1. Definisi
Praktek Kerja Profesi Psikologi (PKPP) merupakan kegiatan praktek di suatu
lembaga atau instansi yang relevan sebagai sarana untuk menerapkan konsep
dan teori yang dipelajari oleh mahasiswa serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja professional.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melatih mahasiswa untuk dapat memberikan pelayanan psikologi secara
professional melalui kerjasama dengan profesi lain
b. Tujuan Khusus
Melatih mahasiswa untuk menjalankan tugas-tugas professional sesuai kode
etik psikologi :
1. Menguasai konsep psikologi
2. Melakukan asesmen
3. Menyusun dinamika psikologi dan menegakkan diagnosis
4. Menyusun dan menerapkan intervensi
5. Mengevalusi intervensi
KETENTUAN UMUM
1. Persyaratan Peserta
a. Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Profesi Psikologi, mahasiswa
diwajibkan sudah menyelesaikan :
1. Laporan Integratif hasil asesmen psikologis sebanyak 1 buah
2. Laporan lengkap hasil asesmen & intervensi yang dilakukan pada MK.
Intervensi Klinis sebanyak 1 buah
3. Laporan kasus dari 2 buah blind case,
4. Laporan kasus dari 2 buah kasus nyata
b. Untuk dapat mengikuti praktek kerja profesi psikologi, mahasiswa harus telah
dinyatakan Layak melakukan praktek kerja profesi di bawah supervisi melalui
Ujian Kelayakan Praktik Profesi yang menguji penguasaan materi dan
kesiapan mahasiswa untuk melakukan praktek kerja profesi.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi akan dilakukan selama 6 bulan dan
dibagi menjadi 2 termin. Dalam 1 termin mahasiswa akan melakukan
praktek kerja di satu tempat kemudian pada termin ke-2 ditempatkan pada
tempat yang berbeda. Penentuan tempat dilakukan oleh pihak Profesi
Magister Psikologi Universitas Airlangga dan akan diumumkan sebelum
mahasiswa terjun ke lapangan.
Alokasi waktu untuk masing-masing termin adalah 3 bulan.
3. Tempat Pelaksanaan
a. Praktek Kerja Profesi akan dibagi menjadi 2 termin. Lokasi atau tempat
pelaksanaan PKPP akan berbeda-beda untuk tiap termin, disesuaikan
dengan kasus yang dituntut untuk dipelajari. Lokasi atau tempat
pelaksanaan PKPP akan berbeda-beda untuk dua termin, disesuaikan
dengan kasus yang dituntut untuk dipelajari.
b. Kemudian pada PKPP I, praktek kerja dilanjutkan di lembaga-lembaga
yang mendidik atau mengasuh anak, seperti panti asuhan, pusat terapi,
SLB dan lain sebagainya, selama 2 bulan.
c. Pada PKPP II, setelah praktek kerja di UPP, selnjutnya mahasiswa
ditempatkan di dinas-dinas kesehatan, seperti puskesmas dan lain
sebagainya.
d. Kewenangan penentuan tempat PKPP untuk setiap mahasiswa,
sepenuhnya berada pada Profesi Magister Psikologi Universitas
Airlangga dan akan diumumkan sebelum mahasiswa terjun ke
lapangan. Profesi Magister Psikologi Universitas Airlangga membuka
kesempatan bagi mahasiwa untuk memberikan alternatif tempat
pelaksanaan PKPP dan selambat-lambatnya diberikan kepada
Mayoring Klinis 3 minggu sebelum pelaksanaan PKPP.
UJIAN KELAYAKAN
1. Bagi Mahasiswa
A. Kewajiban Mahasiswa :
1. Melakukan orientasi lapangan terkait tempat PKPP dan membuat
laporan hasil orientasi lapangan. Orientasi lapangan akan dilakukan
pada minggu pertama pelaksanaan PKPP.
2. Hasil orientasi lapangan selanjutnya digunakan oleh mahasiswa untuk
menyusun rancangan aktivitas selama pelaksanaan PKPP, yang
selanjutnya akan diberikan kepada dosen pembimbing untuk disetujui.
3. Ketika melaksanakan PKPP, mahasiswa diwajibkan untuk menangani
kasus yang diberikan oleh supervisor lapangan tanpa membuat suatu
spesifikasi dalam menangani kasus
4. Kasus yang akan ditangani oleh mahasiswa tentunya kasus-kasus yang
terkait dengan keahlian dan keterampilan mereka dalam hal bidang
psikologi. Mahasiswa berhak menolak atau merujuk kembali kasus
yang bukan merupakan keahlian mereka
5. Penanganan kasus di lapangan, mahasiswa diharuskan sudah sampai
pada tahap penerapan intervensi untuk menangani kasus tersebut.
6. Melakukan Pembimbingan dengan Dosen Pembimbing dan
Supervisor Lapangan (lihat ketentuan pembimbingan)
B. Penanganan Kasus
Ketika melaksanakan PKPP, mahasiswa dituntut untuk menangani dan
melaporkan secara tertulis sejumlah 7 kasus.
Berikut rincian penganganan kasus :
D. Proses Pembimbingan
Selama pelaksanaan PKPP mahasiswa akan didampingi oleh 2 orang
pembimbing, yaitu 1 orang dosen pembimbing dan 1 orang Supervisor
Lapangan.
Kewajiban bagi mahasiswa selama proses pembimbingan :
1. Dosen Pembimbing
a. Mahasiswa mendiskusikan dengan pembimbing, apakah kasus yang
ditangani telah memenuhi syarat yang ditetapkan
b. Mahasiswa mendiskusikan proses pengambilan data dan pelaksanaan
intervensi
c. Mahasiwa wajib melakukan minimal 8 kali pembimbingan dan
dibuktikan dengan kartu pembimbingan yang ditandatangai oleh
dosen pembimbing
d. Untuk melaporkan proses pelaksanaan PKPP selama 6 bulan,
mahasiwa diwajibkan membuat logbook, yang harus dibawa setiap kali
proses pembimbingan
2. Supervisor Lapangan
a. Mahasiswa wajib membina kerjasama yang sinergis dengan supervisor
lapangan
b. Mahasiswa dapat melakukan pembimbingan dalam proses
memperoleh kasus yang akan ditangani
c. Mahasiswa wajib melakukan pembimbingan selama pelaksanaan
PKPP dan dibuktikan dengan kartu bimbingan yang ditandatangani
oleh Supervisor Lapangan
d. Untuk melaporkan proses pelaksanaan PKPP selama 6 bulan,
mahasiwa diwajibkan membuat logbook, yang ditandatangani oleh
supervisor lapangan
Supervisor Lapangan merupakan tenaga ahli dari tempat PKPP yang akan
berperan sebagai pembimbing mahasiswa. Supervisor Lapangan bertugas
sebagai berikut :
1. Memfasilitasi proses pembelajaran mahasiswa dalam kegiatan PKPP
melalui orientasi di lokasi PKPP. Orientasi meliputi: latar belakang visi
misi lembaga atau instansi pendidikian lokasi PKPP, mengenakan
mahasiswa dengan staf terutama yang terkait dengan kegiatan PKPP
mahasiswa, membantu mahasiswa untuk memahami peran mahasiswa di
lokasi PKPP
2. Memfasilitasi sarana dan prasarana yang diperlukan oleh mahasiswa
selama kegiatan PKPP
3. Membantu mahasiswa untuk memilihkan kasus yang sesuai sebagai klien
dan memperoleh data yang diperlukan.
4. Memantau dan memberikan persetujuan kegiatan mahasiswa (melalui
logbook).
5. Memberikan penilaian atas hasil belajar mahasiswa secara obyektif (sesuai
dengan form penilaian terlampir)
1. Seminar Kasus
Seminar kasus dilaksanakan setelah PKPP termin 1.
2. Ujian PKPP
a. Ujian PKPP bertujuan untuk menilai penguasaan konsep psikologi
dan penerapannya dalam memberikan pelayanan psikologi selama
melaksanakan PKPP. Dalam ujian ini, akan dilakukan penilaian
terhadap penguasaan mahasiswa akan konsep psikologi dan
penerapannya.
b. Penilaian dilakukan oleh 3 dosen penguji, salah satunya adalah dosen
pembimbing.
c. Aspek yang dinilai dalam ujian ini adalah :
1. Naskah (60 %), meliputi substansi dan tata tulis
2. Proses Ujian (40%) meliputi penguasaan materi, sikap dan perilaku
3. Ujian Profesi
Ujian Profesi dilakukan oleh HIMPSI, bertujuan untuk menilai
pengetahuan mahasiswa akan isu-isu etika dan kesiapan mahasiswa untuk
melakukan praktek.
2. Case Conference
Kemampuan untuk menyajikan informasi mengenai kasus yang ditangani
secara ringkas dan jelas merupakan aspek penting dalam program
pendidikan profesi psikolog. Case conference merupakan media untuk
diskusi dan sharing informasi dengan pihak terkait yang bertujuan untuk
mengoptimalkan penanganan kasus. Selain itu case conference juga akan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan feedback
langsung dari supervisor lapangan dan dosen pembimbing.
Saya menyatakan bahwa kegiatan yang saya tuliskan di atas telah saya lakukan dengan
sebenar-benarnya.
……………………. .……………….
Supervisor Lapangan Mahasiswa
………………………………..
Dosen Pembimbing
Lampiran 2
Sistematika Penulisan Laporan Kasuistik
BAB I
LOKASI PELAKSANAAN PKPP
1. Tempat Pelaksanaan
2. Deskripsi Tempat Pelaksanaan
3. (mhs boleh menambahkan hal lain yang penting)
BAB II
KEGIATAN SELAMA PKPP
(tuliskan semua kegiatan yang dilakukan selama PKPP)
BAB III
PEMBELAJARAN YANG DIPEROLEH
(tuliskan hasil refleksi atau pembelajaran yang dapat diperoleh oleh mahasiswa selama
PKPP, baik dari lembaga maupun dari individu yang ditemui selama PKPP)
BAB IV
LAPORAN KASUISTIK
1. Identitas
a. IDENTITAS SUBJEK
(nama lengkap, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, alamat)
Nama ditulis dengan inisial, tetapi lengkap, sekaligus dengan gelar, formal maupun
informal.
Alamat ditulis dengan inisial
b. IDENTITAS KELUARGA
(idem dengan identitas Subjek, tetapi kali ini berkaitan dengan orang tua, dan atau
pasangan apabila telah menikah)
2. Keluhan
Deskripsikan / Tuliskan keluhan yang disampaikan Subjek atau orang yang merujuk
Subjek kepada pemeriksa
3. Tujuan pemeriksaan
Berikan alasan perlunya dilakukan pemeriksaan dan bagaimana hasil pemeriksaan akan
diunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi subyek. Tujuan
disampaikan dengan jelas dan terfokus pada masalah yang disampaikan.
4. Prosedur Evaluasi
Sebutkan prosedur dan jenis evaluasi yang dilakukan tanpa menyertakan hasilnya.
Sebutkan waktu pelaksanaan, durasi pemeriksaan, & lokasi.
Buat dalam bentuk tabel
5. Status Praesen
Tuliskan impresi / kesan pemeriksa saat awal pertemuan sesi 1 dengan Subjek. Kesan ini
mencakup banyak hal, baik yang terlihat dari tampilan fisik Subjek, maupun dari
perilaku Subjek, tetapi harus dengan cara yang benar-benar deskriptif.
6. Anamnesis
a. Latar Belakang Keluarg
b. Latar Belakang Pendidikan
c. Latar Belakang Pekerjaan
d. Riwayat pengasuhan
e. Riwayat kesehatan fisik & psikologis
f. Latar belakang lain yang terkait
7. Kesimpulan awal
Tuliskan kesimpulan yang diperolah pemeriksa, setelah menjalani serangkaian proses
asesmen, sejak observasi hingga anamnesis, tanpa mengikutsertakan interpretasi dari tes.
Kualitas pada bagian ini sangat ditentukan oleh ketajaman observasi & wawancara dari
pemeriksa.
11. Diagnosis
Gunakan pendekatan multiaksial, untuk melakukan diagnosa atas Subjek. Sertakan
kajian teoritik yang memperkuat penegakkan diagnosis
12. Prognosis
Tuliskan positif atau negatif-kah prognosa atas Subjek, diserta alasan dari pemeriksa.
Untuk prognosa positif, perlu dijelaskan sumber “kekuatan” subjek yang dapat
meningkatkan ketahanan dan kualitas coping stress-nya. Untuk prognosa negatif, perlu
dijelaskan mekanisme psikologis yang paling kontra produktif bagi Subjek. Sertakan
kajian teoritik yang mendasari pengambilan keputusan akan prognosis.
Contoh :
Tujuan : Menurunkan perilaku temper tantrum pada anak
Pendekatan/ Teknik : Reinforcement Positif
Tahapan Perilaku Perilaku Reinforce Pihak yg terlibat
Intervensi sebelum sesudah ment
Lampiran
Daftar pustaka
Lampiran 3
Sistematika Penulisan Laporan untuk Lembaga
BAB I
LOKASI PELAKSANAAN PKPP
1. Tempat Pelaksanaan
2. Deskripsi Tempat Pelaksanaan
3. (mhs boleh menambahkan hal lain yang penting)
BAB II
KEGIATAN SELAMA PKPP
(tuliskan semua kegiatan yang dilakukan selama PKPP)
BAB III
PEMBELAJARAN YANG DIPEROLEH
(tuliskan hasil refleksi atau pembelajaran yang dapat diperoleh oleh mahasiswa selama
PKPP, baik dari lembaga maupun dari individu yang ditemui selama PKPP)
BAB IV
LAPORAN KASUISTIK
1. Identitas
a. IDENTITAS SUBJEK
(nama lengkap, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, alamat)
Nama ditulis dengan inisial, tetapi lengkap, sekaligus dengan gelar, formal maupun
informal.
Alamat ditulis dengan inisial
b. IDENTITAS KELUARGA
(idem dengan identitas Subjek, tetapi kali ini berkaitan dengan orang tua, dan atau
pasangan apabila telah menikah)
2. Keluhan
Deskripsikan / Tuliskan keluhan yang disampaikan Subjek atau orang yang merujuk
Subjek kepada pemeriksa
3. Tujuan pemeriksaan
Berikan alasan perlunya dilakukan pemeriksaan dan bagaimana hasil pemeriksaan akan
diunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi subyek. Tujuan
disampaikan dengan jelas dan terfokus pada masalah yang disampaikan.
4. Status Praesen
Tuliskan impresi / kesan pemeriksa saat awal pertemuan sesi 1 dengan Subjek. Kesan ini
mencakup banyak hal, baik yang terlihat dari tampilan fisik Subjek, maupun dari
perilaku Subjek, tetapi harus dengan cara yang benar-benar deskriptif
5. Diagnosis
Tuliskan diagnosis terhadap subyek dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat awam.
6. Saran Penanganan
Tuliskan dengan jelas saran yang diberikan dalam menangani subyek. Jabarkan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.