Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Status gizi balita dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung
dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu konsumsi pangan dan penyakit
status gizi balita adalah pengetahuan dan sikap ibu. Kurangnya pengetahuan
dan sikap ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kurang gizi pada
balita. Ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan
sukar memilih makanan yang bergizi bagi balita dan keluarganya sehingga
kecerdasan. Hal ini karena kurangnya produksi protein dan energi yang
Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan
interaksi negatif dari zat gizi yang masuk dalam tubuh. Interaksi dapat
terjadi antara suatu zat gizi dengan yang lain, atau dengan zat non gizi.
(Sulistyoningsih, 2011). Pola asuh anak adalah sikap dan pengetahuan ibu
pemberian maka oleh ibu kepada anaknya yang meliputi jenis makanan,
frekuensi makan, porsi dan variasi bahan makanan. Oleh karena itu, pola
Masalah gizi kurang belum bisa teratasi dengan baik dalam skala
gizi kurang di dunia mencapai 700 juta anak dan keadaan gizi kurang masih
sebanyak 149 milliar anak anak umur 4 tahun atau menderita gizi buruk
yang mengeluarkan biaya 3,5 trilliun dollar AS atau setara dengan Rp.
perkembangan otak dan badan. Sebagai contoh pada masa perang di Yaman
46 % anak usia balita mengalam gizi buruk berasarkan data pada tahun
anak sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 18,9 % anak Indonesia di bawah usia
lima tahun menderita gizi kurang. Balita yang termasuk gizi kurang
dan pendamping bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi
sesuai kondisi setempat dan rspon cepat perbaikan gizi dalam kondisi
darurat, proporsi balita mengalami masalah gizi dari dari 19,6% pada tahun
2013 menjadi 17,7% pada tahun 2019. Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi)
tahun 2018 yaitu status gizi balita menurut indeks berat badan per usia
(BB/U) di Indonesia, didapatkan hasil 79,7% gizi baik, 13,8% gizi kurang,
3,9% gizi buruk, dan 2,6% gizi lebih. Secara nasional prevalensi gizi kurang
2020).
dan sikap ibu serta adanya dukungan keluarga dan lingkungan. Pengetahuan
dan sikap ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam
pemberian makan seimbang pada anak, 75% yang mempunyai sikap positif
dalam pemberian makanan bergizi seimbang dan 54,2% ibu yang hanya
pada orang tua atau keluarga yang mempunyai anak dapat merubah perilaku
oleh Ertem menunjukkan pemberian asupan makan yang tepat akan banyak
status gizi anak. Pemberian makanan yang tepat meliputi pemberian makan
utama dan camilan pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Askerning
praktik ibu dalam pemberian makan anaknya. Sikap ibu dalam pemberian
makan pada anak dapat mempunyai risiko 2,7 kali terhadap praktik ibu,
keluarga mampu :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media/alat
1. Leafleat
2. power slide
F. Sasaran
G. Manfaat
1 Bagi Mahasiswa
2. Bagi responden
H. Materi
1. Pengertian gizi
Keterangan :
: Penyaji : responden
J. Kegiatan Penyuluhan
. Peserta
1. Pembukaan 5 1. Perkenalan. Memperhatikan
balita.
pada balita.
usia 1 5 tahun.
penyuluhan. pertanyaan.
3. Bentuk : Subyektif
1. Pengertian Gizi
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengayaan (Depkes RI, 2009).
Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia 1-3 tahun
dan balita dengan usia 1-5 tahun (Soekirman, 2010). Masa balita merupakan
masa yang sangat penting bagi proseskehidupan manusia. Pada masa ini akan
a. Karbohidrat
pada makanan bahan pangan seperti beras, ubi jalar, singkong, kentang,
b. Protein
protein diperoleh dari daging ayam, telur, susu, kedelai, kacang tanah,
c. Lemak
dapat diperoleh makanan yang berasal dari daging, keju, ikan, telur, susu
d. Vitamin
yang berasal dari ikan, hati, mentega dan lain-lain sebagai sumber
makanan yang barasal dari minyak ikan, susu, hati dan sebagainya.
jenis makanan yang berasal dari bayam, kubis dan hati (Almatsier,2009).
e. Mineral
buah-buahan.
f. Air
tubuh. Cairan tubuh memiliki fungsi yang sangat vital yaitu mengontrol
sumber meneral.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik bagi bayi
dan balita hingga berumur dua tahun, dan dianjurkan memberian secara
ekslusif selama enam bulan pertama. Secara berangsur sesudah berusia enm
bulan bayi diberikan makanan lunak, makanan lembek dan makanan biasa
makanan hendaknya dipilih dengan baik yaitu mudah dicerna, diabsorbsi dan
perkembangan fisik dan mental balita, oleh karena itu makanan yang
yaitu beragam, jumlah yang cukup, bergizi dan seimbang (Depkes RI, 2007).
Tabel 2.1
tepat adalah umur, berat badan, keadaan mulut sebagai alat penerima
tida akan terjadi kekeliruan dalam mengatur makanan untuk balita. Pada
umumnya kepada anak balita telah dapat diberikan jadwal waktu makan yang
berupa tiga kali makan dan diantaranya dua kali makanan selingan.
4. Kebutuhan Zat Gizi Pada Balita
jenis kelamin, berat badan, akivitas, jumlah yang cukup, bergizi dan
Widyakarya Pangan dan Gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun hendaknya
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan
(Marimbi, 2010).
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu
(Marimbi, 2010)
Pada usia balita anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam,
sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia
yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi
Kabupaten Brebes
Marimbi, 2010, Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita,
Cipta