukan lesi yang dapat dibuktikan secara umum dianggap rendah.2
9
apa yang diharapkan sesuai keadaan.2 Pengobatan dianggap berguna dan perlu dan
diberikan sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Dalam praktek klinis
sebagian besar melibatkan resep antiepilepsi, profilaksis migrain, antivirus agen,
atau antibiotik. Literatur menunjukkan bahwa antipsikotik jarang diresepkan dan
dalam banyak kasus efektifitasnya dianggap marginal. Apalagi ketika distorsi
dialami sebagai gejala komorbid pada pasien dengan psikosis, itu penting untuk
memperhitungkan kemungkinan bahwa mereka terkadang diinduksi atau
diperburuk oleh antipsikotik karena potensi mereka untuk menurunkan ambang
batas pada aktivitas epilepsi.2 Pemulihan total diperoleh pada 46,7% dari semua
pasien dan pemulihan parsial peroleh 11,3%. Pemulihan penuh jarang didapat
pada kondisi kronis seperti epilepsi dan migrain, tetapi prognosisnya baik.
Tergantung pada kondisi awal, remisi sering cenderung terjadi secara spontan
dalam beberapa jam hingga beberapa hari.2
10
BAB III
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Montrastuc, Francois, et. Al. 2012. An overview of the symptoms and typical
disorders associated with Alice in Wonderland syndrome. Future Meicine
Neuropsychiatry2(4), 281–28
2. Blom, Jan Dirk. 2016. Alice in Wonderland syndrome A systematic review.
American Academy of neurology. (6): 259-270
3. Mastria, Guileo, et al. Review Article: Alice in Wonderland Syndrome: A Clinical
and Pathophysiological Review. Biomed Research Iternational. p. 11-10
4. K. Abe, N. Oda, R. Araki, andM. Igata. 1989. “Macropsia, micropsia, and episodic
illusions in Japanese adolescents,” Journal of the American Academy of
Child&Adolescent Psychiatry. 28 (4) : 493–496
5. A. M. Liu, J. G. Liu, G. W. Liu, and G. T. Liu, 2014. Alice In Wonderland’
Syndrome: Presenting and Follow-Up Characteristics. Pediatric Neurology, 51(3):
317-320.
6. J. D. Blom. 2016. Alice in Wonderland Syndrome: A Systematic review,”
Neurology: Clinical Practice. 10(1): 1212–1225.
7. R. A. Smith, B. Wright, and S. Bennett. 2015. Hallucinations and Illusions In
Migraine In Children And The Alice In Wonderland Syndrome. Archives of
Disease in Childhood. 100(3): 296–298.
8. Osman, Hasan, dan Elmardi Doaa F. 2019. AIWS: Introduction, Overview and
Literature Review. International Journal of Scientific and Research Publication.
9(2): 129-132
9. Liaw SB, Shen EY; 1991; “Alice in Wonderland” syndrome as a presenting
symptom of EBV infection; Pediatr Neurol
10. Rolak LO; 1991; Literary neurologic symptoms: Alice in Wonderland. Arch.
Neurology
11. Colman WS.; 1894; Hallucinations In the Sane Associated with Local Organic
Disease of The Sensory Organs; British Med Journal
12. Benjamin Momo Kadia, Cyril Jabea Ekabe and Ettamba Agborndip. 2017. Primary
Care Challenges Of An Obscure Case Of “Alice In Wonderland” Syndrome In A
Patient With Severe Malaria In A Resource-Constrained Setting: A Case Report.
BMC Infectious Diseases. 10 (7): 22–24
13. Arturo G. Lerner and Shaul Lev ran. 2015. LSD-associated “Alice in Wonderland
Syndrome” (AIWS): A Hallucinogen Persisting Perception Disorder (HPPD) Case
Report. Isr J Psychiatry Relat Sci. 80 (13): 122–124
14. Bayen E, Cleret de Langavant L, Fénelon G. 2012. The Alice in Wonderland
syndrome: An unusual aura in migraine. rev Neurol Journal
15. Zwijnenburg PJ, et. Al. 2002. Alice in Wonderland syndrome: A clinical
presentation of frontal lobe epilepsy. Neuropediatrics Journal . 13 (8): 10–12
16. American Psychiatric Association; 2013; Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, Fifth Edition; DSM-5
17. Masafumi Mizuno, et. al. 1998. Alice in Wonderland Syndrome as a Precursor of
Depressive Disorder. Psychopathology Journal
12
18. Camacho Velasquez JL, Rivero Sanz E, Tejero Juste C, Suller Marti A.2016.
Síndrome de Alicia en el país de las maravillas en patología cerebrovascular.
Neurología. 31(3): 418—420.
19. K. Podoll, H. Ebel, D. Robinson, and U. Nicola,. 2002. Obligatory and facultative
symptoms of the Alice in Wonderland syndrome,” Minerva Medica. 93(4) 287–
293
20. Leonardo PS, Juan SB, Lura MM, Alejandro GN, Maria CM, Natalia P, Jesus DC.
2018. Alice in Wonderland Syndrome (AIWS). A reflection. Columbian Journal of
Anesthesiology. 46(3):143-147.
21. J. R. Lanska and D. J. Lanska. 2013. Alice in wonderland syndrome: somesthetic
vs visual perceptual disturbance. Neurology Journal. 80 (13): 1262–1264
22. Tunç ,Serhata danBaşbuğ, Hamit Serdar. 2017. Alice in Wonderland syndrome: a
strange visual perceptual disturbance. Psychiatry and clinical psychopharmacology.
10 (3): 62–64
13