Disusun oleh :
Sari Nurmalia (210.121.0022)
Pembimbing :
dr. Agustina Sjenny, Sp.KJ
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb.
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
dengan judul Episode Depresi Sedang tepat pada waktunya.
Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik
kesehatan jiwa dan untuk menambah wawasan penulis tentang diagnosis dan
penatalaksanaan gangguan depresi. Penulis menyadari bahwa dalam laporan kasus
ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran untuk penyempurnaan referat
sangat penulis harapkan. Semoga referat ini dapat berguna dan memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... ..................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. ......... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II STATUS PASIEN .................................................................................... 3
2.1 Identitas. ............................................................................................... 3
2.2 Anamnesis ............................................................................................ 3
2.3 Pemeriksaan Psikiatri ........................................................................... 6
2.4 Kesimpulan .......................................................................................... 7
2.5 Diagnosis .............................................................................................. 7
2.6 Penatalaksanaan ................................................................................... 7
2.7 Prognosis .............................................................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN...................................................... ................................ 9
3.1 Diagnosis Kasus Tn.PD ....................................................................... 9
3.2 Depresi ................................................................................................. 10
3.3 Penatalaksanaan Depresi ...................................................................... 22
3.4 Prognosis .............................................................................................. 26
3.5 Luaran Penatalaksanaan ...................................................................... 26
BAB IV PENUTUP...................................................... ......................................... 28
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 28
4.2 Saran .................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
harus
mengintegrasikan
farmakoterapi
dengan
intervensi
ambivalensi
mengenai
1.3 Tujuan
Laporan kasus ini disusun untuk mengetahui dan memahami tentang
kasus Tn. PD, berupa:
1. Diagnosis kasus Tn.PD
2. Penatalaksanaan yang diberikan pada Tn. PD
BAB II
STATUS PASIEN
: Tn. PD
Umur
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku bangsa
: Jawa
Status Marital
: Menikah
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan Terakhir
: Kuli bangunan
Alamat
Pasembon
4/2
sambirejo
Bongorejo,
Kab.
Banyuwangi
Tanggal Pemeriksaan
: 16 November 2016
Nomor RM
: 1528xx
2.2 Anamnesis
Autoanamnesa tanggal
: 16 November 2016
Ny.T
Umur
27 tahun
Istri Tn. PD
Keluhan Utama
Sering merasa sedih
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien (Tn. PD) datang ke Poli Psikiatri RSUD Blambangan dengan
ditemani istri dan anak pasien. Pasien mengeluh sering merasa sedih sejak 3
tahun yang lalu dan memberat sejak seminggu terakhir. Keluhan ini muncul
saat pasien kecapekan saat bekerja. Saat kecapekan bekerja pasien merasakan
pusing, pandangan gelap dan dada terasa berat terutama saat berpindah posisi
dari duduk ke berdiri. Akibat keluhan ini pasien sering merasa sedih dan
cemas akan kesehatan pasien. Pasien takut mati akan penyakitnya yang tidak
kunjung sembuh meskipun sudah berobat sejak 7 bulan ini di RSUD Kediri.
Pasien sempat melakukan Ct-scan untuk memastikan tidak ada masalah di
kepala pasien, dan hasilnya normal. Selain ke poli Psikiatri di RSUD Kediri,
pasien juga berobat ke poli dalam untuk keluhan perut yang sering terasa
perih.
Istri Tn. PD mengeluh pasien sering murung di rumah, kurang
berminat berakitivitas/ bersosialisasi dengan tetangga, merasa kepercayaan
diri pasien berkurang sehinggak kurang mampu bersosialisasi dengan tetangga
dan teman kerja. Selain itu pasien sulit tidur. Sehari-hari pasien bekerja
sebagai kuli bangunan, jika keluhan muncul diantara saat kerja, pasien tidak
bisa menyelesaikan tugasnya pada hari itu.
Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat psikiatri
Pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama 7 bulan yang lalu
di RSUD Kediri. Pasien didiagnosis menderita bipolar II dan
mendapat terapi kapsul 2X1 yang terdiri dari Hexymer 2 mg, Ikalep
250 mg, Noprenia 2 mg dan Noxetine 20 mg
b. Riwayat penggunaan napza psikoaktif
Pasien pernah mengkonsumsi rokok dan alkohol saat remaja dan
sudah berhenti sejak 3 tahun yang lalu. Pasien menyangkal pernah
menggunakan obat-obatan terlarang atau obat yang dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan
c. Riwayat penyakit dahulu (medis)
Pasien menderita gastritis dan rutin berobat ke poli penyakit dalam.
Tidak didapatkan riwayat diabetes mellitus, tekanan darah tinggi,
kejang atau penyakit infeksi lainnya, dan riwayat trauma kepala.
d. Riwayat kepribadian sebelumnya
Sejak kecil pasien memiliki karakter pendiam, tertutup.
d. Factor lingkungan
Pasien cukup akrab dengan tetangga, meskipun baru 3 bulan tinggal
di Banyuwangi.
Riwayat Keluarga
a. Pola asuh keluarga
Pasien sejak kecil tinggal bersama kedua orang tua
b. Silsilah keluarga
Anak ke 3 dari 3 orang bersaudara
c. Genogram
Keterangan:
= laki-laki
=Tn. PD
= perempuan
Kesadaran
Pembicaraan
Mood
: eutin
Afek
: luas
Kognitif
Persepsi
: koheren
Isi
Tilikan
:6
Kemauan
Orientasi
Daya ingat
2.4 Kesimpulan
Kepribadian premorbid
Factor organic
Factor keturunan
:-
Factor Resiko
:
a. Trauma kerja
b. Peralihan perkembangan single-partner
c. Adaptasi lingkungan tempat tinggal baru
d. Adaptasi lingkungan kerja
2.6 Penatalaksanaan
Farmakologi
R/
Risperidone 0.5 mg
Nopres 10 mg
Clobazam 10 mg
Vit B 20 mg
2 dd caps 1
Nonfarmakologi
1.
2.
3.
perjalan
penyakit,
pengobatan,
komplikasi,
dan
5.
6.
2.7 Prognosis
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanantionam
: bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Pedoman Diagnosis:
Kurang berminat
Sulit tidur
episode
depresif
ringan,
ditambah
sekurang-
Gejala somatik
10
3.2 Depresi
3.2.1 Definisi Depresi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. 1,2
Maramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi.
Afek ialah nada perasaan menyenangkan atau tidak (seperti kebanggaan,
kekecewaan, dan kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis. Sedangkan
emosi merupakan manifestasi afek keluar dan disertai oleh banyak komponen
fisiologis, biasanya berlangsung relative tidak lama (misalnya ketakutan,
kecemasan, depresi dan kegembiraan). Afek dan emosi dengan aspek-aspek yang
lain seorang manusia (umpama proses berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan)
saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi dari manusia itu pada suatu
waktu.2
Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa
sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tanda-tanda retardasi
psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan
fisiologis seperti insomnia dan anoreksia. Menurut Kaplan, depresi merupakan
salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan
pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional
internal yang meresap dari seseorang.3
3.2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2010 di Amerika Serikat, CDC telah merilis laporan tentang
prevalensi depresi selama tahun 2006-2008. Dari 235.067 orang dewasa, 9% di
antaranya memenuhi kriteria depresi dan 3,4% diantaranya memenuhi kriteria
depresi berat. 4
Gangguan depresi berat, paling sering terjadi, dengan prevalensi seumur
hidup sekitar 15 persen. Perempuan dapat mencapai 25%. Sekitar 10% perawatan
primer dan 15% dirawat di rumah sakit. Pada anak sekolah didapatkan prevalensi
11
sekitar 2%. Pada usia remaja didapatkan prevalensi 5% dari komunitas memiliki
gangguan depresif berat. Pada saat setelah pubertas resiko untuk depresi
meningkat 2-4 kali lipat, dengan 20% insiden pada usia 18 tahun. Perbandingan
gender saat anak-anak 1:1, dengan peningkatan resiko depresi pada wanita setelah
pubertas, sehingga perbandingan pria dan wanita menjadi 1:2. Hal ini
berhubungan dengan tingkat kecemasan pada wanita tinggi, perubahan estradiol
dan testosteron saat pubertas, atau persoalan sosial budaya yang berhubungan
dengan perkembangan kedewasaan pada wanita.4,5
3.2.3 Faktor Resiko
1. Jenis Kelamin
Pada pengamatan yang hampir universal, terdapat prevalensi
gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar ada wanita
dibandingkan dengan laki-laki. Alasan untuk perbedaan tersebut didalilkan
sebagai keterlibatan dari perbedaan hormonal, efek kelahiran, perbedaan
stressor psikososial dan model perilaku keputusasaan yang dipelajari.
Ketidakseimbangan regulasi hormon dapat mempengaruhi substansi otak
yang mengatur emosi dan mood contohnya dapat dilihat pada situasi PMS
(Pre Menstrual Syndrome). Untuk wanita yang telah menikah, depresi
dapat diperparah dengan masalah keluarga dan pekerjaan, merawat anak
dan orangtua lanjut usia, kekerasan dalam rumah tangga dan
kemiskinan.2,3
2. Usia
Pada umumnya, rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat
adalah kira-kira 40 tahun, dimana 50% dari semua pasien mempunyai
onset antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat juga memiliki
onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia. Beberapa data
epidemiologis menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat
mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20
tahun.2,3
3. Status Perkawinan
12
3.2.3 Etiologi
Etiologi depresi terdiri dari: 6
1. Faktor genetik
Dari penelitian keluarga didapatkan gangguan depresi mayor dan
gangguan bipolar terkait erat dengan hubungan saudara; juga pada anak
kembar, suatu bukti adanya kerentanan biologik, pada genetik keluarga
tersebut. 6
Data genetik dengan kuat menyatakan bahwa suatu faktor penting
di dalam perkembangan gangguan mood adalah genetika. Tetapi, pola
penurunan genetika adalah jelas melalui mekanisme yang kompleks.
Bukan saja tidak mungkin untuk menyingkirkan efek psikososial, tetapi
faktor non genetik kemungkinan memainkan peranan kausatif dalam
perkembangan gangguan mood pada sekurangnya beberapa orang.
Penelitian keluarga menemukan bahwa sanak saudara derajat pertama dari
penderita gangguan depresif berat berkemungkinan 2 sampai 3 kali lebih
besar daripada sanak saudara derajat pertama. 6
2. Faktor Biokmia
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di
dalam metabolit amin biogenik yang mencakup neurotransmitter
norepinefrin, serotonin dan dopamine. Dalam penelitian lain juga
disebutkan bahwa selain faktor neurotransmitter yang telah disebutkan di
atas, ada beberapa penyebab lain yang dapat mencetuskan timbulnya
depresi yaitu neurotransmitter asam amino khususnya GABA (Gamma-
13
bahwa
mempunyai
riwayat
mereka
yang
pembelajaran
mengalami
depresi
gangguan
dalam
depresif
pertumbuhan
14
3.2.4 Klasifikasi
Berdasarkan PPDGJ-III, gangguan depresi dibedakan menjadi: 1
F32. Episode Depresif
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di
bawah ini: ringan, sedang dan berat, individu biasanya menderita suasana
perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit
saja. Gejala lazim lainnya adalah: 1
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada
episode tipe ringan sekalipun)
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
Suasana perasaan (mood) yang menurun itu berubah sedikit dari hari ke
hari, dan sering kali tak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya, namun dapat
memperlihatkan variasi diurnal yang khas seiring berlalunya waktu. Sebagaimana
15
16
17
18
sters; dalam berbagai budaya, baik episode tersendiri maupun depresi menetap
dua kali lebih banyak pada wanita daripada pria. 1,2,3,6
Bagaimanapun seringnya seseorang pasien gangguan depresif berulang
mengalami episode depresif sebagai penderitaan, tidak mustahil baginya akan
mengalami episode manik. Jika ternyata terjadi episode manik, maka
diagnosisnya harus diubahmenjadi gangguan afektif bipolar. 1,2,3,6
3.2.6 Diagnosis
Kriteria diagnosis Depresi menurut DSM-IV-TR
Kriteria DSM-IV-TR untuk episode mayor depresif 7
A. Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada selama dua minggu dan
menggambarkan perubahan dari fungsi dari yang sebelumnya, setidaknya salah
satu gejala dari (1) depresi suasana hati atau (2) kehilangan minat atau
kesenangan. Catatan: Apakah catatan termasuk gejala yang jelas akibat
kondisi medis umum, atau tidak sesuai suasana hati delusi atau halusinasi.
a) Depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, seperti dilihat pada
laporan subjektif (misalnya, merasa sedih atau kosong) atau observasi yang
dibuat oleh orang lain (misalnya, tampak berurai air mata). Catatan: Pada
19
20
Pada
anak-anak,
pertimbangkan
kegagalan
untuk
21
suasana
hati
tidak
terjadi
hanya
selama
schizophrenia,
22
merupakan sebuah ukuran standar dari depresi yang terutama digunakan dalam
penelitian dan untuk mengevaluasi dari efekttivitas pengobatan dan terapi. 6
BDI tidak dapat digunakan sebagai instrumen untuk mendiagnosis, tetapi
lebih kepada identifikasi dari adanya depresi dan tingkat keparahannya sesuai
dengan criteria dari DSM-IV. Pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada BDI II
menilai gejala-gejala khas dari depresi seperti gangguan mood, pesimisme,
perasaan gagal, ketidakpuasan diri, perasaan bersalah, merasa dihukum,
ketidaksukaan terhadap diri sendiri, pendakwaan terhadap diri, pikiran untuk
bunuh diri, menangis, irittabilitas, penarikan diri dari kehidupan sosial, gambaran
tubuh, kesulitan bekerja, insomnia, kelelahan, nafsu makan, kehilangan berat
badan dan kehilangan libido. 6
depresi,
dapat
menyebabkan
kesalahan
diagnostik
sehingga
3.3 Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan gangguan mood harus diamanahkan pada
sejumlah tujuan. Pertama, keamanan pasien harus terjamin. Kedua, pemeriksaan
diagnostik yang lengkap pada pasien harus dilakukan. Ketiga, suatu rencana
pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala sementara tetapi
juga kesehatan pasien selanjutnya. 8
23
Dokter
harus
mengintegrasikan
farmakoterapi
dengan
intervensi
Terapi Farmakologis
Antidepresan yang tersedia sekarang cukup bervariasi di dalam efek
farmakologisnya. Variasi tersebut merupakan dasar untuk pengamatan bahwa
pasien individual mungkin berespons terhadap antidepresan lainnya. Variasi
tersebut juga merupakan dasar untuk membedakan efek samping yang terlihat
pada antidepresan.
Pembedaan yang paling dasar diantara antidepresan adalah pada proses
farmakologis yang terjadi, dimana ada antidepresan yang memiliki efek
farmakodinamika jangka pendek utamanya pada tempat ambilan kembali
(reuptake sites) atau pada tingkat inhibisi enzim monoamine oksidasi. bekerja
untuk menormalkan neurotransmitter yang abnormal di otak khususnya epinefrin
dan norepinefrin. Antidepresan lain bekerja pada dopamin. Hal ini sesuai dengan
etiologi dari depresi yang kemungkinan diakibatkan dari abnormalitas dari sistem
neurotransmitter di otak (NIMH, 2002). Obat antidepresan yang akan dibahas
adalah antidepresi generasi pertama (Trisiklik dan MAOIs), antidepresi golongan
kedua (SSRIs) dan antidepresi golongan ketiga (SRNIs). 6,8
a) Trisiklik
Trisiklik merupakan antidepresan yang paling umum digunakan
sebagai pengobatan lini pertama untuk gangguan depresif berat (Kaplan,
24
trisiklik
primer,
tetrasiklik
amin
sekunder
(nortriptyline,
25
SSRIs sama manjurnya dengan trisiklik dan jauh lebih baik ditoleransi
oleh tubuh karena mempunyai efek samping yang cukup minimal karena
kurang memperlihatkan pengaruh terhadap sistem kolinergik, adrenergik
dan histaminergik. Interaksi farmakodinamik yang berbahaya akan terjadi
bila SSRIs dikombinasikan dengan MAOIs, karena akan terjadi
peningkatan efek serotonin secara berlebihan yang disebut sindrom
serotonin dengan gejala hipertermia, kejang, kolaps kardiovaskular dan
gangguan tanda vital.6,8
d) SNRIs (Serotonin and Norepinephrine Inhibitors )
Selain dari golongan obat yang telah dibahas sebelumnya, masih
ada beberapa alternatif yang digunakan untuk terapi medikamentosa pada
pasien depresi dengan keadaan tertentu. Hal tersebut dapat terlihat lebih
jelas pada gambar di bawah ini. Golongan antidepresan SNRIs bekerja
dengan mekanisme yang hampir sama dengan golongan SSRIs, hanya saja
pada SNRIs juga menghambat dari reuptake norepinefrin. Contoh obat
dari golongan ini adalah desvenlafaxine dan duloxetine. 6,8
26
dua
anggapan:
pertama,
masalah
interpersonal
sekarang
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri Tn.PD didiagnosis
dengan gangguan episode depresi sedang dengan gejala somatik. Depresi adalah
suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa,
biasanya disertai tanda-tanda retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik
diri dan terdapat gangguan fisiologis seperti insomnia dan anoreksia. Faktor resiko
terjadinya depresi yang ada pada Tn. PD adalah usia dan factor social ekonomi.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Tn. PD adalah kapsul yang terdiri dari Risperidone
4.2 Saran
Perlunya dilakukan sosialisasi tentang gangguan depresi di masayarakat
agar gangguan ini bisa ditangani secara dini. Sosialisasi dapat dilakukan secara
langsung atau dengan menggunakan media cetak atau elektronik.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. 2001. Buku Saku Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas
PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya
2. Sadocks and Kaplan. 2009. Comprehensive Textbook of psychiatry. In:
Dimsdale, I.R Michael, F.J Keefe & Murray B, editors. Stein. Stress and
Psychiatry. Volume II p. 2407, 2411-12.
3. Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press. p. 63-9.
4. Amir, Nurmiati. 2012. Luaran Terapi pada Gangguan Depresi Mayor.
CDK-190. Vol 39. Hal 92
5. Darmayanti, Nervi. 2011. Gender dan Depresi pada Remaja. Fakultas
Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
6. Husna, Roza. 2013. Portofolio Kasus Jiwa: Depresi. RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi. Blitar
7. American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and statistical
manual of mental disorder Fourth Edition Text Revision DSM-IV-TR.
Airlington, VA: American Pshycitaric Association
8. Maslim, Rusdi. 2007. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik
(Psychotropic medication) Edisi 3. Jakarta: Bagian ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya.
9. Departemen Kesehatan Ri. 2007. Pharmacetical Care Untuk Penderita
Gangguan Depresi. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik.
Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
10. Amir Nurmiati. Gangguan depresif Aspek Neurobiologi dan Tatalaksana.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. hal1-140