PENDAHULUAN
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa
disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban
klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia
mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
1.2 TUJUAN
Tujuan umum:
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasinya, dan mengikuti program
pengobatan secara optimal.
Tujuan khusus:
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum oba
BAB II
TINJAUN TEORI
2.1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus)
eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Tahap II
1. Menyalahkan
2. Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipasti.
3. Pengalaman sensori menakutkan
4. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
5. Mulai merasa kehilangan kontrol
6. Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.
7. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
8. Perhatian dengan lingkungan berkuran
9. Konsentrasi terhadap penga-laman sensori kerja
10. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
1. Mengontrol
2. Tingkat kecemasan berat
3. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
4. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).
5. Isi halusinasi menjadi atraktif.
6. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.
7. Perintah halusinasi ditaati.
8. Sulit berhubungan dengan orang lain.
9. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.
10. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat
Tahap IV
1. Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.
2. Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah
halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik
3. Perilaku panik.
4. Resiko tinggi mencederai.
5. Agitasi atau kataton.
6. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas
yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III :Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV :Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
Gangguan
persepsi sensori
halusinasi
pengertian
-Halusinasi pendengaran
-Halusinasi penglihatan
Klasifikasi
-Halusinasi penghidu Halusinasi
-Halusinasi peraba
-Halusinasi pengecap
-Halusinasi sinestetik
Tanda dan gajala
Tahap halusinasi
-Bicara, senyum, tertawa sendiri.
-Mengatakan mendengarkan suara, meli
(mencium) dan merasa suatu yang tidak
-Merusak diri sendiri, orang lain dan lingk
tahap I -Tidak dapat membedakan hal yang nyat
Memberi rasa nyaman tingkat
-Tidak dapat memusatkan perhatian atau
ansietas sedang secara umum, -Sikap curiga dan saling bermusuhan.
-Pembicaraan kacau kadang tak masuk a
-Menarik diri menghindar dari orang lain
-Sulit membuat keputusan.
tahap II -Ketakutan.
-Tidak mau melaksanakan asuhan mandi
berhias yang rapi.
-Mudah tersinggung, jengkel, marah.
-Menyalahkan diri atau orang lain.
-Muka marah kadang pucat.
-Ekspresi wajah tegang.
tahap III -Tekanan darah meningkat.
-Nafas terengah-engah.
-Nadi cepat dan banyak keringat.