Anda di halaman 1dari 11

PELINDUNGAN

LANJUT USIA
PADA MASA
PANDEMI
COVID-19
Kelompok 1 TK.3D
Kelompok 1
Anggota:
Abiyyu Hilmy Rasyad 213119128 Widia Rahma Safitri 213119137
Brilyan Rahmadani B 213119129 Putri Annisa 213119139
Risya Novita Santiani 213119130 Dio Rifki Cahyandi 213119140
Hilda Alviana 213119131 Moch Harry Anggara B P 213119141
Fira Yanuar Irawan 213119132 Hilfi Zaidan 213119142
Fadholy Raja Sulaeman 213119133 Rita Asipa 213119143
Tasya Nurafifah O Q 213119134 Dindha Aulia Putri Nurani 213119144
Tasya Citra Ellysa 213119135 Sahrul Nurdiansyah 213119145
Cindy Marshella 213119136 Abdul Rohman 213119146
Kerentanan Lansia pada Masa Pandemi
• Kelompok lansia memiliki kelemahan fisik dan psikis pada
pandemi Covid19. Sekitar 20% kematian penderita Covid-19 di
China berusia lebih dari 60 tahun (Wu & McGoogan, 2020).
• Penderita Covid-19 usia lanjut umumnya akan mengalami
keterlambatan penyembuhan, perburukan kondisi penyakit, dan
gagal napas (Chen et al., 2020).
• potensi pengabaian lansia tidak terkecuali juga dirasakan oleh
para lansia sebagai penyintas pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM) berat masa lalu, mereka mengalami kerentanan ekonomi
pada masa pandemi (Eddyono, Rahmawati, & Ginting, 2020).

Menurut data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Bulan Maret 2019

Lansia tinggal sendiri di perkotaan (8,74%).

Lansia tinggal sendiri di pedesaan (10,10%)

lansia laki-laki yg tinggal sendiri (4.98%).

Lansia perempuan yang tinggal sendirian (13,39%)


Mayoritas Lansia
Berpendidikan Rendah
lansia yang sebelumnya Tantangan lain yang harus di hadapi Indonesia adalah mayoritas lansia
tidak tinggal di panti berpendidikan rendah. Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat
kurang memperhatikan mempengaruhi perilaku seseorang dan dengandemikian makan akan menimbulkan
tentang kondisi kesehatan perubahanperilaku pada diri orang tersebut.
mereka saat sendirian.
karena tingkat pendidikan Presentase lansia yang tidak tamat pendidikan
lansia yang rendah dan
karena lansia tidak Tamat SD 33,26%
mempunyai ekonomi yang
baik sehingga tidak bisa Tdk Tamat SD 30,88%
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan. Tidak Sekolah 15,53%
maka perlu adanya
mekanisme penyampaian satu dari lima lansia tidak dapat membaca dan menulis (Badan Pusat Statistik, 2019)
informasi terkait Covid-19 lansia juga rentan terkena paparan informasi yang tidak dapat dipertanggung
kepada lansia agar mereka jawabkan kebenarannya (hoax). .
dapat terus melakukan
upaya-upaya pencegahan
penyebaran virus. Buta Huruf 80.49%
Kondisi Kesehatan Lansia
Tingginya angka harapan hidup menunjukkan
semakin baiknya kualitas kesehatan
masyarakat dan menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan di bidang
kesehatan. Sejalan dengan itu, tingginya
angka harapan hidup juga menyebabkan
semakin tinggi pula jumlah populasi
penduduk lansia yang pada sisi lain menjadi
tantangan pembangunan, dan jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi masalah
baru. Indonesia termasuk negara
berpenduduk struktur tua, karena persentase
penduduk lansia yang telah mencapai di atas
7% dari total penduduk. Keadaan ini
berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas
kesehatan dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat
angka kesakitan penduduk lansia sebesar 25,05% artinya bahwa dari setiap 100 orang
lansia terdapat 25 orang di antaranya mengalami sakit. Penyakit terbanyak pada lansia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

hipertensi (57,6%) gigi dan mulut (19,1%)

artritis (51,9%) paru obstruktif menahun (8,6%)

stroke (46,1%) diabetes melitus (4,8%)

Hasil penelitian dari beberapa universitas yang dikoordinasi oleh Center for Ageing Studies
Universitas Indonesia (CAS UI), menunjukkan munculnya sindrom geriatri yang secara
berurutan dalam bentuk gangguan-gangguan sebagai berikut:

nutrisi 41,6% imobilisasi 21,3%

kognitif 38,4% depresi 17,3%

berkemih/inkontinensia urine 27,8%


Upaya Melindungi
Lansia dari
Penularan dan Dampak
Covid-19
Program Jangka Pendek
Program jangka pendek merupakan
langkah-langkah cepat yang dapat
dilakukan pemerintah untuk mengurangi
jumlah korban lansia baik dari segi
kesehatan, ekonomi, maupun keamanan
selama masa pandemi Covid-19. Program
jangka pendek yang harus dilakukan
selama masa pandemi Covid-19 adalah,
 pemerintah secara masif memberikan
pengetahuan dan pemahaman akan
ancaman kesehatan, ekonomi dan
keamanan dari pandemi Covid-19, di
mana pendekatan strategi komunikasi
terfokus menyasar kelompok lansia.
program jangka panjang
program jangka panjang adalah langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan terciptanya lansia yang tangguh,
mandiri, sehat dan berkualitas.
Perlindungan dan dampak Covid terhadap lansia ;

01 Upaya pencegahan dan penanganan selama pendemi berlangsung yaitu edukasi


menggunakan masker Physical distancing

02 Cara Batuk Efektiv, dan pemberian kebutuhan ekonomi untuk mendukung lansia
tetap di dalam rumah.

03 Pemberian masker dapat di edukasi bagaimana cara pemakaian masker yang


benar dan nyaman.

04 pemberian kebutuhan ekonomi dapat diberikan beberapa kebutuhan pokok yang


dapat digunakan sebagai makanan untuk keberlansgsungan hidup sehari-hari.

05 Penanganan Dampak Covid-19 yang banyak di derita para lansia selama


pendemi berlangsung.

06 Perubahan sikap dan perilaku lansia dimulai dengan tahap kepatuhan, identifikasi
kemudian baru menjadi internalisasi
Pemerintah juga perlu melakukan upaya yang mencakup
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi lansia.

6
 Upaya promotif yaitu bertujuan menciptakan
banyak lansia berkualitas di Indonesia.
 Upaya preventif lansia ditujukan untuk mencegah 5
terjadinya lansia yang sakit secara fisik, psikis,
kesulitan secara ekonomi, terlantar, menjadi 4
korban kejahatan, mencegah menjadi korban,
baik bencana alam maupun bencana sosial.
 Upaya kuratif merupakan kegiatan pemberian 3
pelayanan kesehatan terhadap lansia yang sakit
agar dapat kembali beraktivitas secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat. 2
Sementara
 Upaya rehabilitatif yaitu kegiatan untuk
1
memulihkan fungsi sosial lansia yang sakit.

0
Text 1 Text 2 Text 3 Text 4
Kesimpulan
Jumlah lansia di Indonesia lebih dari 25 juta orang. Angka itu
menunjukkan bahwa masyarakat yang rentan pada masa pandemi Covid-19
ini berjumlah sangat besar. Oleh karena itu, DPR RI, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah harus segera melakukan perannya masing-masing.
Pemerintah pusat dan daerah harus membuat program dengan pendekatan
khusus untuk lansia, yang dibuat sesuai dengan karakteristik lansia yang
memiliki keterbatasan dalam mobilitas dan akses informasi.

Program pelindungan lansia di masa pandemi harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh mengingat kondisi lansia yang
rentan. Kebijakan yang terintegrasi dan selaras antara pusat dan daerah sangat penting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. DPR
RI perlu menjadikan revisi UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia sebagai prioritas. DPR RI melalui komisi VIII
sebaiknya segera menyusun dan mengesahkan RUU Lanjut Usia yang di dalamnya mengatur prinsip kelanjutusiaan, perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek, active ageing, pembenahan data kependudukan lansia yang terpilah serta upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif demi terciptanya lansia yang berkualitas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai