OLEH KELOMPOK 3
ADE AYU INDAH CAHYA WIDYASTARI (C2122131)
SANG AYU NYOMAN SUDIANTARI (C2122132)
ANAK AGUNG DITA SARASWATI DEWI (C2122133)
NI PUTU EKA LISNA YANTI (C2122134)
NI KADEK VANIA EKA SUCI (C2122135)
NI PUTU ELY OCTADIANA (C2122136)
DEFINISI
• Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane
Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan
defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi
yang kurang (Mansjoer, 2002).
• Sindrom gawatnapas pada neonatus (SGNN), dalam Bahasa Inggris
disebut neonatal respiratory distress syndrome (RDS) merupakan
kumpulan gejala yang terdiri dari dyspnea atau hiperpnea dengan
frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali per menit; sianosis; merintih waktu
ekspirasi (expiratory grunting); dan retraksi di daerah epigastrium,
suprasternal, intekostal pada saat inspirasi. Bila di dengar dengan
stetoskop akan terdengar penurunan masukan udara dalam paru.
ETIOLOGI
• RDS sering ditemukan pada bayi prematur. Insidens berbanding terbalik
dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia
kehamilan ibu. Semakin tinggi kejadian RDS pada bayitersebut.
Sebaliknya semakin tua usia kehamilan, semakin rendah kejadian RDS
(AsriningSurasmi, dkk, 2003).
• Faktor-Faktornya Antara Lain :
1. Faktor Ibu
2. Faktor Plasenta
3. Faktor Janin
4. Faktor Persalinan
MANIFESTASI KLINIS
• Penyakit ini mungkin terjadi pada bayi prematur dengan BB 100-2000gr atau
masa gestasi 30-36 minggu. Sering disertai dengan riwayat asfiksia pada waktu
lahir dan tanda gawat bayi pada lahir kehamilan. Tanda gangguan pernapasan
tampak 6-8 jam pertama, dan gejala terlihat pada usia 24-72 jam.
• Tanda gangguan pernapasan yang sering muncul seperti dispnea atau hiperpneu,
sianosis karena saturasi O2 menurun dan pirau vena-arteri dalam paru/jantung,
retraksi suprasentral dan respiratory grunting.
• Selain tanda gangguan pernapasan, ditemukan gejala lain seperti brakikardia,
hipotensi, tonus otot yang menurun, gejalasa sentral dapat dilihat bila terjadi
komplikasi (Staf Pengajar IKA, FKUI, 1985)
PATOFISIOLOGIS
• Bayi prematur lahir dengan ketidaksiapan paru menjalankan fungsinya terutama disebabkan oleh
kekurangan atau tidak adanya surfaktan. Surfaktan merupakan substansi yang merendahkan
tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan menyebabkan
ekspansi merata.
Hal ini akan berlangsung terus menerus sampai terjadi penyembuhan atau kematian pada bayi (Staf
Pengajar IKA, FKUI, 1985)
KLASIFIKASI
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas < 60 x/menit 60. – 80 x/menit > 80 x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis hilang dengan Sianosis menetap walaupun
Sianosis Tidak ada sianosis
O₂ diberi O₂
Air entry Udara masuk Penurunan udara masuk Tidak ada udara masuk