Anda di halaman 1dari 12

Respirasi Distress Syndrom

Siti Dewi Rahmayanti.,S.Kp.,M.Kep

LOGO
Respiratory Distress Syndrome
(RDS)

RDS Adalah penyakit paru yang


akut dan berat, terutama
menyerang bayi-bayi preterm, hal
ini dapat terlihat pada 3% sampai
5% bayi-bayi cukup bulan.
RDS adalah perkembangan yang
imatur pada sitem pernapasan atau
tidak adekuatnya jumlah surfaktan
dalam paru. RDS dikatan sebagai
Hyaline Membrane Disease (HMD).
Etiologi
 Defesiensi atau kerusakan surfaktan. Ada 4
faktor penting penyebab defisiensi surfaktan
pada RDS yaitu prematur, asfiksia perinatal,
maternal diabetes, seksio sesaria.
 Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut
juga Hyaline Membran Disease (HMD)
didapatkan pada 10% bayi prematur, yang
disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang
lahir dengan masa gestasi kurang.
 Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur.
 Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong
alveoli tetap berkembang dan berisi udara,
sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan
masih belum berkembang menyebabkan daya
berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak nafas.
Manifestasi Klinis
Pernapasan cepat (tachypneu)
Retraksi (tarikan) dada (suprasternal, substernal,
intercostal)
Pernapasan cuping hidung
Apneu
Murmur
Sianosis sejalan dengan hipoksia
Pemeriksaan Diagnostik
Foto rontgent
Analisa gas darah
Imatur lecithin/ sphingomyolin (L/S)
Penatalaksanaan Teurapeutik
Pemberian oksigen
Pertahankan nutrisi adekuat
Pertahankan suhu lingkungan netral
Diit 60 kcal perhari (sesuaikan dengan protocol
yang ada) dengan asam amino yang mencukupi
untuk mencegah katabolisme protein dan
ketoasidosis endogenous
Pertahankan PO2 dalam batas normal
Intubasi bila perlu dengan tekanan ventilasi positif
Dianosa Keperawatan

 Gangguan pertukaran gas b.d. imatur paru dan dinding


dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan.
 Tidak efektf bersihan jalan napas b.d obstruksi atau
pemasangan intubasi trakea yang kurang tepat dan
adanya secret pada jalan napas.
 Tidak efektif pola napas b.d ketidaksamaan napas bayi
dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi
bantuan ventilator yang kurang tepat
 Risiko injury b.d. ketidakseimbangan asam – basa; O2
dan CO2 barotrauma (perlukaan dinding mukosa) dari
alat bantu napas.
 Risiko perubahan peran orang tua b.d
hospitalisasi sekunder dari situasi krisis pada
bayi.
 Risiko kurangnya volume cairan b.d hilangnya
cairan yang tanpa disadari (insensible water
loss).
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d ketidakmampuan menelan, motilitas gastrik
menurun, dan penyerapan.
Evaluasi gawat napas dengan menggunakan
Score Downe

Nilai 0 1 2
Frekuensi napas < 60 x/menit 60 – 80 x.menit > 80 x/menit

Retraksi Tdk ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap


dengan O2 walaupun diberi
O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
bilateral baik udara masuk masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar


dengan stetoskop tanpa alat bantu
Evaluasi gawat napas dengan
menggunakan Skor Downe ………..lanjutan

 Skor < 4 Tidak ada gawat napas


 Skor 4 –7 Gawat napas
 Skor > 7 Ancaman gagal napas
(pemeriksaan gas darah hrs dilakukan)
LOGO

Anda mungkin juga menyukai