Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tentang
Anatomi dan Fisisologi Reproduksi Pria dan Wanita ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya
tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam
punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak). Sistem reproduksi manusia
tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita sangat
bertanggungjawab terhadap adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya terjadi
perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal tersbut didukung dengan adanya organ-organ
penyusun sistem reproduksi yang mempunyai fungsi penting.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora,
labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi interna
terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan ovarium (Hani dkk, 2011). Masing-
masing organ reproduksi tersebut memiliki fungsi spesifik bagi sistem reproduksi. Proses
fisiologi yang terjadi dalam organ reproduksi tersebut juga spesifik.
3
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai sistem reproduksi pada pria dan wanita baik
dari anatomi maupun fisiologinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Struktur eksterna
Organ luar :
Mons pubis
Labia mayora dan labia minora
Klitoris
Selaput dara (himen)
VULVA
5
1. Mons Pubis
Mons pubis adalah bagian di depan sendi pubis dan terdiri atas jaringan lemak dan kulit.
Pada tahap pubertas, rambut-rambut menyelubunginya.
2. Labia Mayora
Labia mayora tersusun atas lemak dan kulit. Setiap lipatan bermula dari bagian mons
pubis, melengkung di sekeliling bagian kemaluan dan bertemu dengan bagian sela paha.
Permukaan luar terdiri atas kulit yang berpigmen dan mengandung rambut-rambut,
sedangkan permukaan dalam licin dan bebas dari rambut.
3. Labia Minora
Labia minora terdapat di bagian dalam labia mayora. Bidang yang terdapat di antara
labia minora disebut fisura labia minora atau vestibula. Uretra membuka di bagian atas
fisura ini dan orifisium vagina di bagian bawah. Labia minora bertemu di bagian bawah,
kemudian membentuk satu lipatan yang disebut fourchett. Di bagian atas, labia ini
bertemu, kemudian membentuk korpus kavernosum klitoris.
4. Klitoris
klitoris adalah suatu struktur kecil yang terdapat di bagian atas pertemuan labia
minora. Labia minora ini menyelubungi klitoris lalu membentuk kulit atau sarungnya
yang disebut korpus kavernosum klitoris. Strukturnya seperti struktur testis laki-laki,
dan jaringan erektil yang mendirikannya dilengkapi dengan pembuluh darah dan urat
saraf.
5. Selaput dara
Pada perempuan, terdapat suatu membran mukosa yang dinamakan selaput dara yang
mengelilingi tepi ofisium vagina. Selaput dara hanya menutupi separuh bagian orifisium
vagina tersebut agar darah menstruasi dapat keluar.
6. Kelenjar Bartholin
Kelenjar bartholin terdiri atas dua kelenjar berbentuk kacang hijau dan setiap kelenjar
terletak di samping pintu lubang vagina. Saluran dari kelenjar ini membuka lapangan di
antara selaput dara dan labia minora. Kelenjar bartholin menghasilkan cairan untuk
6
melumasi lubang vagina. Sekumpulan kelenjar mukosa kecil yang disebut kelenjar
skene membuka, melalui dua saluran kecil, ke dalam rongga fisura dekat dengan pintu
uretra.
Pintu uretra dan orifisium vagina membuka di bidang fisura-pintu uretra di bagian atas
dan pintu vagina di bawah.
8. Perineum
Perineum adalah bagian di antara labia vagina dengan anus. Kulit dibagian ini longgar
dan elastis untuk memudahkan pada saat melahirkan. Walaupun longgar dan elastis,
kadang-kadang bagian perineum terkoyak pada saat melahirkan. Agar bahaya tersebut
tidak terjadi, dibutuhkan suatu pembedahan pada perineum (epiostomi), terutama pada
kelahiran pertama.
b. Struktur interna
Organ dalam :
Rahim
Ovarium
Tuba Fallopi
Vagina
1. Vagina
Vagina merupakan suatu saluran dengan panjang sekitar 7,6 hingga 10 cm, yang
terletak di antara rektum dan anus di bagian belakang serta kandung kemih dan uretra di
bagian depan. Dari pintunya di fisura labira vagina, saluran ini berlanjut ke arah atas dan
belakang hingga ke bagian leher rahim. Dinding orifisium vagina tersusun atas otot
bebas dan permukaan dalamnya dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak. Lapisan
dalam tersebut disebut ruga vagina. Dinding depan lebih pendek sekitar 2,4 cm dari
dinding belakang karena leher rahim menjulur ke bagian atas dinding depan. Di bagian
pertemuan antara vagina dengan leher rahim terdapat empat lekukan yang disebut
7
formiks-satu di bagian depan, satu di belakang, dan satu di setiap sisi. Forniks belakang
terletak dekat dengan pau Douglas dari peritoneum. Dinding vagina mengandung
banyak glikogen dan ruangannya dibasahi dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
mukosa. Rongga vagina menghasilkan asam laktat karena beraksi terhadap glikogen.
Asam laktat menyebabkan kondisi di dalam vagina menjadi asam.
Vagina merupakan saluran yang terletak dibawah uterus sebagai tempat bagi penis
pada saat kopulasi dan sebagai jalan bayi pada proses persalinan.
2. Rahim
Rahim adalah sebuah organ berongga. Pada perempuan yang belum hamil, rahim
memiliki panjang sekitar 2,54 cm, lebar 7,6 cm, tebal 2,54 cm, dan berat 71 gram. Organ
ini terletak di rongga pelvis di antara rektum (di bagian belakang) dan kandung kemih
(di bagian depan)
Fundus (pangkal)
Badan
Serviks (leher)
Fundus adalah bagian atas organ tersebut di antara isumus tuba Fallopi.
Badan rahim adalah bagian terbesar dari rahim dan terletak di antara fundus
dengan leher rahim. Leher rahim adalah bagian paling bawah dari rahim dan setengah
bagian leher rahim terjulur ke dalam orifisium vagina. Di dalam leher rahim terdapat
suatu terusan yang menghubungkan rongga rahim dengan rongga vagina. Leher rahim
berhubungan dengan rongga rahim melalui os interna dan leher rahim berhubungan
dengan rongga vagina melalui os eksterna.
8
Di bagian sisi fundus melekat suatu saluran yang di sebut tuba Fallopi. Rongga
rahim berhubungan dengan kedua tuba Fallopi di bagian atas dengan orifisium vagina
di bagian bawah.
1) Dinding rahim
Endometrium
Miometrium
Peritoneum
2) Ligamen rahim
3. Tuba Fallopi
Tuba Fallopi adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan ovarium dan
berperan sebagai saluran untuk menghubungkan ovum ke rahim. Kedua tuba Fallopi
terikat pada sudut atas rahim dan lubangnya membuka ke dalam rongga rahim. Saluran-
9
saluran ini terletak di antara lapisan-lapisan ligamen lebar. Dari sudut atas rahim, setiap
tuba Fallopi mula-mula menjulur ke arah atas dan kemudian membelok ke bawah dan
belakang.
Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan ovum kearah Rahim dengan gerakan
peristaltic dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dindingnya. Panjang saluran
ini sekitar 12 cm dan ujungnya berbentuk corong. Saluran telur juga berfungsi
menyediakan tempat untuk pembuahan.
1) Motilitas tuba
10
mempotensiasi aktivasi dari reseptor, sedangkan progesteron mempotensiasi
aktivasi reseptor b. Aktivasi reseptor oleh tingkat progesteron yang diangkat dalam
fase luteal menyebabkan relaksasi dari otot melingkar; dengan demikian, diameter
luminal isthmic meningkat dan bagian transisthmic dari ovum dibuahi difasilitasi.
2) Cilia Tuba
Ada sel bersilia sedikit di tanah genting daripada di ampula tuba, sedangkan
mereka yang paling menonjol dalam infundibulum fimbriated. Rekonsiliasi dan
deciliation merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang siklus menstruasi.
Rekonsiliasi adalah maksimum dalam periode periovulatory, khususnya di fimbria.
Estrogen meningkatkan proses rekonsiliasi, sedangkan progesteron menghambat itu,
sehingga deciliation signifikan terjadi pada Tuba pasca menopause atrofi.
4. Ovarium
Setiap wanita memiliki dua buah ovarium yang terletak di dalam rongga pelvis di
antara lapisan-lapisan ligamen lebar di sisi rahim. Pada orang dewasa, ovarium memiliki
panjang sekitar 3,8 cm dan lebar 1,9 cm. Ligamen ovarium mengikatkan ovarium ke
dinding rahim. Fimbriae dari tuba Fallopi mengelilingi permukaan luar ovarium, tetapi
tidak terikat pada ovarium. Kadang-kadang, ovum yang tersingkir keluar dari folikel
tidak terperangkap ke dalam lubang fimbriae dan ovum tersebut hilang di dalam rongga
pelvis.
a. Struktur eksterna
Organ luar :
Penis
Scrotum
11
Gambar 1.1 Organ Reproduksi Laki-Laki
1. PENIS
Penis merupakan salah satu organ reproduksi bagian luar pada laki- laki.
Struktur ini hanya terdiri atas jaringan khusus yang memiliki kemampuan untuk tegak.
Jaringan ini tersusun berbentuk silinder dan setiap bagian di selaputi oleh penutup
jaringan fibrosa. Kulit mengelilingi jaringan erektil tersebut.
Terdapat tiga bagian jaringan erektil dan dua dari tiga bagian tersebut dinamakan
corpus cavernosum dan sisa satu bagian lagi dinamakan corpus spongiosum. Corpus
cavernosum terletak di permukaan atas penis, sedangkan corpus spongiosum di
permukaan bawahnhya.
12
mengalir keluar, kemudian masuk ke dalam rongga-rongga kecil (sebenarnya, rongga-
rongga ini adalah ruang pembuluh). Darah yang memenuho rongga-rongga kecil
tersebut memperbesar ukuran penis dan memegakkannya. Semen terpancar keluar
karena gerakan peristalsis yang kuat di saluran sperma dan uretra.
2. SCROTUM
Scrotum adalah kantung kulit yang mengandung dua testis. Dinding sekat
memisahkan keduanya. Kulit di bagian ini berkerut-kerut dan di dalamnya terdapat
serabut otot yang disebut m. Cremaster. Otot ini dapat memperkecil atau memperbesar
scrotum. Pengecilan dan pembesaran scrotum dibutuhkan untuk mengatur suhu agar
tidak terlalu besar di dalam scrotum tersebut sehingga produksi sel sperma dari testis
tidak terganggu. Pada saat cuaca dingin, m. Cremaster memperkecil scrotum dan
menarik testis ke arah badan dan hal ini meningkatkan suhu di dalamnya. Biasanya
scrotum berada dalam keadaan longgar atau mengembang. Membran serosa yang
dikenal dengan nama tunica vaginalis melapisi permukaan bawah scrotum. Tunica
vaginalis juga mengelilingi testis. Susunan ini membentuk suatu rongga yang disebut
cavum tunica vaginalis.
b. Struktur interna
Organ dalam :
Testis dan salurannya
Vas deferens
Vesicula seminalis dan salurannya
Prostata
Glandula Cowperi atau glandula bulbo urethralis
13
1. TESTIS
Walaupun berada di luar tubuh, testis merupakan organ reproduksi dalam. Testis sendiri
berada di dalam kantung kulit yang membentuk scrotum. Dinding sekat scrotum itu
memisahkan kedua testis tersebut. Setiap testis terdiri atas lobula-lobula yang
mengandung struktur yang menghasilkan sel sperma. Kapsul yang mengelilingi testis
terdiri atas jaringan fibrous putih yang disebut tunika albuginea. Kapsul ini menyusun
dinding sekat untuk membentuk beberapa lobus didalam testis. Lobus-lobus ini
mengandung tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun atas sel-sel epitel
yang menghasilkan sel sperma. Produksi sel sperma ini di stimulasi oleh hormon
penstimulasi folikel (FSH/Follicle Stimulating Hormone) dari hipofisis anterior. Di antara
tubulus seminiferus di dalam lobus testis terdapat sel interstitial atau (sel leyding) sel ini
merupakan bagian dari sistem endokrin karena menghasilkan hormon testosteron jika di
stimulasi oleh hormon penstimulasi sel interstitial (ICSH/ Interstitial Cell Stimulating
Hormone) dari hipofisis anterior.
Tubulus seminiferus bersatu dibagian atas testis untuk membentuk epididimis yang
kemudian berlanjut ke atas sebagai vas deferens. Membran serosa yang disebut tunica
vaginalis menyelaputi testis dan melapisi permukaan scrotum. Ruangan diantara lapisan-
lapisan ini disebut ruang tunica vaginalis. Penyakit pembengkakan scrotum
merupakan keadan tertahannya cairan di dalam ruang tunica vaginalis.
2. TUBULUS SEMINIFERUS
Dinding saluran ini tersusun atas saluran epitel. Sel-sel epitel ini menghasilkan sel
sperma. FSH dari hipofisis anterior memengaruhi produksi sel sperma tersebut. Tubulus
seminiferus menyalurkan sel-sel sperma kebagian mediastinum testis dan di bagian ini,
saluran tersebut membentuk suatu rete testis. Dari rete testis, pembuluh pembuluh tersebut
berlanjut ke atas untuk kemudian membentuk epididimis.
3. EPIDIDIMIS
Epididimis terletak di sisi luar testis dan memiliki bentuk yang berbelit-belit. Struktur
ini dapat dikatakan sebagai suatu saluran yang memiliki bagian kepala, badan, dan ekor.
Ekor epididimis berlanjut keatas sebagai vas deferens. Vas deferens naik ke atas, melintasi
14
terusan inguina, dan akhirnya bertemu dengan kandung kemih. Jaringan epitel kolumnar
bersilia melapisi lapisan dalam vas deferens. Silia membantu pergerakan sperma.
4. SPERMA
Sperma merupakan sel kelamin jantan. Sel ini terdiri atas bagian kepala, badan, dan
ekor. Ekor sperma membantu pergerakan sperma. Pada setiap kali penyemburan sperma
dalam setiap cm kubik, terdapat sekitar 100 juta sel. Sperma yang menyembur kedalam
vagina pada saat berhubungan seksual bergerak secara mandiri, masuk ke dalam Tuba
Fallopi. Di bagian inilah terjadi vertilisasi. Ekor sel sperma terputus pada saat vertilisasi.
Semen mengandung sejenis enzim (yang disebut hialuronidase) yang dapat mencairkan
sel yang menyusun kantung ovum dan enzim ini membantu sel sperma menembus sel
ovum tersebut. Sperma yang menyembur kedalam vagina diperkirakan hidup selama 24
jam didalam vagina. Walaupun berjuta-juta sperma menyembur pada satu kali hubungan
seksual, hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum.
Testis sebenarnya terbentuk didalam ronggan abdomen pada tahap janin. Testis
membesar di rongga ini, tetapi pada saat bayi akan di lahirkan, kedua testis turun ke
dinding belakang abdomen, lalu masuk ke dalam saluran inguina dan sampai kedalam
scrotum. Pada saat turun, testis ikut menarik peritoneum yang melapisi dinding abdomen.
15
6. FUNIKULUS SPERMATIKUS
Pada saat turun dari rongga abdomen ke scrotum, testis turut membawa pembuluh
darah, saraf, dan pemburuh limfa yang menyuplainya. Di saluran inguina, vas deferens
dan struktur yang disebutkan diatas, semua tertutup dengan sempurna di dalam suatu
penutup yang menjaganya. Penutup ini disebut funikulus spermatikus.
Arteri testikularis menyuplai testis dengan darah beroksigen. Arteri ini adalah arteri
berpasangan yang datang dari aorta abdominalis. Darah yang telah beredar di dalam testis
mengalir keluar melalui venula. Pembuluh ini membentuk suatu rangkaian pampiniforma
di bagian luar testis. Dari rangkaian ini, vena testikularis muncul. Vena testikularis naik
keatas melalui saluran inguina lalu bersatu dengan vena kava inferior.
