Anda di halaman 1dari 31

RDS

RESPIRATORY DISEASE SYNDROME

Putra Pradana (J210170007)


Ariqoh Hanifah (J210170017)
Andra Wahyu Nugroho (J210170032)
Hafid Sahrul Neesa (J210170039)
Rini Setyowati (J210170042)
Nabilla Putri N.S (J210170054)
Sidiq Bima Fatkur Rohim (J201170070)
DEFINISI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada


bayi premature dengan tanda-tanda takipnue (>60
x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang
menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan
dengan x-ray thorak yang spesifik (Stark,2002).
ANATOMI
FISIOLOGI

1. Rongga hidung terdiri dari benjolan seperti rak yaitu


turbinat yang bekerja seperti kisi-kisi radiator untuk
menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara
inspirasi mukosa rongga ini memiliki banyak pembuluh darah
yang bervariasi.
ANATOMI
FISIOLOGI

2. Laring adalah suatu katuk yang rumit pada persimpangan antara lintasan
makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan
dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakeaaring berperan untuk
pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya
makanan dan cairan karena itu dapat menyebabkan batuk bila terserang.
ANATOMI
FISIOLOGI

3. Trakea dipertahankan terbuka oleh cincin-cincin kartilago


berbentuk huruf c, trakea yang bercabang menjadi dua brnkus
setiap cabang-cabangnya kemudian bercabang kembali kedalam
paru, akhirnya berujung dalam kantog tipis.
ANATOMI
FISIOLOGI

4. Alveoli jalan nafas yang lebih besar ini mempunyai


lempeng-lempeng kartilago dindingnya untuk mencegah
kempesnya selama perubahan tekanan dalam paru-paru.

TEX HEE
ANATOMI
FISIOLOGI

5. Cabang-cabang trakea dilapisi dengan silia yaitu


epitalium yang menghabiskan lendir, debu- debu
tertangkap mukosa kemudian di sapu kelaring oleh silia
dan dibatukan keluar.

TEXT HERE
ANATOMI
FISIOLOGI

Bronkus bercabang lagi dan seterusnya menjadi makin


kecil yang membentuk bronkiolus yang tidak memiliki
penyokong kartilago, tetapi memiliki dinding otot polos
yang dapat berkontraksi untuk penyempitan jalan nafas.
ANATOMI
FISIOLOGI

Paru-paru adalah struktur elastis seperti spon, paru-paru


berada dalam rongga torak yang terkandung dalm
susunan tulang iga dan letaknya disebelah kiri dan kanan
media stinum.
ANATOMI
FISIOLOGI

Alveoli dibungkus oleh anyaman kapiler yang sangat halus


yang mengandung darah. Udara dan darah berhubungan
lewat dinding tipis hanyan dua sel yang tebal. Disini
pertukaran gas terjadi melalui difusi ( Monika Ester. 1999 )
a

ETIOLOGI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME

Menurut Suriadi dan Yuliani (2010) yaitu sebagai berikut


1. Ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli
terbuka.
2. Alveoli masih kecil sehingga mengalami kesulitan
berkembang dan pengembangan kurang sempurna.
3. Membran halus berisi debris dari sel yang nekrosis yang
tertangkap dalam proteinacceous filirat serum (saringan
serum protein), difagosit oleh makrofag.
4. Berat badan bayi lahir < 2500 gram.
5. Adanya kelainan di dalam dan di luar paru.
6. Bayi prematur atau kurang bulan. Diakibatkan oleh
kurangnya produksi surfaktan.
KLASIFIKASI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

1. Syndrom gawat nafas Klasik/Clasik 3. Sindrom Gawat Nafas Berat/ Severe


Respyratory distress syndrome. Respiratory Distress Syndrome
2. Sindrom Gawat Nafas Sedang-
Berat/Moderately severe Respiratory
Distress Syndrome
PATOFISIOLOGI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

Faktor-faktor yang mempermudahkan terjadinya


Respiratory distress syndrome pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga sulit
berkembang, pengembangan kurang sempurna
karena dinding thorak masih lemah, produksi
surfaktan kurang sempurna.
PATOFISIOLOGI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologi


paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25% dari normal,
pernapasan menjadi berat, shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia
berat, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis
respiratorik.
PATOFISIOLOGI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

Pada Bayi ektremely premature (berat badan


lahir sangat rendah) mungkin dapat berlanjut
apnea, dan atau hipotermi. Pada Respirasi
Dystress Syndroma yang tanpa komplikasi maka
surfaktan akan tampak kembali dalam paru pada
umur 36-48 jam. Gejala dapat memburuk secara
bertahap pada 24-36 jam pertama.selainjutnya
bila kondisi stabil dalam 24 jam maka akan
membaik dalam 60-72 jam. Dan sembuh pada
akhir minggu pertama.
FAKTOR RESIKO
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

1. Bayi Caucasian atau bayi laki-laki


2. Bayi yang lahir sebelumnya juga
mengalami HMD
3. Persalinan Sectio Caesaria
4. Asfiksia perinatal
5. Stress dingin/ cold stress (suatu
kondisi yang menekan produksi
surfaktaan)
6. Infeksi perinatal
7. Kelahiran Kembar (bayi-bayi yang
dilahirkan kembar biasanya
prematur)
KOMPLIKASI
Bocornya udara pada jaringan paru-paru, seperti :
1) Pneumomediastinum.
2) Pneumothoraks.
3) Pneumoperikardium.
4) Pulmonary Interstitial Emphysema (PIE).
5) Bronhopulmonary dysplasia.
MANIFESTASI KLINIS

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini

RDS sangat dipengaruhi oleh tingkat maturitas paru.


Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan,
semakin berat gejala klinis yang ditujukan.

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis


alveoli, edema, dan kerosakan sel dan selanjutnya
menyebabkan kebocoran serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinikal yang timbul yaitu : adanya sesak nafas

RDS pada bayi prematur segera setelah lahir, yang ditandai


dengan takipnea (> 60 x/minit), pernafasan cuping
hidung, grunting, retraksi dinding dada, dan sianosis,
dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah
lahir.
MANIFESTASI KLINIS

Setiap bayi dengan gangguan pernafasan memerlukan

RDS
penangan secara umum berupa :
1. Pemberian oksigen dengan aliran sedang.
2. Bila frekuensi pernafasan kurang dari 30 kali per menit,
harus diobservasi ketat.
3. Bila apnu : Stimulasi bayi untuk bernafas dengan
menggosok-gosok punggung bayi selama 10 detik.
4. Indikasi penggunaan balon dan sungkup
5. Bila didapatkan tanda-tanda lainya, usahakan
menentukan penyebab gangguan nafas ini sambil meneruskan
pemberian oksigennya.
PATHWAY

RDS
PENATALAKSANAAN
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

Menurut Cecily & Sowden (2009) penatalaksanaan


medis pada bayi RDS (Respiratory Distress
Syndrom)yaitu:
1)Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru
optimal, Pertahankan kestabilan suhu.
3)Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang
tepat
4)Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin
5)Lakukankan transfusi darahseperlunya
6)Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi
7)Pertahankan jalur arteri untuk memantau PaO₂dan
pengambilan sampel darah
8)Berikan obat yang diperlukan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Menurut Cecily & Sowden (2009) pemeriksaan


penunjang pada bayi dengan RDS yaitu:
1. Kajian foto thoraks
2. Hitung darah lengkap (Elektrolit, kalsium, natrium, RDS
kalium, glukosa serum)
3. Tes cairan amnion (lesitin banding spingomielin)
untuk menentukan maturitas paru
4. Oksimetri nadi untuk menentukan hipoksia.
v

1. Biodata
2. Pemeriksaan fisik
a. Riwayat maternal
b. Status infant saat lahir
c. Cardiovaskular
d. Integumen
e. Neurologis
f. Status behavioral
g. Studi diagnostik

PENGKAJIAN
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)
DIAGNOSA
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis


(defisiensi surfaktan dan ketidakstabilan alveolar)
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membram
kapiler alveolar
3. Resiko gangguan termoregulasi : hipotermia b.d
berada di lingkungan yang dingin
4. Kekurangan nutrisi b.d intake yang tidak adekuat
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d gangguan
mekanisme regulasi
INTERVENSI
Intervensi Rasional

1.Monitor kecepatan, irama, kedalaman 1. Mengetahui apakah ada gangguan dalam


RESPIRATORY DISEASE SYNDROME
dan upaya nafas bernafas

2.Monitor pergerakan, kesimetrisan dada, 2. mengetahui kemampuan bernafas klien

retraksi dada dan alat bantu pernafasan 3. klien merasa nyaman


1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas
3.Posisikan pasien untuk memaksimalkan 4. mempertahankan oksigen anteri neurologis (defisiensi surfaktan dan
ventilasi dan mengurangi dispnea 5. kemungkinan terjadi kesulitan bernafas
ketidakstabilan alveolar)
4. Berikan oksigen sesuai program akut
Tujuan yang di harapkan : pola nafas
5. Alat-alat emergensi disiapkan dalam kembali efektif
keadaan baik
Kriteria hasil :
a. Pengembangan dada simetris
b. Irama pernafasan teratur
c. Bernafas mudah
d. Tidak ada suara nafas tambahan
Intervensi Rasional

INTERVENSI 1. Pantau dispnea, takipnea, bunyi 1. Data dasar untuk menentukan


RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS) nafas, peningkatan upaya intervensi lebih lanjut

pernafasan,ekspansi, paru dan 2. Menjaga keseimbangan cairan

kelemahan 3. Persiapan emergensi terjadinya

2. Gangguan pertukaran gas b.d 2. Monitor intake dan output cairan masalah akut pernafasan
perubahan membram kapiler 3. Jaga alat emergensi dan 4. Mengurangi tingkat kecemasan
alveolar
pengobatan tetap tersedia seperti

Tujuan yang diharapkan : ambu bag, et tube, suction, oksigen


pertukaran gas kembali normal
RDS
4. Batasi pengunjung
Kriteria hasil :
a. Menunjukan perbaikan
ventilasi dan oksigenasi
jaringan adekuat dengan
GDA dalam rentan normal
b. Bebas dari gejala distres
pernafasan
INTERVENSI Intervensi Rasional

RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS) 1. monitor gejala dari hipotermia : fatige, 1. Data dasar dalam menentukan intervensi

lemah, apatis, perubahan warna kulit 2. Mengetahui adanya gangguan pernafasan

2. Monitor status pernafasan 3. Menaikan suhu tubuh bayi

3. Pindahkan bayi dari lingkungan yang 4. Pakaian yang dingin dan basah akan

dingin ke dalam lingkungan ? tempat yang memperburuk kondisi bayi

3. Resiko gangguan termoregulasi : hangat (didalam inkubator atau lampu


hipotermia b.d berada di lingkungan yang sorot)
dingin
4. segera ganti pakaian bayi yang dingin

Tujuan yang diharapkan : hipotermia dan basah dengan pakaian yang hangat
dapat teratasi dan kering, berikan sekimut
Kriteria hasil :
a. Suhu axila 36-37C
b. RR : 30-60x/menit
c. Warna kulit merah muda
d. Tidak ada distress respirasi
e. Tidak mengigil
f. Bayi tidak gelisah dan letargi
INTERVENSI
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME

Intervensi Rasional

1. Observasi reflek menghisap dan 1. Mengetahui apakah ada gangguan 4. Kekurangan nutrisi b.d intake yang tidak
adekuat
menelan bayi dalam menghisap dan menelan bayi

2. Observasi intake dan output 2. Mengetahui status nutrisi bayi Tujuan yang diharapkan : Nutrisi dapat
3. Berikan cairan IV dengan kandungan 3. Memenui kebutuhan kalori bayi tercukupi
Kriteria hasil :
glukosa sesuai kebutuhan neonates 4. Menentukan diet yang tepat bagi
a. Tidak terjadi penurunan BB >15%
4. Rujuk kepada ahli diet untuk bayi b. Bayi tidak muntah
membantu memilih cairan yang dapat c. Bayi dapat minum dengan baik
memenuhi kebutuhan gizi
INTERVENSI Intervensi Rasional

1. Observasi suhu dan nadi 1. Mengetahui adanya indikasi kekurangan

2. Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi volume cairan

5. Resiko kekurangan volume cairan atau overhidrasi 2. Menentukan intervensi lebih lanjut

b.d gangguan mekanisme regulasi 3. Berikan terapi intravena sesuai dengan 3. Mempertahankan keseimbangan cairan

anjuran dan berikan dosis pemeliharaan, 4. Cairan membantu distribusi obat-obatan


Tujuan yang diharapkan : Resiko
kekurangan volume cairan tidak selain itu berikan pula indakan-tindakan dalam tubuh serta membantu menurunkan

terjadi pencegahan demam


Kriteria hasil :
4. Berikan susu dan cairan sesuai kebutuhan Cairan bening membantu menambah kalori
a. turgor pada perut bagian depan
kenyal, tidak ada edema, serta menangulangi kehilangan BB

membram mukosa lembab,


intake cairan sesuai dengan usia
dan BB.
b. Output urin 1-2 ml/kg BB/jam,
ubun-ubun datar, elektrolit
darah batas normal.
DAFTAR PUSTAKA
RESPIRATORY DISEASE SYNDROME (RDS)

http://dhoyulfigustri.blogspot.co http://nurseberaksi.blogspot.com
m/2013/04/rds.html /2013/09/asuhan-keperawatan-
pada-klien-dengan.html

http://akbidwh.blogspot.com/20 Riyadi,Sujono. Dkk, 2010, Asuhan


13/03/respiratory-distress- Keperawatan Anak Sakit :
syndrome-rds.html Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai