Oleh:
M. Halis Hermawan, S.Ked
Ayu Dewi Pertiwi, S.Ked
Reynold Andika Yohanata, S.Ked
Siti Raihanati, S.Ked
Pembimbing:
dr. Yanti Fitria, Sp.KJ
Halaman
A. Definisi ............................................................................ 3
B. Epidemiologi ................................................................... 3
C. Etiologi ............................................................................ 4
E. Patofisiologi .................................................................... 5
G. Diagnosis ......................................................................... 8
I. Komplikasi ...................................................................... 9
J. Prognosis ......................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
adanya gejala skizofrenia (gangguan berpikir, delusi, dan halusinasi) dan gejala
afektif (gejala depresif atau manik) atau disebut juga gejala mood yang muncul
bersamaan secara menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain dalam
dan gangguan skizoafektif merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat yang
umum dan sekitar 9% orang dirawat di rumah sakit karena gangguan ini. Di
Indonesia, gangguan skizoafektif ini masih belum dapat diprediksikan dan belum
lebih sering terjadi dibandingkan gangguan bipolar. Prevalensi seumur hidup dari
0,5‐0,8%. Namun, angka tersebut adalah angka perkiraan, pada pria lebih rendah
dari pada wanita. Onset umur pada wanita lebih besar daripada pria. Laki‐laki
1
Menurut ICD-10, gangguan skizoafektif ini dibagi menjadi beberapa tipe,
yaitu tipe manik, tipe depresif, dan tipe campuran. Sebagian diantara pasien ini
skizoafektif tipe manik. Pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif
yang menonjol. Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham,
gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif. Onset
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
atau episode campuran. Gejala yang khas pada pasien skizoafektif tipe campuran
berupa gangguan presepsi atau proses pikir yangpaling khas dan mencolok harus
sudah ada sedikitnya lebih dari samadengan 1 bulan lamanya yaitu halusinasi,
gangguan suasana perasaan yang muncul bersamaan dengan gejala mood seperti
B. Epidemiologi
Serikat dari populasi umum dan sampai sebanyak 9% orang dirawat di rumah
Menurut survey 20 – 30% dari semua yang disebut psikosis endogen (yang
menemukan gangguan skizoafektif pada lebih dari 31% dari semua pasien
3
C. Etiologi
yang lainnya, namun dalam beberapa penelitian skizoafektif juga bisa berkaitan
1. Faktor biologis
lainnya sehingga menjadi suatu tempat potensial untuk patologi primer pasien
skizofrenik.
2. Endokrin
D. Faktor Risiko
4
E. Patofisiologi
Dari sejumlah penelitian ini, daerah otak yang secara konsisten menunjukkan
thalamus dan deformitas thalamus yang serupa dengan pasien skizofrenia, tetapi
deformitas pada area thalamus medius, yang berhubungan dengan sirkuit mood.1
5
F. Manifestasi Klinis
Gejala gangguan skizoafektif bisa bervariasi pada tiap orang, dan bisa dalam
level ringan maupun parah. Gejala yang paling sering terlihat adalah:2,3
1. Tipe Depresif
Perubahan kebiasaan tidur (menjadi jarang tidur atau malah tidur lama
sekali)
Gelisah
Hilang energi
2. Tipe Mania
secara seksual
Berbangga diri
6
Konsentrasi muah pecah
3. Tipe Campuran
Gejala psikotik ditandai oleh abnormalitas dalam bentuk dan isi pikiran, persepsi
dan emosi serta perilaku seperti halusinasi, waham, stupor atau gaduh gelisah.
Delusion (percaya pada hal yang jelas-jelas tidak benar, dan tetap
Ekspresi wajah dan cara berbicara datar, tidak menunjukkan emosi apa-
apa
7
G. Diagnosis
adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu
episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini,
2. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (depresi pasca-
baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F 25.1) atau campuran dari
keduanya (F 25.5). Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif
H. Tata Laksana
tipikal untuk mengatasi gejala skizofrenia, salah satu contoh obat atipikal adalah
clozapine 1x25 mg dan contoh obat tipikal adalah clorpromazine 1x25 mg. Untuk
8
mengatasi gejala bipolar meliputi gejala depresi maupun mania dapat diberikan
obat anti depresi yaitu fluoxetine tablet 1x20 mg dan obat anti mania yaitu lithium
mendukung hal-hal positif yang dimiliki pasien yang dapat dikembangkan saat
ini, memberikan dukungan agar pasien patuh minum obat dan kontrol jika obat
sudah habis. Dapat juga dilakukan terapi keluarga untuk memberikan informasi
tentang gangguan jiwa yang dialami pasien dan bagaimana peran keluarga
I. Komplikasi
banyak ditemukan pada fase depresi, diikuti oleh fase campuran dan fase manik.6
gejala bunuh diri setidaknya sekali dalam perjalanan jangka panjang. Hal ini
9
J. Prognosis
10
BAB III
PENUTUP
gejala psikotik persisten dan terjadi bersama-sama dengan masalah suasana yang
berupa gangguan afektif bipolar. Pasien dengan gangguan ini perlu diawasi,
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi ke‐7. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.
4. Putra AG. Schizoaffective disorder with manic type: a case report. Denpasar:
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2013.
12
13