8. VAS DEFERENS
Vas deferens adalah suatu saluran, dengan panjang sekitar 45,7 cm. Saluran ini bermula
di ekor vas deferens, naik ke atas melintasi saluran inguina (dalam perlindungan funikulus
spermatikus) dan sampai di dalam rongga pelvis. Di rongga pelvis, vas deferens melintas
di permukaan atas kandung kemih (di bawah peritoneum), kemudian sampai ke belakang
kandung kemih sebagai ampula. Saluran dari bagian ampula vas deferens bersatu dengan
saluran dari vesikula seminalis. Kedua saluran ini membentuk dukrus ejakulatorik. Dulkus
ejakutalorik membuka ke dalam uretra bagian prostat. Vas deferens membawa sperma dari
testis ke dalam uretra
9. VESIKULA SEMINALIS
Di belakang kandung kemih terdapat dua kantung kecil yang disebut vesikula
seminalis. Vesikula seminalis terdapat di depan rektum. Rongga di dalam vesikula
seminalis menunjukkan beberapa kantung kecil. Vesikula seminalis menghasilkan suatu
cairan pekat yang bercampur dalam semen. Cairan ini mengandung zat makanan yang
membantu metabolisme sel sperma. Saluran dari vesikula seminalis bersatu dengan vas
deferens untuk membentuk duktus ejakulatorik yang membuka ke dalam uretra.
16
10. KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat adalah suatu kelenjar kecil yang terletak di bawah dasar kandung
kemih, yaitu di sekeliling uretra bagian prostat terdapat rektum. Kelenjar prostat terdiri
atas jaringan glandular, otot bebas, dan jaringan ikat. Jaringan fibrous membentuk
kapsulnya. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa. Cairan tersebut
merupakan salah satu bagian dari komponen semen. Cairan ini mengalir ke dalam uretra
melalui beberapa saluran kecil. Cairan prostat menjaga sel sperma dari reaksi asam di
dalam uretra laki-laki (karena mengandung urine yang bersifat asam). Selain itu, jika sel-
sel sperma berada di dalam vagina, cairan prostat melindungi sel sperma dari reaksi asam
di dalam vagina perempuan. Reaksi asam, jika kuat, dapat menghancurkan sel sperma di
lubang vagina.
Kelenjar Cowper merupakan sepasang kelenjar yang terdapat di bawah kelenjar prostat
di samping uretra bagian selaput. Ukuran setiap kelenjar Cowper kurang lebih seperti
ukuran kacang hijau. cairan yang dihasilkan dari kelenjar ini mengalir ke dalam uretra dan
bertindak seperti cairan prostat untuk menghalangi reaksi asam di uretra.
12. SEMEN
Semen adalah cairan pekat yang terdiri atas campuran dari cairan vas deferens, cairan
prostat, cairan vesikula seminalis, dan cairan kelenjar Cowper.
a. ANATOMI PAYUDARA
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu.
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun atas
lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus
bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu).
17
Anatomi payudara bagian luar :
Korpus (badan payudara)
Areola
Puting susu
Payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi wanita dan berfungsi untuk
mengeluarkan air susu. Buah dada terletak di dalam fasia superfisialis didaerah pectoral
antara sternum dan aksila dan melebar dari kira kira iga kedua atau ketiga sampai iga
keenam atau ketujuh.
2. Areola
Areola adalah daerah berwarna cokelat yang melingkari puting.
3. Puting susu
Puting merupakan saluran dari kelenjar susu. Puting berlubang-lubang 15 sampai 20
buah. Di dekat dasar putting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery,
yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas.
18
FUNGSI ANATOMI PAYUDARA BAGIAN DALAM :
1. Jaringan lemak
Sejumlah besar lemak ada didalam jaringan pada permukaan buah dada dan juga di
antara lobus. Pada wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran
payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang
lembut pada payudara.
A. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak,
2004).
19
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang
mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004), siklus menstruasi
merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi
secara simultan.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah
menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan
komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap
penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada partum umun menstruasi. Pada
umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama
perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc.
20
Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian
pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk,
2006).
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu:
1. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase
ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi
kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru
mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium
sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru
21
yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
2. Siklus Ovulasi
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron
darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya,
Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi
perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen
22
mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan
lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari
siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini,
korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun,
maka terjadi menstruasi.
Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam
siklus menstruasi antara lain:
23
1) Faktor enzim
2) Faktor vaskuler
3) Faktor prostaglandin
Siklus respons seksual mengacu pada urutan perubahan fisik dan emosional. Hal ini
terjadi ketika seseorang menjadi terangsang secara seksual dan turut berpartisipasi atau
melakukan kegiatan rangsangan seksual, seperti berhubungan seksual.
24
Menurut Masters and Johnson (1996) respon seksual dapat dianalisis melalui 2 proses:
Vasokongesti dan Miotonia.
Miotonia adalah kontraksi otot yang seringkali bersifat tak terkendali, yang
menghasilkan gelombang kontraksi disekitar saluran reproduksi laki-laki maupun wanita
dan juga anus saat orgasme. Miotonia juga menghasilkan tremor atau getaran padang
bokong, lengan, dan kaki saat klimaks. Sedangkan kontraksi minor yang lebih superfisisal,
yang terjadi sebagai fenomena aftershock atau buntutan setelah selesainya respons seksual.
Sejak dipublikasikan sejak tahun 1966 oleh Masters & Johnson, dalam buku yang
berjudul Human Sexual Response secara berurutan pada laki-laki dan perempuan terbagi
ke dalam empat fase atau tahapan. Excitement, Plateau, Orgasm dan Resolution.
25
Ereksi puting susu dan pembengkakan
Wanita :
- Lubrikasi vaginal : yaitu dinding vagina berkeringat
- Ekspansi 2/3 bagian dalam rongga vagina (lorong vagina membuka)
- Peningkatan sensitivitas dalam pembesaran klitoris serta labia
- Terjadi ereksi putting dan peningkatan ukuran payudara
2. Fase: Fase plateu ( pendataran). Bangkitan seksual terus meningkat dan terpelihara
terus dalam jangka waktu yang relatif lama sebelum klimaks seksual.
Pria;
peningkatan ukuran glans (ujung) penis
peningkatan intensitas warna glans
elevasi dan peningkatan 50% ukuran testis
peningkatan tegangan otot, frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan
pernapasan.
Wanita:
- Pembesaran klitoris
- Pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora
- elevasi serviks dan uterus
- pembesaran areola dan payudara
- peningkatan tegangan otot dan pernafasan, peningkatan frekuensi jantung denyut
nadi dan tekanan darah.
26
Wanita:
- kontraksi volunteer platformorgasmik uterus, rektal, spinter uretral dan kelompok
otot lain
- hiperventilasi dan peningkatan frekuensi jantung, pernapasan dan tekanan darah
4. Fase: Fase resolusi (mencakup pasca senggama). Relaksasi dan kembali ke keadaan
semula sebelum mengalami rangsangan seksual.
Pria:
kehilangan ereksi penis
periode refrakftori dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
reaksi berkeringat
penurunan testis
secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah dan pernapasan kembali normal.
Wanita:
- relaksasi bertahap pada dinding vagina
- perubahan warna yang cepat pada dinding labia minora
- Berkeringat
- secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah dan pernafasan kembali normal.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi
eksterna dan interna. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia
mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi
interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan ovarium.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan
pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia. Kami mengetahui
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat diharapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, Setiadi. 2013. Anatomi Tubuh Manusia. Jawa Barat: Laskar Aksara.
Lukaningsih, Zuyina Luk. 2011. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Heffner, Linda J. dan Danny J. Schust (Ed.). 2005. At A Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2.
Jakarta: Erlangga.
29