PEMBAHASAN
3.1 Diagnosis Kasus Tn. PD
Keluhan Utama: Sering merasa sedih
Riwayat Penyakit Sekarang: Sering merasa sedih sejak 3 tahun yang lalu,
muncul saat pasien kecapekan saat bekerja. Saat kecapekan bekerja pasien
merasakan pusing, pandangan gelap dan dada terasa berat terutama saat berpindah
posisi dari duduk ke berdiri. Akibat keluhan ini pasien sering merasa sedih dan
cemas akan kesehatan pasien. Pasien takut mati akan penyakitnya yang tidak
kunjung sembuh meskipun sudah berobat sejak 7 bulan ini di RSUD Kediri.
Pasien sempat melakukan Ct-scan untuk memastikan tidak ada masalah di kepala
pasien, dan hasilnya normal. Selain ke poli Psikiatri di RSUD Kediri, pasien juga
berobat ke poli dalam untuk keluhan perut yang sering terasa perih.
Istri Tn. PD mengeluh pasien sering murung di rumah, kurang berminat
berakitivitas/ bersosialisasi dengan tetangga, merasa kepercayaan diri pasien
berkurang sehinggak kurang mampu bersosialisasi dengan tetangga dan teman
kerja. Selain itu pasien sulit tidur dan nafsu makan berkurang. Sehari-hari pasien
bekerja sebagai kuli bangunan, jika keluhan muncul diantara saat kerja, pasien
tidak bisa menyelesaikan tugasnya pada hari itu.
Pedoman Diagnosis:
Kurang berminat
Sulit tidur
episode
depresif
ringan,
ditambah
sekurang-
Gejala somatik
3.2 Depresi
9
10
11
gangguan depresif berat. Pada saat setelah pubertas resiko untuk depresi
meningkat 2-4 kali lipat, dengan 20% insiden pada usia 18 tahun. Perbandingan
gender saat anak-anak 1:1, dengan peningkatan resiko depresi pada wanita setelah
pubertas, sehingga perbandingan pria dan wanita menjadi 1:2. Hal ini
berhubungan dengan tingkat kecemasan pada wanita tinggi, perubahan estradiol
dan testosteron saat pubertas, atau persoalan sosial budaya yang berhubungan
dengan perkembangan kedewasaan pada wanita.4,5
3.2.3 Faktor Resiko
1. Jenis Kelamin
Pada pengamatan yang hampir universal, terdapat prevalensi
gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar ada wanita
dibandingkan dengan laki-laki. Alasan untuk perbedaan tersebut didalilkan
sebagai keterlibatan dari perbedaan hormonal, efek kelahiran, perbedaan
stressor psikososial dan model perilaku keputusasaan yang dipelajari.
Ketidakseimbangan regulasi hormon dapat mempengaruhi substansi otak
yang mengatur emosi dan mood contohnya dapat dilihat pada situasi PMS
(Pre Menstrual Syndrome). Untuk wanita yang telah menikah, depresi
dapat diperparah dengan masalah keluarga dan pekerjaan, merawat anak
dan orangtua lanjut usia, kekerasan dalam rumah tangga dan kemiskinan.2,3
2. Usia
Pada umumnya, rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat
adalah kira-kira 40 tahun, dimana 50% dari semua pasien mempunyai
onset antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat juga memiliki
onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia. Beberapa data
epidemiologis menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat
mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20
tahun.2,3
3. Status Perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada
orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, pasangan
yang bercerai atau berpisah. 2,3
4. Faktor Sosioekonomi dan Budaya
12
13
bahwa
mempunyai
riwayat
mereka
yang
pembelajaran
mengalami
depresi
gangguan
dalam
depresif
pertumbuhan
14
15
obsesif yang sudah ada sebelumnya, atau oleh preokupasi hipokondrik. Untuk
episode depresif dari ketiga-tiganya tingkat keparahan, biasanya diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung
cepat. 1,2,3,6
Beberapa di antara gejala tersebut di atas mungkin mencolok dan
memperkembangkan cirri khas yang dipandang secara luas mempunyai makna
klinis khusus. Contoh paling khas dari gejala somatik ialah kehilangan minat atau
kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat dinikmati, tiadanya reaksi
emosional terhadap lingkungan atau peristiwa yang biasanya menyenangkan,
bangun pagi lebih awal 2 jam atau lebih daripada biasanya, depresi yang lebih
parah pada pagi hari, bukti objektif dari retardasi atau agitasi psikomotor yang
nyata (disebutkan atau dilaporkan oleh orang lain), kehilangan nafsu makan
secara mencolok, penurunan berat badan (sering ditentukan sebagai 5% atau lebih
dari berat badan bulan terakhir), kehilangan libido secara mencolok. 1,2,3,6
F32.0 Episode depresif ringan
Suasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan,
dan mudah menjadi lelah biasanya dipandang sebagai gejala depresi yang paling
khas; sekurang-kurangnya dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala
lazim di atas harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti. Tidak boleh ada gejala
yang berat di antaranya. Lamanya seluruh episode berlansung ialah sekurangkurangnya sekitar 2 minggu. 1
Individu yang mengalami episode depresif ringan biasanya resah tentang
gejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan
social, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi sama sekali. 1,2,3,6
16
17
18
sters; dalam berbagai budaya, baik episode tersendiri maupun depresi menetap
dua kali lebih banyak pada wanita daripada pria. 1,2,3,6
Bagaimanapun seringnya seseorang pasien gangguan depresif berulang
mengalami episode depresif sebagai penderitaan, tidak mustahil baginya akan
mengalami episode manik. Jika ternyata terjadi episode manik, maka
diagnosisnya harus diubahmenjadi gangguan afektif bipolar. 1,2,3,6
3.2.5 Manifestasi Klinis
PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa),
menyatakan bahwa seseorang menderita gangguan depresi ditandai dengan
adanya kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang
menyebabkan seseorang tersebut mudah merasa lelah meskipun hanya bekerja
ringan. Gejala lain yang sering muncul antara lain:1
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
3.2.6 Diagnosis
Kriteria diagnosis Depresi menurut DSM-IV-TR
Kriteria DSM-IV-TR untuk episode mayor depresif 7
A. Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada selama dua minggu dan
menggambarkan perubahan dari fungsi dari yang sebelumnya, setidaknya salah
satu gejala dari (1) depresi suasana hati atau (2) kehilangan minat atau
kesenangan. Catatan: Apakah catatan termasuk gejala yang jelas akibat
kondisi medis umum, atau tidak sesuai suasana hati delusi atau halusinasi.
a) Depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, seperti dilihat pada
laporan subjektif (misalnya, merasa sedih atau kosong) atau observasi yang
dibuat oleh orang lain (misalnya, tampak berurai air mata). Catatan: Pada
anak-anak dan remaja, dapat mudah tersinggung.
b) Minat atau kesenangan dalam semua hal sangat berkurang pada kegiatan
hamper sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti dilihat pada laporan
19
20
observasi yang dibuat oleh orang lain (misalnya, tampak berurai air
mata). Catatan: Pada anakanak dan remaja, dapat mudah tersinggung.
b. Minat atau kesenangan dalam semua hal sangat berkurang pada
kegiatan hamper sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti dilihat pada
laporan subjektif atau observasi oleh orang lain)
c. Penurunan berat badan yang signifikan atau peningkatan berat badan
(misalnya, perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan),
atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.
Catatan: Pada anak-anak, pertimbangkan kegagalan untuk
meningkatkan berat badan.
d. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
e. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (diamati oleh orang
lain, bukan hanya perasaan subjektif kegelisahan atau menjadi
melambat)
f. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
g. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau
tidak tepat (yang mungkin khayalan) hampir setiap hari (bukan hanya
menyalahkan diri sendiri atau merasa bersalah sehingga menjadi sakit)
h. Kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi menurun, atau raguragu, hampir setiap hari (dari subjektif atau dari yang diamati oleh
orang lain
i. Memikirkan tentang kematian secara berulang-ulang (tidak hanya takut
mati), ide bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh
diri atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri.
2. Gejala-gejala klinis yang signifikan menyebabkan stres atau tekanan sosial,
pekerjaan, atau fungsi bidang-bidang penting lainnya.
3. Gejala yang tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, penyalahgunaan obat, obat) atau kondisi medis umum
(misalnya, hipotiroidisme).
4. Gejala lain yang terdapat pada rasa kehilangan (misalnya, reaksi normal
karena kehilangan orang yang dicintai
B. Tidak pernah terjadi episode mayor depresif, dan criteria tidak termasuk dalam
dystimic disorder
C. Tidak pernah terjadi epidode manic, episode campuran, atau episode
hypomanic, dan kriteria tidak termasuk dalam cyclothymic disorder. Catatan:
pengecualian tidak berlaku jika episode seperti, manic, campuran, atau
hypomanic karena zat atau pengobatan.
21
22
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang tidak cermat dan teliti pada
penderita
depresi,
dapat
menyebabkan
kesalahan
diagnostik
sehingga
harus
mengintegrasikan
farmakoterapi
dengan
intervensi
23
trisiklik
primer,
tetrasiklik
amin
sekunder
(nortriptyline,
24
25
dengan mekanisme yang hampir sama dengan golongan SSRIs, hanya saja
pada SNRIs juga menghambat dari reuptake norepinefrin. Contoh obat
dari golongan ini adalah desvenlafaxine dan duloxetine. 6,8
Terapi Non Farmakologis
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yang digunakan dalam pengobatan
depresif berat adalah terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku. Saat
ini telah ditemukan predictor respons terhadap berbagai pengobatan sebagai
berikut ini : (1) disfungsi sosial yang rendah menyatakan respons yang baik
terhadap terapi interpersonal, (2) disfungsi kognitif yang rendah menyatakan
respons yang baik terhadap terapi kognitif-perilaku dan farmakoterapi, (3)
disfungsi kerja yang tinggi mengarahkan respons yang baik terhadap
farmakoterapi, (4) keparahan depresi yang tinggi menyatakan respons yang baik
terhadap terapi interpersonal dan farmakoterapi.6,9,10
Pada awalnya, terapi ini memusatkan pada distorsi kognitif yang
didalilkan ada pada gangguan depresi berat. Tujuan terapi ini untuk
menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif. 9,10
Terapi interpersonal dikembangkan oleh Gerald Klerman, memusatkan pada satu
atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang, dengan
menggunakan
dua
anggapan:
pertama,
masalah
interpersonal
sekarang
26