Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN PERSEPSI

SENSORI : HALUSINASI
Rahmi Imelisa, M.Kep, Ns.Sp.Kep.J
Pengertian
• Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah /
pengalaman perseptual yang sebenarnya tidak
ada.

• Melibatkan 5 panca indera dan sensasi tubuh.

• 70% halusinasi pendengaran, 20% halusinasi


penglihatan, 10 % halusinasi pengecapan,
perabaan, penciuman dan kinestetik. 20%
halusinasi campuran.

• Awalnya klien akan merasa yakin


bahwa halusinasinya nyata.
Jenis halusinasi
• Halusinasi pendengaran : suara tidak jelas, suara
orang berbicara, suara menghina, dll.

• Halusinasi penglihatan : melihat hantu, melihat


cahaya, asap, orang, binatang, film dll.

• Halusinasi penciuman : mencium darah, kotoran,


dll.

• Halusinasi pengecapan : Merasakan ada darah di


mulut, merasakan rasa yang tidak sedap, dll.
 Halusinasi raba : merasa ada benda yang
bergerak di kulitnya, merasa ada yang
menyentuh, dll.

 Halusinasi kinestetik : merasa badannya


bergerak sendiri atau berpindah padahal
hanya diam di tempat.

 Halusinasi somatik / cenesthetic: merasakan


sensasi dari dalam tubuh seperti darahnya
mengalir lebih cepat, lambung berpindah
tempat, dsb.
Level of Intensity of Hallucinations (Stuart, G.W, 2013)

Characteristics Observable patient


Level behaviors
I : Comforting Non psikotik Tersenyum / tertawa
Cemas sedang Merasa cemas, kesepian, sendiri
Halusinasi merupakan bersalah, takut, sehingga Bicara tanpa bersuara
kesenangan mencoba berfikir hal-hal Rapid Eye Movement
yang menyenangkan Bicara pelan
Halusinasi masih dapat Diam & Preoccupied
dikontrol
II : Condemning Non psikotik Peningkatan aktivitas
Cemas berat Pengalaman sensori sistem saraf otonom :
Halusinasi menjadi repulsif menjadi menakutkan peningkatan denyut
Klien merasa hilang jantung, respirasi, dan
kontrol, dan merasa tekanan darah.
dilecehkan oleh Perhatian terhadap
pengalaman sensori lingkungan menyempit
tersebut Tidak dapat membedakan
Menarik diri dari orang halusinasi dengan realita.
lain
III : Controlling Psikotik Mengikuti perintah
Cemas berat Klien menyerah terhadap halusinasinya
Halusinasi tidak dapat halusinasinya Sulit berhubungan dengan orang
ditolak Halusinasi menjadi lebih lain
mengancam Perhatian terhadap lingkungan
Klien merasa kehilangan hanya beberapa detik / menit
jika halusinasi berakhir Gejala fisik cemas berat seperti
berkeringat, tremor, tidak dapat
mengikuti perintah.
IV : Conquering Psikotik Perilaku panik
Panik Pengalaman sensori Risti mencederai diri sendiri /
Klien dikuasai oleh menjadi menakutkan dan orang lain
halusinasi mengancam jika klien Aktivitas menggambarkan isi
tidak mengikuti halusinasi seperti perilaku
perintahnya. kekerasan, gelisah, isolasi sosial
Halusinasi dapat bertahan atau katatonia.
berjam-jam/ berhari-hari Tidak berrespon terhadap
jika tidak segera perintah yang kompleks
diintervensi. Tidak dapat berrespon terhadap
lebih dari 1 orang
Rentang respon neurobiologis
Predisposing factor
Biological Psichological Sosiocultural

Precipitating stressors

Biological Environment Stressors Symptom triggers

APPRAISAL OF STRESSOR

Coping Resources
Coping Mechanisms
Withdrawl Projection Regression

Constructive Destructive

CONTINUUM OF NEUROBIOLOGICAL RESPONSES


Logical thought Occasional distorted thought Thought disorder/delusion
Accurate perception Illusions Hallucinations
Emotions consistent Emotional overreaction Inability to experience with
experience or underreaction emotion
Appropriate behavior Odd or unusual behavior Disorganized behavior
Social relatedness Withdrawl Social isolation
HALUSINASI dalam SDKI 2017
(gangguan persepsi sensori)

Data Mayor :
• DS :
• Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
• Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, pengecapan
• DO :
• Distori sensori
• Respons tidak sesuai
• Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba atau mencium
sesuatu

Data Minor :
• DS :
• Menyatakan kesal
• DO :
• Menyendiri
• Melamun
• Konsetrasi buruk
• Curiga
• Melihat ke satu arah
• mondar mandir
Predisposisi
 Biologis
 Lesi pada otak, ketidakseimbangan neurotransmitter,
gg reseptor.

 Psikologis
 Karakterorang tua, konflik rumah tangga, masalah
tumbuh kembang (identitas)

 Sosial Budaya
 Kemiskinan, ketidakharmonisan, dll.
Presipitasi
 Faktor Sosial Budaya
Stress lingkungan --> respon neurobiologis yang
maladaptif

Contoh stressor :
 Lingkungan yang penuh dengan kritik (rasa
bermusuhan)
 Kehilangan kemandirian dalam kehidupan
 Kehilangan harga diri
 Kerusakan dalam hubungan interpersonal
 Kesepian
 Tekanan dalam pekerjaan
 Kemiskinan
Mekanisme Koping
Halusinasi dapat muncul pada seseorang yang
memiliki mekanisme koping yang tidak efektif
sehingga akhirnya merusak proses sensori
persepsinya.

Mekanisme koping tersebut diantaranya adalah


regresi, proyeksi, menarik diri.
Perencanaan
SAK Jiwa

SP Pasien
SP1 : Bantu klien mengenali halusinasi
Latih menghardik
SP2 : Pengobatan
SP3 : Latih bercakap-cakap
SP4 : Latih Beraktivitas

SP Keluarga
SP 1 : Materi Halusinasi
SP 2 : Latih ke klien
SP 3 : Latih ke klien
SP 4 : RTL
Strategi menghadapi klien
dengan halusinasi
NO Strategi Penjelasan
1 Bina saling Jika anda cemas atau takut, klien pun
percaya, hubungan akan cemas dan takut. Bersabar,
interpersonal tunjukkan penerimaan dan gunakan
kemampuan mendengarkan aktif
2 Kaji gejala Observasi perilaku yang menunjukkan
halusinasi, kedatangan halusinasi. Observasi
termasuk durasi petunjuk-petunjuk yang menunjukkan
(berapa lama), tingkat keparahan dan lamanya halusinasi.
intensitas Bantu pasien mencatat jumlah halusinasi
(seberapa parah) yang dialami tiap hari
dan frekuensinya
3 Fokus pada gejala, Menguatkan pasien dengan menolong
dan minta pasien pasien memahami gejala yang dialami
menggambarkan
kejadiannya
No Strategi Penjelasan
4 Bantu pasien mengontrol Dorong klien untuk memahami apa
halusinasinya yang membuat halusinasi
berkurang atau semakin bertambah
5 Indentifikasi obat-obatan Tentukan apakah orang tersebut
atau alkohol yang pernah menggunakan obat-obatan atau
digunakan alkohol (diresepkan atau NAPZA)
Tentukan apakah zat tersebut
menyebabkan atau memperburuk
halusinasi yang dialami
6 Jika diminta, jelaskan Berrespon dengan membiarkan
bahwa anda tidak pasien mengetahui apa yang
mengalami hal yang sebenarnya terjadi di lingkungan.
sama (halusinasi) Jangan berdebat dengan pasien
tentang persepsi yang berbeda.
Saat halusinasi muncul, jangan
biarkan klien sendiri
No Strategi Penjelasan
7 Sarankan dan Dorong klien untuk bicara pada orang
kuatkan penggunaan lain yang dipercaya yang dapat
hubungan memberikan dukungan dan masukan
interpersonal sebagai yang baik.
teknik mengontrol Bantu klien untuk mendapatkan
gejala dukungan sosial
8 Bantu pasien Tentukan apakah halusinasi klien memiliki
menggambarkan dan pola. Dukung klien untuk mengingat kapan
membandingkan halusinasi pertama muncul. Beri perhatian
pada isi halusinasi; bisa memberikan
halusinasi saat ini
prediksi perilaku yang muncul. Hati-hati
dan di masa lalu dengan halusinasi perintah yang dapat
menyebabkan klien melakukan sesuatu.
Dukung klien untuk menggambarkan
pikiran, perasaan, dan perilaku di masa lalu
dan saat ini yang berkaitan dengan
halusinasinya
No Strategi Penjelasan
9 Bantu klien Identifikasi kebutuhan yang mungkin
mengidentifikasi mencetuskan halusinasi.
kebutuhan yang Fokus pada kebutuhan yang tidak
mungkin tergambar terpenuhi, dan diskusikan hubungan
dari halusinasinya antara kebutuhan tersebut dengan
halusinasi saat ini.
10 Tentukan dampak Memberikan umpan balik mengenai
halusinasi terhadap respon koping umum pasien dan
kehidupan klien aktivitasnya sehari-hari
Bantu klien mengenai gejala, pencetus,
dan strategi penanganan halusinasi.
Standar Luaran (SLKI)
Luaran utama Persepsi sensori

Luaran tambahan Fungsi sensori

Orientasi kognitif

Proses informasi

Status neurologis

Status orientasi
Persepsi sensori (L.09083)
• Definisi : Persepsi realitas terhadap stimulus baik
internal maupun eksternal
• Ekspektasi membaik
• Kriteria hasil
– Menurun : verbalisasi mendengar bisikan, melihat
bayangan, merasakan sesuatu melalui indera peraba,
penciuman dan pengecapan; distorsi sensori; perilaku
halusinasi; menarik diri; melamun; curiga; mondar-
mandir
– Membaik : Respons sesuai stimulus, konsentrasi dan
orientasi
Standar intervensi (SIKI)
• Intervensi utama : manajemen halusinasi,
minimalisasi rangsangan, pengekangan kimiawi

• Intervensi pendukung : dukungan pelaksanaan


ibadah, pencegahan perilaku kekerasan,
pencegahan bunuh diri, manajemen perilaku,
manajemen stress, terapi aktivitas, terapi
relaksasi, dll
Manajemen halusinasi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan keamanan,
kenyamanan dan orientasi realita

OBSERVASI  Monitor perilaku yang mengindikasikan halusinasi


 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi
lingkungan
 Monitor isi halusinasi
TERAPEUTIK  Pertahankan lingkungan yang aman
 Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol
perilaku
 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
 Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
EDUKASI  Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
 Anjurkan melakukan distraksi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
KOLABORASI • Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
SEKIAN

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai