OLEH:
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya
3) Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan
teraktivasinya neurotransmitter otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan
acetylchoin dan dopamine.
4) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari
dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia . Hasil studi menunjukkan bahwa faktor
keluarga menunjukkan hubungan yang sangatberpengaruh pada penyakit ini.
d. Faktor Presipitasi.
Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam hakekatnya seorang
individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur bio-psiko-sosio-
spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi,yaitu:
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan luar
biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium dan kesulitan tidur
dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi.
Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan menakutkan. Klien tida sanggup
menentang sehingga klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego. Awalnya
halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang
menekan,namun menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh
perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.
4) Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase awal dan comforting
menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat membahayakan. Klien halusinasi
lebih asyik dengan halusinasinya seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5) Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah. Klien halusinasi dalam setiap
bangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
e. Tingkatan Halusinasi
Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat, mulai dari tingkat I hingga tingkat IV,
yang meliputi :
Tingkat Karakteristik Halusinasi Perilaku Klien
SP 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi prinsip
komunikasi.
a. Sapa klien dengan ramah
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Jelaskan tujuan pertemuan
d. Jujur dan menepati janji
2. Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus,
perasaan saat terjadi halusinasi).
3. Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakannya meliputi :
a. Jelaskan cara menghardik halusinasi
b. Peragakan cara menghardik
c. Minta pasien memperagakan ulang
d. Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
e. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 :
Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2. Latih berbicara/bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3 :
Klien dan keluarga mengetahui cara mencegah kekambuhan pada pasien
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
2. Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul. Tahapannya:
a. Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b. Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
c. Latih pasien melakukan aktivitas
d. Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari
bangun pagi sampai tidur malam)
2. Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang
positif
SP 4 :
Klien dapat memanfatkan obat dengan baik
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2 & 3)
2. Tanyakan program pengobatan
3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
5. Jelaskan akibat bila putus obat
6. Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
7. Jelaskan pengobatan (6B)
8. Latih pasien minum obat
9. Masukkan dalam jadwal harian pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pasien menunjukkan tanda dan gejala gangguan sensoris persepsi
halusinasi, maka diagnose keperawatan yang ditegakkan adalah:
Pohon Masalah
3. Tindakan Keperawatan.
Setelah menetapkan diagnose keperawatan lakukanlah tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi. Tindakan keperawatan harus ditujukan
juga untuk keluarga karena keluarga memegang peranan penting didalam merawat
pasien dirumah setelah pasien pulang dari rumah sakit.. Saat melakukan asuhan
keperawatan baik di Puskesmas dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga
terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Saat melakukan pelayanan di Puskesmas dan
kunjungan rumah,, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui pasien.
Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga.
Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian, mengevaluasi dan
melatih satu cara lagi untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. Jika pasien telah
mendapatkan terapi psikofarmaka (obat), maka hal pertama yang harus dilatih perawat
adalah pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai melatih pasien,
perawat menemui keluarga untuk melatih cara merawat pasien. Selanjutnya perawat
menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu
keluarga yaitu untuk mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi masalah yang
telah diajarkan oleh perawat.
a. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi.
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya.
2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik
3) Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
4) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari
b. Tindakan Keperawatan
1) Membina Hubungan Saling Percaya dengan cara:
(a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
(b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien.
(c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
(d) Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan asuhan keperawatan.
(e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
(f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
(g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
2) Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi
(a) Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa mendukung,
dan menyangkal halusinasinya.
(b) Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan, respon
dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau mengontrol
halusinasi.
3) Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi: Secara rinci tahapan melatih pasien
mengontrol halusinasi dapat dilakukan sebagai berikut:
(a) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, 6(enam) benar minum
obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan
kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju.
(b) Berikan contoh cara menghardik, 6(enam) benar minum obat, bercakapcakap dan
melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan kamar, merapihkan tempat tidur
serta mencuci baju.
(c) Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, 6(enam) benar
minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti
membereskan kamar, merapihkan tempat tidur serta mencuci baju yang dilakukan
di hadapan Perawat
(d) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
(e) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan
keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap
semangat meningkatkan latihannya.
