Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Laitul Fadilah., S. Kep.,Ners.,M.Kep & Drs. H Nasihin, M.Kes
Disusun Oleh :
Anicah Sovianti
P27901121056
2023
GANGGUAN SENSORI PERSEPTUAL : HALUSINASI
A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
perabaan atau penghidu. Klien merasa stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada
(Damaiyanti,2012).
interna (pikiran) dan rangsangan eksterna (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal padahal tidak ada orang yang berbicara
(Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya mungkin organik,
B. Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Faktor Perkembangan
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilangnya kepercayaan diri dan lebih rentan terhadap stress.
b. Faktor Susiokultur
Seseorang yang tidak diterima oleh lingkungannya sejak bayi akan merasa
c. Faktor Biokimia
d. Faktor Psikologis
klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien
lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
Anak sehat yang diasuh oleh orang tua yang mengalami gangguan jiwa
a. Dimensi Fisik
Halusinasi dapat timbul oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang
b. Dimensi Emosional
Perasaaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa
c. Dimensi Intelektual
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego itu sendiri untuk melawan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang
d. Dimensi Sosial
Dalam dimensi sosial ini klien mengalami gangguan interaksi sosial dan
e. Dimensi Spriritual
C. Jenis Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis dengan
suara-suara terutama suara orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang
sesuatu.
dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
4. Halusinasi peraba (taktil) Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit
atau tidak enak tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentuan urine.
D. Fase – Fase
1. Tahap 1 (Comforting)
c. Bicara lambat
2. Tahap 2 (Condeming)
a. Cemas
b. Kosentrasi menurun
1. Tahap 3
d. Efek labil
2. Tahap 4 (Controlling)
B. Mekanisme Koping
3. Menarik diri : Sulit mempercayai orang lain dan dengan stimulus internal
C. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaktive dalam dalam
berupa mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Marah sendiri merupakan
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan
yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan marah sendiri
merupakan hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada pada
rentang adaptif.
D. Pohon Masalah
(pendengaran, sesuatu.
dari bisikan.
Objektif:
sesuatu.
sesuatu.
sedang dikaji
5. Disorientasi.
6. Kosentrasi rendah.
perabaan.
F. Diagnosa Keperawatan
penciuman, pengecapan).
SP III K
1. Membantu keluarga membuat
jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA