Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK I ​

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN NUTRISI :
KEKURANGAN KALORI PROTEIN {KKP}
ANGGOTA

1
KELOMPOK
I KOMANG AGUS TRIYADI

IDA AYU ASRI PRADNYANI


KUSUMA

AYU RIKA PRADNYA PARAMITA

DIAN KUSUMA DEWI

LUH WILY SULASTINI

KOMANG SRIANA OKPIYANTI


Presentation title 2
LAPORAN PENDAHULUAN

PENGERTIAN KURANG KALORI PROTEIN {KKP}


• Kurang kalori protein (kkp) adalah defisiensi gizi yang terjadi pada anak
yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup gizi, ataupun
asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.
• Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari- hari
sehingga tidak memenuhi angka gizi (AKG). (Betz, L & Linda S,2013)

Presentation title 3
ETIOLOGI KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

• Etiologi malnutrisi secara primer, • Etiologi sekunder yaitu akibat


yaitu apabila kebutuhan individu adanya penyakit yang
yang sehat akan protein, kalori menyebabkan asupan suboptimal
atau keduanya tidak terpenuhi ,gangguan penyerapan dan
oleh makanan yang adekuat. peningkatan kebutuhan serta
kehilangan nutrient akibat
keadaan stress.

Presentation title 4
ETIOLOGI KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

• Penyebab langsung dari KKP adalah • Penyebab tak langsung dari KKP sangat
defisiensi kalori protein dengan berbagai banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai
tekanan, sehingga terjadi spektrum penyakit dengan multifactoral.
gejala-gejala dengan berbagai nuansa • Berikut ini merupakan sistem holistik
dan melahirkan klasifikasi klinik penyebab multifactoral menuju ke arah
(kwashiorkor, marasmus, marasmus terjadinya KKP : Ekonomi negara rendah,
kwashiorkor). Pendidikan umum kurang, Hygiene rendah,
Persediaan pangan kurang, Penyakit infeksi
dan investasi cacing, Konsumsi kurang,
Absorpsi terganggu, Pengetahuan gizi kurang,
Anak terlalu banyak (Betz, L & Linda S, 2013).

Presentation title 5
KLASIFIKASI
KKP Ringan / Sedang

Gizi kurang (undernitrision)


Ditandai hambatan pertumbuhan.

KKP Berat
Kwashiorkor , Marasmus, Marasmik – Kwashiorkor
Kwashiorkor
Marasmus • Marasmik
 Kwashiorkor : penyakit
 Marasmus : suatu penyakit
gangguan metabolik dan
yang disebabkan oleh
 Marasmik – kwashirkor
perubahan sel yang : malnutrisi pada pasien
kekurangan kalori protein
menyebabkan perlemahan yang telah mengalami ,
(suriadi, 2001).
hati karena kekurangan kehilangan bb lebih dari
 Penyebab : kelaparan :
asupan kalori dan protein 10% penurunan
kegagalan menyusui,
yang lama cadangan lemak dan
kelaparan karena
 Penyebab: pemberian protein serta
pengobatan, kegagalan
makanan yang buruk, kemunduran fungsi
memberikan makanan
infeksi: diare, TBC, fisiologis.
tambahan.
kekurangan ASI
 Tanda : gangguan
 Tanda : oedema, wajah
perkembangan, hilangnya
membulat dan sembab,
lemak otot dan dibawah
pandangan mata
kulit,diare, konstipasi,
sayu,pembesaran hati,
dehidrasi
kegagalan pertumbuhan,
perubahan
rambut,anemia,jaringan
otot mengecil.
Manifestasi klinik
(ringan dan berat)

Ringan Berat
1. Peningkatan bb berkurang, terhenti, bahkan turun 1. Gangguan pertumbuhan
2. Ukuran lingkar lengan menurun 2. Mudah sakit
3. Maturasi tulang terlambat 3. Kurang cerdas
4. Anemia ringan atau pucat 4. Jika berkelanjutan
menimbulkan kematian
5. Aktifitas menurun
6. Kelainan kulit (kusam, kering)
7. Rambut kemerahan
Manifestasi klinik

• Kekurangan kalori protein pada mulanya terjadi kegagalan kenaikan BB, disertai
dengan kehilangan BB sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pd kulit
shg menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi.
Muka tampak relatif normal selama beberapa waktru sebelum menjadi menyusut
dan berkeriput.
• Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni.
Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewel,
tetapi kemudian lesu dan nafsu makan akan hilang. Biasanya konstipasi, namun
kemungkinan muncul diare, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan
sedikit. (Nelson,1999).
PATOFISIOLOGI

Presentation title 10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin,
globulin, protein total, elektrolit serum)
2. Pemeriksaan urine
3. Uji faat hati
4. EKG
5. Photo thorax
6. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)

Presentation title 11
Penatalaksaan

1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein,mineral,dan
vitamin
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penatalaksaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat
4. Pengkajian status ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium,timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penanganan KKP berat
• Penanganan KKP dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi.
Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam
jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.

• Upaya pengobatan, meliputi:


 Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi,hipotermi,dehidrasi
 Pengobatan infeksi
 Pemberian makanan
 Pengindentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan
vitamin, anemia berat dan payah jantung
Komplikasi

1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia)


2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut atiaminosis
3. defisiensi vitamin B2 (aribloflaminosis)
4. Defisiensi vitamin B6
5. Difisiensi vitamin B12
6. Defisit asam folat
7. Defisiensi vitamin C
8. Defisiensi mineral spt kalsium, fosfor,magnesium,besi,yodium
9. Tuberkolosis dan bronkopneumoni
Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Kurang Kalori Protein
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien: Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst.
2. Keluhan utama
Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka,
BB menurun dll.
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan kurus dll.
3. Riwayat kesehatan
• Riwayat penyakit sekarang :

a. Kapan keluhan mulai dirasakan?

b. Kejadian sudah berapa lama?


c. Apakah ada penurunan BB?

d. Bagaimanan nafsu makan pasien?

e. Bagaimana pola makannya?


f. Apakah pernah mendapat pengobatan, dimana, oleh siapa, kapan, jenisnya?
Pengkajian
• Riwayat penyakit dahulu
• Apakah dulu pasien pernah menderita penyakit seperti sekarang

Riwayat penyakit keluarga


• Apakah anggota kel pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dgn
kekurangan gizi atau kurang protein atau karbohidrat
• Riwayat penyakit sosial
a) Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.
b) Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.
c) Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien
d) Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.
• Riwayat spiritual
Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu
Pengkajian fisik
• INSPEKSI
Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan status gizi pasien meliputi :
b) Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasien
c) Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka seperti bulan.
d) Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam, tampak
siannosis, perut membuncit.

• PALPASI
Pada marasmus terdapat turgor kulit jelek.
Pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati.
Diagnosa Keperawatan

Gangguan
Defisit Integritas
Nutrisi Kulit/Jaringan
INTERVENSI
No. Dx SDKI SLKI SIKI

1 Defisit nurisi Setelah dilakukan tindakan *Manajemen Nutrisi


- Tanda Mayor keperawatan 1x 24 jam maka Observasi
Subjektif : - status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
Objektif : 2. Monitor berat badan
1. Berat badan Kriteria hasil : Terapeutik
menurun minimal  Porsi makanan yang 3. Sajikan makanan secara menarik dan
10% dibawah dihabiskan suhu yang sesuai
rentang normal  Berat badan 4. Berikan makanan tinggi kalori dan
 Tanda Minor :  Indeks Massa Tubuh (IMT) tinggi protei
Subjektif :  Frekuensi makanan Edukasi
1. Cepat kenyang 5. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
setelah makan Kolaborasi
2. Kram/nyeri abdomen 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
3. Nafsu makan menentukan jumlah kalori dan jenis
menurun nutrien yang dibutuhkan.
Lanjuta Objektif :
n 1. Bising usus
hiperaktif
2. Otot pengunyah
lemah
3. Otot menelan
lemah
4. Membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare
INTERVENSI
2 Gangguan Integritas Setelah dilakukan tindakan *Perawatan Integritas Kulit
Kulit/Jaringan keperawatan 1x24 jam maka Observasi
 Data Mayor Integritas Kulit dan Jaringan 1. Identifikasi penyebab gangguan
Subjektif : - meningkat integritas kulit
Objektif :
1. Kerusakan kulit Kriteria Hasil : Terapeutik
dan/atau lapisan kulit  Kerusakan jaringan 2. Gunakan produk berbahan
 Tanda Minor  Kerusakan lapisan kulit petrolium atau minyak pada kulit
Subjektif : - kering
Objektif :
1. Nyeri Edukasi
2. Perdarahan 3. Anjurkan menggunakan pelembab
3. Kemerahan 4. Anjurkan meningkatkan asupan
4. Hematom nutrisi
5. Anjurksn meningkatkan asupan
buah dan sayur
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawtan kesehatan keluarga. Perawat melaksanakan
tindakan-tindakan keperawtan yang telah direncanakan disesuaikan dengan keadaan keluarga. Bisa
dilakukan selama perawatan misalnya 1 x 24 jam , 2 x 24 jam atau seterusnya.

EVALUASI
Merupakan pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan dari tindakan keperawatan yang direncanakan.
Evaluasi bisa berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Dimana evaluasi
menggungkap tiga masalah atau kemungkinan, yaitu :
1) M a s a l a h d a p a t d i s e l e s a i k a n ( T u j u a n T e r c a p a i )
2) S e b a g i a n s a j a m a s a l a h y a n g d a p a t d i p e c a h k a n ( T u j u a n T e r c a p a i S e b a g i a n )
3) M u n c u l M a s a l a h B a r u ( T u j u a n T i d a k T e r c a p a i )

Presentation title 23
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai