Anda di halaman 1dari 37

TUTORIAL 1 KEPERAWATAN KOMUNITAS II

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
II

Dosen Koordinator : Nadirawati, S.Kp., M.Kep.


Dosen Pembimbing : Hemi Fitriani, M.Kep., NS., Sp. Kep. Mat.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK F

Leader : Nabila Fauzia Herawati (213119148)


Scriber 1 : Risya Novita Santiani (213119130)
Scriber 2 : Wiga Rahayu Putri (213119040)
Anggota :
Puty Arrini H (213119088) Tiara Rahma Putri (213119156)
Rina Risnawati (213119082) Hilda Alviana (213119131)
Afiifah Inaayah (213119036) M. Leonardo Davinci (213119070)
Devi Puspitasari (213119121) Syintang Rasi Maliki (213119038)
Abdul Rohman (213119146) M Opi Hafiizh (213119077)
Alifah Kartika K (213119008) Gheanisya Ananda (213119064)
Melda (213119023)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Tutorial 1 Keperawatan
Komunitas II” dengan baik, sholawat serta salam semoga tercurah limpah kepada
Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, dan mudah
mudahan sampai kepada kita selaku umat-Nya. Aamiin. Ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada Ibu Hemi Fitriani, M.Kep., NS., Sp. Kep. Mat. selaku dosen
pembimbing Tutorial kami, juga pihak-pihak terkait yang membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
tim penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang di
miliki sehingga makalah dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat berarti bagi kami. Besar harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi manfaat
bagi pembaca. Aamiin.

Cimahi, Oktober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................3
C. Rumusan Masalah.........................................................................................3
D. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
E. Sistematika Penulisan...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. STEP 1 : Identifikasi Dan Klarifikasi Hal – Hal Yang Belum Diketahui.....4
B. STEP 2 : Diskusi & Analisa Masalah...........................................................6
C. STEP 3 : Identifikasi Penjelasan solusi – solusi (Brainstorming)................7
D. STEP 4 : Hipotesa (Skema)........................................................................11
E. STEP 5 : Rumuskan Tujuan Pembelajaran.................................................12
F. STEP 6 : Self Centered Study (Mencari Informasi) Smaller Group Work. 12
G. STEP 7 : Sintesis.........................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................................32
B. Saran............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease2019) yang disebabkan
oleh virus SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang mengancam kesehatan masyarakat
secara umum dan telah menarik perhatian dunia. Berdasarkan data Gugus
Tugas COVID-19 Republik Indonesia, per tanggal 12 Agustus 2020,
jumlah pasien total positif COVID-19 di dunia mencapai 20.388.408
orang, yang diakumulasikan dari pasien positif dirawat, pasien positif
sembuh, serta pasien positif meninggal. Di Indonesia, total pasien positif
COVID-19 sebesar 130.718 orang, dengan pasien sembuh sebesar 85.798
orang dan pasien meninggal sebesar 5.908 orang.
Berdasarkan data tersebut, maka semua pihak terkait, baik
pemerintah ataupun masyarakat, semakin terdesak untuk segera
mengambil tindakan dalam melakukan deteksi dini infeksi serta mencegah
penyebaran COVID-19 terjadi guna menurunkan jumlah kasus COVID-
19. Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di masyarakat didukung
oleh proses penyebaran virus yang cepat, baik dari hewan ke manusia
ataupun antara manusia. Penularan virus SARS-CoV-2 dari hewan ke
manusia utamanya disebabkan oleh konsumsi hewan yang terinfeksi virus
tersebut sebagai sumber makanan manusia, utamanya hewan keleawar.
Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai oleh
reservoir kunci yaitu alphacoronavirus dan betacoronavirus yang memiliki
kemampuan menginfeksi manusia. Kontak yang erat dengan pasien
terinfeksi COVID-19 akan mempermudah proses penularan COVID-19
antara manusia. Proses penularan COVID-19 disebabkan oleh pengeluaran
droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien
terinfeksi pada saat batuk ataupun bersin. Droplet di udara selanjutnya
dapat terhirup oleh manusia lain di dekatnya yang tidak terinfeksi COVID-

1
19 melalui hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya masuk menembus
paruparu dan proses infeksi pada manusia yang sehat berlanjut (Shereen,
Khan, Kazmi, Bashir, & Siddique, 2020; Wei et al., 2020). Secara klinis,
representasi adanya infeksi virus SARS-CoV-2 pada manusia dimulai dari
adanya asimtomatik hingga pneumonia sangat berat, dengan sindrom akut
pada gangguan pernapasan, syok septik dan kegagalan multiorgan, yang
berujung pada kematian (Guan et al., 2020). Hal ini akan meningkatkan
ancaman dalam masa pandemi COVID-19 sehingga jumlah kasus COVID-
19 di masyarakat dapat terus meningkat.
Guna melawan adanya peningkatan kasus COVID-19, maka
berbagai tindakan preventif mutlak harus dilaksanakan, baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat. Upaya preventif sejauh ini merupakan
praktik terbaik untuk mengurangi dampak pandemi COVID19, mengingat
belum adanya pengobatan yang dinilai efektif dalam melawan virus
SARS-CoV-2. Saat ini, tidak adanya vaksin untuk SARS-CoV-2 yang
tersedia dan telah memenuhi berbagai fase uji klinis, sehingga upaya
preventif terbaik yang dilakukan adalah dengan menghindari paparan virus
dengan didasarkan pada PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah utama yang hendak
dilaksanakan masyarakat seperti penggunaan masker; menutup mulut dan
hidung saat bersin ataupun batuk; mencuci tangan secara teratur dengan
sabun atau desinfeksi dengan pembersih tangan yang mengandung
setidaknya 60% alkohol; menghindari kontak dengan orang yang
terinfeksi; menjaga jarak dari orang-orang; dan menahan diri dari
menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci (Di
Gennaro et al., 2020). Pengetahuan dan tindakan yang nyata dari
pemerintah dan masyarakat terkait PHBS akan senantiasi mampu
menurunkan jumlah kasus COVID-19, sehingga masa pandemi COVID-19
dapat berakhir dengan cepat.

2
B. Batasan Masalah
Adapun makalah ini difokuskan menggunakan metode 7 jump, antara
lain :
1. STEP 1 : Identifikasi dan Klarifikasi hal – hal yang belum diketahui
2. STEP 2 : Diskusi & Analisa masalah
3. STEP 3 : Indentifikasi Penjelasan / solusi – solusi (Brainstroming)
4. STEP 4 : Buat Hipotesa (Skema)
5. STEP 5 : Rumuskan tujuan pembelajaran
6. STEP 6 : Self Centered Study (Mencari informasi) –Smalle Group
Work
7. STEP 7 : Laporan Hasil Sintesis/Solusi/Evaluasi

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja peran perawat komunitas ?
2. Buatlah pengkajian dari data kasus ?
3. Apa saja masalah keperawatan komunitas ?
4. Buatlah perencanaan keperawatan komunitas ?
5. Buatlah rencana kerja (PoA) ?

D. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat komunitas.
2. Mahasiswa mampu menganalisis pengkajian dari data kasus.
3. Mahasiswa mampu merumuskan masalah keperawatan komunitas.
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan komunitas.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana kerja (PoA).

3
E. Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan studi pustaka.
Studi pustaka yaitu suatu pengumpulan yang diperoleh dengan cara
penelusuran buku – buku dan tulis karya ilmiah untuk memperoleh
ketentuan – ketentuan dasar terhadap materi yang akan dibahas. Dan juga
mencari buku – buku sumber untuk materi yang bersangkutan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. STEP 1 : Identifikasi Dan Klarifikasi Hal – Hal Yang Belum


Diketahui
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit komorbid ? (Tiara)
Jawab : Penyakit komorbid adalah salah satu istilah yang kerap muncul
ketika membahas penyakit COVID-19. Orang-orang dengan penyakit
komorbid disebut lebih berisiko menderita gejala yang parah apabila
terinfeksi virus Corona. Komorbiditas adalah kondisi di mana
seseorang menderita dua penyakit atau lebih pada saat yang
bersamaan. Penyakit tersebut umumnya bersifat kronis atau menahun.
Kombinasi penyakit komorbid bisa beragam, seperti penyakit fisik,
gangguan mental, atau kombinasi keduanya. Misalnya, penderita
diabetes bisa sekaligus menderita tekanan darah tinggi (hipertensi),
atau penderita kanker bisa saja menderita depresi pada saat yang
bersamaan.
Orang yang menderita penyakit komorbid lebih berisiko mengalami
peningkatan biaya perawatan kesehatan, mengalami hambatan dalam
proses penyembuhan, dan mengalami kondisi yang fatal. (Devi)
2. Apa itu anosmia ? (Puty)
Jawab : Anosmia adalah hilangnya kemampuan indra penciuman.
Untuk mengatasinya, ada beberapa cara mengembalikan indra
penciuman yang hilang akibat anosmia. (Melda)

4
3. Apa itu hipogeusia ? (Abdul)
Jawab : Hipogeusia adalah penurunan kemampuan untuk merasakan
berbagai rasa. Gangguan ini dapat dipicu oleh berbagai kondisi yang
mendasarinya, seperti ISPA, infeksi telinga tengah, hingga kebersihan
mulut dan gigi yang buruk. (Tiara)
4. Apa itu tes swab antigen ? (Hilda)
Jawab : Pemeriksaan Swab Test – PCR Swab dan PCR tak terpisahkan
dalam metode tes untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Swab adalah
cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan ( sampel ) . Swab
dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini
dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau
orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus (Puty)
5. Apa yang dimaksud infeksi ? (Risya)
Jawab : Infeksi adalah penyakit yg disebabkan oleh mikroorganisme
yang menyerang jaringan (Lenonardo)
Infeksi merupakan kondisi dimana ada mikroorganisme atau benda
asing masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit tertentu.
Mikroorganisme ini banyak macamnya, mulai dari virus, bakteri,
kuman, jamur, dan juga parasit. Infeksi bersifat menular, dan dapat
ditularkan lewat banyak cara bahkan seringkali tanpa disadari.
Misalnya saja melalui bahan makanan dan air yang terkontaminasi,
kontak dengan orang yang terinfeksi, dan juga bisa lewat gigitan
serangga yang mengalami infeksi tersebut (Gheanisya)
6. Apa yang dimaksud dengan rapid ? (Rina)
Jawab : Rapid test adalah metode pemeriksaan/tes secara cepat
didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini menggunakan alat catridge untuk
melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi
virus. (Afiifah)
Rapid Test merupakan Tes yang dijalankan dalam rangka menyaring
pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP)
dengan mengambil sampel darah dari kapiler ( jari ) atau dari vena.

5
Rapid test menjadi salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi
terinfeksi COVID-19 dalam tubuh manusia. Pemeriksaan rapid test
hanya merupakan penapisan awal. Selanjutnya, Hasil pemeriksaannya
harus tetap dikonfirmasi melalui pemeriksaan PCR. (Hilda)

7. Apa yang dimaksud preventif ? (Devi)


Jawab : pre·ven·tif /prévéntif/ a bersifat mencegah (supaya jangan
terjadi apa-apa): aturan itu bersifat – KBBI (Risya)
Menurut (Oktavia, 2013) upaya preventif adalah sebuah usaha yang
dilakukan individu atau kelompok dalam mencegah terjadinya sesuatu
yang tidak diinginkan. Artinya, upaya preventif adalah tindakan yang
dilakukan sebelum sesuatu terjadi. Hal tersebut bertujuan sebab
sesuatu itu merupakan hal yang bisa merusak ataupun merugikan.
(Syintang)
8. Apa itu terindikasi ? (Melda)
Jawab : Menurut KBBI, Terindikasi adalah sudah atau dapat
diindikasi. Terindikasi memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja
sehingga terindikasi dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. (Abdul)
9. Apa itu kelompok rentan ? (Afiifah)
Jawab : Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling
mendesak yang membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki
kondisi kehidupannya. Kelompok rentan tersebut adalah kelompok
masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri yang
dapat mengakibatkan permasalahan karena ketidakmampuannya
tersebut. Pada dasarnya kondisi rentan dapat disebabkan karena
kurangnya aset (apa yang dimiliki), akses (geografis), dan sistemik
(sistem sumber yang dikuasi oleh golongan (tertentu). (Alifah)

6
F. STEP 2 : Diskusi & Analisa Masalah
1. Apa tanda dan gejala covid-19 ? (Risya)
2. Apa yang menyebabkan warga kurang dalam tindakan dan
penggunakan masker ? (Abdul)
3. Apa tanda dan gejala hipogeusia ? (Hilda)
4. Test apa saja yang dapat dilakukan ? (Rina)
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit covid – 19 ? (Devi)
6. Apa yang harrus dilakukan perawat komunitas terhadap kasus di Kp. X
Cimahi ? (M. Opi)
7. Bagaimana cara mengedukasi warga agar mau mematuhi protocol
kesehatan ? (Melda)
8. Apakah masalah keperawatan dari kasus tersebut ? (Afiifah)
9. Faktor resiko apa yang menyebabkan warga Kota Cimahi mengalami
penyakit infeksi ? (Tiara)

G. STEP 3 : Identifikasi Penjelasan solusi – solusi (Brainstorming)


1. Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai
gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk kering
c. Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:

7
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa
e. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
f. Ruam di kulit (Devi)
2. Karena tidak ada nya fasilitas kesehatan yg memadai seperti tidak ada
tim tenaga kesehatan yg melakukan promosi kesehatan (contohnya
seperti memberikan penyuluhan bagaimana pentingnya masker dimasa
pendemi dan bagaimana cara menggunakan masker yang baik dan
benar) di Kp.X Kota Cimahi, dan masih banyak sebagian orang
(bahkan ada 35% orang sisanya kurang pengetahuan). (Hilda)
3. Gejaha Hipogeusia yaitu berkurangnya indra perasa atau samar,
muncul benjoan di lidah hingga dapat memengaruhi selera makan
hingga bisa menyebabkan penurunan berat badan dan menyebabkan
juga malnutrisi. (Risya)
4. Test yang dapat dilakukan pada masyarakat yaitu test swab, test
antigen, test rapid, test PCR. (Leonardo)
5. Pencegahan virus corona (covid 19)
a. Mencuci tangan
Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana
namun efektif untuk mencegah penyebaran virus 2019-nCoV.
Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama
20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih,
termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari,
dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu,
handuk bersih, atau mesin pengering tangan.
b. Menggunakan masker
Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun
penggunaan masker ini tetap bisa menurunkan risiko penyebaran
penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Penggunaan

8
masker lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk
mencegah penyebaran virus dan kuman, ketimbang pada orang
yang sehat.
c. Menjaga daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai
macam penyakit. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan
tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat,
seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti
telur, ikan, dan daging tanpa lemak.
Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok,
dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa
meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan
virus Corona.
d. Menerapkan physical distancing atau isolasi mandiri
Pembatasan fisik atau physical distancing adalah salah satu
langkah penting untuk memutus mata rantai penyebaran virus
Corona. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak bepergian
keluar rumah, kecuali untuk keperluan yang mendesak atau
darurat, seperti berbelanja bahan makanan atau berobat ketika
sakit.
e. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin
Selain kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah juga sangat
penting dilakukan selama pandemi COVID-19 berlangsung. Hal
ini dikarenakan virus Corona terbukti dapat bertahan hidup
selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari di permukaan suatu
benda. (Rina)
6. Yang harus dilakukan Perawat diantaranya :
a. Melakukan kegiatan upaya pelayanan masyarakat dalam asuhan
keperawatan (misal :lokmin & rencana kegiatan program kerja
dalam bentuk POA).

9
b. Memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan² perilaku yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesehatan yg optimal.
c. Perawat mampu mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan.
d. Perawat sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan kesehatan dan keperawatan yg dihadapi, yang
akhirnya dapat membantu jalan keluar dan mengatasi masalah
yang mereka hadapi. (Tiara)
7. Dengan cara melakukan promosi kesehatan kepada warga dan tidak
hanya melakukan promkes akan tetapu kita juga harus memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk mematuhi protokol kesehatan
seperti mencuci tangan,menjaga jarak dan memakai masker. (Abdul)
8. Masalah Keperawatan
a. Defisit kesehatan komunitas
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko (Syintang)
9. Faktor Resiko :
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit infeksi
b. Perilaku pencegahan terhadap penyakit infeksinya kurang
c. Persepsi yang salah dimasyarakat " yang penting sehat dan daya
tahan tubuh bagus jadi tidak perlu melakukan tindakan
pencegahan" (Alifah)

10
H. STEP 4 : Hipotesa (Skema)

Kp. X Kota Cimahi


Rentan penyakit infeksi

150 penduduk menjadi responden Responden pengetahuan tentang


penyakit infeksi 35% pengetahuan
100 pernah keluar kota
kurang
50 tidak pernah

Pemeriksaan fisik 10 orang


keluar kota 65% pria merokok

5 orang suhu 37,6℃ tidak ada 10% pernah merokok


anosmia, hipogeusia,… 25% tidak pernah merokok
1 orang suhu 38℃
Tidak ada anosmia

Belum pernah swab

11
Dx komunitas

I. STEP 5 : Rumuskan Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat komunitas
2. Analisis pengkajian dari data kasus (Tiara)
3. Mahasiswa mampu merumuskan masalah keperawatan komunitas
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan komunitas
5. Mahasiswa mampu membuat rencana kerja (PoA) (Syintang)

J. STEP 6 : Self Centered Study (Mencari Informasi) Smaller Group Work


Waktu Keterangan
Rabu, 13 Oktober 2021 - Tutorial step 1 – 5
- Pembagian tugas
- Mengerjakan tugas yang
sudah dibagi
Kamis, 14 Oktober 2021 - Pengumpulan Materi ke Sc
Jum’at, 15 Oktober 2021 2
- Penyusunan laporan tutorial
Sabtu, 16 Oktober 2021 - Pembahasan Tutorial Step 6-
7

K. STEP 7 : Sintesis
1. Peran perawat komunitas
a. Peran perawat komunitas

12
Perawat berpartisipasi dalam mengurangi kesenjangan kesehatan
antara minoritas ras dan etnis, imigran, dan populasi miskin
dengan mempromosikankesehatan, merawat orang sakit, dan
mencegah penyebaran penyakit menular dalampengaturan yang
beragam termasuk rumah dan masyarakat. Faktor penentu
kesehatantermasuk kemiskinan, kondisi hidup tidak sehat,
kurangnya pendidikan, dan lebih sedikit pilihan pengobatan medis
mendorong penyebaran penyakit.Peran perawat sudah termasuk
praktik keperawatan klinis, konsultasi, tindaklanjut pengobatan,
pendidikan pasien dan pencegahan penyakit. Ini telah
meningkatkanketersediaan pelayanan kesehatan, mengurangi
gejala penyakit kronis, peningkatanefektivitas biaya dan
peingkatan pelanggan layanan-layanan kesehatan
(Kemppainen,2012). Selain itu, promosi kesehatan oleh perawat
dapat menyebabkan banyak hasilkesehatan positif termasuk
kepatuhan, kualitas hidup, pengetahuan pasien tentangpenyakit
mereka dan self-management. Namun, karena lapangan yang luas
dari promosikesehatan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menguji peran promosi kesehatan dalam keperawatan.

Peran perawat dimasa Pandemi Covid-19


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
oranglain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002).Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam
maupun dari luar
dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat 
kesehatanmasyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah (Widyanto,2014):
1) Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)

13
Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu,
keluarga,kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan
masyarakat yang utuh(holistic) serta berkesinambungan
(komprehensif). Asuhan keperawatan dapatdiberikan secara
langsung maupun secara tidak langsung pada berbagaitatanan
kesehatan meliputi puskesmas, ruang rawat inap
puskesmas,puskesmas pembantu, puskesmas keliling sekolah, panti
, posyandu, dan keluarga.
2) Peran Sebagai Pendidik (Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk
memberikan
Pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan 
masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangkamenanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yangoptimal. Perawat
bertindak sebagai pendidik kesehatan harus
mampumengkaji kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga
, kelompokmasyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit,
menyusun
program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik sehat maup
un sakit. Misalnya penyuluhan tentang nutrisi, senam lansia, man
ajemen stress, terapi relaksasi,gaya hidup bahkan penyuluhan
mengenai proses terjadinya suatu penyakit.
3) Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian
konseling dapat dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
4) Peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,

14
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup
sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
5) Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang
terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien.
6) Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
7) Peran sebagai kolaborator
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli
gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini
berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan,
8) Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang menyangkut masalah masalah kesehatan dan keperawatan
yang timbul serta berdampak terhadapat status kesehatan melalui
kunjugan rumah, pertemuan-pertemuan observasi dan
pengumpulan data. (Widyanto, 2014).

15
a) Peran Pada Invidu Atau Keluarga
b) Sebagai pelaksana kesehatan
c) Sebagai pendidik
d) Sebagai konselor
e) Sebagai peneliti
9) Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan
pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak
dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah
dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986). Fokus utama
perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan
sasaran penunjang adalah guru dan kader.
10) Peran dalam bidang kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga
kerja dalam segala bidang pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan
industry, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan
lain-lain.

11) Perawatan kesehatan di rumah


Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian
perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu dan
keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan memulihkan
kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan
penyakit. (Ilmi. 2011).
b. Peran Perawat Komunitas di Masa Pandemic Covid-19
Perawat memiliki peranan penting sebagai garda terdepan dalam
memberikan asesmen, meminimalkan komplikasi dengan monitoring

16
ketat, tindakan kegawatdaruratan, sampai penanganan kasus krisis
(Fatih, 2020).
Peran tersebut meliputi asuhan keperawatan, penyuluhan, konselor
dan seluruh kebutuhan pasien dari pemenuhan kesehari-hari selama
dalam waktu 24 jam. Pasien berada di rumah sakit. Peran perawat
dalam menangani pasien Covid-19 adalah
1) Edukasi kepada masyarakat yang bisa membuat orang yang
diberi edukasi mengerti informasi yang diberikan.
2) Peran dalam rapid assessment, mendeteksi secara dini serta
memilih penderita yang berkaitan dengan infeksi Covid-19
dilakukan sejak pasien datang ke rumah sakit.
3) Pelayanan langsung kepada penderita, pendekatan psikososial
harus dilakukan perawat.

2. Asuhan Keperawatan
a. Skenario Kasus
Hasil pengkajian tentang suatu komunitas yang terindikasi
kelompok rentan penyakit infeksi di Kp. X Kota Cimahi, dari 150
penduduk : menunjukan 100 responden yang menjawab pernah
keluar kota sedangkan 50 diantaranya tidak pernah ke luar kota.
Dari kuisioner pengetahuan tentang suatu penyakit yang sedang
menjadi pandemi, responden yang menjawab benar dan
mempunyai pengetahuan yang baik tentang penyakit infeksi

17
tersebut 35% orang sisanya pengetahuan kurang. 65% dari
penduduk pria saat ini merokok, 10% pernah merokok dan sisanya
tidak merokok. Hasil pemeriksaan fisik pada 10 orang penduduk
yang terindikasi sering melakukan perjalanan keluar kota 9 orang
dengan suhu tubuh 37,6 namum tidak mengalami gejala anosmia,
hipogeusia, batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan dan sesak nafas
namun 1 diantaranya saat dicek suhu tubuh mengalami panas 38
derajat celcius, walaupun tidak menunjukan gejala anosmia tetapi
mempunyai penyakit komorbid. Semua KK belum pernah
melakukan tes SWAB antigen, rapid atau test lainnya. Dari
kuisioner Prilaku pencegahan penyakit hanya 30% yang melakukan
tindakan preventif sedangkan sisanya kadang kadang saja
dilakukan. Berdasarkan wawancara dengan ketua RW setempat,
warga masih kurang dalam tindakan terutama dalam penggunaan
masker, cuci tangan dan social distancing. Karena menurut mereka
yang penting sehat sehingga tidak perlu melakukan tersebut yang
penting daya tahan tubuh bagus.

b. Tabel Analisis Data Hasil Pengkajian

NO DO DS Masalah
Keperawatan
1. 1) Perilaku Hasil wawancara Defisiensi
pencegahan dengan ketua RW kesehatan
penyakit hanya setempat : komunitas
30% 1) Warga masih
2) 9 orang kurang dalam

18
dengan suhu tindakan
37,6°C terutama dalam
3) 1 orang penggunaan
dengan suhu masker,
38°C, walau mencuci tangan,
tidak dan social
menunjukan distancing
gejala anosmia 2) Menurut
tetapi mereka yang
mempunyai penting sehat
penyaki sehingga tidak
komorbid perlu
4) Semua KK melakukan hal
belum pernah tersebut dan
melakukan tes yang penting
SWAB daya tahan
antigen, rapid tubuh bagus
atau tes
lainnya.
2. 1) 35% orang Hasil wawancara Pemeliharan
sisanya dengan ketua RW Kesehatan Tidak
pengetahuan setempat : Efektif
kurang 1) Warga masih
2) 65% penduduk kurang dalam
pria saat ini tindakan
merokok terutama
3) 10 orang dalam
penduduk penggunaan
yang masker,
terindikasi mencuci
sering tangan, dan

19
melakukan social
perjalanan distancing
keluar kota 2) Menurut
4) 10% pernah mereka yang
merokok penting sehat
5) 10 orang sehingga tidak
penduduk perlu
yang melakukan hal
terindikasi tersebut dan
sering yang penting
melakukan daya tahan
perjalanan tubuh bagus
keluar kota

c. Diagnosa Keperawatan Komunitas Berdasarkan Prioritas Masalah /


Skoring

No Kriteria Jumla Rank


h
1 2 3 4 5 6
(B x S) (B x S) (B x S) (B x S) (B x S) (B x S)
B=4 B=5 B=8 B=8 B=7 B=4

1. Defisiensi 4x3= 5x2= 8x3= 8 x 1= 8 7x5= 4x1=


kesehatan 12 10 24 35 4 93 2
komunitas
2. Pemelihar
an 4x3= 5x3= 8x2= 8x1= 7x5= 4x5= 106 1
Kesehatan 12 15 16 8 35 20
Tidak
Efektif

d. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

20
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
.
1. Kategori : Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer :
Sub Kategori : Pemeliharaan Kesehatan
Penyuluhan dan (L.12106), dengan Edukasi Kesehatan
pembelajaran kriteria hasil : (1.12383)
1) Menunjukan 1) Observasi
Pemeliharaan pemahaman perilaku
a) Identifikasi kesiapan
Kesehatan Tidak sehat meningkat 1-5
dan kemampuan
Efektif (D.0117) 2) Kemampuan
menerima informasi
menjalankan
b) Identifikasi factor-
perilaku sehat
meningkat 1-5
faktor yang dapat
meningkatkan dan
Prevensi Sekunder menurunkan
Manajemen Kesehatan motivasi perilaku
(L.12104), dengan hidup bersih dan
kriteria hasil : sehat
a. Melakukan tindakan
untuk mengurangi
faktor resiko
meningkat 1-5
2) Terapeutik
b. Menerapkan
a) Sediakan materi dan
program perawatan
meningkat 1-5 media pendidikan

c. Aktivitas hidup kesehatan


sehari-hari efektif b) Jadwalkan
memenuhi tujuan pendidikan
kesehatan meningkat kesehatan sesuai
1-5 kesepakatan
Prevensi Tersier c) Berikan kesempatan
Tingkat Pengetahuan
untuk bertanya
(L.12111), dengan
3) Edukasi
kriteria hasil :

21
a. Perilaku sesuai a) Jelaskan factor
anjuran resiko yang dapat
verbalisasi mempengaruhi
minat dalam
kesehatan
belajar
b) Ajarkan perilaku
meningkat 1-5
hidup bersih dan
b. Kemampuan
sehat
menggambarkan
pengalaman
c) Ajarkan strategi

sebelumnya yang dapat


yang sesuai digunakan untuk
dengan topik meningkatkan
meningkat 1-5 perilaku hidup
bersih dan sehat

Prevensi Sekunder :

Edukasi Perilaku Upaya


Kesehatan (1.12435)
1) Observasi
a) Identifikasi kesiapan
dan kemmapuan
menerima informasi
2) Terapeutik
a) Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
b) Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c) Berikan kesempatan

22
untuk bertanya
d) Gunakan variasi
metode
pembelajaran
e) Gunakan
pendekatan promosi
kesehatan dnegan
memperhatikan
pengaruh dan
hambatan dari
lingkungan, social
serta budaya
f) Berikan pujian dan
dukungan terhadap
usaha positif dan
pencapaiannya

3) Edukasi
a) Jelaskan
penanganan masalah
kesehatan
b) Informasikan
sumber yang tepat
yang tersedia di
masyarakat
c) Anjurkan
menggunakan
fasilitas kesehatan
d) Ajarkan

23
menentukan
perilaku spesifik
yang akan diubah
(mis. keinginan
mengunjungi
fasilitas kesehatan)
e) Ajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan sehari-
hari
f) Ajarkan pencarian
dan penggunaan
system fasilitas
pelayanan kesehatan
g) Ajarkan cara
pemeliharaan
kesehatan.

Prevensi Tersier :
Manajemen perilaku
( I.12463)
1) Observasi
a) Identifikasi harapan
untuk
mengendalikan
perilaku

2) Terapeutik
a) Diskusikan
tanggung jawab

24
terhadap perilaku
b) Jadwalkan kegiatan
terstruktur
c) Ciptakan dan
pertahankan
lingkungan dan
kegiatan perawatan
konsisten setiap
dinas
d) Tingkatkan
aktivitas fisik
sesuaikemampuan
3) Edukasi
a) Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif.
2. Kategori : Prevensi Primer Prevensi Primer :
Perilaku Status kesehatan Edukasi Perilaku Upaya
komunitas (L.12109), Kesehatan (I.12435)
Subkategori : dengan kriteria hasil : 1) Observasi
Penyuluhan dan 1) Ketersediaan a) Identifikasi kesiapan
pembelajaran Program promosi dan kemampuan
Kesehatan 1-5 menerima informasi
Defisiensi 2) Terapeutik
Kesehatan Prevensi Sekunder : a) Sediakan materi dan
Komunitas Ketahanan Komunitas media Pendidikan
(D.0110) (L.08075), dengan Kesehatan
kriteria hasil : b) Jadwalkan
1) Ketersediaan Pendidikan

25
pelayanan Kesehatan sesuai
Kesehatan 1-5 kesepakatan
2) Adaptasi 3) Edukasi
komunitas a) Jelaskan
terhadap penanganan masalah
perubahan 1-5 Kesehatan
Prevensi Tersier : b) Anjurkan
Status Koping menggunakan
Komunitas (L.09089), pasilitas Kesehatan
dengan kriteria hasil : c) Ajarkan program
1) Keberdayaan Kesehatan dalam
komunitas 1-5 kehidupan sehari-
2) Kegiatan hari
komunitas d) Ajarkan cara
memenuhi pemeliharaan
harapan Kesehatan
anggotanya 1-5
Partisifasi
masyarakat 1-5 Prevensi Sekunder :
Skrining Kesehatan
(I.14581)
1) Observasi
a) Identifikasi target
populasi skrining
Kesehatan
2) Terapeutik
a) Lakukian informed
consent skrining
Kesehatan
b) Sediakan akses
layanan skrining

26
(mis: waktu dan
tempat)
c) Jadwalkan waktu
skrining Kesehatan
d) Gunakan
instrumen skrining
yang valid dan
akurat
e) Sediakan
lingkungan yang
nyaman selama
prosedur skrining
Kesehatan
f) Lakukan
anamnesis Riwayat
Kesehatan, faktor
risiko, dan
pengobatan jika
perlu
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan
dan prosedur
skrining Kesehatan
b) Informasikan hasil
skrining Kesehatan
Prevensi Tersier :
Surveilens komunitas
(I.14584)
1) Observasi
a) Tetapkan prekuensi
pengumpulan dan

27
analisis data
2) Terapeutik
a) Libatkan berperan
aktif dalam
pengembangan
program di
masyarakat (mis.
Pendidikan
Kesehatan,
kebijakan
pemerintah,
kemampuan
advokasi) terkait
dengan
pengumpulan data
masyarakat dan
pelaporanya
3) Edukasi
a) Ajarkan (keluarga
dan masyarakat )
mengenai
pentingnya tindak
lanjut pengobatan
penyakit menular.

28
29
e. Planning of Action (PoA)

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media PJ


Keperawatan dana
Pemeliharaan 1) Masyarakat Identifikasi Masyarakat 14 Oktober Puskesma Swadaya Leaflet dan Mahasiswa
kesehatan tidak menunjukan perilaku upaya Kp. X kota 2021 s Cimahi poster Universitas
efektif pemahaman kesehatan cimahi Jend. Achmad
perilaku yang dapat Yani
kesehatan ditingkatkan
2) Masyarakat
mampu
menjalankan
perilaku
sehat
3) Menunjukan
minat
meningkatka
n perlaku
sehat

Defisiensi 1) Masyarakat 1) Identifikas Masyarakat 14 Oktober Puskesma Swadaya Leaflet dan Mahasiswa

29
kesehatan ikut i masalah Kp. X kota 2021 s Cimahi poster Universitas
komunitas berpartisifas atau isu cimahi Jend. Achmad
i dalam kesehatan Yani
program dan
kesehatan prioritasny
komunitas a
2) Masyarakat 2) Identifikas
bersedia i potensu
dalam atau asset
program dalam
promosi masyaraka
kesehatan t terkait
3) Masyarakat isu yang
ikut patuh dihadapi
terhadap 3) Identifikas
standar i kekuatan
kesehatan dan
lingkungan partner
dalam
pengemba
ngan

30
kesehatan
4) Identifikas
i
pemimpin/
tokoh
dalam
masyaraka
t

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease2019) yang disebabkan
oleh virus SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2) menjadi peristiwa yang mengancam kesehatan
masyarakat secara umum dan telah menarik perhatian dunia. Perawat
memiliki peranan penting sebagai garda terdepan dalam memberikan
asesmen, meminimalkan komplikasi dengan monitoring ketat, tindakan
kegawatdaruratan, sampai penanganan kasus krisis (Fatih, 2020). Guna
melawan adanya peningkatan kasus COVID-19, maka berbagai
tindakan preventif mutlak harus dilaksanakan, baik oleh pemerintah
ataupun masyarakat. Upaya preventif sejauh ini merupakan praktik
terbaik untuk mengurangi dampak pandemi COVID19, seperti
penggunaan masker; menutup mulut dan hidung saat bersin ataupun
batuk; mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau desinfeksi
dengan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol;
menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi; menjaga jarak dari
orang-orang; dan menahan diri dari menyentuh mata, hidung, dan
mulut dengan tangan yang tidak dicuci (Di Gennaro et al., 2020).

L. Saran
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun dan menyempurnakan penulisan makalah – makalah
selanjutnya sangat diharapkan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Nilawati ( 2020). Peran Perawat dalam Kesehatan Komunitas. Tanggal akses : 13


Oktober 2021,
Link:https://www.researchgate.net/publication/338515839_PERAN_PERAWAT_
DALAM_KESEHATAN_KOMUNITAS

Soleha, Siti ( 2020). Analisis Faktor Kinerja Perawat Dalam Menerapkan Asuhan
Keperawatan Di Masa Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit, Jurnal Aisiyyah
Merdeka Hal. 3.Tanggal 13 oktober 2021, Link : http://jurnal.stikes-aisyiyah
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/664

Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D. P., Wisnawa, G. A., Agustina, N. P. D., &


Diantari, N. P. A. (2020). Public Knowledge about Covid-19 and Public Behavior
During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(4), 491.
https://doi.org/10.26714/jkj.8.4.2020.491-504

33

Anda mungkin juga menyukai