Disusun Oleh :
1. Sulistiani
2. Umi Novitasari
3. Sri Patmini
UNIVERSITAS AN NUUR
2021/2022
A. Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberikan persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek
atau rangsangan yang nyata (Farida, 2016). Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya
tidak ada ( Keliat & Akemat, 2018 ). Halusinasi juga dapat dikatakan
sebagai gangguan persepsi yang diterima oleh pancaindera. Meskipun tidak
ada rangsangan yang diterima dari luar. Halusinasi bukanlah mimpi,
melainkan orang yang berada di dalam kesadaran penuh namun tingkah
lakunya selayaknya orang yang berada di dalam kondisi bermimpi.
Sehingga tak heran jika anda akan melihat orang yang berhalusinasi akan
bertindak aneh yang di luar kewajaran (Savita, 2019)
2. Penyebab
Penyebab dari halusinasi antara lain klien menarik diri dan harga diri
rendah. Harga diri rendah dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial
membuat klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih
dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien akan kehilangan
kemampuan membedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal.
Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Faktor Predisposisi:
a. Faktor Perkembangan
Pada faktor ini klien terganggu akibat adanya kerendahan kontrol dan
kehangatan keluarga yang mempengaruhi kemampuan mandiri sejak
dini, sehingga mudah frustasi dan hilangnya kepercayaan diri.
b. Faktor Sosiokultural
c. Faktor Biokimia
d. Faktor Psikologis
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Faktor Presipitasi:
a. Aspek Fisik:
1) Makan dan minum kurang
2) Tidur kurang atau terganggu
3) Penampilan diri kurang
4) Keberanian kurang
b. Aspek Emosi:
1) Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2) Merasa malu, bersalah
3) Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek Intelektual
1) Putus asa
2) Merasa sendiri, tidak ada sokongan
3) Kurang percaya diri
d. Askep Spiritual
e. Aspek Sosial
1) Duduk menyendiri
2) Selalu tunduk
3) Tampak melamun
4) Tidak peduli lingkungan
5) Menghindar dari orang lain
6) Tergantung dari orang lain
3. Manifestasi Klinik:
a. Bicara, senyum, tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup
(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
f. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
g. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
h. Menarik diri menghindar dari orang lain.
i. Sulit membuat keputusan.
j. Ketakutan.
k. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi.
l. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
m. Menyalahkan diri atau orang lain.
n. Muka marah kadang pucat.
o. Ekspresi wajah tegang.
p. Tekanan darah meningkat.
q. Nafas terengah-engah.
r. Nadi cepat
s. Banyak keringat
4. Jenis Halusinasi
Menurut Savita (2009), jenis halusinasi antara lain:
a. Halusinasi Pendengaran (auditorik) 70 %
Jenis halusinasi ini biasanya ditandai dengan mendengar suara,
teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang
yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi Penglihatan (Visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c. Halusinasi Penghidung (olfactory)\
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu
bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
d. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.
g. Halusinasi Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Tabel 1 Fasetingkat Halusinasi (Stuart &Laraira, 2005)
Halusinasi Karakteristik Perilaku Klien
FASE 1 Klien mengalami perasaan Tersenyum dan tertawa
Comforting seperti ansietas, kesepian, rasa tidak sesuai menggerekan
Ansietas sebagai bersalah dan takut mencoba bibir tanpa suara
halusinasi untuk befokus pada pikiran mengegerkan mata yang
menyenangkan menyengkan untuk meredakan cepat dan respon verbal
ansietas yang lambat jika
individu mengenal bahwa Sedang asik sendiri
pikiran-pikiran dan meningkat tanda-tanda
pengalaman sensor berada sarat otonomi
dalam kondisi kesadaran jika
ansietas dapat ditangani
psikotik.
