Anda di halaman 1dari 6

MODIFIKASI PERILAKU

MENGANALISIS PERILAKU
Dosen Pengampuh : Philia Ch. Octavianus, M.Si

Disusun oleh :
Alorinda Bhinorista Shalfensa Kelendonu
( 20520220003 )

PRODI PSIKOLOGI KRISTEN


JURUSAN SOSIAL KEAGAMAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL KEAGAMAAN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG
2023
PERILAKU MALAS MAKAN

A. GAMBARAN KLINIS

Kasus :

"Subjek berinisial S.A.T, akrab dipanggil MS dan berusia 10 tahun.Sekarang ia


sementara duduk di bangku kelas 5 SD di kota kupang. MS merupakan anak bungsu dari
tiga bersaudara. Setiap pagi, MS sarapan sebelum berangkat ke sekolah dan dibuatkan
bekal makan siang oleh ibunya. Tapi setiap pagi ibu MS harus meminta anaknya untuk
menghabiskan makanan yang ada di piring MS dan setiap pagi pula ia meyakinkan
anaknya bahwa ia akan kelaparan di sekolah jikatidak membawa bekal, MS kadang
mengiyakan kata-kata ibunya, tapi seringkali ia membuang sisa makanannya jika tidak
ketahuan/tidak terlihat oleh ibunya. Sedangkan untuk bekal, MS juga seringkali berpura-
purameninggalkan bekalnya di kursi ruang tamu/ teras rumah, MS juga selalu pilih-pilih
makanan. Kadangkala ia hanya mau memakan telur dadar dengan saus tomat tanpa nasi,
tidak menyukai sayur-sayuran hijau, hanya mau memakan mie instan, Salome atau bakso
yang pedas, dan sebagainya.

Gejala : Gejala malas makan yang dilakukan oleh subjek berinisial S.A.T, yaitu :

1. Serig tidak menghabiskan makanan yang ada dipiringnya ( seringkali ia membuang


sisa makananya )
2. Tidak mau membawa bekal kesekolah ( seringkali berpura-pura meninggalkan
makannya )
3. Memilih-milih jenis makanan ( tidak menyukai sayur-sayuran hijau )
4. Lebih senang memakan makan pedas / snack yang ber-MSG tinggi
Tujuan : Tujuan yang harus dicapai oleh modifikasi perilaku Subjek berinisial S.A.T,
yaitu :
1. Subjek S.A.T menjadi rajin makan
2. Subjek harus menghabiskan makanan
3. Subjek mau membawa bekal kesekolah
4. Subjek tidak memilih-milih makanan
5. Subjek harus mengurangi makanan pedas / snack yang ber-MSG tinggi
Analisis Fungsional : Sadmoko (2009) menjelaskan bahwa perilaku yang ingin
dimodifikasi dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis fungsional
(ABC), antara lain:
1. Antisedent
Antisedent merupakan segala hal yang dapat mencetuskan perilaku yang
dipermasalahkan termasuk faktor yang menjadi latar belakang masalah tersebut
muncul. Pada kasus ini, antisedent yang didapatkan, yaitu:
a. Kurangnya variasi makanan yang disediakan di meja makan
b. Orang tua dan keluarga tidak mendisiplinkan pola makan anak
c. Uang jajan berlebih untuk membeli makanan tidak sehat ber-MSG tinggi.
2. Behavior
Behavior yang dimaksud ialah perilaku yang muncul dan yang ingin dimodifikasi
dalam kasus ini. Hal tersebut meliputi durasi, frekuensi dan intensitas dari
perilaku malas makan.

Tabel 1. Perilaku malas makan yang akan dimodifikasi

NO. Perilaku yang muncul Frekuensi Durasi

1. Tidak mengahbiskan 3x sehari Selama kegiatan makan


makanan ( setiap hari ) berlangsung
2. Menolak membawa bekal 1x sehari Setiap pagi
kesekolah ( senin-sabtu )
3. Memilih jenis makanan 3x sehari Selama kegiatan makan
( setiap hari ) siang berlangsung
4. Lebih senang
mengomsusmsi makanan Selama berada disekolah
pedas / snack ber-MSG Senin – sabtu
tinggi.

3. Consequence
Konsekuensi meliputi hal yang menjadi akibat yang harus ditanggung oleh subjek
karena perilaku malas makan, yaitu:
a. Kelaparan saat tengah malam
b. Berat badan yang semakin berkurang
c. Gampang terserang penyakit
d. Sering merasa lemas, lesu dan tidak bersemangat saat di sekolah

B. INTERVENSI

1. METODE MODIKASI PERILAKU


Secara umum untuk mengubah perilaku malas makan subjek S.A.T, teknik yang
dapat digunakan adalah modifikasi melalui terapi perilaku Economy Token economy
dapat diterjemahkan secara bebas sebagai hasil pendapatan, suatu sistem insentif
sebagai hasil kerja seseorang dengan menggunakan asas operan conditioning suatu
pola tingkah laku (Tanra, 2005). yang bertujuan untuk mengubah Token economy
merupakan salah satu contoh dari perkuatan yang ekstrinsik, yang menjadikan orang-
orang melakukan sesuatu untuk meraih "pemikat di ujung tongkat". Tujuan prosedur
ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik.
Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan
sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang
baru. Token Penguat yang digunakan seperti keping (tokens), angka, atau
penghargaan, yang diberikan kepada penderita bila mereka dapat melaksanakan suatu
tugas atau bertingkah laku seperti yang dikehendaki; keping ini kemudian dapat
ditukarkan dengan berbagai penguat positif seperti barang di toko, atau suatu kegiatan
yang diizinkan seperti dapat keluar bermain, dll. Tujuan dari terapi ini adalah
menciptakan suasana dan tingkah laku yang wajar dan dikehendaki. Keping-keping
itu merupakan alat perantara antara tingkah laku yang dikehendaki dan penguat.
2. RANCANGAN PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU
Perubahan perilaku yang akan dialami oleh subjek tidak dapat dilakukan secara langsung
dan menyeluruh, namun membutuhkan waktu yang lama dan dengan cara bertahap untuk
melakukan perubahan secara total. Oleh karena itu, dibutuhkan model rancangan program
modifikasi perilaku agar perilaku malas makan dapat berubah secara perlahan-lahan.
Rencana modifikasi perilaku :
 Identitas subjek : S.A.T ( MS )
 Usia subjek : 10 tahun
 Pendidikan : Kelas 5 SD
 Perilaku yang ingin dimodifikasi : Perilaku malas makan
 Perilaku yang diinginkan : seanang menghabiskan makanan
 Waktu : 3x sehari
 Tempat : Rumah subjek

Langkah-langkah dalam mengatur terapi Token Economy :

 Adanya komunikasi yang baik antara keluarga dengan subjek (Menjelaskan


secara sederhana kepada subjek dan keluarga tentang terapi
perilaku token economy).
 Identifikasi tingkah laku-tingkah laku yang menjadi target (Menentukan perilaku-
perilaku apa saja yang akan diubah ataupun perilaku-perilaku yang harus
dimiliki oleh pasien).
 Tentukan kemungkinan-kemungkinan untuk masing-masing target.
 Tentukan peraturan penggunaan token-token tersebut (Menjelaskan tentang
jumlah token yang akan diberikan dan benda apa yang dapat ditukarkan dengan
jumlah token yang didapatkan).
 Harus dibuat kesepakatan antara subjek dengan orang tua (Meminta persetujuan
dan kerja sama dari subjek maupun dari keluarga untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan modifikasi perilaku ini).

Tabel 2. Model rancangan program modifikasi perilaku


Perilaku yang diinginkan Dilakukan Tidak dilakukan
NO. ( koin kuning ) ( koin putih )

1. Menghabiskan makanan
- Nasi
- Sayuran
Lauk pauk
2. Mau membawa bekal kesekolah
3. Tidak memilih-milih makanan
4.
Mengurangi membeli makanan
pedas / snack ber MSG tinggi

Peraturan: Bila subjek S.A.T melakukan tingkah laku yang diharapkan, akan
diberi koin kuning, bila tidak dilakukan akan diberi koin putih. Setelah 1 minggu.
jumlah koin kuning akan dikurangi dengan jumlah koin putih (selisih koin kuning
dan koin putih). Bila jumlah koin kuning lebih dari 15 buah, subjek S.A.T bisa
menukarkannya dengan benda-benda yang dia inginkan sesuai perjanjian.

C. KESIMPULAN
Token economy merupakan salah satu contoh dari perkuatan yang ekstrinsik.
yang menjadikan orang-orang melakukan sesuatu untuk meraih "pemikat di ujung
tongkat". Tujuan prosedur ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi
motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan
akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara
tingkah laku yang baru.
Penguat yang digunakan seperti keping (tokens), angka, atau penghargaan, yang
diberikan kepada penderita bila mereka dapat melaksanakan suatu tugas atau
bertingkah laku seperti yang dikehendaki; keping ini kemudian dapat ditukarkan
dengan berbagai penguat positif seperti barang di toko, atau suatu kegiatan yang
diizinkan seperti dapat keluar bermain, dll. Tujuan dari terapi ini adalah menciptakan
suasana dan tingkah laku yang wajar dan dikehendaki. Keping-keping itu merupakan
alat perantara antara tingkah laku yang dikehendaki dan penguat.
Aplikasi dalam
Metode Penjelasan modifikasi perilaku
( subjek S.A.T )
Token economy dapat - Menghabiskan
diterjemahkan secara bebas makanan
sebagai hasil pendapatan, suatu (nasi,sayur, lauk
sistem insentif sebagai hasil pauk)
Token econmy kerja seseorang dengan - Mau membawa
menggunakan asas operan bekal ke sekolah
conditioning yang bertujuan - Tidak memilih-
untuk mengubah suatu pola milih makanan.
tingkah laku (Tanra, 2005). - Mengurangi
membeli makanan
pedas / snack ber
MSG tinggi

D. REFERENSI

Sadmoko. H.R. 2009 Pengantar Modifikasi Perilaku (http://dosen.fip.um.ac.id/hetti?


cat=1 diakses 30 November 2009) (online) Sharma, Hari Datt. 2007. How To Shope
Your Kids Better Jakarta:PT Intisari Tanra, A.1.2005, Terapi Perilaku Jurnal Med-
Nus Vol. 24 (2): Edisi April-Juni.

Anda mungkin juga menyukai