Anda di halaman 1dari 33

PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS

RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

I. Identitas
A. Identitas Klien
Nama : TY
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Lahir : 21-06-1997
Usia : 22 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Marital : Cerai
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tempelsari, petung bejen.Temanggung
Urutan Kelahiran : Anak kedua dari empat bersaudara

B. Identitas Keluarga
1. Orang Tua
Tabel 1. Identitas Orang tua Klien

Identitas Ayah Ibu


Nama M S
Usia 47 tahun 47 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Suku Bangsa Indonesia Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir SD SD
Pekerjaan Petani Petani
Alamat temanggung temanggung
Urutan Kelahiran Anak ke dari bersaudara Anak ke dari
bersaudara

1
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

2. Saudara Kandung

Tabel 2. Identitas Saudara Klien

Identitas Adik

Nama AS

Usia 13 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Suku Bangsa Indonesia

Agama Islam

Pendidikan SD

Alamat Temanggung

Urutan Kelahiran Anak ke 2 dari 3 bersaudara

Tabel 3. Identitas Saudara Klien

Identitas Adik

Nama PM

Usia 8 tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Suku Bangsa Indonesia

Agama Islam

Pendidikan SD

2
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Alamat Temanggung

Urutan Kelahiran Anak ke 3 dari 3 bersaudara

C. Genogram

KETERANGAN:

: Laki-laki : Gangguan Mental

: Perempuan
: Dekat
: Klien
: Tinggal Serumah
: Meninggal Dunia : Cemburu

3
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Keterangan:
Klien tinggal di rumah bersama kedua orang tua dan saorang adik laki-laki dan
seorang adik perempuan. Klien pernah menikah namun sudah bercerai dengan
istrinya. Klien memiliki hubungan emosi yang dekat dengan ibunya serta
memiliki hubungan biasa saja dengan kedua saudaranya.

II. Keluhan dan Riwayat Keluhan


A. Keluhan
Pada akhir bulan september 2019 klien masuk RSJ mengeluhkan
bahwa klien mengamuk dan marah hingga memukul kaca. Klien pernah
berbicara sendiri, merasa seperti orang gila dan berhalusinasi. Merasa pernah
melihat perempuan berambut putih mengikutinya. klien merasa pernah tidur
dengan perempuan tersebut.
B. Riwayat Keluhan
Klien mulai merasakan keluhan atau menunjukkan gejala-gejala sejak
kurang lebih 2 bulan terakhir. Riwayat keluhan ini muncul sejak agustus
2019. Saat itu klien mengikuti kegiatan kesenian di desanya, klien mengalami
kesurupan. Namun sembuh setelah diobati. pulang dari kegiatan tersebut,
sikap klien biasa saja, namun belakangan klien menunjukan perubahan
perilaku, seperti sering emosi, mengamuk, berbicara sendiri dan ngelantur,
keluyuran tidak ingin diam dirumah dan. Malamnya klien tidak pernah tidur.
Sebelumnya, saat bermain kesenian, klien sering mengalami kesurupan
dan kembali normal setelah disembuhkan. Suatu hari pernah ada selah
seorang dari tetangga membohongi, dan menyakiti klien, semenjak itu klien
merasa tersinggung dan emosinya tidak dapat dikontrol sehingga klien
mengamuk dan memukul kaca hingga melukai tangannya. Klien akan
mengamuk ketika klien menhadapi masalah seperti yang dilakukan oleh

4
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

tetangganya tersebut.. Saat itu klien lansung dilarikan oleh bapak dan bapak
lurah ke RSJ magelang.
Setelah mendapatkan perawatan selama 14 hari di RSJ, klien
dipulangkan karena klien menunjukan perubahan yang positif dan dikatakan
sembuh oleh pihak rumah sakit, kepulangan klien dibekali dengan beberapa
obat-obatan untuk dikonsusmsi dirumah. setelah pulang dan berada di rumah
klien beraktifitas seperti biasanya, membantu orang tua, berkumpul dengan
teman-temanya. Memasuki hari ketiga setelah kepulangan, klien mulai
kembali menunjukan perilaku seperti sebelum masuk RSJ. Klien mulai
berbicara ngelantur, namun tidak mengamuk. Hal ini bermula saat sehabis
klien berkumpul dengan teman-temannya serta berhentinya klien
menkonsumsi obat. Setelah lima hari di rumah dengan kondisi klien yang
sudah dikatakan kumat, klien akhirnya kembali dibawa ke RSJ.
Tabel 3. Riwayat Perjalanan Kasus
No. Periode Tahun Deskripsi

1. Masa Pranatal 1997 - Klien lahir normal


(prenatal) - Klien lahir normal, sebagai anak laki-
Masa kanak-kanak laki dari 3 bersaudara dan diasuh ibu
awal (Early dan ayah, dengan kondisi ekonomi
Childhood) 0-5 tahun. keluarga yang berkecukupan.
- Saat orang tua bekerja klien diasuh
oleh nenek dari ayahnya
- Klien tinggal bersama ibu dan ayahnya
- Klien lebih banyak diasuh oleh
neneknya dibandingkan ibunya karena
ibu ayahnya bekerja disawah
- Pada usia 3 tahun klien mengalami step
demam hingga kejang-kejang
- Klien senang bermain dengan teman-
5
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

temannya di sekolah maupun di


lingkungan rumahnya
- Klien banyak menghabiskan waktunya
untuk bermain, dan membantu ayah
dan ibunya disawah.
- Klien jarang berkomunikasi dengan
orang tuanya
Masa anak tengah dan - Klien anak yang kurang dalam bidang
akhir (Midle and Late akademik
Childhood) 2004 - Selalu mendapat nilai jelek
5-12 tahun. - Sering dinasihati guru karena sering
tidur dalam kelaas

- Sering diikuti oleh bayangan wanita


berambut putih
- Selalu dibisikan hal-hal jahat.
- Pada tahun 2016, Menjalin hubungan
serius dengan seorang wanita
- Tahun 2017 klien memutuskan untuk
menikah
- Klien tidak memiliki anak
Masa remaja 12 tahun 2016 - Klien konflik dengan istri
hingga 22 tahun. - Tahun 2018 bercerai dengan istri
- Klien sering mengikuti kegiatan
kesenian bersama teman-teman di
desanya.
- Klien sering mengalami kesurupan.
- Klien pernah ke orang pintar dan kiyai

6
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

untuk mengobati kesurupan


- Pada Agustus 2019 klien mulai merasa
tidak normal.
- Sering bicara sendiri, keluyuran, tidak
bisa tidur, makan tidak teratur,
mengamuk
- Pernah memukul kaca hingga melukai
tangan
- Hubungan dengan tetangga tidak baik.
- Klien mulai dijauhi oleh tetangga
- September 2019 klien dibawa ke RSJS
magelang.
- Empat belas hari klien keluar
- Saptember akhir 2019 klien kembali
masuk RSJ

III. Anamnesa
a. Riwayat Keluarga
Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Klien saat ini bekerja
serabutan. Dan keseharian hanya membantu oran tua diladang. Ibu klien
adalah seorang petani, ayah klien jua adalah seorang petani. Hubungan klien
dengan ibu dekat, dan hubungan dengan ayah juga sangat dekat. Ibu dan bapak
sangat dominan kepada klien. Sejak kecil klien di didik dengan tidak

7
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

menggunakan banyak aturan. Dididik secara mandiri oleh ayahnya. Ibunya


mendidik klien dengan penuh kasih sayang.
Klien memiliki dua orang saudara, laki-laki dan perempuan. Hubungsn
klien dengan adik-adiknya sangat dekat. Mereka sering bermain bersama.
b. Riwayat perkembangan
Klien terlahir normal dengan kondisi sehat seperti anak bayi lainnya.
Klien tidak mendapatkan ASI selama 1,8 bulanan, karena ibunya yang sibuk
bekerja sehingga merasa kesulitan untuk memberikan ASI dalam waktu lama.
Saat klien berumur beberapa bulan, klien sering diasuh oleh neneknya. Sejak
kecil klien adalah anak yang cukup aktif namun tidak berprestasi. klien jarang
mengikuti lomba-lomba disekolah. Klien dapat bergaul dengan baik dan juga
memiliki teman. Klien bisa dibilang mandiri karena sejak kecil sudah diajak
untuk bekerja. Klien sering mengikuti ayah dan ibu untuk menggarap sawah.
Klien sangat percaya diri dengan apa yang dimilikinya.

c. Riwayat Sosial
Klien adalah anak yang tidak tertutup. dapat bergaul dengan
lingkungan sosialnya, ramah dan sopan. Klien mudah untuk dekat dengan
seseorang terutama untuk dijadikan sebagai teman. Klien adalah anak yang
senang bergaul dan berteman tetapi terkadang klien lebih merasa senang untuk
melakukan segala sesuatunya sendiri dibandingkan berkelompok.
d. Riwayat Kesehatan
Pada usia tiga tahun klien mengidap step. Pernah mengalami demam
sampai pingsan tiga kali dikarenakan trombosit turun. Pernah dirawat di RSJ
selama dua kali. Pertama selama dua minggu, kedua klien masih menjalani
perawatan hingga sekarang.

8
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

IV. Dugaan Sementara


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta meninjau keluhan yang dialami
oleh klien, yaitu sering mengamuk, emosi tdak stabil, berbicara sendiri dan
berbicara ngelantur, selalu ingin berjalan keluyuran. Merasa susah tidur, nafsu
makan berkurang, merasa seperti ada perempuan yang mengikutinya dan merasa
pernah tidur bersama perempuan tersebut. Gejala ini menunjukkan bahwa klien
mengalami gangguan F.20.0
V. Tinjauan Teoritis
A. Definisi

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau pecah
dan phren yang berarti jiwa. Terjadi pecahnya/ ketidakserasian antara afek,
kognitif, dan perilaku. Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan
gangguan utama pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek
atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi, afek
dan emosi inadekuat, serta psikomotor yang menunjukkan penarikan diri,
ambivalensi dan perilaku bizar. Kesadaran dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang dikemudian
hari. Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan dan
mencakup setidaknya 1 bulan gejala fase aktif. Sementara itu gangguan
skizofrenia dikarakteristikan dengan gejala positif (delusi dan halusinasi), gejala
negatif (apatis, menarik diri, penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan
gangguan kognitif (memori, perhatian, pemecahan masalah, dan sosial).5-7
Terdapat beberapa tipe dari skizofrenia (Paranoid, hiberfrenik, katatonik,
undifferentiated, dan Residual).

B. Tipe-tipe Skizofrenia paranoid


1. Episode gangguan Skizofrenia Paranoid F.20.0:
9
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

a. Gejala
Menurut (PPDGJ, 2001) tentang skizofren harus ada sedikitnya satu gejala
berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala
itu kurang tajam atau kurang jelas):
1) Thought echo, Thought insertion or withdrawal, Thought broadcasting
a) Thought echo adalah isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun
isinya sama, namun kualitasnya berbeda.
b) Thought insertion or withdrawal adalah isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar
oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).
c) Thought broadcasting adalah isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umumnya mengetahuinya
2) Delusion of control , Delusion of influence , Delusion of passivity , Delusion
perception
a) Delusion of control adalah waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar.
b) Delusion of influenceadalahwaham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar.
c) Delusion of passivity adalah waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya secara jelas,
merujuk ke pergerakan tubuh serta anggota gerak atau pikiran, tindakan
atau penginderaan khusus).
d) Delusion perception adalah pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.
 Gejala Lainnya :
Gejala-gejala lainnya adalah Halusinasi auditorik: suara halusinasi
yang berkomentar secara terus-menerus tentang perilaku pasien.

10
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara


yang berbicara). Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil. 12 Atau paling sedikit dua
gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: halusinasi yang menetap
dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme
Perilaku katatonik, seperti gaduhgelisah, posisi tubuh tertentu, atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor. Gejala-gejala negatif,
seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Gejala harus berlangsung minimal 1 bulan. Harus ada perubahan yang
konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku
pribadi.
b. Kriteria Episode Skizofrenia paranoid

Berdasarkan PPDGJ-III untuk memdiagnosis skizofrenia paranoid harus


memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia dan sebagai tambahannya terdapat:

a. Halusinasi dan atau waham arus menonjol, suara-suara halusinasi yang


mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming) atau
bunyi tawa (laughing).

11
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

b. bHalusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau


lain-lain, perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence)
atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas. Gangguan afektif, dorongan
kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/ tidak menonjol.
2. GANGGUAN SKIZOFRENIA PARANOID
Symptom-Symptom atau gejala-gejala khas Dua atau lebih dari yang
berikut ini, masing-masing muncul cukup jelas selama jangka waktu satu
bulan (atau kurang, bila ditangani dengan baik) :
a. Delusi
b. Halusinasi
c. Pembicaraan kacau
d. Tingkah kacau atau katatonik
e. Sympton-symptom negatif
f. Disfungsi sosial / okupasional
g. Durasi Symptom-symptomgangguan ini tetap ada untuk paling sedikit
6 bulan.Periode 6 bulan ini paling tidak mencakup paling tidak 1 bulan
di mana symptom-symptom muncul.
h. Tidak termasuk gangguan schizoaffective atau gangguan mood.
i. Tidak termasuk gangguan karena zat atau karena kondisi medis.
j. Hubungan dengan Pervasive Developmental Disorder. Bila ada riwayat
Autistic Disorder atau gangguan PDD lainnya, diagnosis tambahan
skizofrenia hanya dibuat bila ada halusinasi atau delusi yang menonjol,
selama paling tidak 1 bulan.
k. Pedoman Diagnostik

12
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Diagnosis gangguan skizofrenia ditegakkan saat pasien mengalami 2 gejala


dari gejala 1 sampai 5 dari kriteria A pada tabel (e.g. bicara kacau), kriteria B
mensyaratkan adanya gangguan fungsi, gejala harus bertahan selama minimal
6 bulan, dan diagnosis dari gangguan skizoafektif atau gangguan mood harus
ditepis (Sadock, et al., 2015).

l. Kriteria Gangguan skizofrenia paranoid


Berikut Kriteria Diagnostik Skizofrenia yang lengkap dalam DSM-V :

Karakteristik gejala Terdapat 2 atau lebih dari kriteria dibawah ini, masing
masing terjadi dalam kurun waktu yang signifikan selama 1 bulan 17 (atau kurang
bila telah berhasil diobati). Paling tidak salah satunya harus (1), (2), atau (3):

a) Delusi / Waham

b) Halusinasi

c) Bicara Kacau (sering melantur atau inkoherensi)

d) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik

e) Gejala negatif, (ekspresi emosi yang berkurang atau kehilangan minat)

1. Disfungsi Sosial/Pekerjaan Selama kurun waktu yang signifikan sejak awitan


gangguan, terdapat satu atau lebih disfungsi pada area fungsi utama; seperti
pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di
bawah tingkat yang dicapai sebelum awitan (atau jika awitan pada masa anak-
anak atau remaja, ada kegagalan untuk mencapai beberapa tingkat pencapaian
hubungan interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).

2. Durasi Tanda kontinu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan.


Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang bila

13
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

telah berhasil diobati) yang memenuhi kriteria A (gejala fase aktif) dan dapat
mencakup periode gejala prodromal atau residual. Selama periode gejala
prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala
18 negatif saja atau 2 atau lebih gejala yang terdaftar dalam kriteria A yang
muncul dalam bentuk yang lebih lemah (keyakinan aneh, pengalaan perseptual
yang tidak lazim).

3. Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif Gangguan skizoafektif dan


gangguan depresif atau bipolar dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik
karena a). Tidak ada episode depresif manik, atau campuran mayor yang
terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, maupun b). Jika episode mood
terjadi selama gejala fase aktif durasi totalnya relatif singkat dibandingkan
durasi periode aktif dan residual.

4. Eksklusi kondisi medis umum/zat Gangguan tersebut tidak disebabkan


efek fisiologis langsung suatu zat (obat yang disalahgunakan, obat medis)
atau kondisi medis umum.

5. Hubungan dengan keterlambatan perkembangan global Jika terdapat


riwayat gangguan autistik atau keterlambatan perkembangan global lainnya,
diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi
yang prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan (atau kurang bila
telah berhasil diobati). (Sadock, et al., 2015).

c. Epidemiologi

The lifetime risk skizofrenia di dunia adalah antara 15 sampai 19 per 1.000
populasi sedangkan point prevalence adalah antara 2 sampai 7 per 1000. Ada
beberapa perbedaan antara negara-negara, namun tidak signifikan ketika
dibatasi oleh gejala-gejala utama skizofrenia.Insidensi skizofrenia di UK dan
US adalah 15 kasus baru per 100.000 penduduk, dengan laki-laki memiliki
onset lebih awal dibandingkan perempuan (Sample & Smith, 2013; Tianli, L.

14
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

et al 9 2014). Menurut penelitian Riskesdas (2013), prevalensi gangguan jiwa


berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di
DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah. Prevalensi
psikosis tertinggi di D.I.Y dan Aceh (masingmasing 2,7%), artinya ada 1-2
penduduk dari 1000 peduduk yang menderita gangguan jiwa berat danprovinsi
D.I.Y merupakan provinsi dengan penderita gangguan jiwa berat tertinggi di
Indonesia dengan angka kejadian 2,7 orang per mil atau 2-3 penduduk per
1000 penduduk (Riskesdas, 2013).

2) Etiologi

Penyebab skizofrenia yang lebih rinci dijelaskan oleh Kaplan dan Sadock
(2010) sebagai berikut:

1) Model diatesis-stress Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan


faktor psikososial dan lingkungan adalah model diatesis-stress. Model ini
merumuskan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diatesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stress akan memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia.

2) Faktor biologis Semakin banyak penelitian telah melibatkan peranan


patofiologisuntuk daerah tertentu di otak termasuk sistem limbik, korteks
frontalis dan ganglia basalis.Ketiga daerah tersebut saling 10 berhubungan
sehingga disfungsi pada salah satu daerah tersebut mungkin melibatkan
patologi primer di daerah lainnya sehingga menjadi suatu tempat potensial
untuk patologi primer pasien skizofrenik.

3) Genetika

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang kemungkinan


menderitaskizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita
skizofrenia, dankemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah
hubungan dengandekatnya persaudaraan.Kembar monozigotik memiliki angka

15
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

kesesuaian yang tertinggi. Penelitian pada kembar monozigotik yang


diadopsimenunjukkan bahwa kembar yang diasuh oleh orang tua
angkatmempunyai skizofrenia dengan kemungkinan yang sama besarnya
seperti saudara kembarnya yang dibesarkan oleh orang tua kandung. Temuan
tersebut menyatakan bahwa pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan.

4) Faktor psikososial

a. Teori Psikoanalitik dan Psikodinamik Freud beranggapan bahwa


skizofrenia adalah hasil dari fiksasi perkembangan, dan merupakan konflik
antara ego dan dunia luar. Kerusakan ego memberikan konstribusi terhadap
munculnya simtom skizofrenia. Secara umum kerusakan ego mempengaruhi
interprestasi terhadap realitas dan control 11 terhadap dorongan dari dalam.
Sedangkan pandangan psikodinamik lebih mementingkan hipersensitivitas
terhadap berbagai stimulus menyebabkan kesulitan dalam setiap fase
perkembangan selama anak-anak dan mengakibatkan stress dalam
hubunganinterpersonal. Simtom positif diasosiasikan dengan onset akut
sebagai respon terhadap factor pemicu/pencetus, dan erat kaitanya dengan
adanya konflik.Simtom negative berkaitan erat dengan faktor biologis,
sedangkan gangguan dalam hubungan interpersonal mungkin timbul akibat
kerusakan intrapsikis, namun mungkin juga berhubungan dengan kerusakan
ego yang mendasar.

b. Teori Belajar Anak-anak yang nantinya mengalami skizofrenian


mempelajari reaksi dan cara berfikir yang tidak rasional dengan
mengintimidasi orang tua yang juga memiliki masalah emosional yang
signifikan. Hubungan interpersonal yang buruk dari pasien skizofrenia
berkembang karena pada masa anakanak mereka belajar dari model yang
buruk.

c. Teori Tentang Keluarga Pasien skizofrenia sebagaimana orang yang


mengalami penyakit non psikiatri berasal dari keluarga dengan disfungsi,
16
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

perilaku keluarga yang pagtologis yang secara signifikan 12 meningkatkan


stress emosional yang harus dihadapi oleh pasien skizofrenia.

d. Teori Sosial Industrialisasi dan urbanisasi banyak berpengaruh dalam


menyebabkan skizofrenia.Meskipun ada data pendukung, namun penekanan
saat ini adalah dalam mengetahui pengaruhnya terhadap waktu timbulnya
onset dan keparahan penyakit.

VI. Asesmen
Dari hasil observasi dan anamnesa yang telah dilaksanakan sebagai data awal
klien, untuk mendapatkan data terkait kondisi klien, baik dari sisi emosi,
kepribadian, dan interaksi dalam keluarga, sehingga dapat menyimpulkan
permasalahan klien dan dapat menegakkan diagnosis yang sesuai dengan klien,
maka diperlukan pengambilan data lebih lanjut mengenai kondisi klien. Prosedur
pengambilan data, di lakukan dengan metode observasi, wawancara dan tes
psikologi. Wawancara dilakukan terhadap ibu, ayah, tetangga klien. Observasi
dilakukan terhadap penampilan fisik, lingkungan tempat tinggal dan perilaku
interaksi klien di bangsal, serta saat dilakukan wawancara dan tes psikologi.
Adapun tes psikologi yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah GRAFIS,
WARTEG.

A. Rancangan Asesmen
Tabel 4. Rancangan pelaksanaan Asesmen

No Metode Sasaran Alat dan Bahan Tujuan


Asesmen

1. Observasi dan Klien - Pulpen Untuk mengetahui


wawancara - Notes gambaran
autoanamnesa - HVS keluhaan atau

17
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

permasalahan
klien.
- Untuk mengetahui
riwayat masa kecil
klien dan interaksi/
hubungan dalam
keluarga.

2. Wawancara Ibu klien - Pulpen Untuk mengetahui


alloanamnesa - Notes riwayat masa kecil
- HVS klien dan interaksi/
hubungan dalam
keluarga

3. BAUM Klien HVS 70 Gr Untuk mengetahui


DAP Pensil HB gambaran
HTP kepribadian klien
4. WARTEG Klien Lembar kerja Untuk mengetahui
WARTEG Gambaran
kepribadian klien.

5. Wawancara Klien - Pulpen Untuk mengetahui


Alloanamnesa - Notes Tumbuh kembang
- HVS klien, dan riwayat
kehidupan klien
bersama keluarga.

B. Pelaksanaan Asesmen

18
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Adapun pelaksanaan asesmen di mulai pada tanggal 30 september.


Pelaksanaan assessmen akan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel pelaksanaan assesmen:

Tabel 5. Pelaksanaan Rancangan Asesmen

No Tanggal Lama Tempat Kegiatan


pertemuan
1. Jumat, 30 60 menit Ruang Santai - Observasi dan
September 14.00-15.00 R.S. wawancara klien
2019
2. Senin, 1 100 menit Ruang Santai - Observasi dan
oktober2019 12.20-14.00 R.S wawancara klien

3. Rabu, 2 90 menit Rumah klien - Observasi dan


oktober 2019 13.30-15.00 wawancara klien
- Klien
mengerjakan tes
BAUM, DAP,
HTP dan
Wartegg

4. Minggu , 6 120 menit Rumah klien - Wawancara ayah


Oktober 2019 12.00-.14.00 klien

C. Hasil Asesmen
1. Observasi
a. Penampilan Fisik
19
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Klien memiliki tinggi sekitar 160cm, postur tubuh yang tidak terlalu
tinggi dan padat serta warna kulit sawo matang. Klien berpenampilan
cukup rapi, tampak seperti kurang terawat. Secara keseluruhan klien
tampak tidak memiliki kekurangan atau cacak fisik hanya terdapat
goresan bekas jahitan dilengan bawah siku. Wajah klien berbentuk
bulat dengan ukuran kepala yang cukup besar. Panca indra klien
lengkap dan dapat berfungsi dengan baik. Ekspresi wajah klien terlihat
datar. Badan selalau terlihat tegap jika duduk, jika berjalan langkahnya
agak pendek dan cenderung cepat, jika berbicara suara terdengar keras
dan cukup jelas.

b. Saat Wawancara
Pada saat berlangsungnya wawancara klien terlihat kooperatif. Ketika
ditemui klien langsung menjawab salam dan bersalaman dengan
praktikan. Pertanyaan yang diajukan selama wawancara juga dapat
dijawab dengan jelas dan sangat baik, meski diiringin dengan suasana
emosi yang terlihat seperti cemas, dengan nada suara yang pelan dan
terdengar stabil, untuk beberapa jawaban yang dilontarkannya. Klien
lebih banyak bercerita, sambil menggerakkan tangan dan menunjukan
luka jahitan ditangan kanan. Ketika klien menceritakan apa yang telah
dialaminya badan klien sedikit bergetar, posisi tangan saling
menggegam dan diletakan dibawah dagu, sambil mengoyang-
goyangkan kakinya. Namun disisi lain, ketika yang akan disampaikan
itu membuatnya senang, maka terlihat ekspresi wajah tersenyum
sambil menjawab pertanyaan praktikan. Sehingga selain nada suara
yang diubah-ubah intonasinya ketika marah, juga ditampakkan dengan
perilaku dan ekspresi wajahnya. Ketika duduk dikursi klien lebih
banyak posisi tubuh yang tegap dan menjauh dari sandaran kursi
sehingga terkesan tegang, dan lebih sering memandang ke arah
praktikan. Meskipun demikian klien mudah mengerti dan memahami
20
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

dan mengikuti apa yang disampaikan oleh praktikan. Klien langsung


merespon pertanyaan praktikan, lalu menjawabnya, terlihat sedang
berfikir sambil melihat ke praktikan.
c. Pemeriksaan di rumah sakit
Saat klien konsul ke ruang dokter, terlihat ia tertunduk sambil
sesekali menatap dokternya. Wajah klien tegang, Klien terlihat sedang
mengganti baju dan sedang bimbingan. wajah terlihat lusu. Terdapat
bekas jahitan ditangan kanan klien Klien tidak terlalu banyak bicara
dengan siapapun dan lebih banyak melakukan aktifitas lain seperti
menonton dan mengatur kursi. Meski demikian masih sering sesekali
tersenyum jika bertemu dengan perawat. Setelah konsul ke dokter,
klien lalu merespon dengan baik kedatangan praktikan. Klien sangat
kooperatif saat proses asesmen berlangsung.
Kondisi emosi klien saat ini tidak stabil, cukup kooperatif,
komunikasi cukup baik walaupun kurang fokus. Perhatian mudah
beralih kadang tersinggung.

d. Perawatan di rumah
Klien memiliki kamar yang tertata cukup baik. Lingkungan rumah
yang baik. Ruang tamu terlihat rapih dan bersih, kamar klien juga
sangat bersih. Barang-barang klien terletak dan tersusun dengan baik.
Suasana kamar yang gelap karena penempatan jendela yang kurang
tepat dimasuki cahaya. dengan sirkulasi udara yang baik. Tempat tidur
klien sangat rapih dan bersih.
e. Pada Saat Tes Psikologi
1). Tes Grafis
Pada saat tes grafis diberikan pada klien, klien mengerjakan dengan
tenang fokus dan penuh konsentrasi sesekali menatap praktikan.
Posisi kertas dimiringan dan memegang bagian tengah pensil.

21
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Klien menggambar sambil bertanya beberapa hal terkait dengan


ambar kepada praktikan. Klien mengerjakan dengan cepat dan
sangat kooperatif.
2). Tes WARTEG
Untuk tes warteg klien mengerjakan dengan baik dan tenang. Tidak
nampak gerakan yang aneh selama penegrjaan. Klien sangat
kooperatif dan tidak banyak bertanya selama mengerjakannya.
Klien menggambar dengan kertas dimiringkan. Untuk ekspresi
wajah, terlihat datar dan sesekali tersenyum, esekali klien
mengerutkan keningnya jika merasa bingung dengan apa yang
digambar.
f. Kesimpulan Observasi
Klien sangat kooperatif dan menunjukkan kerjasama yang baik pada
praktikan selama proses interaksi terjadi. Klien cukup mampu dalam
bersosialisasi baik di rumah sakit maupun di rumah. Bertemu perawat,
tetangga, teman-temannya, klien akan menegur dan tersenyum. Klien
memiliki rawat diri yang cukup baik terkadang terlihat rapi kadan
tidak., klien tampak menampakkan ekspresi wajah yang sesuai dengan
perasaan dan isi pembicaraan. Klien lebih banyak menunjukkan
ekspresi datar dan tersenyum selama interaksi, dan ketika bercerita
maka tangannya sering digerak-gerakkan. Klien menunjukkan sikap
yang sangat ramah diawal pertemuan hingga selesainya pertemuan
dengan praktikan.

2. Wawancara
Autoanamnesa
a. Klien

Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Sejak kecil


kehidupan klien baik-baik saja tidak ada masalah yang berarti dengan
22
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

orang tuannya. Hubungan dengan orang-orang yang berada disekitarnya


cukup baik. Klien biasa beraktifitas seperti anak yang lainnya bermain dan
berkumpul. Klien memiliki dua orang adik kandung yang juga besekolah
dan tinggal bersama klien dan kedua orang tuanya. Klien dibesarkan oleh
kedua orang tuanya sejak lahir hingga sekarang. Klien tidak memiliki
pekerjaan tetap hanya serabutan dan tekadang membantu orang tuanya di
ladang.

Saat kecil,waktu itu klien duduk di bangku SD. Saat itu waktu
klien lebih banyak di ladang untuk membantu kedua orang tuannya.
Kerena orang tua klien adalah seorang petani. Klien dibiasakan bekerja
oleh orang tuanya. Setelah dari membantu orang tua barulah klien bisa
bemain dengan teman-temannya. Disekolah klien mampu bersosialisasi
dengan teman-teman kelasnya. Tidak banyak prestasi yang dilakukan oleh
klien. Sebelum masuk SMP, klien sudah mulai merasa ada yang
mengikutinya. sosok itu adalah seorang perempuan berambut putih. Klien
mengaku bahwa kemanapun klien pergi selalu diikutinya. Klien merasa
pernah tidur dengan perempuan tersebut, terkadang sosok itu sering
membisikan klien untuk melakukan sesuatu seperti mencegat mobil
dijalan.

Beranjak remaja klien duduk bangku SMP. Disekolah klien tidak


terlalu aktif seperti anak yang lainnya. Klien tidak menutup diri dengan
lingkungannya, seperti saat klien berinteraksi dengan teman-teman dan
guru. Namun di kelas klien sering tidur dan selalu mendapat nasehat dari
gurunya. Dalam hal akademik juga tidak cukup baik dan selalu mendapat
nilai jelek. Dirumah klien tidak selalu dapat berkomunikasi dengan kedua
orang tuanya, karena orang tua sering di sawah. Hubungan klien dengan
para tetangga dan teman-temannya cukup baik. Setelah lulus SMP klien
tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi. Yang dilakukan klien
adalah bekerja serabutan, dan terkadang membantu ayahnya di ladang.
23
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Pada tahun 2017 klien menikah dengan seorang wanita berinisial V.


Belum sempat memiliki anak dari buah pernikahannya. Kemudian setelah
setahun pernikahan klien bercerai.

Di desa tempat klien tinggal sering diadakan kegiatan kesenian,


seperti kuda lumping dan kesenian lainnya. Klien aktif pada kegiatan
tersebut. Ketika klien mengikuti kegiatan kesenian, klien sering
mengalami kesurupan. Hal ini hanya terjadi saat kegiatan berlangsung.
Setelah itu klien akan kembali normal setelah klien dibawa pada orang
pintar atau kiyai. Namun memasuki bulan agustus tahun 2019 klien
mengikuti kegiatan kesenian, saat itu klien kembali mengalami kesurupan
dan sepert biasa klien kembali normal setelah diobati. Saat pulang
kerumah biasa aja, namun beberapa hari klien merasa tiba-tiba emosi tidak
stabil, berbicara sendiri mondar mandir dan bicara ngelantur, dan klien
dilarikan ke RSJ. Setelah empat belas hari dirawat klien sembuh dan
pulang, namun setelah 3 hari dirumah klien kembali kumat. Hal ini dipicu
oleh ketika sepulang klien berkumpul dengan teman-temannya dan tidak
teraturnya klien mengkonsumsi obat.

Alloanamnesa

b. Orang Tua Klien

Klien dilahirkan normal dengan berat badan 3,5 kg dan dilahirkan


di puskesmas terdekat. Ketika klien lahir, dan berumur 1 bulan, ia tinggal
bersama kedua orang tuanya. Terkadang dirawat oleh neneknya ketika
orang tua bekerja di sawah. Klien diberi ASI hingga 7 bulan selanjutnya
dilanjutkan dengan susu formula hingga klien berusia 1,8 tahun.

Klien usia 3-5 tahun sering dibawa main oleh ibunya ke rumah
tetangganya terkadang juga dibawah ke ladang. Pada usia 3 tahun klien
pernah masuk rumah sakit karena demam/step, dokter mengatakan bahwa

24
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

trombosit klien rendah. Kejadian ini bermula saat klien masuk kamar
mandi dan saat keluar dari kamar mandi klien jatuh pingsan dan
mengalami kejang-kejang. Terjadi selama tiga kali hingga dilarikan ke RS.
Setelah mendapatkan perwatan intensif klien dipulangkan oleh pihak RS
ke rumahnya.

Pada saat SMP klien masih tinggal bersama orang tua. Namun
klien sudah jarang diasuh oleh neneknya. Klien lebih banyak
menghabiskan waktu di ladang dan berkumpul dengan para pemuda desa
yang mengingkuti kegiatan kesenian. Saat berkumpul klien selalu terlihat
yang paling kecil dibanding dari teman yang lain yang memilki usia diatas
klien.

Semenjak lulus dari SMP klien tidak melanjutkan sekolah, klien


hanya bekerja serabutan dan bekerja jika ada panggillan proyek dari
teman-temannya. Saat itu klien sudah bermain dengan anak-anak yang
memiliki usia diatas klien dan klien mulai mengenal minuman beralkohol.

c. Pak BUDI (Tetangga klien)

Klien adalah anak yang baik, hubungan sosial dengan tetangga


cukup baik. Keseharian klien adalah bekerja serabutan, kadang membantu
orang tua disawah, kadang bekerja jika ada orang yang datang
memberikan pekerjaan. Klien senang berkumpul dengan teman-teman
didesanya. dan aktif mengikuti kegiatan kesenian di desa. Klien anak yang
rajin. Klien sering mengalami kesurupan ketika mengikuti kegiatan
kesenian seperti misalnya kuda lumping dan kegiatan seni lainnya..

Klien sering berjalan keluyuran tanpa ada tujuan. mencegat mobil-


mobil yang lewat. pernah mengamuk dan memecahkan kaca jendela
hingga melukai tangan kanannya, kejadian itu berawal dari salah seorang
tetangga yang membohongi klien, saat itu juga klien menunjukan sikap

25
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

demikian. Sebelumnya klien tidak pernah bermasalah dengan tetangganya.


Saat itu klien dilarikan ke RSJ oleh pak lurah dan ayahnya.

d. Perawat RSJ
Menurut penuturan perawat dari RSJ, selama lebih kurang satu
minggu klien merasa bingung, berjalan mondar-mandir keluyuran tanpa
arah tujuan. Perawat menceritakan bahwa klien mengalami sulit tidur,
bicara sendiri, mudah marah, mudah tersinggung, mengamuk, memecah
kaca jendela, memukul ayahnya, sering mencegat mobil dijalan.
Klien memiliki riwayat menkonsumsi alkohol selama lebih kurang
3 tahun. Memiliki riwayat sakit step kejang-kejang saat umur tiga tahun.
Pernah menjalani rawat inap di RSJ magelang selama dua kali dan putus
obat selama seminggu.

Hasil Tes Psikologi

 BAUM:
Klien sangat intuitif, tertarik pada hal-hal yang nyata. Perasaan/ emosinya
mudah bergerak, sensitif, dan kurang memiliki kesadaran. Klien cenderung memiliki
rasa yang tidak aman, perasaan takut berdiri sendiri, rasa dependent yang kuat, cemas,
ada keinginan untuk menghindari pengalaman yang baru, dan lebih suka berorientasi
pada fantasinya. Klien juga memiliki indikasi depresif pada dirinya. Belum
tercapainya tingkat kedewasaan yang baik, sedang mencari pegangan, terikat pada
hal-hal yang konservarif atau tradisional, suka melepaskan diri pada masalah yang
dihadapi, dan cenderung suka menuruti hawa nafsu. Klien memiliki hambatan dalam
perkembangan, mengalami kesulitan dalam belajar. Terdapat kebutuhan yang tidak
tersalurkan, memiliki dorongan yag kuat tetapi tidak disertai adanya kemampuan.
Klien cenderung mudah tersinggung, dan mudah marah. Dasar pikiran klien juga
terkesan dangkal, selalu menuruti keinginan sendiri tapi kurang memiliki tujuan.

26
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

 DAP:
Klien cenderung suka menuntut, memiliki dorongan permusuhan yang
dinampakkan, klien cenderug narsistik. Klien selalu mengutamakan aktivitas motorik
dan aktivitas fantasi. Klien memiliki tendensi aspirasi lebih besar daripada
kemampuan. Klien memiliki tingkah laku sosial yang kekanak-kanakan. Klien
memiliki indikasi tendensi homoseksual, perasaan menghina orang lain, agresif, dan
independen. Klien juga cenderung peka terhadap keritik. Klien memiliki sifat
memberontak, mengalami kesukaran dalam kontak sosial, merasa takut pada
dorongan-dorongan agresif dari dalam dirinya, menjadi pasif sebagai pertahanan
melawan dorongan-dorongan agresif. Klien juga memiliki kebutuhan yang besar
terhadap rasa aman, dan membutuhkan banyak dorongan.
 HTP:

Penerimaan terhadap keluarga kurang. Klien cenderung memiliki perhatian


yang lebih besar pada keadaan di luar keluarganya. Klien cenderung menyibukkan
diri dengan aktivitas di luar rumah atau lingkungan keluarga. Klien memandang sosok
Ibu sebagai tempat pelindung yang baik, persepsi Klien terhadap sosok ibu juga baik.
Selain itu sosok ayah dianggap otoriter, tegas, dan kurang memberikan kesempatan
pada Klien untuk mengekspresikan diri.

 Wartegg:

Klien memiliki sikap optimis di dalam dirinya, memiliki motivasi atau ambisi
dalam melakukan sesuatu. Penempatan atau perilaku yang ditetapkan klien pada
orang lain kurang dapat diterima, karena bertentangan dengan aturan atau norma yang
berlaku. Klien juga kurang dapat menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru,
sehingga membutuhkan adaptasi yang lama. Klien juga kurang memiliki kesiapan
dalam mengatasi konflik yang bersangkutan dengan dirinya, selain itu problem
solving klien cenderung buruk, cenderung menghindar dari masalah. Logika dan
penalaran klien juga kurang jalan, sehingga kurang memiliki ide-ide dalam
melakukan sesuatu. Klien juga memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan pada

27
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

masa lalu yang masih terbawa sampai hari ini. Sebagi tempat berlindung klien
memiliki perasaan tidak aman di dalam dirinya,

VII. Evaluasi Kepribadian

Klien memiliki kemampuan kognitif yang cukup baik, Cara berfikir yang
tidak teratur. membuat klien tidak memikirkan segala sesuatunya sebelum
melakukan atau menindaklanjutinya. Klien tidak rasional atau tidak realistis
sehingga ia tidak mampu memisahkan antara rasio dan emosinya dalam
memutuskan sesuatu, karena lebih didominisir oleh emosinya.. Klien memiliki
hambatan dalam perkembangan, mengalami kesulitan dalam belajar. Terdapat
kebutuhan yang tidak tersalurkan, memiliki dorongan yang kuat tetapi tidak
disertai adanya kemampuan. Klien cenderung mudah tersinggung, dan mudah
marah. Dasar pikiran klien juga terkesan dangkal, selalu menuruti keinginan
sendiri tapi kurang memiliki tujuan. Logika dan penalaran klien juga kurang
jalan, sehingga kurang memiliki ide-ide dalam melakukan sesuatu.

Klien adalah individu yang sangat intuitif, tertarik pada hal-hal yang
nyata. Perasaan/ emosinya mudah bergerak dan tidak stabil, sensitif, dan kurang
memiliki kesadaran. Klien cenderung memiliki rasa yang tidak aman, perasaan
takut berdiri sendiri karena ayahnya kurang memberikan kepercayaan kepada
klien. Rasa dependent yang kuat, cemas, ada keinginan untuk menghindari
pengalaman yang baru, dan lebih suka berorientasi pada fantasinya hal ini yang
membuat klien selalu berhalusinasi. Belum tercapainya tingkat kedewasaan
yang baik, sehingga klien belum mampu untuk mempertahankan pernikahan
dengan istri., terikat pada hal-hal yang konservatif atau tradisional, sehingga
klien lebih sering ikut andil dalam kegiatan kesenian tradisonal di desa. Klien
yang suka melepaskan diri pada masalah yang dihadapi, dan cenderung suka
menuruti hawa nafsu.

Klien dalam hubungan sosialnya adalah anak yang cukup terbuka, Cukup
mampu bergaul dengan lingkungan sosialnya. Klien mudah untuk dekat dengan
28
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

seseorang terutama untuk dijadikan sebagai teman namun tidak untuk orang
baru. Klien adalah anak yang senang bergaul dan berteman. Klien juga kurang
dapat menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru, sehingga membutuhkan
adaptasi yang lama. Klien juga kurang memiliki kesiapan dalam mengatasi
konflik yang bersangkutan dengan dirinya, selain itu problem solving klien
cenderung buruk, cenderung menghindar dari masalah. Klien juga memiliki
pengalaman yang tidak menyenangkan pada masa lalu yang masih terbawa
sampai hari ini. Sebagi tempat berlindung klien memiliki perasaan tidak aman di
dalam dirinya,

VIII. Dinamika Masalah

IX. Diagnosis

Axis I :
DIAGNOSIS KRITERIA GEJALA YANG TERPEN
BERDASARKAN PPDGJ-III TERLIHAT PADA UHI
KLIEN

Axis II :
DIAGNOSIS KRITERIA GEJALA YANG TERPEN
BERDASARKAN PPDGJ-III TERLIHAT PADA UHI
KLIEN

29
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Axis III :
Axis IV :
Axis V :
X. Prognosis

INDIKATOR BAIK BURUK


1. Jenis Penyakit
2. Riwayat Organik
3. Usia (onset/awal munculnya)
4. Onset (proses: akut/kronis)
5. Stressor (jelas/tidak)
6. Riwayat keluarga
7. Status marital
8. Ciri kepribadian
9. Kepatuhan pengobatan
10. Respon terhadap pengobatan
11. Akses terhadap layanan
kesehatan
12. Expressed emotion (dlm klg)
tinggi/rendah (keterlibatan dlm
setiap aspek hdp,
kritikan,pengabaian/cuek) bgmn
respon kluarga, ex : byk kritikan
atau tdk

30
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

13. Insight
14. Dukungan social
15. Dukungan keluarga
Kesimpulan Prognosis Dubia ad Bonam (Cenderung buruk)

a. Hal-hal yang Mendukung

b. Hal-hal yang menghambat

c. Kesimpulan Prognosis
XI. Intervensi
A. Rancangan Intervensi

Tabel 6. Prosedur Pelaksanaan Terapi Gestalt


dengan teknik kursi kosong (empty chair)

Tahap Tujuan Kegiatan

Tabel 7. Pelaksanaan dan Hasil Intervensi


Terapi Gestalt dengan teknik kursi kosong (empty chair)

Hari/Tanggal Sesi ke- Kegiatan/Hasil

Tabel 8. Pelaksanaan dan hasil intervensi


Konseling Keluarga
31
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Terapi Waktu Sesi Tujuan Sebelum Pelaksanaan Sesudah Terapi


yang Pelaksana Terapi Terapi
digunakan an

B. Evaluasi Pelaksanaan Intervensi


C. Rekomendasi
1. Keluarga
2. Psikologg

32
PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOG BIDANG KLINIS
RAHASIA
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Rumah Sakit Jiwa dr. Prof. Surojo magelang

Daftar Pustaka

33

Anda mungkin juga menyukai