Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ANAK TIDAK SELERA MAKAN”


DI PUSKESMAS SEKOLAQ DARAT

Disusun Oleh :

LISTERI
NIM. P07224422318

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PROFESI KEBIDANAN SAMARINDA
TAHUN 2023

5
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Tema : Selera makan Pada Anak Balita


Sasaran : Ibu Balita

Tempat : Puskesmas Sekolaq Darat

Pelaksana : Listeri

A. TIU (Tujuan Instruksional Umum)


Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan kepada ibu Balita dapat
memahami tentang cara mengatasi Tidak selera makan pada Anak balita.

B. TIK (Tujan Instruksional Khusus)


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan terutama pada ibu Balita akan
mampu :
1. Menyebutkan Pengertian Nafsu makan
2. Menyebutkan Faktor Penyebab yang mempengaruhi selera makan
3. Menyebutkan Gejala Klinis Penurunan selera Makan
4. Menyebutkan Dampak Penurunan selera Makan
5. Menyebutkan Cara mengatasi selera makan anak

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah, Diskusi, Soal Pre dan Post Test

E. Media
1. Leaflet
5
F. Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 2 min  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Menyampaikan topik dan  Mendegarkan/
tujuan yang akan dicapai memperhatikan
2. Kegiatan 10  Menanyakan pendapat  Menjawab / merespon
inti menit peserta tentang Pengertian
selera makan
 Memberi reward pada  Merespon
peserta
 Menjelaskan Faktor  Mendengar/
Penyebab yang memperhatikan
mempengaruhi selera  Mendengar
makan
 Menjelaskan Gejala Klinis  Merespon
Penurunan selera Makan
 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk  Memperhatikan
bertanya  Merespon/bertanya
 Memberikan reward positif
 Memberikan kesempatan  Mendengar/
peserta untuk bertanya memperhatikan
 Menjelaskan Dampak  Menjawab
Penurunan selera Makan
 Menjelaskan Cara mengata
si nafsu makan anak  Merespon
 Menanyakan kembali
kepada peserta
 Memberi reward
3. Penutup 3 min  Merangkum materi yang  Merangkum materi
dijelaskan bersama peserta bersama penyuluh
5
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
 Menutup dengan
mengucapkan terima kasih.
 Memberi salam.  Membalas salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
b. Penyelenggara penyuluhan dilaksanakan di Ruang MTBS Puskesmas
Sekolaq Darat
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberi penyuluhan, peserta mampu :
a. Menjelaskan Pengertian selera makan
b. Menjelaskan Faktor Penyebab yang mempengaruhi selera makan
c. Menjelaskan Gejala Klinis Penurunan selera Makan
d. Menjelaskan Dampak Penurunan selera Makan
e. Menjelaskan Cara mengatasi selera makan anak

MATERI
SELERA MAKAN PADA ANAK BALITA
5
A. Definisi Selera / Nafsu Makan

1. Pengertian

Selera makan merupakan keadaan yang mendorong seseorang


untuk memuaskan keinginan untuk makan selain rasa lapar (Hall, 2011).
Menurut (Santoso,2009), masalah makan pada anak umumnya adalah
masalah kesulitan makan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena dapat
menghambat tumbuh kembang optimal pada anak. Tujuan memberi makan
pada anak diantaranya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup
dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk
aktivitas, pertumbuhan, dan perkembangan. Pelaksanaannya ternyata
sering kali timbul kesulitan makan 10 anak yaitu kurangnya nafsu makan
anak karena kesulitan makan pada balita. Gangguan kesulitan makan pada
anak sering kita jumpai pada masyarakat yang belum memahami prosedur
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak. Kebanyakan masyarakat belum
memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2005).

Masalah anak susah makan biasanya ditemui pada anak usia 1 – 4


tahun. Banyak factor yang menyebabkan anak susah makan. Karena bagi
anak, saat makan itu bukan hanya pemenuhan gizi tetapi juga saat penuh
tantangan, rasa ingin tahu, berlatih dan belajar. Apalagi jika masih dalam
tahap pengenalan makanan baru (Zerlina, 2013).

Anak usia di bawah lima tahun sering mengalami penurunan selera


makan, yang mengakibatkan berkurangnya asupan nutrisi sehingga berat
badan menurun atau kurang dari usiannya. selera makan yang menurun
seringkali dikaitkan dengan faktor internal seperti terjangkitnya anak
dengan infeksi cacing (Mega Ayu Ambar Ismanu,2020)
Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan penurunan nafsu
makan pada anak seperti bentuk yang tidak menarik, kesalahan orang tua

5
dalam menyajikan variasi makanan atau karena anak sudah mulai aktif
dengan bermain seperti anak usia todler (1-3) tahun (Mega Ayu Ambar
Ismanu,2020)
Anak usia todler mempunyai ciri khas bergerak aktif, tidak bisa
diam dan sulit duduk dalam waktu lama, sehingga membutuhkan energi
lebih banyak selain itu, pada usia 12 bulan-18 bulan pertumbuhannya
lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori menurun. Sedangkan
penyebab umumnya menurunnya selera makan pada anak usia pra sekolah
karena anak lebih tertarik bermain dengan teman atau lingkungannya dari
pada makan (Mega Ayu Ambar Ismanu (2020). Hal ini bisa menyebabkan
anak menderita kurang gizi. Kondisi seperti ini jika dibiarkan akan
menyebabkan terjadinya ganggguan nutrisi pada anak, yang sering disebut
anak dengan gizi buruk atau KKP (kurang kalori protein).
Menurut Mega Ayu Ambar Ismanu (2020), menyatakan bahwa
malnutrisi dalam bentuk anemia defisiensi besi memberikan dampak yang
luas termasuk menurunkan kapasitas kerja, menurunkan regulasi panas,
disfungsi kerja, gangguan saluran cerna dan menurunkan kemampuan
kognitif.
2. Faktor Penyebab yang mempengaruhi nafsu makan
Berikut faktor-faktor penyebab yang memengaruhi selera makan (Mega Ayu
Ambar Ismanu, 2020) :
a. Anak mengalami infeksi, seperti tuberculosis menahun, influenza, bronchit
is, disentri, campak, cacingan atau penyakit lain yang disebabkan oleh viru
s.
b. Faktor gangguan/kelainan psikologis, meliputi internal (perkembangan ana
k, emosi) dan eksternal (lingkungan, pengasuh dan teman).
c. Anak terlalu aktif sehingga mengalami kelelahan, jika hal ini terjadi janga
n memaksa anak untuk makan, biarkan anak beristirahat terlebih dahulu.
d. Anak telah merasa kenyang tetapi tetap dipaksa untuk menghabisi porsi m
akanannya. Jika hal ini terus dibiarkan terjadi maka anak akan mengangga
p musuh terhadap makanan.
5
e. Waktu makan yang tidak menyenangkan.
f. Anak sedang terganggu secara emosional, mencari perhatian, atau terlalu
mendapat perhatian lebih (Hariyani, 2011).
3. Gejala Klinis Penurunan selera Makan :
a. Pucat, lemas, kulit kering, rambut kering.
b. Berat badan menurun.
c. Mudah capek dan mudah sakit.
d. Makan hanya sedikit.
e. Diare.
4. Dampak Penurunan selera Makan :
a. Malnutrisi.
b. Diare.
c. Berat badan menurun.
d. Mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang.
e. Penyakit marasmus.
f. Penyakit kwasiokor.
5. Cara mengatasi nafsu makan anak :

a. Makanan yang dihidangkan tidak terlalu banyak.


b. Tidak memaksa anak utuk mencoba makanan baru jika anak tidak
menghendakinya. Jenis makanan yang baru hendaknya dihidangkan
dengan makanan yang disukai anak.
c. Hidangkan makanan yang bervariasi baik bentuk, rasa dan cara penyajian.
Pilih alat- alat makan yang disukai anak. (Nursalam, (2013)
d. Tidak memarahi atau memberikan hukuman ketika anak tidak
menghabiskan makanan, dan berikan penghargaaan/pujian ketika anak
berhasil makan dengan baik.
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar makan sendiri
sesegera mungkin
f. Mulai usia 2 tahun anak sudah mulai dibiasakan makan Bersama keluarga
(Hariyani, 2011)

5
g. Berikan buah pepaya pada anak sebelum makan untuk merangsang nafsu
makan (Nakita, 2016).
h. Minum vitamin penambah nafsu makan atau temulawak dan madu (Teresi
a Rosmala Dewi et al., 2021)
i. Terapi pijat Balita Sehat untuk meningkatkan nafsu makan (Hanum et al.,
2021)
j. Konsultasikan dengan dokter dan ahli Gizi (Fatmawati, 2022)

6. Makanan yang Dikonsumsi Menurut angka kecukupan gizi dari Kementerian


Kesehatan (Nimas Mita Etika M2020), rata-rata kebutuhan kalori anak 1-3
tahun adalah sekitar 1.125 kalori per hari. Jadi, dalam satu hari kebutuhan
makanan tersebut dengan porsi yang sesuai, seperti:

a) Makanan pokok
Dapat memberikan nasi, roti, bihun, kentang, atau mi dengan porsi sekitar
150 gram. Porsi ini setara dengan 2 porsi nasi orang dewasa atau sekitar 2
centong nasi.
b) Protein hewani
Protein hewani yang dimaksud yaitu daging sapi, daging ayam, telur, atau
ikan. Dalam satu hari bisa diberikan satu porsi lauk untuk satu kali waktu
makan. Misalnya di pagi hari bisa memberikannya sebutir telur ayam,
disiang hari daging sapi sebanyak 35 gram atau sepotong sedang, dan di
sore hari sepotong sedang daging ayam yang setara dengan 40 gram.
c) Protein nabati
Protein nabati contohnya yaitu tempe, tahu, kacang kedelai, atau kacang
merah, dapat memberikan lauk nabati satu porsi untuk satu kali
makan.Satu porsi setara dengan 1 potong tahu ukuran besar.
d) Sayur dan buah-buahan
Untuk anak 1-3 tahun, porsi sayur dalam sehari adalah 1½ porsi atau sama
dengan 1½ gelas belimbing dan buah-buahan sebanyak 3 porsi.
e) Makanan selingan Buatkanlah makanan selingan atau camilan untuk anak,
bisa dibuat dari campuran buah, sehingga rasanya lebih enak.

5
Contoh camilan yang bisa diberikan yaitu puding, bubur kacang hijau, atau
bahkan kue. Buah juga bisa digunakan sebagai makanan selingan bagi
anak.
f) Susu Anda memberikan satu kali dalam sehari sebagai pengganti ASI (bila
si kecil sudah berusia lebih dari 2 tahun)

5
DAFTAR PUSTAKA

Chabibah, N., Khanifah, M., & Kristiyanti, R. (2020). Pengaruh Pemberian


Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita Dan Cooking Class Terhadap
Pengetahuan Dan Pola Pemberian Makan Balita. Jurnal Kebidanan
Indonesia, 11(2), 47. https://doi.org/10.36419/jkebin.v11i2.372
Hanum, F., Surtiningsih, & Rahayu, T. (2021). Upaya Peningkatan Nafsu Makan
Balita dengan Terapi Pijat Balita Sehat di Wilayah Puskesmas Wanadadi 1.
Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (SNPPKM),
1155–1158
Mega Pramijantoro Saputri, A. N., & Supriyono, M. (2014). EFEKTIVITAS VARIASI
MAKANAN TERHADAP PENINGKATAN NAFSU MAKAN ANAK USIA
PRASEKOLAH DI KELURAHAN KUNINGAN SEMARANG UTARA.
Keperawatan, 4(1), 88–100.

Anda mungkin juga menyukai