Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KEBUTUHAN RASA

NYAMAN DI RUANGAN SEROJA RSUD UNDATA PALU


PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH:

DODY ALFAYET LAMBOGO


2022032011

PRECEPTOR KLINIK PRECEPTOR INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2023
A. Konsep Kebutuhan Dasar

1. Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem

(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai

hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi

penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan

memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel.

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur

vital dari proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan

cara menghirup O2 setiap kali bernapas.

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan

manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses

metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang

sangat berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,

berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan

oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya

pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri,

oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat

pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai

masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.


2. Anatomi Fisiologis Pernapasan

Stuktur Sistem Pernafasan

a. Sistem Pernafasan Atas

Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan

laring. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan,

humidifikasi, dan penghangatan.

1) Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan

makanan. Faring terdiri atas nasofaring, orofaring dan

laryngopharynk yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi

menangkap dan menghancurkan kuman dan pathogen yang

masuk bersama udara.

2) Laring merupakan struktur yang menyerupai tulang rawan yang

bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara,

laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan

melindungi jalan nafas bagian bawah dari air dan makanan yang

masuk.

b. Sistem Pernafasan Bawah

Sistem pernafasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang

dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler

paru dan pleura.

1) Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin

kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama antara

kanan dan kiri.


2) Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan

kiri. masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan

3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipisah oleh satu bronkus.

Jaringan-jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan

nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah

paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi

oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental

membatasi torakal dan permukaan diafragma, sedangkan pleura

visceral membatasi permukaan luar paru.

3. Perubahan Fungsi Pernapasan

a. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2

dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.

Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi,

keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis

metabolic. Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas

pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus. 

b. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.

Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-

tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,

penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit. 


c. Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi

O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat

seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin,

kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti

pada syok, berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak

gunung. Tanda-tanda hipoksia adalah kelelahan, kecemasan

menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan

cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas.

4. Pemeriksaan Fisik Pernapasan

a. Mata

1) Konjungtiva pucat (Karena anemia)

2) Konjungtiva sianosis (Karena hipoksemia)

3) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau

endokarditis)

b. Kulit

1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah

perifer)

2) Penurunan turgor (dehidrasi)

3) Edema

4) Edema periorbital

c. Hidung

Pernafasan dengan cuping hidung


d. Vena leher

Adanya distensi atau bendungan

e. Dada

1) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas

pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)

2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan

3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara

melewati saluran/rongga pernapasan)

4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)

5) Cara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,

friction rub/pleural friction)

6) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

f. Pola Pernafasan

1) Pernapasan normal (eupnea)

2) Pernapasan cepat (tachypnea)

3) Pernapasan lambat (bradypnea)

5. Pemeriksaan Diagnostik Pernapasan

a. EKG

b. Ekokardiografi (USG Jantung)

c. Kateterisasi jantung

d. Angiografi
6. Tindakan Penanganan Pernapasan

a. Penatalaksanaan keperawatan

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Kaji adanya suara tambahan

3) Suction

4) Terapi O2

B. Konsep Keperawatan Teori

1. Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian

Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :

1) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan

Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah

kesehatan, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan

yang berkaitan dengan oksigen.

2) Pola metabolik-nutrisi

Obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena ekspansi paru

menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami kelemahan

otot pernafasan.

3) Pola eliminasi

Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),

perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)


4) Aktivitas-latihan

Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi

kebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan

oksigen yang banyak. Orang yang biasa olahraga, memiliki

peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan

oksigen.

5) Pola istirahat-tidur

Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola

istirahat.

6) Pola persepsi-kognitif

Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien

terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam

penginderaan pasien.

7) Pola konsep diri-persepsi diri

Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang

(pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian

terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).

8) Pola hubungan dan peran

Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang

memiliki kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi

seseorang.

9) Pola reproduksi-seksual

Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji


10) Pola toleransi koping-stress

Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.

11) Keyakinan dan nilai

Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi,

adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama

pasien.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama : Klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada

2) Riwayat penyakit sekarang: Asma, CHF, AMI, ISPA.

3) Riwayat penyakit dahulu: Pernah menderita Asma, CHF, AMI,

ISPA

c. Pemeriksaan fisik

1) Kesadaran : Kesadaran Menurun

2) TTV: Peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi

3) Head to toe

d. Pemeriksaan penunjang

Dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah arteri dan

pemeriksaan diagnostic foto thorak, EKG.

2. Diagnosa Keperawatan (Nanda, NIC, NOC 2021-2023)

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Gangguan pertukaran gas

c. Ketidakefektifan pola nafas


3. Perencanaan Keperawatan

N Diagnosa
NOC NIC Rasional
O Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Airway suctioning
bersihan jalan keparawatan selama 3x24 jam 1. Tentukan kebutuhan suction oral dan 1. Mengetahui
napas diharapkan ketidakefektifan atau tracheal kebutuhan suction
jalan nafas dapat teratasi 2. Auskultasi suara nafas sesudah dan oralpada pasien
dengan kriteria hasil: sebelum melakukansuction 2. Untuk mengetahui
1. Tidak ada batuk 3. Informasikan kepada klien dan suara nafas pasien
2. Suara nafas tambahan keluarga tentang suction 3. Agar keluarga
3. Perubahan frekuensi 4. Pasang nasal kanul selama atau pasien
napas dilakukan suction mengerti dan tahu
4. Perubahan irama 5. Monitor status oksigen pasien (tingkat tentang suction
pernafasan SaO2 dan SvO2) dan status 4. Untuk mengatui
5. Sianosis hemodinamik (tingkat MAP [mean keadaan paasien
6. Kesulitan berbicara arterial pressure] dan irama jantung) 5. Agar tidak
7. Penurunan bunyi napas segera sebelum, selama dan terdapat secret
8. Dispnea setelah suction pada trenggorokan
9. Sputum dalam jumlah 6. Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang pasien
berlebihan dikumpulkan 6. Untuk mengetahui
10. Batuk yang tidak efektif jumlah secret
11. Ortopnea yang dikumpulkan
12. Gelisah oleh pasien.
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Airway management
pertukaran gas keperawatan …x… jam, a. Posisikan klien untuk 1. Agar pasien
status respiratori: pertukaran memaksimalkan potensi tidak terlalu
gas dengan indikator: ventilasinya. sesak
1. Status mental dalam batas b. Identifikasi kebutuhan klien akan 2. Agar kebutuhan
normal (5) insersi jalan nafas baik aktual oksigen pasien
2. Dapat melakukan napas maupun potensial. terpenuhi
dalam (5) 3. Untuk
c. Lakukan terapi fisik dada
3. Tidak terlihat sianosis (5)
d. Auskultasi suara nafas, tandai area mengetahui
4. Tidak mengalami
somnolen (4) penurunan atau hilangnya ventilasi suara nafas
5. PaO2 dalam rentang dan adanya bunyi tambahan pasien
normal (4) e. Monitor status pernafasan dan 4. Untuk
6. pH arteri normal (4) oksigenasi, sesuai kebutuhan mengetahui
7. ventilasi-perfusi dalam keadaan pasien
kondisi seimbang (4)
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Respiratory monitoring
pola nafas keperawatan selama ..x… a. Monitor rata-rata, irama, kedalaman 1. Untuk
diharapkan status nutrisi klien dan usaha respirasi mengetahui
baik dengan kriteria hasil: b. Perhatikan pergerakan dada, amati irama dan suara
1. Respiratory Rate (5) kesemetrisan, penggunaan otot-otot nafas pasien
2. Ekspansi dinding dada aksesoris, dan retraksi otot 2. Untuk
simetris (5) supraklavikuler dan intercostal mengetahui
3. Mampu melakukan c. Monitor pola pernafasan: pergerakan dada
inspirasi dalam (5) bradipneu, takipneu, hiperventilasi, pasien
4. Tidak mengalami respirasiKussmaul, 3. Untuk
dispnea (5) respirasi Cheyne-Stokes mengetahui pola
5. Tidak mengalami d. Monitor peningkatan pernafasan pada
ortopnea (5) ketidakmampuan istirahat, pasien
6. Auskultasi bunyi nafas kecemasan, dan haus udara, 4. untuk
dalam rentang normal perhatikan perubahan pada SaO2, mengetahui
(5) SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai gas tingkat
darah arteri (AGD), dengan tepat kecemasan pada
e. Monitor kualitas dari nadi pasien
f. Monitor suhu, warna, dan 5. untk mnegatahui
kelembaban kulit. kualitas nadai
pada pasien
6. untuk
mengatahui
keadaan pasien.
C. Daftar Pustaka

Butcher, Howard K. Et al. 2021. Nursing Interventions Classification (NIC).


Ed 7. Jakarta. Elsevier

Herdman, T. Hether. 2020. Dignosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi


2021-2023. Ed 12. Jakarta. EGC

Khaira, Fathmi. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke


Hemoragik Di Bangsal Saraf RSUP Dr M. Djamil Padang’. Karya
Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes
Kemenkes RI Padang.

Moorhead, Sue. Et al. 2021. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed 6.


Jakarta. Elsevier.

Munir, B. 2019. NEUROLOGI DASAR. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto.

Nugraha, Alan Yudha. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan


Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr.M.Djamil
Padang’. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang :
Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Perdana, W. H. 2018. Asuhan Keperawatan Ny. S Di Ruang Teratai RSUD


Banyumas.Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.

Pudiastuti, R. Dewi. (2021). ‘Penyakit Pemicu Stroke’ Yogyakarta : Nuha


Medika

Rahmayanti, Destia. (2019). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan


Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil
Padang’. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang :
Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Wati, Eno Apriliya. (2019). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada


Ny. B dan Ny. M Dengan Masalah Keperawatan Hambatan
Mobilitas Fisik Di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang
Tahun 2019’. Study Literatur, Prodi D-III Keperawatan. Lumajang :
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai