Anda di halaman 1dari 9

RASA NYERI SAAT PERSALINAN DAN MELAHIRKAN

A. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim, Farer (2001).
Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri
bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap
struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan
berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik
semata, tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan

B. Neurologi

Nyeri dan ketidaknyamanan saat persalinan mempunyai dua sumber, somatik dan
viseral. Saat kala satu persalinan, kontraksi uterus akan menyebabkan dilatasi dan
penipisan (effacement) serviks. Iskemia uterus (penurunan suplai darah, sehingga
terjadi defict oksigen) disebabkan oleh kompresi arteri yang menyuplai myometrium
saat uterus berkontraksi. Rasangan nyeri pada kala satu persalinan akan
ditransmisikan lewat segmen saraf spinal T-1 sampai T-12, saraf toraks bawah dan
simpatetik lumbar atas. Saraf ini berasal dari korpus uterus dan serviks (blackburn,
2007).

Nyeri yang disebabkan oleh perubahan serviks, distensi segmen bawah uterus,
perenggangan jaringan serviks saat serviks berditalasi, dan tekanan pada struktur dan
saraf disekitarnya merupakan nyeri viseral. Nyeri tersebut akan terasa di perut bagian
bawah. Nyeri alih atau referred pain terjadi ketika nyeri yang berasal dari urterus
menjalar ke dinding abdome, area lumbosakral di punggung, krista iliaka, bokong,
paha dan punggung bagian bawah (blackburn, 2007: zwelling dkk., 2006).

Pada kala dua persalinan, wanita akan mengalami nyeri somatik, yang sering
dideskripsikan sebagai nyeri yang tajam, intens, terasa panas seperti terbakar, dan
lokasinya jelas. Nyeri berasal dari perenggangan dan distensi jaringan perineal dan
dasar pelvis agar fetus dapat lewat, dari distensi dan tertariknya perioneum dan
jaringan pendukung uteroserviks saat kontraksi dan laserasi jaringan lunak. Faktor
fisik yang berhubungan dengan rasa nyeri pada kala dua persallinan adalah posisi
fetus, kecepatan, turunnya fetus, posisi ibu, durasi dan interval kontraksi, dan rasa
lelah (Zwelling dkk., 2006).

Nyeri pada kala tiga persalinan dan masa awal setelah melahirkan adalah nyeri
yang berasal dari uterus.

C. Persepsi Nyeri

Perbedaan jenis kelamin, perbedaan sosial, suku dan budaya berperan pada
persepsi serta perilaku terhadap nyeri. Efek dari faktor seperti budaya, rangsang
berlawanan, dan pengalih perhatian dalam menghadapi nyeri masih belum dimengerti
sepenuhnya. Arti nyeri dan ekspresi verbal dan nonverbal terhadap nyeri tampaknya
dipelajari melalui interaksi dengan kelompok sosial primer. Pengaruh kebudayaan
akan memberikan suatu harapan mengenai perilaku yang bisa atau tidak bisa diterima
ketika mengalami nyeri.

D. Ekspresi Rasa Nyeri

Rasa nyeri akan mengakibtakan efek fisiologis, resppons sensorik, dan emosional.
Selama persalinan, nyeri akan menimbulkan efek fisiologis yang dapat
diidentifikasikan. Aktivitas sistem saraf simpatik akan distimulus sebagai respon
terhadap nyeri yang makin meningkat, sehingga terjadi peningkatan kadar
katekolamin. Tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat. Pola respirasi ibu
akan berubah sebagai respon peningkatan konsumsi oksigen. Hiperventilasi, kadang
bersamaan dengan alkosis respirasi, dapat terjadi selama rasa nyeri meningkat.

Pasien dapat terlihat pucat dan berkeringat. Asam lambung meningkat, dan rasa
mual dan muntah terjadi pada fase aktif persalinan. Perfusi plasenta dapat berkurang,
berpotesnsi untuk memperpanjang persalinan dan memengaruhi kesejahteraan fetus.
Beberapa ekspresi emosional (afektif) terhadap nyeri sering kali dapat dilihat.
Meningkatnya rasa cemas dengan lapang pandang yang berkurang, menangis,
meronta, merintih, gerak-gerakan tertentu (mengepalkan telapak tangan dan
meremas-remas), dan ekstibilitas otot yang berlebihan diseluruh tubuh.

E. Faktor yang Mempengaruhi Respons Nyeri

Nyeri persalinan berbeda tiap wanita. Bagaimana ia mempersepsikan dan


menginterpasikan rasa nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik, emosional,
psikososial budaya dan lingkungan (Zwelling dkk., 2006)

a) Faktor fisiologis

Faktor psikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini


menimbulkan nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang kemudian memendek.
Serviks juga akan melunak menipis, dan mendatar, kemudian tertarik. Saat itulah
kepala janin menekan mulut rahim dan membukanya. jadi, kontraksi merupakan
bagian dari upaya membuka jalan lahir.

Berbagai faktor fisiologi dapat memengaruhi intensitas nyeri yang dialami wanita
saat melahirkan. Nyeri punggung yang berhubungan dengan menstruasi juga dapat
meningkatan kemungkinan nyeri punggung bawah yang berhubungan dengan
kontraksi. Faktor fisik lainnya adalah kelelahan, durasi, dan interval kontraksi, posisi
fetus, kecepatan penurunan fetus, dan posisi ibu (Zwelling dkk,. 2006).
b) Budaya

Perawat akan merawat wanita dan keluarga dari berbagai latar belakang budaya,
mereka harus mengetahui dan memahami tentang bagaimana suatu budaya mengatasi
nyeri. Meskipun wanita memang diharapkan untuk mengalami setidaknya sedikit rasa
nyeri dan kepercayaan agamanya akan menentukan bagaimana mereka
mengepresikan, menginterpasikan, merespons dan mengatasi rasa nyeri mereka.
Contohnya, wanita dengan kepercayaan agama yang kuat sering kali menerima rasa
nyeri sebagai bagian yang wajib dan tidak bisa dihindari untuk membawa kehidupan
baru ke dunia (Callister, Khalaf, Semenic, Kartchner, dan Vehvilainen-Julkunen,
2003).

Pemahaman terhadap kepercayaan, nilai-nilai, dan berbagai kebudayaan akan


mengurangi perbedaan budaya dan membantu perawat menilai rasa nyeri yang
dialami wanita secara lebih akurat. Perawat kemudian memberikan perawatan yang
sesuai dan sensitif terhadap kebudayaan dengan menggunakan tindakan pengurangan
nyeri yang menjaga rasa percaya diri dan kontrol diri wanita.

Beberapa kepercayaan dalam kebudayaan mengenai rasa nyeri :

Wanita keturunan Cina Mungkin tidak menjukan reaksi terhadap rasa nyeri,
meskipun menunjukan reaksi terhadap nyeri pada saat
melahirkan dapat diterima. Mereka menganggap menerima
sesuatu saat pertama kali ditawarkan tidak sopan, karena itu
intervensi terhadap nyeri harus ditawarkan lebih dari sekali.
Akupuntur mungkin dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri

Wanita Arab dan Timur Mungkin sangat vokal dalam menunjukan rasa nyerinya.
Mereka biasanya menyukai obat-obatan pengurang rasa
nyeri.

Wanita Jepang Mungkin awalnya tabah dalam menghadapi rasa nyeri,


namun dapat meminta obat pengurang nyeri ketika nyeri
menjadi berat.
Wanita Asia Tenggara Mungkin akan menahan nyeri yang berat sebelum meminta
obat

Wanita Hispanik Biasanya tabah sampai di akhir-akhir perselisihan,


kemudian menjadi vokal dan meminta obat.

Wanita Indian Biasanya menggunakan obat atau ramuan dari berbagai


tanaman, mereka biasanya tabah dalam menghadapi rasa
nyeri persalinan

Wanita AFRIKA Mungkin menunjukan rasa nyeri secara terbuka, namun


permintaan untuk obat-obatan bervariasi.

c) Kecemasan

Kecemasan dihubungkan dengan peningkatan rasa nyeri saat persalinan. Sedikit


rasa cemas pada wanita saat persalinan dianggap normal. Meski demikian, kecemasan
berlebihan dan rasa takut akan menyebabkan sekresi katekolamin tambahan yang
meningkatkan rangsang dari panggul ke otak karena penurunan aliran darah dan
peningkatkan tegangan otot: aktivasi ini nantinya akan meningkatkan persepsi nyeri
(Zwelling dkk., 2006).

oleh karena itu, saat rasa takut dan kecemasan meningkat, tegangan otot akan
meningkat, efektivitas kontraksi uterus berkurang, ketidaknyamanan yang dialami
meningkat, selain itu lingkaran cemas dan takut dimulai. Akhirnya lingkaran ini akan
memperlambat kemajuan persalinan.

d) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman sebelumnya dengan rasa nyeri dan persalinan dapat memengaruhi


deskripsi seoraang wanita mengenai rasa nyerinya dan kemampuannya untuk
mengatasi rasa nyeri tersebut. Persalinan, bagi seorang wanita muda yang sehat,
mungkin pertama kalinya ia mengalami rasa nyeri yang signifikan, sehingga ia belum
mempunyai strategi untuk mengatasi rasa nyeri. Ia mungkin mendeskripsikan rasa
nyeri pada awal persalinan dengan nilai “10” dari skala 1-10.
Nyeri sensorik pada wanita nulipara sering kali lebih besar daripada wanita
multipara pada awal persalinan (pembukaan kurang dari 5cm) karena struktur saluran
reproduksi yang tidak supel. Pada transisi kala satu persalinan dan awal kala dua
persalinan, wanita multipara mungkin mengalami rasa nyeri sensorik yang lebih besar
karena jaringan mereka yang lebih supel akan mempercepat penurunan kepala fetus,
meningkatkan rasa nyeri. Jaringan wanita nulipara yang lebih keras akan membuat
penurunan lebih lambat dan bertahap. Nyeri afektif biasanya meningkat pada wanita
nulipara selama kala satu persalinan namun menurun pada wanita multipara dan
nulipara pada kala dua persalinan (Lowe, 2002)

e) Teori pengontrolan nyeri (gate control theory)

Teori pengontrolan nyeri ini membantu menjelaskan cara kerja hipnosis dan
teknik mengurangi nyeri lainnya yang diajarkan di kelas persiapan melahirkan.
Menurut teori ini, sensasi nyeri akan berjalan sepanjang jalur saraf sensorik ke otak,
namun hanya sejumlah sensasi atau pesan tertentu yang dapat berjalan dijalur ini pada
satun waktu. Dengan pengalih perhatian seperti pijat, musik, gambar, dan titik fokal,
akan mengurangi atau memblokir sepenuhnya kapasitas jalur saraf untuk
menghantarkan rasa nyeri.

Teori pengalihan nyeri menggaris bawahi kebutuhan lingkungan persalinan yang


suportif yang membuat wanita yang sedang mengalami persalinan dapat bersantai dan
menggunakan berbgai aktivitas mental.

f) Kenyamanan
Persalinan merupakan proses natural dan wanita dapat merasakan kenyamanan
dan mengubah ketidaknyamanan atau nyeri saat melahirkan menjdai suatu hasil yang
menggembirakan dari persalinan. Keinginan dan kebutuhan yang terpenuhi akan
memberikan perasaan nyaman.

Intervensi yang paling membantu dalam meningkatkan kenyamanan adalah


pendekatan perawatan yang penuh perhatian dan kehadiran yang penuh dukungan.

g) Dukungan

bukti yang ada menunjukan bahwa kepuasan seorang wanita terhadap proses
melahirkan ditentukan oleh sejauh apa harapannya terpenuhi dan kualitas dukungan
dan interkasi dengan tenaga kesehatan. Selain it, kepuasan juga dipengaruhi oleh
sejauh apa seorang wanita merasa dapat mengontrol persalinanya dan ikut serta
membuat keputusan mengenai persalinanya, termasuk tindakan yang diambil untuk
mengatasi nyeri (Albers, 2007; Zwelling dkk., 2006)

Wanita yang mendapat dukungan terus-menerus sejak awal persalinan lebih


jarang memakai obat-obatan penghilang rasa sakit atau epidural, lebih sering
melahirkan secara spontan, dan lebih jarang mengeluhkan ketidakpuasan mengenai
proses persalinanya. Dukungan selama persalinan meningkatkan hasil perawatan
kesehatan yang cukup baik. (Albers, 2007; Berghella, Baxter, dan Chauhan, 2008;
Hodnett, Gates, Hofmeyr, dan Sakala, 2007)

h) Lingkungan

Kualitas lingkungan dapat memengaruhi persepsi terhadap nyeri. Lingkungan


termasuk orang didalamnya (bagaimana mereka berkomunikasi,, filosofi perawatan,
kebijakan dalam praktik, dan kualitas dukungan) dan ruangan dimana terjadi
persalinan (Zwelling dkk., 2006). wanita biasanya lebih memilih untuk dirawat oleh
tenaga kesehatan yang sudah dikenal dilingkungan yang nyaman dan terasa seperti di
rumah. Lingkungan harus aman dan privat, sehingga seorang wanita dapat merasa
bebas menjadi dirinya sendiri saat ia mencoba berbagai hal untuk meningkatkan
kenyamananya.
Rangsangan dari luar seperti cahaya, suara, dan suhu harus disesuaikan dengan
keinginan pasien.

F. Lama Nyeri Persalinan

selama persalinan dirasakan selama kala pembukaan dan makin hebat dalam kala
pengeluaran. Pada ibu yang baru pertama kali bersalin, kala pembukaan berlangsung
kira-kira 13 jam dan kala pengeluaran kira-kira 1 ½ jam. Pada wanita yang pernah
melahirkan kala pembukaan berlangsung lebih singkat yaitu sekitar 7 jam dan kala
pengeluaran sekitar 1/2 jam (Maya, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya-6027-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai