E-mail : prodipaudumj@gmail.com
intan.puspitasari@pgpaud.uad.ac.id
Abstrak
Separation anxiety (kecemasan ketika berpisah) di lingkungan sekolah merupakan
fenomena yang umum terjadi pada anak usia dini. Kecemasan ini diekspresikan dengan
menangis, tantrum, menolak berinteraksi dengan orang lain atau menarik diri dari
lingkungannya. Pada tataran yang lebih tinggi, separation anxiety dari figur lekat jika tidak
diintervensi akan berdampak pada disfungsi keluarga, sosial, kepribadian maupun akademik
anak. Strategi preventif atas separation anxiety disorder (gangguan kecemasan berpisah)
berbasis parent-school partnership merupakan sebuah gagasan untuk mensinergikan
dukungan orangtua dan sekolah dalam menciptakan lingkungan ramah anak. Dalam strategi
ini orangtua dan sekolah saling bekerjasama dalam melakukan pendekatan pada anak baik
secara psikologis, kognitif maupun lingkungan sosial untuk mencegah munculnya gejala
gangguan kecemasan ketika berpisah dari figur lekat di lingkungan sekolah. Diskusi
mengenai mispersepsi dalam menangani anak dengan kondisi cemas di instansi PAUD saat
ini beserta risiko dampak psikologisnya juga menjadi pembahasan dalam artikel ini.
49
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume II No. 1, Mei 2018
emosi yang dialami oleh anak sehingga (Santrock, 2007) anak memiliki pola
penanganan yang sesuai dibutuhkan untuk kelekatan aman (secure) ketika pengasuh
mencegah implikasi terhadap gangguan menerima, peka dan tanggap terhadap
perkembangan yang lebih serius. sinyal seorang bayi serta dapat
Pada anak usia dini, kecemasan yang mengekspresikan afeksi terhadap bayi. Bayi
umum terjadi adalah ketika berpisah dengan yang memiliki kelekatan aman sejak awal
figur lekat. Kelekatan dimulai ketika kehidupan akan menjadi pribadi yang lebih
seorang bayi memiliki ikatan emosional gembira dan kurang mengalami frustrasi
yang kuat dengan ibu. Menurut Freud, bayi saat usia 2 tahun dibandingkan dengan bayi
memulai kelekatan dengan payudara ibu yang memiliki kelekatan tidak aman
sebagai sumber kenikmatan oral dan (insecure-avoidant dan insecure-
selanjutnya menjadi lekat dengan sosok ibu ambivalent). Tipe kelekatan ini akan
itu sendiri (Nurhidayah, 2011). Ibu mempengaruhi kesiapan anak dalam
merupakan figur penting bagi bayi sebagai berinteraksi dengan lingkungan yang lebih
sumber yang memenuhi kebutuhan- luas di kemudian hari. Anak yang
kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan oral, mempunyai kelekatan aman dapat bergerak
kasih sayang dan contact comfort. Dengan jauh lebih bebas meskipun berpisah dengan
demikian dapat dikatakan bahwa contact ibunya. Anak tersebut percaya bahwa ibu
comfort (kenyamanan akibat sentuhan) atau pengasuhnya tetap ada ketika
merupakan salah satu faktor bayi atau anak dibutuhkan (Nasution, 2016).
lekat dengan ibunya. Sebagaimana Tipe kelekatan anak usia dini ini
penelitian eksperimen Harlow dan dengan demikian juga berkaitan dengan
Zimmermann (1959) yang dilakukan pada perkembangan sosio-emosional yang
seekor kera bahwa kera tersebut diprakarsai oleh Erikson. Menurut teori
menghabiskan lebih banyak waktu untuk Erikson anak hingga usia 6 tahun atau usia
dekat dengan boneka yang dibalut kain prasekolah telah melalui tiga tahap
halus dibandingkan dengan boneka yang perkembangan sosial-emosi (Slavin, 2017).
hanya berupa kawat meskipun Tahapan tersebut antara lain Trust vs.
menyediakan makanan. Aktivitas Mistrust, Autonomy vs. Shame, dan
bersentuhan dapat menimbulkan reaksi bagi Inisiative vs. Guilt. Capaian anak dalam
tubuh yaitu terlepasnya hormon endorfin tahap-tahap perkembangan tersebut menjadi
yang menghasilkan perasaan senang (Wade dasar atas tahapan perkembangan
& Tavris, 2007). Dalam hal ini, berpisah selanjutnya.
dengan ibu dapat menjadi sebuah ancama Trust vs. Mistrust (kepercayaan
bagi bayi karena figur yang memberikan versus ketidakpercayaan) terbentuk sejak
rasa aman dan nyaman berada jauh dari lahir hingga 18 bulan. Pada tahap ini anak
jangkauannya. mengembangkan kepercayaan pada dunia
Bowlby (dalam Main & Solomon, dan lingkungannya. Umumnya sosok yang
1986) menyebutkan bahwa terdapat tiga mempunyai peran paling penting dalam
bentuk kelekatan antara anak dengan figur membangun kepercayaan anak adalah ibu.
lekatnya yaitu secure attachment, insecure- Ibu yang mampu memberikan kasih sayang,
avoidant attachment dan insecure- konsisten dan tanpa penolakan terhadap
ambivalent attachment. Menurut Ainsworth anak akan membangun kepercayaan anak.
50
Intan Puspitasari, Dewi Eko Wati : Strategi Parent-School Partnership: Upaya Preventif
Separation Anxiety Disorder Pada Anak Usia Dini, 49-60
51
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume II No. 1, Mei 2018
yang disebutkan dalam DSM V dalan kurun sendiri atau figur lekat seperti akan
waktu satu bulan maka anak diwaspadai berpisah selamanya sehingga menyebabkan
mengalami Separation Anxiety Disorder ketakutan yang signifikan (Dabkowska,
(SAD) (Carmassi, Gesi, Massimetti, Shear 2011; Lask, 2003).
& Osso, 2015). Anak usia dini memerlukan waktu
Perkembangan anak di lingkungan untuk menyesuaikan diri ketika pertama
pendidikan membutuhkan keterlibatan kali bergabung dengan lingkungan sekolah.
pihak sekolah maupun keluarga yang Penyesuaian diri ini berkaitan dengan
disebut dengan Parent-School Partnership. kemampuan anak untuk melakukan
Kerjasama yang sinergis antara sekolah dan aktivitas secara mandiri tanpa
pengasuh dapat menjadi faktor pendukung pendampingan orangtua atau pengasuh di
keberhasilan program pembelajaran bagi rumah. Berbagai ekspresi cemas mungkin
anak. Terkait dengan kecemasan anak, ditunjukkan anak saat masa penyesuaian
kerjasama sekolah dan orangtua perlu tersebut seperti menangis, meminta
dilakukan untuk memberikan penanganan ditemani oleh ibu atau tidak mau
yang simultan dan terus menerus sehingga berinteraksi dengan guru maupun teman
kecemasan yang dimiliki anak tidak sebaya (Hasanah, 2013).
berkembang menjadi gangguan yang lebih Permasalahan muncul ketika perasaan
serius. Artikel ini memuat gagasan tentang cemas tersebut berlangsung lebih dari masa
tinjauan teoritis dan praktis mengenai adaptasi yaitu empat minggu pertama (Lois,
strategi Parent-School Partnership sebagai Sujana, & Tirtayani, 2016). Anak yang
langkah preventif terjadinya gangguan tetap merasa cemas ketika berada di
kecemasan berpisah pada anak usia dini. sekolah cenderung menolak untuk sekolah
dan kurang terlibat di dalam proses
KECEMASAN PADA ANAK USIA pembelajaran dibandingkan anak yang
DINI bebas dari kecemasan (Choate, Pinchus,
Hampir semua anak usia dini baik Eyberg, & Barlow, 2005). Anak yang tidak
laki-laki maupun perempuan mengalami terlibat dalam proses pembelajaran berarti
kecemasan ketika berpisah dengan kurang mendapatkan pengalaman untuk
pengasuhnya. Kecemasan berpisah ini mendorong perkembangannya. Jika hal ini
biasanya terjadi ketika anak berusia 2 atau 3 tidak mendapatkan penanganan yang tepat
tahun (Lazarus et.al, 2016). Hal ini maka stimulus yang diterima anak juga
membuat psikolog dan ilmuwan psikologi kurang optimal.
kesulitan dalam mengkategorikan manakah Kecemasan muncul karena multi
kecemasan yang masih dapat dikatakan faktor. Santrock (2007) mengungkapkan
normal dan kecemasan yang termasuk bahwa beberapa kecemasan dapat terjadi
dalam gangguan. Gangguan kecemasan tanpa ada pengalaman negatif sebelumnya.
berpisah (separation anxiety disorder) Penelitian yang dilakukan oleh Tamisa
sendiri merupakan kekhawatiran yang (2016) menunjukan bahwa kecemasan
berlebihan ketika berpisah dengan figur perlakuan kasar dan kurangnya kasih
lekat (Hasanah, 2013). Kekhawatiran yang sayang orangtua terhadap anak dapat
berlebihan ini berkaitan dengan pikiran menyebabkan kecemasan pada anak usia
irrasional yang akan menimpa individu dini. Orangtua yang sering memberikan
52
Intan Puspitasari, Dewi Eko Wati : Strategi Parent-School Partnership: Upaya Preventif
Separation Anxiety Disorder Pada Anak Usia Dini, 49-60
tekanan pada anak memunculkan perasaan 7) mimpi buruk yang berulang tentang
takut. Dalam hal ini terkait dengan pola berpisah dengan figur lekat, 8) mengalami
asuh dan tipe kelekatan yang dimiliki antara gejala fisik seperti pusing, sakit perut, mual
orangtua dan anak. Seperti yang dan muntah ketika berpisah dengan figur
diungkapkan Baumrind (1966) bahwa anak lekat. Kriteria tersebut menetap pada anak
dengan pengasuhan demokratis lebih bebas setidaknya selama empat minggu dan pada
dalam bereksplorasi dibandingkan anak dewasa setidaknya selama enam bulan.
dengan pola asuh ororiter. Gejala SAD menurut DSM IV
Faktor genetis juga dapat berpengaruh muncul ketika anak-anak hingga sebelum
terhadap kecemasan anak. Seperti usia 18 tahun. Namun kriteria ini direvisi
penelitian Glover (2014) menemukan dalam DSM IV bahwa gejala kecemasan
bahwa ibu yang cemas ketika hamil berpisah dapat terjadi di usia mana saja
menurunkan gennya kepada anak. Adanya bahkan ketika remaja maupun dewasa
faktor genetis menjadi alasan mengapa (Carmassi, Gesi, Massimetti, Shear, &
terkadang kecemasan terjadi tanpa ada Osso, 2015). Meskipun pada kenyataannya
peristwa sebelumnya. Faktor-faktor kecemasan berpisah yang dimulai sejak
penyebab kecemasan tersebut menjadi salah remaja jarang ditemukan dan lebih banyak
satu pertimbangan untuk menentukan ditemukan pada anak usia dini. Anak yang
treatment atau terapi pemulihan. mengalami SAD akan terganggu baik
perkembangannya maupun aktivitas
SEPARATION ANXIETY DISORDER kesehariannya Kasus SAD yang sampai
Gangguan kecemasan dalam DSM V pada psikolog umumnya ketika anak sudah
digolongkan menjadi beberapa tipe seperti menunjukkan gejala-gejala yang
selective mutism, social anxiety disorder, memalukan dan menolak pergi ke sekolah.
separation anxiety disorder dan specific Jika ditunjukkan gambar dalam tes grafis,
phobia. Masing-masing tipe memiliki anak cenderung memberikan respon emosi
kriteria untuk penegakan diagnosa. Dalam yang negatif (Dabkowska, Araszkiewicz,
bahasan ini, separation anxiety disorder Dabkowska, & Wiklosc, 2011).
merupakan tipe kecemasan yang dapat Penelitian menunjukkan bahwa faktor
dialami anak jika kondisi cemasnya tidak biologis maupun faktor lingkungan
ditangani dengan baik. Kriteria dari memiliki andil yang besar dalam SAD
separation anxiety disorder ini menurut anak, dimana faktor lingkungan memberi
DSM V (APA, 2013) antara lain 1) pengaruh yang lebih besar pada SAD
merasakan stress yang berlebihan ketika dibandingkan jenis kecemasan lain yang
meninggalkan rumah atau berpisah dengan dialami oleh anak (Figueroa, Soutullo, Ono,
figur lekat, 2) kecemasan yang terus & Saito, 2012). Faktor keluarga yang
menerus dan berlebihan tentang kehilangan memicu munculnya SAD pada anak antara
atau kecelakaan figur lekat, 3) merasa lain pola kelekatan anak dengan orangtua.
cemas yang berlebihan jika hal buruk Anak yang memiliki kelekatan insecure
terjadi seperti tersesat atau diculik, 4) cenderung mudah merasa cemas dan
menolak pergi ke sekolah atau tempat lain, kesulitan untuk berinteraksi dengan
5) merasa takut sendirian tanpa figur lekat, lingkungan sosial seperti sekolah.
6) menolak tidur sendiri tanpa figur lekat, Permasalahan lain seperti perceraian
53
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume II No. 1, Mei 2018
57
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume II No. 1, Mei 2018
komunikasi. Orangtua maupun guru dapat dini ketika berpisah dengan orangtua.
memberikan apresiasi atau penghargaan Kecemasan dalam hal ini dipahami sebagai
kepada anak apabila baik di rumah maupun salah satu dampak dari tiga tahap awal
di sekolah anak menunjukkan kemauan perkembangan sosial emosi yang belum
untuk membaur dan berpisah dari terselesaikan dengan baik yaitu trust vs
orangtuanya. Untuk melakukan hal ini mistrust, autonomy vs doubt dan initiative
kedua pihak perlu selalu bertukar informasi vs guilt. Strategi yang dapat dilakukan
mengenai kemajuan kemandirian anak. untuk mencegah kecemasan yang berlanjut
Komunitas dan Peer Support pada anak usia dini ini berdasarkan dimensi
Orangtua dapat mengajak anak untuk parenting, komunikasi dan pembelajaran di
berinteraksi dengan orang lain dalam rumah yang antara lain adalah menekankan
berbagai komunitas. Komunitas ini dapat pola asuh demokratis, membangun kembali
berupa komunitas membaca maupun trust anak dan orangtua, teknik fading,
aktivitas lainnya. Hal ini bertujuan untuk pertemuan pihak sekolah dan orangtua serta
membiasakan anak untuk beraktivitas adanya dukungan komunitas maupun teman
dengan orang lain dan menyadarkan anak sebaya. Strategi tersebut bertujuan untuk
bahwa aktivitas tersebut menyenangkan. mensinergikan orangtua dan sekolah dalam
Anak yang terbiasa bersosialisasi akan lebih mendampingi anak usia dini untuk
mudah dalam beradaptasi di lingkungan mencapai tiga tugas awal perkembangan
baru (Nasution, 2016). sosial emosi. Pencapaian tiga tahap awal
Peer support atau dukungan teman perkembangan tersebut diharapkan
sebaya dapat dilakukan di lingkungan mengurangi tingkat kecemasan pada anak
sekolah. Hasan dan Handayani (2014) usia dini ketika berpisah dengan orangtua di
melakukan penelitian pada siswa inklusi lingkungan sekolah.
dan mendapatkan hasil bahwa dukungan
teman sebaya dapat mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
penyesuaian diri anak. Dalam konteks ini Baumrind, D. (1966). Effects of
guru dapat meminta murid lain untuk authoritative parental control on child
mengajak anak yang cemas bermain atau behavior. Child development, 887-
907
beraktivitas bersama secara konsisten. Hal
Bronfenbenner, U. (2004). Making human
ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa beings human: Bioecological
murid lain di sekolah tersebut menerima perspectives on human development.
kehadiran anak dan ingin bermain bersama Thousand Oaks, CA: Sage
dengan anak tersebut. Publications
Brumariu, L.E., Kerns, K.A., & Seibert, A.
KESIMPULAN (2012). Mother-child attachment,
emotion regulation, and anxiety
Parent-school partnership merupakan
symptomps in middle childhood.
konsep yang dapat digunakan untuk Journal of The International
meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan Association for Relationship
program pembelajaran di sekolah. Dalam Research, 19(3), 569-585
hal ini konsep parent-school partnership Calzada, E.J et al. (2015). Family and
dapat diterapkan untuk mencegah teacher characteristics as predictors of
kecemasan yang berlanjut pada anak usia parent involvement in education
during early childhood among Afro-
58
Intan Puspitasari, Dewi Eko Wati : Strategi Parent-School Partnership: Upaya Preventif
Separation Anxiety Disorder Pada Anak Usia Dini, 49-60
60