Anda di halaman 1dari 33

Respiratory Disstress

Syndrome
(RDS) RIZCHA
MURNI
PENGERTIAN

Sindrom Gawat Napas (Respiratory


Disstress Syndrome, RDS) merupakan
gangguan pernapasan yang spesifik
terjadi pada neonatus. Sindrom gawat
napas terjadi akibat imaturitas paru dan
defisiensi surfaktan sehingga paling
sering dijumpai pada bayi prematur. Bayi
lain yang kemungkinan mengalami
sindrom gawat napas meliputi bayi yang
dilahirkan oleh ibu penyandang diabetes,
bayi yang dilahirkan melalui seksio
sesaria tanpa didahului oleh fase
persalinan, dan individu yang mengalami
asfiksia perinatal (Thilo & Rosenberg,
2011)
Respirasi Distress Syndrome (RDS) atau
Sindrom Distres Pernapasan adalah sindrom
gawat napas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir
dengan masa gestasi kurang (Malloy, 2009) Sindrom distres pernapasan
adalah perkembangan yang
imatur pada sistem
pernapasan atau tidak
adekuatnya jumlah dalam
paru. RDS dikatakan sebagai
hyalin membrane diseaser
(Suriadi &Yulianni, 2010)
Sindrom distres pernapasan adalah sekumpulan temuan klinis,

radiologis, dan histologis yang terjadi terutama akibat

ketidakmaturan paru dengan unit pernapasan yang kecil dan sulit

mengembang dan tidak menyisakan udara diantara usaha napas

(Bobak, 2009).

KESIMPULAN
RDS adalah penyakit yang
disebabkan oleh ketidakmaturan
dan ketidakmampuan sel untuk
menghasilkan surfaktan yang
memadai.
Insiden Terjadinya Respiratory Distress Sydrome
(RDS)

1.Terdapat korelasi terbalik dengan usia kehamilan:


semakin muda seorang bayi, semakin tinggi insidens
RDS. Akan tetapi, tampaknya kasus-kasus RDS lebih
tergantung pada kematangan paru daripada usia
gestasi.
a.Didiagnosis pada 90% bayi pada usia gestasi 26
minggu
b.Didiagnosis pada 70% bayi pada usia gestasi 30
minggu
Condition symptoms

2.RDS terdapat dua kali lebih banyak


pada laki-laki daripada perempuan

3.Insidens meningkat pada bayi cukup bulan


bila terdapat faktor-faktor tertentu
a.Ibu diabetes yang melahirkn bayi kurang dari
38 minggu usia gestasi
b.Hipoksia perinatal
c.Lahir melalui seksio sesaria
Etiologi

Dihubungkan dengan usia kehamilan.


Berat badan bayi lahir kurang dari 2500
gram. Sering kali bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram. 20% berkembang
dengan bronchopulmonary dysplasia
(BPD).
Patofisiologi 
Defenses
Pada bayi dengan RDS, dimana adanya ketidakmampuan paru untuk mengembang dan
alveoli terbuka. RDS pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernafasan karena
imaturmya dinding dada, Parenchyma paru, dan imaturnya endotelium kapiler yang
menyebabkan kolaps paru pada akhir ekspirasi.

Pada bayi dengan RDS disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan
kualitatif surfaktan, sehingga menimbulkan ketidakmampuan alveoli untuk ekspansi. Terjadi
perubahan tekanan intra extra thoracic clan menurunnya pertukaran udara.

Secara alamiah perbaikan mulai setelah 24-48 jam. Sel yang rusak akan diganti. Membran hyaline,
berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam proteinaceous filtrate serum , di pagosit
oleh makrofag. Sel cuboidal menempatkan pada alveolar yang rusak dan epitclium jalan nafas,
kemudian terjadi perkembangan sel kapiler baru pada alveolai. Sintesis surfaktan memulai lagi clan
kemudian membantu perbaikan alveoli untuk pengembangan.
Manifestasi Klinis
ejala berikut terlihat pada 6 sampai 8 jam
1.Takipnea (lebih dari 60 kali per menit)
2.Retraksi intercostal dan sternal (tarikan dada)
3.Dengkur ekspiratori
4.Pernapasan cuping hidung
5.Sianosis sejalan dengan peningkatan hipoksemia
6.Menurunnya daya komplian paru (nafas ungkang-ungkit paradoksal)
7.Hipotensi sistemik (pucat perifer, edema, pengisian kapiler tertunda lebih
dar 3 sampai 4 detik)
8.Penurunan keluaran urin
9.Penurunan suara napas dengan ronkhi
10.Takikardia pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Komplikasi

1.Ketidakseimbangan asam basa


2.Kebocoran udara (pneumotoraks, pneumediastinum,
pneumoperikardium, pneumoperitoneum, emfisma
subkutan, emfisema interstisial pulmoner)
3.Perdarahan pulmoner
4.Dysplasia bronkopulmoner, dysplasia bronkopulmoner
5.Apnea
6.Hipotensi sistemik
7.Anemia
8.Infeksi (pneumonia, septicemia)
9.Perubahan perkembangan bayi dan perilaku orang tua
Defenses guide 
Defenses

1.Komplikasi selang endotrakeal (berpindah, tercabut,


Komplikasi
Berhubungan tersumbat, atelectasis setelah ekstubasi, alur palatum).
Dengan 2.Lesi trakea (erosi, granuloma, stenosis subglotis,
Intubasi trakeabronkittis mengalami nekrosis).

1.Patent ductus arteriosus (PDA)


Komplikasi
Berkaitan 2.Perdarahan Intraventrikuler
Dengan 3.Retinopati dari prematuritas
Prematuritas
PEMERIKSAAN PENUNJANG 
Features

Gas darah arteri-


asidosis repiratori dan
FOTO metabolic
THORAKS
PEMERIKSAAN PENUNJANG 
Features

Elektrolit, kalsium, natrium,


DARAH kalium, glukosa serum
LENGKAP
Condition symptoms 

Perbaiki oksigenasi dan pertahankan


volume paru optimal

Pertahankan kestabilan suhu

Berikan asupan cairan, elektrolit, dan


nutrisi yang seimbang

Pantau nilai gas darah arteri,


hemoglobin dan hematokrit, serta
bilirubin

Defenses

Lakukan transfusi darah seperlunya untuk


mempertahankan hematokrit

Pertahankan jalur arteri (arterial line) untuk


memantau PaO2 dan pengambilan sampel
darah

Berikan obat yang diperlukan


ASUHAN
KEPERAWATAN
a)Pengkajian

1.Riwayat maternal 2.Status infant saat lahir


a.Menderita penyakit seperti a.Prematur, umur
diabetes mellitus kehamilan
b.Kondisi seperti perdarahan b.Apgar score, apakah
placenta terjadi aspiksia
c.Tipe dan lamanya persalinan c.Bayi prematur yang lahir
d.Stress fetal atau intrapartus melalui operasi caesar
a)Pengkajian

3.Cardiovaskular
4.Integumen
a.Bradikardi (dibawah 100 x per
a.Pitting edema pada tangan
menit) dengan hipoksemia berat
dan kaki
b.Murmur sistolik
b.Mottling
c.Denyut jantung dalam batas
normal
a)Pengkajian

e.Nafas grunting
5.Neurologis
f.Nasal flaring
a.Immobilitas, kelemahan,
g.Retraksi intercostal, suprasternal,
flaciditas
atau substernal
b.Penurunan suhu tubuh
h.Cyanosis berhubungan dengan
c.Pulmonary
persentase desaturasi hemoglobin
d.Takipnea
i.Penurunan suara nafas, crakles.
Diagnosa 
Defenses

1.Dx. 1: Gangguan pertukaran gas b.d imaturitas paru dan neuromuskular,


defisiensi surfaktan dan ketidakstabilan alveolar.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola
nafas efektif.
Kriteria Hasil:
a.Jalan nafas bersih
b.Frekuensi jantung 100-140 x/i
c.Pernapasan 40-60 x/i
d.Takipneu atau apneu tidak ada
e.Sianosis tidak ada
Diagnosa 
Defenses

2.Dx 2: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hilangnya fungsi
jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai
dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk
dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan : Klien dapat mempertahankan jalan nafas ditandai dengan:
a.Bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)
b.Pasien bebas dari dispneu
c.Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
d.Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Diagnosa 
Defenses

3.Dx 3: Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan


nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator
yang kurang tepat.
Tujuan : Klien dapat mempertahankan kepatenan pola napas secara spontan yang
ditandai dengan :
a.Frekuensi pernapasan 100-140 kali per menit
b.Irama pernapasan reguler
c.Tidak ada retraksi dinding dada
d.Klien bebas dari dispneu
Diagnosa 
Defenses

4.Dx 4: Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake yang tidak
adekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
a.Tidak terjadi penurunan BB> 15 %.
b.Muntah (-)
c.Bayi dapat minum dengan baik
Diagnosa 
Defenses

5.Dx 5: Devisit volume cairan b.d metabolisme yang meningkat


Tujuan : Volume cairan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
a.Suhu 36-37 C
b.Nadi 120-140 x/mnt
c.Turgor kulit baik.
INTERVENSI 
INTERVENSI 
INTERVENSI 
INTERVENSI 
INTERVENSI 
INTERVENSI 
INTERVENSI 
THANKYOUUU...

Anda mungkin juga menyukai