akut dan berat, terutama menyerang bayi-bayi preterm, hal ini dapat terlihat pada 3% sampai 5% bayi-bayi cukup bulan. RDS adalah perkembangan yang imatur pada sitem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatan sebagai Hyaline Membrane Disease (HMD). Etiologi Defesiensi atau kerusakan surfaktan. Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur, asfiksia perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria. Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan pada 10% bayi prematur, yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur. Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas. Manifestasi Klinis Pernapasan cepat (tachypneu) Retraksi (tarikan) dada (suprasternal, substernal, intercostal) Pernapasan cuping hidung Apneu Murmur Sianosis sejalan dengan hipoksia Pemeriksaan Diagnostik Foto rontgent Analisa gas darah Imatur lecithin/ sphingomyolin (L/S) Penatalaksanaan Teurapeutik Pemberian oksigen Pertahankan nutrisi adekuat Pertahankan suhu lingkungan netral Diit 60 kcal perhari (sesuaikan dengan protocol yang ada) dengan asam amino yang mencukupi untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis endogenous Pertahankan PO2 dalam batas normal Intubasi bila perlu dengan tekanan ventilasi positif Dianosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d. imatur paru dan dinding
dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan. Tidak efektf bersihan jalan napas b.d obstruksi atau pemasangan intubasi trakea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan napas. Tidak efektif pola napas b.d ketidaksamaan napas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat Risiko injury b.d. ketidakseimbangan asam – basa; O2 dan CO2 barotrauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu napas. Risiko perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi sekunder dari situasi krisis pada bayi. Risiko kurangnya volume cairan b.d hilangnya cairan yang tanpa disadari (insensible water loss). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan, motilitas gastrik menurun, dan penyerapan. Evaluasi gawat napas dengan menggunakan Score Downe