FASE II Pengalaman sensasi menjijikan Ansietas seperti
Complementing dan menakutkan,klien mulai peningkatan denyut jantung
Ansietas berat lepas kendali dan mungkin pernafasan dan tekanan
halusinasi mencoba untuk mengambil darah, rentang perhatian
memberatkan jaraknya dengan sumber yang menyempit asik dengan
dipersepsikan klien mungkin penglaman sensori dan
mengalami pengamalan kehilangan kemampuan
sensori dan menarik diri dari membedakan halusinasi
orang lain, psikotik ringan dan realita
FASE III Klien berhenti menghentikan Kemampuan dikendalikan
Controling perlawanan terhadap
halusinasi akan lebih
Ansietas berat halusinasi dan menyerah pada ditakuti, kerusakan
pengalamn sensorsi halusnasinya menjadi menarik, berhubungan
menjadi berkuasa klien mengalami pengalaman dengan orang lain, rentang
kesepian jika sensori
perhatian hanya beberapa
halusinasinya berhenti psikotikdetik / menit adanya tanda-
tanda fisik ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak
mampu memahami
peraturan.
FASE IV Pengalaman sensori menjadi Perilaku tremor akibat
Conquering panik mengancam jika klien panik, potensi kuat suicida /
Ansietas panik mengikuti perintah halusinasi nomicide aktifitas
pengalaman sensori berakhir dari beberapa jam / merefleksikan halusinasi
menaklukan hari jika intervensi terapeutif perilaku isi, seperti
psikoti berat. kekerasan, agitas menarik
diri katafonici, tidak
mampu merespon terhadap
pemerintah, yang komplek
tidak mampu berespon
lebih dari satu orang
5. Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006). Menurut
Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang melakukan sesuatu
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri
maupuan orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :
Tanda dan gejala :
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat
f. Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak
senang.
6. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Akibat
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U. (2010). Manajemen Keperawatan Jiwa Komunitas Desa
Siaga: CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC
Savitra Khanza, (2009). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi Kedua. Jakarta:GC
Maramis, W.F.(2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi Ketujuh. Surabaya :
Airlangga Universitas Press
Stuart & Laraia. (2005). Principle and Practice of Psychiatric Nursing Eighth
Edition. Mosby-Year Book Inc, St. Louis-USA
Stuart, GW.( 2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Terjemahan dari Pocket Guide to
Psychiatric Nursing Alih bahasa Kapoh. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika
jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan
Ibu Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat
4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a. Tujuan:
1) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit
maupun di rumah
2) Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama
pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien
termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di
rumah sakit (dirawat di rumah).Keluarga yang mendukung pasien secara
konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program
pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu
merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi
akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang
efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di
rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien
halusinasi adalah :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan
pasien
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan
cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.
ORIENTASI:
“Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya siti perawat yang merawat Ibu”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Ibu?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Ibu alami dan bantuan apa
yang Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat Ibu Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara
itu tidak ada.”
“Kalau Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak
ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Ibu, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar
suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi
akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan,
saya telah melatih Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu
pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Ibu untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini
yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau
bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang
putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi.
Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama
dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Ibu
dengan cara menepuk punggung Ibu. Kemudian suruhlah Ibu menghardik suara
tersebut. Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Ibu. Sambil menepuk punggung
Ibu, katakan: Ibu, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat
bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Ibu Tutup telinga kamu dan katakan
pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
Ibu?”
“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat Ibu?”
”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan Ibu?”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung
dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:
“Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Ibu yang sedang
mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Ibu”.
”mari kita datangi Ibu”
KERJA:
”Selamat pagi pak” ”pak, istriIbu sangat ingin membantu Ibu mengendalikan suara-
suara yang sering Ibu dengar. Untuk itu pagi ini istri Ibu datang untuk
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang Ibu dengar. pak nanti kalau sedang
dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan
mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi
yang sedang Ibu alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung
Ibu lalu suruh Ibu mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara
tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap
pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Ibu/Ibu ingin melihat
jadwal harian Ibu. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri Ibu ke ruang perawat dulu” (Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan Ibu?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Ibu
mengalami halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal
kegiatan harian Ibu. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai
jumpa.”
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
ORIENTASI
“Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarindan sekarang ketemu untuk
membicarakan jadual Ibu selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal Ibu di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!”
“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiatan Ibu yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu
lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Ibu selama di rumah.Misalnya kalau Ibu terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat
Ibu Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai
jumpa”