4. Evaluasi Kemampuan
Pasien dan Keluarga Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah di lakukan
untuk pasien gangguan sensori persepsi halusinasi adalah sebagai berikut
a. Pasien mampu:
1) Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
2) Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
3) Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
4) Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
5) Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
(a) Menghardik halusinasi.
(b) Mematuhi program pengobatan.
(c) Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi
(d) Menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau tidur pada
malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan jadwal tersebut
secara mandiri.
6) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi
b. Keluarga mampu:
1) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
2) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui empat cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik, minum obat,cakap-cakap dan melakukan aktifitas di
rumah
3) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
4) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pasien.
5) Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
5. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian wajib dilakukan setiap selesai melakukan interaksi dengan pasien dan
keluarga.. Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan gangguan sesnsori
persepsi halusinasi.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.A DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI PENDENGARAN)
DI RUANG POLI JIWA RSUD WANGAYA
TANGGAL 09 MEI 2022
OLEH:
LUH GEDE ARY DARMAWATHI
NIM. 219012853
Aniaya fisik - - -
Aniaya seksual - - -
Penolakan - - -
Kekerasan dalam keluarga - - -
Tindakan criminal - - -
Jelaskan: -
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
4. 2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon paska trauma
5. Sindroma trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
8. Lain-lain,
jelaskan .................................................................................................
...................................................................................................................
..........
...................................................................................................................
..........
...................................................................................................................
..........
Keluhan lain
Tidak ada keluhan (√)
Jelaskan: Pasien tidak keluhan nyeri
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram:
33
3
Keterangan Gambar :
x x = Perempuan/Laki-Laki Meninggal
= Laki-laki = Perempuan
= Tinggal serumah/satu KK
= hubungan dekat/orang terdekat
= Cerai
Jelaskan:
Pasien mengatakan sekarang tinggal bersama kedua orangtuanya serta adinya
yang ke dua, bapak dan ibunya masi hidup bapaknya, pasien mengatakan lupa dengan
jumlah saudara bapak serta ibunya. Pasien mengatakan ia merupakan anak pertama
dari 3 bersaudara, dimana saudaranya yang ke dua dan ketiga yaitu perempuan. Pasien
mengatakan bahwa sebelumnya dia sempat menikah namun cerai dengan istrinya
tahun 2019 dikarenakan sakit yang klien derita. Pasien mengatakan memiliki satu
orang anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya.
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan bersyukur karena diberikan anggota tubuh yang lengkap oleh
Tuhan dan mampu berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan menyukai
rambutnya karena menurut dia rambunya halus dan kurang menyukai kakinya
karena pada kakinya sering sakit akibat jatuh dari lantai 2 pada 3 tahun yang lalu.
b. Identitas :
Pasien mengatakan bahwa iya memiliki 1 anak laki-laki dari pernikahan
sebelumnya, pasien mengatakan telah menerima bahwa dirinya bercerai dengan
istirnya, pasien menyakini bahwa itu sudah jalannya dari tuhan.
c. Peran :
Pasien mengatakan merasa bangga terhadap dirinya karena dia bisa tetap bertahan
hingga saat ini, walaupun tidak bersama dengan anak dan istrinya.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan cita-cita/harapannya saat ini adalah bisa sembuh dari
penyakitnya saat ini dan kembali untuk bekerja seperti sebelum sakit
e. Harga diri :
Pasien mengatakan masih ada sedikit perasaan malu dengan lingkungannya
dikarenakan sakit yang ia derita, dengan ditinggal oleh istirnya.
Masalah / DiagnosaKeperawatan : Harga diri rendah
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat :
Pasien mengatakan orang paling dekat dengannya yaitu ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Pasien mengatakan tidak pernah berorganisasi dalam kegiatan
kelompok/masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien mengatakan tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain dan pasien terlihat mau berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Pasien mengatakan menganut agama Hindu
b. Kegiatan ibadah :
Pasien mengatakan biasanya melakukan kegiatan ibadah sebanyak 2 x sehari di
dalam kamar
Masalah Keperawatan : -
Jelaskan : -
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi (-)
Penggunaan pakaian tidak sesuai (-)
Cara berpakaian tidak sesuai fungsinya (-)
Jelaskan: Pasien mampu berpakaian dengan rapi
Masalah / DiagnosaKeperawatan :-
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidakmampu memulai pembicaraan
Lain-lain………..
Jelaskan: Pasien mampu berbicara dengan jelas.
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifita Grimace
s Otomatisma
Gagap Negativisme
Stereotipi Reaksikonversi
Tremor
Gaduh Gelisah Katatonik Verbigerasi
Berjalankaku/
Mannarism rigid
Katapleksi Kompulsif :sebutk
Tik an …………
Ekhopraxia
Command automatism
Jelaskan: Pasien tidak memilik hambatan psikomotorik
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
4. Afek dan Emosi
Pertanyaan :
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
6. Persepsi – Sensorik
Pertanyaan pada pasien :
- Apakah anda sering mendengar suara saat tidak ada orang atau saat tidak ada
orang yang berbicara?
- ATAU : Apakah anda mendengar suara orang yang tidak dapat anda lihat.
- Jika : ‘ya”
- Apakah itu benar benar suara yang datang dari luar kepala anda atau dalam pikiran
anda.
- Apa yang dikatakan oleh suara itu?
- Berikan contohnya, apa yang anda dengar hari ini atau kemarin
Halusinasi
Pendengaran (√)
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
Kinestetik
Visceral
Histerik
Hipnogogik
Hipnopompik
Perintah
Seksual
Jelaskan : Pasien masih kadang kadang mendegar suara yang sesorang yang
mengatakan bahwa istrinya diambil oleh menagernya dan bisikan aneh-aneh yang
membuatnya dia takut sendiri. Pasien biasanya mendengar suara itu sebelum tidur
(siang atau malam hari) dan respon pasien saat mendengar suara itu yaitu menutup
telinganya. Pasien mengatakan terakhir mendengar suara itu yaitu 3 minggu yang lalu.
Sekarang pasien hanya menjalani control rutin ke RSUD Wangaya di Poli Jiwa.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Ilusi
Ada
Tidak ada (√)
Depersonalisasi
Ada
Tidak ada (√)
Derealisasi
Ada
Tidakada (√)
Jelaskan:
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
7. Proses Pikir
Pertanyaan :
a. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang atau suatu kekuatan di luar anda
memasukkan buah pikiran yang bukan milik anda ke dalam pikiran anda, atau
menyebabkan anda bertindak tidak seperti biasanya ?
b. Pernahkan anda percaya bahwa anda sedang dikirimi pesan khusus melalui TV,
radio atau koran, atau bahwa ada seseorang yang tidak anda kenal secara pribdai
tertarik pada anda?
c. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang membaca pikiran anda atau bisa
mendengar pikiran anda atau bahkan anda bisa membaca atau mendengar apa
yang sedang dipikirkan oleh orang lain ?
d. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang memata matai anda, atau
seseorang telah berkomplot melawan anda atau menciderai anda ?
e. Apakah keluarga atau teman anda pernah menganggap keyakinan anda aneh atu
tidak lazim ?
Arus Pikir :
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicaralambat
Flight of idea
Bicaracepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasibunyi
Jelaskan: Pasien mampu menjawab sesuai dengan hal yang ditanyakan
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
PikiranBunuhDiri
Preokupasi
PikiranIsolasisosial
Ide yang terkait
PikiranRendahdiri
Pesimisme
Pikiranmagis
Pikirancuriga
Fobia,sebutkan…………..
Waham:
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisippikir
Siar pikir
Kontrolpikir
Jelaskan: Pasien tidak mengalami gangguan dalam isi pikir dan pasien juga tidak
mengalami waham
Masalah/DiagnosaKeperawatan: -
8. Kesadaran
Menurun:
Compos mentis
Sopor
Apatis/sedasi
Subkoma
Somnolensia
Koma
Meninggi
Hipnosa
Disosiasi: ……………….
Gangguanperhatian
Jelaskan: Pasien terlihat sadar dan tidak telihat bingung atau kacau dan pasien mampu
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
9. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan : Pasien terlihat sadar dan tidak telihat bingung atau kacau dan pasien
Masalah / DiagnosaKeperawatan: -
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance
hiperamnesia
Jelaskan: Pasien mampu mengingat kejadian masa lalunya dan kejadian dalam
beberapa minggu terakhir misalnya kejadian saat ia mendengar 3 minggu yang lalu.
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
diberikan.
Masalah/DiagnosaKeperawatan : -
Masalah/DiagnosaKeperawatan: -
melihatnya.
Sistem pendukung V
Jelaskan : Pasien mengatakan akan rutin minum obat agar tidak kembali kumat.
Sistem pendukung pasien yaitu keluarga kedua orang tua pasien yang selalu
memberikan dukungan agar cepat sembuh
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
10. Aktifitasdalamrumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan v
Menjaga kerapian rumah v
Mencuci pakaian v
Mengatur keuangan v
Ya Tidak
Belanja v
Transportasi v
Lain-lain v
Jelaskan : Pasien merespon halusinasi dengan marah-marah sendri dan bicara sendiri
Masalah/DiagnosaKeperawatan: Halusinasi Pendengaran
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan Kelompok:
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan teman-temannya.
Masalah dengan Lingkungan:
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan lingkungan di sekitarnya
Masalah dengan Pekerjaan :
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan pekerjaannya
sebelumnya sebagai seorang Petani.
Masalah dengan perumahan :
Pasien mengatakan mempunyai tidak mempunya masalah didalam lingkungan
rumah.
Masalah dengan ekonomi:
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan perekonomiannya.
Namun orang tuanya ingin pasien segera smbuh dan bekerja lagi seperti dulu.
Masalah Keperawatan : -
XI. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
(v) Penyakit jiwa
(v) Faktor presipitasi
(v) Koping
(v) Sistem pendukung
(v) Penyakit fisik
(v) Obat-obatan
( ) Lainnya
Masalah Keperawatan : Defisit pengetahuan
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosis medik : Skizofrenia Paranoid
Terapimedik :
- Psikoterapi suportif
- Psiko edukasi keluarga
- Klozapin 1x50 mg
- Injeksi sikzonoate 25 mg
XIII. ANALISA DATA
MASALAH / DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Pasien mengatakan sering melamun Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
dan menangis di rumah serta
DO :
1. Pasien terlihat sering mendengar
suara yang memanggil Namanya
namun sumber suara tidak jelas,
pasien sering melamun, dan marah-
marah sendiri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tindakan Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi
Keperawatan
Gangguan TUM : Klien Setelah dilakukan SP1 Hubungan saling
Persepsi dapat asuhan 4. Bina hubungan percaya merupakan
Sensosi mengenali, keperawatan saling percaya langkah awal
(Halusinasi mengontrol, selama 1 x 30 dengan menetapkan rencana
Pendengaran) memutuskan menit diharapkan mengungkapkan selanjutnya untuk
halusinasinya. mampu membina prinsip mengurangi gejala
hubungan saling komunikasi halusinasi pada
TUK1: Klien percaya dengan prinsip pasien muncul
dapat membina perawat, dengan komunikasi.
hubungan saling kriteria hasil: e. Sapa pasien
percaya dengan - Membalas dengan ramah
sapaan perawa
perawat. f. Perkenalkan
- Ada kontak
mata diri dengan
- Mau berjabat sopan
tangan
- Mau g. Jelaskan
menyebutkan tujuan
nama
- Pasien mau pertemuan
duduk h. Jujur dan
berdampingan
menepati janji
dengan
perawat 5. Beri kesempatan
- Pasien mau pasien untuk
mengutaraka
masalah yang mengungkapkan
dihadapi perasaanya
6. Dengarkan
ungkapan pasien
dengan empati
Mengetahui,
Pembimbing Klinik/ CI Mahasiswa
Clinical Teacher/CT
Direja, A. Herman., 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Nuha Medika
Kusumawati Farida & Hartono Yudi. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Selemba
Medika
Maramis, W.f. 2007. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga University
Press.
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat.
Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan).Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Cetakan 1. Jakarta : Trans Info
Medika.
OLEH: