OKSIGENASI
Oleh:
20901700096
2018
OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan
meninggal.
Oksigen adalah oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel (Andarmoyo, 2012).
B. Penyebab
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah
(2010) antara lain:
a. Faktor fisiologi
1. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
b. Faktor perkembangan
3. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
4. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres.
c. Faktor perilaku
d. Faktor lingkungan
2. Suhu lingkungan.
C. Nilai-Nilai Normal
Menurut WHO, nilai pernfasan normal adalah sebagai berikut:
Bayi : 30-40 x/mnt
Anak : 20-30 x/mnt
Dewasa : 16-20 x/mnt
Lansia : 14-16 x/mnt
Catatan :
Dispnea : Pernapasan yang sulit
Takipnea : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)
Bradipnea : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)
Apnea : Pernapasan terhenti
Ipnea : Pernapasan normal
D. Proses Oksigenasi
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya
perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan
udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara
semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience
merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah
kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla
oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
b. Adanya kondisi jalan napas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
2. Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari
kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru-paru
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
d. Afinitas gas
3. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O 2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan
dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%).
Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%),
larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
a. Kardiak output
b. Kondisi pembuluh darah
c. Latihan (exercise )
d. Hematokrit
e. Eritrosit dan kadar Hb
E. Jenis Gangguan
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat.
3. Gangguan Pertukaran Gas
Kelebihan atau defisit oksigenasi dan / atau eliminasi karbon dioksida pada membran
alveolar-kapiler.
4. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen.
5. Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami
ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat
disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta
batuk tidak efektif karena penyakit persarafan (Potter & Perry, 2010)
F. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas diri: Umur, jenis kelamin, pekerjaan
b. Status kesehatan
c. Riwayat penyakit sekarang:
d. Riwayat kesehatan lalu
e. Riwayat penyakit keluarga.
Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak.
f. Riwayat psikologis
g. Pemeriksaan fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
c) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
2) Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
b) Penurunan turgor (dehidrasi)
c) Edema
d) Edema periorbital.
3) Jari dan kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger.
4) Mulut dan bibir
a) membrane mukosa sianosis
b) bernapas dengan mengerutkan mulut.
5) Hidung: Pernapasan dengan cuping hidung.
6) Vena leher: Adanya distensi / bendungan.
7) Dada
a) retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan,
dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
c) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernapasan
d) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction
rub/pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
8) Pola pernapasan
a) pernapasan normal (eupnea)
b) pernapasan cepat (tacypnea)
c) pernapasan lambat (bradypnea)
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan
pertukaran gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri: untuk memberikan informasi tentang difusi gas
melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri: untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada: untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan
proses-proses abnormal
e. Bronkoskopi: untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi: untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi: untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN: untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan :
a. Adanya jalan napas buatan
b. Benda asing dalam jalan napas
c. Mukus berlebihan
d. Sekret yang tertahan
e. Eksudat dalam alveoli
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
a. Ansietas
b. Gangguan muskuloskeletal
c. Keletihan otot pernapasan
d. Hiperventilasi
e. Deformitas dinding dada
3. Gangguan pertukaran gas
a. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
b. Perubahan membran alveolar-kapiler
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
I. Daftar Pustaka
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan dasar manusia (oksigenasi).Yogyakarta: Graha
Ilmu
Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep
dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental keperawatan edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi
4. Salemba Medika : Jakarta