Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Balita

Sasaran : Ibu yang berkunjung ke Puskesmas Muara Bulian, Kec. Muara

Bulian, provinsi Jambi

Hari/ tgl : , 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Aula/ ruang pertemuan Puskesmas

A. Latar Belakang

Status gizi balita dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung

dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu konsumsi pangan dan penyakit

infeksi sendangkan salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi

status gizi balita adalah pengetahuan dan sikap ibu. Kurangnya pengetahuan

dan sikap ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kurang gizi pada

balita. Ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan

sukar memilih makanan yang bergizi bagi balita dan keluarganya sehingga

akan mempengaruhi asupan makanan balita dan status gizinya. Balita

kurang gizi akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan otak dan tingkat

kecerdasan. Hal ini karena kurangnya produksi protein dan energi yang

diperoleh dari makanan (Lestari, 2015).

Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan

gizi kekurangan asupan yang kurang dari yang dibutuhkan akan


menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Sehingga

pola makan yang baik juga perlu dikembangkan untuk menghindari

interaksi negatif dari zat gizi yang masuk dalam tubuh. Interaksi dapat

terjadi antara suatu zat gizi dengan yang lain, atau dengan zat non gizi.

interaksi dapat bersifat negatif (antogenesis). Interaksi negatif disebut

negatif jika merugikan. Interaksi antara zat gizi dapat meningkatkan

penyerapan, atau sebaliknya mengganggu penyerapan zat gizi lain

(Sulistyoningsih, 2011). Pola asuh anak adalah sikap dan pengetahuan ibu

atau pengasuh kepada anaknya dalam pemberian makan, Wirajmadi (2012)

menjelaskan bahwa praktik pemberian makan berkaitan dengan cara

pemberian maka oleh ibu kepada anaknya yang meliputi jenis makanan,

frekuensi makan, porsi dan variasi bahan makanan. Oleh karena itu, pola

pemberian makanan sangat penting diperhatikan.

Masalah gizi kurang belum bisa teratasi dengan baik dalam skala

internasional maupun nasional, Menurut UNICEF (2019) jumlah penderita

gizi kurang di dunia mencapai 700 juta anak dan keadaan gizi kurang masih

menjadi penyebab kematian anak di seluruh dunia. UNICEF melaporkan

sebanyak 149 milliar anak anak umur 4 tahun atau menderita gizi buruk

yang mengeluarkan biaya 3,5 trilliun dollar AS atau setara dengan Rp.

49.395 trilliun per tahunnya, kondisi kesehatan berpengaruh kepada

perkembangan otak dan badan. Sebagai contoh pada masa perang di Yaman

46 % anak usia balita mengalam gizi buruk berasarkan data pada tahun

2013-2018. PBB menyatakan yaman sebagai negara yang mengalai krisis

kemanusiaan terburuk didunia, sedangkan di Indonesia hampir tidak


mengalami kemajuan sama sekali dalam menurunkan tingkat kurang gizi

anak sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 18,9 % anak Indonesia di bawah usia

lima tahun menderita gizi kurang. Balita yang termasuk gizi kurang

mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan balita yang gizinya

baik (UNICEF, 2019).

Salah satu indikator sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN

2020-2025 adalah penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan

hidup sehat terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis

konsumsu pangan, penguatan sistem surbeilans gizi, peningkatan komitmen

dan pendamping bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi

sesuai kondisi setempat dan rspon cepat perbaikan gizi dalam kondisi

darurat, proporsi balita mengalami masalah gizi dari dari 19,6% pada tahun

2013 menjadi 17,7% pada tahun 2019. Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi)

tahun 2018 yaitu status gizi balita menurut indeks berat badan per usia

(BB/U) di Indonesia, didapatkan hasil 79,7% gizi baik, 13,8% gizi kurang,

3,9% gizi buruk, dan 2,6% gizi lebih. Secara nasional prevalensi gizi kurang

sebanyak 14,4% dan gizi buruk sebanyak 3,4% di Indonesia (Kemenkes,

2020).

Pemberian makanan pada anak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan

dan sikap ibu serta adanya dukungan keluarga dan lingkungan. Pengetahuan

dan sikap ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam

keluarga terutama anak.7,8 Penelitian yang dilakukan oleh Rinda

menunjukkan hanya sekitar 62,5% ibu yang dapat mempraktikkan perilaku

pemberian makan seimbang pada anak, 75% yang mempunyai sikap positif
dalam pemberian makanan bergizi seimbang dan 54,2% ibu yang hanya

mengerti pemberian makanan bergizi seimbang namun tidak dapat

mempraktikkan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Evan menunjukkan pendidikan gizi

pada orang tua atau keluarga yang mempunyai anak dapat merubah perilaku

dari keluarga terutama dalam pemberian makan. Penelitian yang dilakukan

oleh Ertem menunjukkan pemberian asupan makan yang tepat akan banyak

dipengaruhi oleh keluarga sehingga dapat mempengaruhi asupan makan dan

status gizi anak. Pemberian makanan yang tepat meliputi pemberian makan

utama dan camilan pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Askerning

menunjukkan sikap ibu mengenai makanan pada anak akan mempengaruhi

praktik ibu dalam pemberian makan anaknya. Sikap ibu dalam pemberian

makan pada anak dapat mempunyai risiko 2,7 kali terhadap praktik ibu,

dibandingkan dengan pengetahuan ibu yang tidak mempengaruhi perilaku.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang gizi balita

maka anggota keluarga mampu mehahami tentang gizi balita.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan tentang gizi balita selama 30 menit

keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian gizi.

2. Menjelaskan jenis makanan yang diberikan pada balita.

3. Menjelaskan pola pemberian makanan pada balita.

4. Menjelaskan pengaturan makanan anak usia 1-5 tahun.


D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

E. Media/alat

1. Leafleat

2. power slide

F. Sasaran

Ibu Klien yang telah menjadi sampel penelitian

G.    Manfaat

1 Bagi Mahasiswa

Sebagai media untuk berinteraksi terhadap responden

2. Bagi responden

Menambah wawasan responden terhadap Gizi pada Balita, dan Pemberian

makanan pada balita

H. Materi

1. Pengertian gizi

2. Jenis makanan yang diberikan pada balita

3. Pola pemberian makanan pada balita

4. Pengaturan makanan anak usia 1-5 thn


I. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji : responden
J. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Wkt Kegiatan Pengajar Kegiatan

. Peserta
1. Pembukaan 5’ 1. Perkenalan. Memperhatikan

2. Menghubungkan pengalaman dan menanggapi

peserta penyuluhan dengan tentang review

topik yang akan disampaikan gizi balita.

melalui review tentang gizi

balita.

2. Pengembang 25’ 1. Menjelaskan tentang: Mendengarkan

an a. Pengertian gizi balita. dan

b. Jenis makanan yang memperhatikan .

diberikan pada balita.

c. Pola pemberian makanan

pada balita.

d. Pengaturan makanan anak

usia 1 – 5 tahun.

2. Memberi kesempatan peserta

penyuluhan untuk Menanyakan hal-

menanyakan hal-hal yang hal yang kurang

kurang jelas. jelas.

3. Menjawab pertanyaan yang Memperhatikan.


diajukan peserta penyuluhan.

3. Penutup 5’ 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan

telah diberikan. dan mencatat.

2. Melakukan evaluasi hasil Menjawab

penyuluhan. pertanyaan.

3. Memberi salam penutup.


K. Evaluasi

1. Prosedur : Selama proses penyuluhan dan setelah proses penyuluhan

2. Jenis tes : Lisan

3. Bentuk : Subyektif

4. Alat tes :Soal Test


MATERI GIZI BALITA

1. Pengertian Gizi

Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang

berhubungan dengan kesehatan. Balita merupakan individu yang berumur 0-5

tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan

lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengayaan (Depkes RI, 2009).

Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia 1-3 tahun

dan balita dengan usia 1-5 tahun (Soekirman, 2010). Masa balita merupakan

masa yang sangat penting bagi proseskehidupan manusia. Pada masa ini akan

berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh kembang

selanjutnya (Nicki, 2009).

2. Jenis-jenis zat gizi

a. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk

berbagai senyawa tubuh, bahan pembentuk asam amino esensial,

metabolisme normal lemak, menghemat protein meningkatkan

pertumbuhan bakteri usus, mempetahankan gerak usus, meningkatkan

konsumsi protein, mineral dan vitamin. Sumber karbohidrat terdapat

pada makanan bahan pangan seperti beras, ubi jalar, singkong, kentang,

pisang, sagu, gandum dan sebagainya.

b. Protein

Protein meupakan zat gizi yang berfungsi untuk membentuk

jaringan baru dalam masa tumbuh kembang, memilihara jaringan tubuh,


mengganti jaringan yang rusak, menyediakan asam amino, mengatur

keseimbangan air, dan mempertahankan asam basa tubuh. Sumber

protein diperoleh dari daging ayam, telur, susu, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau dan sebagainya.

c. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk

memberikan rasa gurih an renyah, memberi kalori yang tinggi dan

sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak. Sumber lemak

dapat diperoleh makanan yang berasal dari daging, keju, ikan, telur, susu

sapi, kacang-kacangan, biji kelapa, alpokat dan sebagainya.

d. Vitamin

Vitamin dibutuhkan oleh untuk melakukan fungsi metabolik,

mempertahankan fungsi berbagai jaringan, membantu pembuatan zat

tertentu dalam tubuh. Berbagai vitamin yang dibutuhkan yang

dibutuhkan yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E,

vitamin K. Sumber vitamin dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan

yang berasal dari ikan, hati, mentega dan lain-lain sebagai sumber

vitamin A. Sumber vitamin B diperoleh dari makanan yang berasal dari

daging, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan telur. Vitamin C dpat

diperoleh dengan mengkonsumsi makanan yang berasal dari buah-

buahan, orbai, kangkung dan sebagainya. Vitamin D diperoleh dari jenis

makanan yang barasal dari minyak ikan, susu, hati dan sebagainya.

Vitamin E dapat diperoleh dari minyak lembaga gandum, lembaga paci,


kacang-kacang, susu, telur, daging dan ikan. Vitamin K diperoleh dari

jenis makanan yang berasal dari bayam, kubis dan hati (Almatsier,2009).

e. Mineral

Mineral merupakan bahan organik yang bersifat esensial. Mineral

bagi tubuh berfungsi untuk memelihara keseimbangan asam tubuh,

mengkoordinasi reaksi yang berkaitan dengan pemecahan karbohidrat,

protein dan lemak, sebagai hormon, memantau keseimbangan air dalam

tubuh, sebagai cairan usus dn pemeliharaan tulang. Sumber mineral

diperoleh dari mengkonsumsi berbagai jenis makanan sayur-sayuran dan

buah-buahan.

f. Air

Air bagi tibuh berfungsi sebagai bahan pembangun disetiap sel

tubuh. Cairan tubuh memiliki fungsi yang sangat vital yaitu mengontrol

suhu tubuh dan menyediakan lingkungan yang baik bagi metabolisme,

sebagai pelarut, pelumas, pereaksi kimia, mengatur suhu tubuh dan

sumber meneral.

3. Pola Makan Balita

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik bagi bayi

dan balita hingga berumur dua tahun, dan dianjurkan memberian secara

ekslusif selama enam bulan pertama. Secara berangsur sesudah berusia enm

bulan bayi diberikan makanan lunak, makanan lembek dan makanan biasa

guna untuk mengembangkan kemampuan menguyah, menelan serta

menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa,

sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi dibutuhkan.


Pemberian makanan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan balita,

makanan hendaknya dipilih dengan baik yaitu mudah dicerna, diabsorbsi dan

dimetabolisme. Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan fisik dan mental balita, oleh karena itu makanan yang

diberikan harus memenuhi kebutuhan gizi balita. Balita dalam proses

pertumbuhan dan perkembangannya ditentukan oleh makanan yang dimakan

sehari-hari, untuk tumbuh optimal membutuhan asupan makanan yang baik

yaitu beragam, jumlah yang cukup, bergizi dan seimbang (Depkes RI, 2007).

Tabel 2.1

Pola pemberian makanan menurut kecukupan energi

Waktu pembagian makanan ssehari balita menurut


Total
Umur kecukupan energy
Energi
Balita Pagi Selingan siang Selingan Sore
(kkal)
pagi siang
0-6 bulan 550 - - - - -
6-8 bulan 650 84 - 97 - 28
9-11 bulan 900 122 36 123 25 143
12 bulan 1100 144 50 218 126 253
1-3 tahun 1300 221 140 261 87 235
4-5 tahun 1550 318,75 125 06,25 325 375
Sumber : Soekirman, 2010

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk pengaturan makan yang

tepat adalah umur, berat badan, keadaan mulut sebagai alat penerima

makanan, kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, aseptabilitas dari

makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan. Dengan

memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas umumnya

tida akan terjadi kekeliruan dalam mengatur makanan untuk balita. Pada

umumnya kepada anak balita telah dapat diberikan jadwal waktu makan yang

berupa tiga kali makan dan diantaranya dua kali makanan selingan.
4. Kebutuhan Zat Gizi Pada Balita

Kebutuhan gizi pada balita diberikan harus disesuaikan dengan umur,

jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang cukup, bergizi dan

seimbang. Guna untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Kebutuhan energi protein balita berdasarkan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata perhari yang dianjurkan oleh

Widyakarya Pangan dan Gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Kebutuhan Konsumsi Energi Dan Protein Balita Berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi Anjuran (AKG) Rata-Rata Per Hari

Berat badan Tinggi Badan


No Kelompok Umur Energi (kkal) Protein (kkal)
(Kg) (cm)
1 0-6 bulan 6,0 60 550 10
2 7-11 bulan 8,5 71 650 16
3 1-3 tahun 12,0 90 1000 25
4 4-5 tahun 18,0 110 1550 39
Sumber : Widyakaya Pangan Dan Gizi, 2010

5. Mengatur Makanan Anak Usia 1-5 Tahun

Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya

digunakan kebutuhan prinsip sebagai berikut:

a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan

pokok, minyak dan zat lemak serta gula.

b. Berikan sumber protein nabati dan hewani.

c. Jangan memanksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan

makanan lain yang dapat diterima.


d. Berikan makanan selingan (makanan ringan) misalnya biskuit dan

semacamnya diberikan antara waktu makan pagi, siang, dan malam

(Marimbi, 2010).

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisk dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan

variasi makanan(Marimbi, 2010).

Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan kepada

balita sebagai berikut:

a. Sumber zat tenaga

3-4 piring( 1 gelas nasi/penggantinya seperti mie, bihun, dll.

b. Sumber zat pembangun

4-5porsi lauk @ 50 gr, seperti : telur, daging, ikan, tahu, tempe.

c. Sumber zat pengatur

2-3 porsi sayuran dan buah-buahan yang berwarna: 1 porsi sayuran = 1

mangkok sayuran terdiri dari berbagai sayuran berwarna, 1 porsi buah ±

100 gr. (Marimbi, 2010).

Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan

asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu

yang disarankan adalah:

a. Pagi hari waktu sarapan.

b. Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

c. Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

d. Pukul 16.00 sebagai selingan.


e. Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

f. Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

g. Jangan lupa kumur-kumur dengan air puth atau gosok gigi.

(Marimbi, 2010)

Pada usia balita anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam,

sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia

selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak pada jam-jam makan yang teratur

dn variasi jenis makanan, diharapkan anak akan memiliki disiplin makan

yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi

seimbang, yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan

tubuh dan diperoleh melalui makanan sehari-hari. Dengan makan makanan

yang bergizi seimbang secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan

berjalan optimal (Marimbi, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Lestari, 2015, Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar

Balita Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Desa Bentarsari Kecamatan Salem

Kabupaten Brebes

Marimbi, 2010, Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita,

Yogyakarta : Nuha Offset

Notoatmodjo, S, 2012, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka

Cipta

_____________, 2010, Metodeologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Purwanto, 2010. Gizi dalam Dasar Kehidupan, Jakarta : EGC

Rachmawati, 2016, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik

Anak Usia 12-18 Bulan Di Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin

Anda mungkin juga menyukai