DALAM PEMERIKSAAN
PSIKOLOGI KLINIS
(Barbara L. Ingram)
Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen, Psi. Klin.
IYA
Darurat (CS1) Individual Fokusnya apa? Sosial
Krisis, Sosial,
Perilaku & Eksistensi &
Stresor, Tubuh & Psikodinamik Budaya &
Kognitif (C) Perasaan Keagamaan
Transisi, & Emosi (BE) (P) Lingkungan
(BL) (ES)
Trauma (CS) (SC)
• Brainstorming
• Persiapan interview
1. Identifikasi Data:
Dapat berisikan usia, jenis kelamin, suku bangsa atau
etnik, status perkawinan, pekerjaan atau status di
sekolah, situasi kehidupan, dan rincian demografis
serta deskripsi lainnya.
Psikotik
Skizoafek
Gangguan
Kepribadian PS
Kepribadian IK
Neurotik Obsesif O
TI
Kompulsif K
Histeria
Fobia Psikotik
NEUROTIK Afeksi
Depresi
Reaktif Kondisi
SEHAT Kecemasan Akut
Stabil Psikotik
MENTAL Neurotik Traumatik Akut Traumatik Akut
Identitas:
Nama: P
Tempat dan Thn. Kelahiran: J, 1981
Anak ke 3 dari 5 bersaudara. Ayah pelayar, rute LN, ibu, adalah ibu rumah tangga.
Nama Lengkap : Tn. P Kakak Pekerjaan / Sekolah
Hal di atas bikin ibu saya kecewa dan marah sekali, karena pernah tertangkap basah sedang terlibat
tawuran, di usia 19 tahun menjelang 20 tahun, saya pernah menjalani pekerjaan serupa dengan “gay
striper/dancer” karena ketidaktahuan dan ajakan teman.
Saya kembali ke Jakarta untuk memulihkan hubungan saya dengan K dan mencoba untuk menjadi
orang yang lebih baik. Dalam perjalanannya, ternyata saya masih beberapa kali mengecewakan K
karena saya tidak bisa menjaga hubungan, dan kedekatan–kedekatan saya dengan teman terutama
lawan jenis.
Ada beberapa perilaku yang tidak seharusnya saya lakukan, karena itu menyakiti pasangan saya.
Terlebih lagi, pada saat usia 29 tahun setelah saya menikahi K, masih ada habit-habit seperti itu yang
belum bisa saya hilangkan. Satu hal yang paling berkesan selain pernikahan saya dengan K, pada
periode ini saya mengenal sebuah institusi gereja yang tepatnya kami bernaung sampai saat ini, dan
menjadi bagian jemaatnya dan banyak belajar mengenai value hidup yang baik.
Saya jatuh ke dalam hal seksualitas dan perselingkuhan lagi untuk yang
kedua. Yang saya rasakan adalah kelelahan, saya mau bebas dari beban
ini, saya ingin menjadi pria yang baik, suami yang baik, ayah yang bisa
dibanggakan. Apapun yang di belakang saya tidak akan saya ulangi lagi.
• CS1 Emergency:
Selama ini klien merasakan keberadaan penilaian diri yang negatif yang
intens, dan ia membutuhkan bantuan psikologis segera.
• CS2 Situational Stressor :
Negative self evaluation tersebut di atas merupakan simtom yang
muncul sebagai stresor situasional saat ini, yang berangkat dari
pengalaman traumatik masa lalu. Untuk itu, dibutuhkan teknik
intervensi krisis yang menghindarkan dirinya dari reaksi krisis oleh
sebab perkembangan gangguan yang jangka panjang.
• C4 Dysfunctional Self-Talk
Terdapat dialog internal seperti tanggapan terhadap info-info dari lingkungan, percakapan internal,
suara-suara internal, pola pikir yang otomatis, atau monolog interior. Self-talk yang disfungsional
menyebabkan sakit hati dan perilaku maladaptif. Terkadang, orang tertentu sangat menyadari hasil
self-talknya, sementara pada waktu yang lain, seseorang membutuhkan untuk menggali perolehan
inner speechnya tersebut. Contohnya, seorang supir yang mengalami kecelakaan yang selalu berpikir
bahwa supir mobil lain lah yang menyebabkan ia celaka, dan cenderung menyalahkan lingkungan
daripada melakukan introspeksi.
Upaya untuk pindah dari dysfunctional self-talk menuju functional self-talk hendaknya dilakukan
dengan mencoba melawannya dengan fakta-fakta perilaku baik yang dicermati dari lingkungan
dimana ia berada.
• P2 Reccurent Pattern
Perasaan dan kebutuhan dari masa kanak-kanak dini terkesan mengalami proses reaktivasi
dan bentuk pola perilaku yang berasal dari keluarga batih. Pengalaman masa anak dini
memang bisa berpengaruh pada fungsi perilaku dewasa. Banyak orang dewasa yang dapat
memahami dan memiliki kekuatan untuk mengatasi konflik dan merasa puas dengan
kondisi dimana kenyamanan masa kanak-kanak tidak terungkap kembali. Hubungan dengan
orang tua dan anggota keluarga yang signifikan berfungsi sebagai acuan pada hubungan
antar orang dewasa. Perolehan insight dalam pola relasi dewasa masih belum cukup; klien
tetap masih membutuhkan pengalaman dan belajar untuk bisa bertoleransi terhadap
emosi-emosi yang menyakitkan, serta merubah gaya pertahanan diri dalam menjalin relasi
dengan lingkungan dimana ia berada.
P punya penyakit gastrointestinal yang disebabkan oleh karena ia tidak bisa
mengekspresikan kemarahan pada istri. Padahal, istrinya adalah seorang perempuan yang
sangat perhatian dan sangat selalu mempertimbangkan situasi sosial dimana ia berada.
• P4 Unconscious Dynamics
Dalam pada itu, mekanisme defens masih mempertahankan cara berpikir
dan penghayatan emosi yang berada di luar kesadaran. Anak-anak menderita
gejala bersikap irasional, menempatkan diri dalam perilaku yang buruk, atau
kondisi penuh tekanan dari gejala sehingga tidak bisa memberikan respon
wajar terhadap intervensi, yang bisa saja terkait dengan konflik tak sadar
atau respon-respon pertahanan diri terhadap kejadian-kejadian traumatik.
Fungsi defense mechanism tetap mempertahankan konflik dan afek yang
tidak nyaman di luar kesadarannya. Sehingga, seseorang bisa saja merasa
depresi, karena menolak kontak sosial, serta memiliki berbagai simtom
anxiety. Simtom-simtom tersebut bisa berkembang andai ia mengingat
kembali kejadian traumatik di masa kecil dan mengalami kembali emosi-
emosi yang telah mengalami proses represi.
P2 Mengulang Kembali Pengalaman Masa Kecil Dini: dengan harapan mendapatkan insight,
melalui aktivitas eksperiensial untuk menyelesaikan unfinished business, dilakukan
pemusatan terapi emotional focused. Dalam pada itu, dilakukan pemanfaatan transference.
Terapis mengupayakan klien untuk mendapatkan insight dari unfinished “business” guna
membuka peluang bagi klien mendapatkan kesempatan mengalami terapi emotional
focused. Masa kanak-kanak yang dilalui di pelabuhan Tj. Priok yang interaksi dan
interleasinya banyak diwarnai oleh kekerasan. Sementara ibu berselingkuh.