Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen dibutuhkan oleh
tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolism sel sehingga dapat mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ (Saputra, 2013).
B. Mekanisme Fisiologi
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi (Potter &
Perry, (2006) dalam Kuniawati (2011).

Etiologi:
Sesak napas kardiak, obstruksi jalan napas, emoli paru, kelainan vaskuler, gangguan transport
oksigen, kelainan pleura dan mediastinum, gangguan psikolgis (Setyohadi, 2015)

Fungsi Penapasan terganggu

Ventilasi pernapasan Obstruksi jalan Perubanahan volume


napas/pengeluaran mucus sekuncup, preload, afterload,
yang banyak serta kontraktilitas
Hipoventilasi/Hiperventilasi

Ketidakefektifan Terganggunya difusi /


Takipneu/bradipnea bersihan jalan napas pertukaran O2 dan CO2 di
alveolus

Ketidakefektifan pola
napas Gangguan pertukaran gas

C. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi


1. Riwayat keperawatan
Menurut Saputra (2013) riwayat keperawatan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Masalah pada pernapasan (dulu dan sekarang)
b. Adanya batuk, sputum, dan nyeri dada.
c. Adanya infeksi kronis dari hidung, sakit pada sinus, nyeri ditenggorokan, kenaikan
suhu tubuh hingga 38oC, sakit perut hingga muntah (pada anak-anak), faring
berwarna merah, dan terdapat edema.
d. Faktor risiko yang memperberat masalah oksigenasi, misalnya riwayat hipertensi,
penyakit jantung, kebiasaan merokok, obesitas, diet tinggi lemak, dan kolesterol
tinggi.
2. Pemeriksaan fisik : data focus
Menurut Potter & Perry (2006), pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain:
a. Inspeksi. Saat melakukan inspeksi perawat melakukan observasi dari ujung kepala
sampai kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa, penampilan
umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan dan
gerakan dinding dada.
b. Palpasi. Palpasi dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi, jenis
dan jumlah kerja thorak, daearah nyeri, tekan dapat diketahui dan perawat dapat
mengidentifikasi taktil fremitis, getaran dada, angkatan dada dan titik simpul
maksimal.
c. Perkusi. Perkusi adalah tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk menentukan
adanya udara, cairan, atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek
tersebut.
d. Auskultasi. Penggunaan auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi
paru dan jantung yang normal maupun yang tidak normal.
D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hidayat & Uliyah (2015) ada beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:
1. Rontgen dada, untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberkolosis mendeteksi adanya
tumor dan benda asing yang ada di dalamnya.
E. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Ketidak efektifan pola napas
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak member ventilasi
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1) Perubahan kedalaman pernapasan 1) Ansietas
2) Perubahan ekskursi dada 2) Posisi tubuh
3) Mengambil posisi tiga titik 3) Deformitas tulang
4) Bradipneu 4) Deformitas dinding dada
5) Penurunan tekanan ekspirasi 5) Keletihan
6) Penurunan ventilasi semenit 6) Hiperventilasi
7) Penurunan kapasitas vital 7) Sindrom hipoventilasi
8) Dispneu 8) Gangguan musculoskeletal
9) Peningkatan diameter anterior-posterior 9) Kerusakan neurologis
10) Pernapasan cuping hidung 10) Imaturitas neurologis
11) Ortopneu 11) Disfungsi neuromuscular
12) Fase ekspirasi memanjang 12) Obesitas
13) Pernapasan bibir 13) Nyeri
14) Takipneu 14) Keletihan otot pernapasan cedera medulla
15) Penggunaan otak sesorius untuk bernapas spinalis

Intervensi Rasional
Manajemen jalan napas Memfasilitasi kepatenan jalan napas
Persiapan jalan napas Mengeluarkan secret jalan napas dengan cara memasukan kateter pengisap
kedalam jalan napas oral atau trakea pasien.
Manajemenan afilaksi Meningkatkan ventilasi dan perfusi jaringan yang adekuat untuk individu
yang mengalami reaksi alergi berat (antigen-antibodi).
Manajemen jalan napas memelihara selang endotrakea dan selang trakeostomi serta mencegah
buatan komplikasi yang berhubungan dengan peggunaannya.
Manajemen asma Mengidentivikasi, mengobati, dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi di
jalan napas.
Ventilasi mekanisme Menggunanakan alat bantuan untuk membantu pasien bernapas
Penyapihan ventilator Membantu pasien untuk bernapas tanpa bantuan ventilator mekanisme
mekanisme
Pemantauan Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan
pernapasan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.
Bantuan ventilasi Meningkatkan pola pernapasan spontan yang optimal sehingga
memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksidadidalam paru.
Pemantauan tanda vital Mengumpulkan dan mengalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu
tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah komplikasi.
2. Gangguan pertukaran gas
a. Definisi : Kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada
membrane alveolar-kapiler
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1) pH darah arteri abnormal 1) Perubahan membrane alveolar-kapiler
2) pH arteri abnormal 2) Ventilasi-perfusi
3) Pernapasan abnormal (mis., kecepatan,
irama, kedalaman)
4) Warna kulit abnormal (mis., pucat,
kehitaman)
5) Konfusi
6) Sianosis (pada neonates saja)
7) Penurunan karbondioksida
8) Diaforesis
9) Dispnea
10) Sakit kepala saat bangun
11) Hiperkapnia
12) Hipoksemia
13) Hipoksia
14) Iritabilitas
15) Napas cuping hidung
16) Gelisah
17) Somnolen
18) Takikardi
19) Gangguan penglihatan

Intervensi Rasional
Manajemen asam Meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat
basa ketidakseimbangan asam basa.
Manajemen asam Meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegah komplikasi akibat
basa : Asidosis pCO2 serum yang lebih tinggi dari yang diharapkan
respiratori
Manajemen asam Meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi pCO2
basa : Alkalosis serum yang lebih rendah dari yang diharapkan
respiratori
Manajemen jalan Memfasilitasi kepatenan jalan napas
napas
Manajemen Meningkatkan keadekuatan ventilasi dan perfusi jaringan untuk individu yang
anafilaksis mengalami reaksi alergi (antigen-antibodi) berat.
Manajemen asma Mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah reaksi terhadap inflamasi/
konstriksi dijalan napas.
Manajemen elektrolit Meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi akibat kadar
elektrolit serum yang tidak normal atau diluar harapan
Perawatan embolo : Membatasi komplikasi pada pasien yang megalami atau beresiko terhadap
Paru oklusi sirkulasi paru
Pengaturan Mengoptimalkan frekuensi jantung, preliad, afterload, dan kontraktilitas
Hemodinamik jantung
Interpretasi data Menganilisis secara kritis data laboratorium pasien untuk membantu
laboratorium pengambilan keputusan klinis.
Ventilasimekanis Penggunaanalat bantu untukmembantupasienbernapas
Terapioksigen Memberikan oksigen dan memantau efektifitasnya
Pemantauan Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan
pernapasan jalan napas dan adekuatnya pertukaran gas.
Bantuan ventilasi Meningkatkan pola pernapasan spontan yang optimal dalam memaksimalkan
pertukaran oksigen dan karbondioksidadidalam paru.
Pemantauan tanda Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu
vital tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas


a. Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruki dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan napas
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
1) Batuk yang tidak efektif 1) Lingkunga
2) Dispnea 2) Obstruksi jalan napas
3) Gelisah 3) Fisiologis
4) Kesulitan verbalisasi
5) Mata terbuka lebar
6) Orthipnea
7) Penurunan bunyi napas
8) Perubahan frekuensi napas
9) Perubahan pola napas
10) Sianosis
11) Sputum dalam jumlah berlebih
12) Suara napas tambahan
13) Tidak ada batuk

Intervensi Rasional
Respiratori Monitoring:
Pantau rate, irama, kedalaamn dan Mengetahui tingkat gangguan yang terjadi dan membantu dalam
usaha respirasi menentukan intervensi yang akan diberikan
Perhatikan gerakan dinding dada, Menujukkan keparahan dari gangguan respirasi yang terjadi
amati simetris, gangguan otot,
retraksi otot
Airway Management:
Berikan posisi yang nyaman untuk Posisi memaksimalkan ekspirasi paru dan menurunkan upaya
mengurangi dispnea pernapasan
Ajarkan teknik batuk efetif Batuk efektif akan membantu sekret keluar dari jalan pernapasan
Kolaborasi pemberian oksigen dan Meringankan kerja paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
bronkodilator bronkodilayor akan meningkatkan ukuran lumen percabangan
trakeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara
Lakukan fisioterapi dada Fisioterapi dada akan membantu pergerakan mucus untuk keluar
dari jalan pernapasan
Gunakan teknik yang menyenangkan Aktifitas yang menyenangkan seperti menuip gelembung, meniup
untuk memotivvasi bernapas kepada kincir, peluit, balon, dll)
anak-anak
Auskultai bunyi napas, catat area Mengetahui bagian mana yang mengalami masalah secara tepat
yang ventilasinya menurun atau tidak
ada dan adanya suara tambahan
Lakukan penyeditan melalui Membantu menghilangkan secret yang menutupi jalan napas pasien
enditrakea atau nasotrakea,
sebagaimana mestinya
Berikan caira yang cukup Untuk mengoptimalkan kesimbangan cairan

F. DaftarPustaka
Hidayat, A.A.A danUliya, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
:Salemba Medika.
Maryunani, A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media.
Potter, A dan Perry, A.G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Dasar, dan
Praktik. Edisi 4, Jakarta: EGC.
Saputra, L (2013).Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang: Binarupa
Aksara.
Setyohadi, B. (2015). Kegawat daruratan Penyakit Dalam (Emergency in Intenal Medicine).
Jakarta: Interna Publishing.

Banjarmasin, Maret 2019

Preseptor Akademik

Hj. Ruslinawati, Ns., M.kep

Anda mungkin juga menyukai