Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pengajar :
A. Latar Belakang
Nutrisi pada anak menjadi hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian.
Pentingnya perhatian Nutrisi terhadap anak dikarenakan tingginya angka stunting, wasting dan
underweight yang terjadi di dunia (Gebre et al., 2019). Berdasarkan laporan dari Kementerian
penurunan, akan tetapi pada beberapa tempat, seperti di NTT dan Papua barat, dinilai masih
tinggi. Angka kejadian malnutrisi yang tinggi terutama di negara berkembang menyebabkan
tingginya angka kematian anak usia kurang dari 5 tahun (Gebre et al., ; UNICEF, 2019).
terminology yang biasa digunakan pada kasus-kasus malnutrisi. Malnutrisi didefinisikan sebagai
kekurangan, kelebihan atau ketidak-seimbangan asupan energi dan/atau nutrisi ada seseorang.
Secara garis besar, malnutrisi dibagi menjadi 2, yaitu undernutrition, diantaranya adalah:
stunting (tinggi badan rendah terhadap usia atau low height for age), wasting (berat badan rendah
terhadap tinggi badan atau low weight for height), underweight (berat badan rendah terhadap usia
atau low weight for age) dan defisiensi micronutrient atau insufisensi (kekurangan vitamin dan
mineral yang penting bagi tubuh). Sementara katagori malnutrisi lainnya yaitu berupa
Malnutrisi telah menjadi masalah Kesehatan Masyarakat yang sangat serius. Selain
meningkatkan angka mortalitas pada anak, kejadian malnutrisi juga meningkatkan beban
penyakit dunia (WHO, 2005). Kejadian malnutrisi sangat erat kaitannya dengan keadaan
imunitas seseorang, sehingga dengan imunitas yang rendah, maka individu tersebut akan
memiliki risiko tinggi terinfeksi oleh penyakit tertentu (Rice et al., 2008).
Status Nutrisi pada anak sendiri tidak hanya ditentukan oleh asupan nutrisi yang
diberikan oleh orang tua kepada anak, akan tetapi asupan nutrisi ibu juga turut mempengaruhi
kejadian malnutrisi, dimana ibu yang mendapatkan asupan nutrisi yang rendah akan
meningkatkan risiko melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (WHO, 2005).
Sehingga, pendekatan yang holistic diperlukan untuk mengatasi kejadian malnutrisi pada anak.
Pendekatan holistic yang dimaksud adalah intervensi yang diberikan tidak hanya pada
anak yang mengalami malnutrisi tetapi juga intervensi harus diberikan kepada ibu yang memiliki
asupan nutrisi yang kurang. Pentingnya pemahaman mengenai malnutrisi serta manajemen yang
baik terhadap kejadian malnutrisi dan tindakan pencegahan kejadian malnutrisi menjadi hal yang
harus diketahui oleh masyarakat terutama orang tua sehingga ibu dan anak dapat memiliki
1. Tujuan Umum
selama 30 menit, orang tua khususnya ibu yang memiliki anak dan melakukan
kunjungan ke Poli Anak RSUD Kebumen akan lebih mudah memahami mengenai
pemberian nutrisi, malnutrisi serta tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyluhan, diharapkan ibu yang memiliki anak dan
a. Pengertian Malnutrisi
d. Pemberian nutrisi yang tepat pada ibu (terutama ibu yang sedang menyusui)
(Terlampir)
D. Metode Pembelajaran
E. Media Pembelajaran
(…………..)
F. Setting Tempat
G. Kegiatan Pengajaran
diberikan penyuluhan
4. Menjelaskan pemberian
5. Menjelaskan tindakan
pencegahan kejadian
malnutrisi
6. Menjelaskan perawatan di
dengan malnutrisi
2. Menarik kesimpulan
3. Pembagian leaflet
4. Menutup penyuluhan
H. Evaluasi yang diharapkam
1. Evaluasi Struktur
Kebumen
2. Evaluasi Proses
a. Audience mengikuti seluruh kegiatan oendidikan kesehatan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
a. Pengertian Malnutrisi
d. Pemberian nutrisi yang tepat pada ibu (terutama ibu yang sedang menyusui)
I. Daftar Pertanyaan
6. Bagaimana perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada anak dengan malnutrisi
Lampiran
Materi Pmeberian Nutrisi Pada Anak dan Ibu Menyusui, Pencegahan Kejadian
A. Pengertian Malnutrisi
ada seseorang. Secara garis besar, malnutrisi dibagi menjadi 2, yaitu undernutrition,
diantaranya adalah: stunting (tinggi badan rendah terhadap usia atau low height for age),
wasting (berat badan rendah terhadap tinggi badan atau low weight for height),
underweight (berat badan rendah terhadap usia atau low weight for age) dan defisiensi
micronutrient atau insufisensi (kekurangan vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh).
Sementara katagori malnutrisi lainnya yaitu berupa overweight atau yang dikenal dengan
istilah obesitas.
Kejadian malnutrisi pada anak dapat memberikan dampak buruk yang besar pada
terhadap pathogen dan penyakit infeksi tidak dapat berjalan dengan baik apabila kejadian
respon imun pada fase awal kehidupan, dimana kejadian malnutrisi akan memperbutuk
perkembangan sistem imunitas dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit infeksi
keparahan dan case fatality rate dari penyakit infeksi tertentu sementara kejadian infeksi
pada anak dapat berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan kejadian
oleh Partha & Chattopadghyay (2019) menjelaskan bahwa kejadian malnutrisi akan
meningkatkan risiko infeksi pada individu yang mengalaminya. Penyakit infeksi yang
dialami kemudian secara langsung akan memperlambat tumbuh kembang anak serta
menurunnya performa anak di sekolah, selain itu dampak yang paling parah dari
malnutrisi adalah kematian, dimana telah tercatat 45% kematian anak berhubungan erat
Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Harvard Health Publishing (2019) menjelaskan
bahwa konsumsi makanan yang sehat mampu mencegah kejadian malnutrisi. Panduan
diet yang dikeluarkan oleh Departement Kesehatan dan Pelayanan Manusia, Amerika
menyebutkan beberapa hal yang dapat meenurunkan kejadian malnutrisi pada anak dan
a Setelah bayi lahir berikan ASI kolostrum. Kolostrum harus diberikan untuk bayi
selama 6 bulan pertama, bayi hanya diberikan ASI saja tidak diperbolehkan
memberikan makanan selain ASI kepala bayi, seperti buah, susu buatan, madu,
madu, bubur dan sebagainya. Bayi 9- 12 Bulan berikan buah 2 kali sehari, bubur
susu 1 kali sehari. Bayi mulai diperkenalkan nasi tim 2 kali sehari. Anak usia 12
bulan - 2 tahun mulai diberikan makanan dewasa atau makanan keluarga. ASI
terus diberikan sampai anak berumur 2 tahun. Anak usia 2- 5 tahun. Dalam
memenuhi kebutuhan gizi usia 2-5 tahun hendaknya digunakan kebutuhan prinsip
sebagai berikut:
a) Bahan makanan sumber kalori
b) Berikan sumber protein nabati dan hewani.
c) Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan
makanan lain yang diterima anak.
d) Berilah makanan selingan (makanan ringan).
e. Meningkatkan asupan susu, yogurt, keju atau susu kedelai atau makanan lain yang
berbahan dasar kedelai seperti tahu dan tempe. Dianjurkan pada anak 2 – 3 tahun
mengkonsumsi susu 2 ½ gelas perhari, sementara anak usia 9-18 tahun dianjurkan
b. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi, misalnya hati ayam
a. Memberikan nutrisi secara enteral (lewat mulut) ataupun parenteral (lewat jalur
b. Mencegah kejadian infeksi dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
memperhatikan sirkulasi udara yang cukup, pencahayaan matahari yang cukup dalam
seperti karpet dan sebagainya, memberishkan lantai rumah pagi dan sore.
DAFTAR PUSTAKA
Gaayeb, L., Sarr, J.B., Cames, C., Pincon, C., Hanon J.B., et al., 2014. Effects of malnutrition on
Gebre, A., Reddy, P.S., Mulugeta, A., Sedik, Y., Kahssay, M. 2019. Prevalence of malnutrition
Harvard Health Publishing. 2019. Nutrition for Children. Harvard Medical School:
Health.harvard.edu/topics/nutrition-for-children
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Status Gizi Indonesia Alami Perbaikan. Biro
Partha & Chattopadhyay. 2019. Effectes of malnutrition on child development: Evidence from a
doi:10.1016/j.cegh.2019.01.014.
Rice, A.L., Sacco, L., Hyder, A., Black R.E. Malnutrition as an underlying cause of childhood
Walson & Barkley. 2018. The impact of malnutrition on childhood infections. Curr Opin Infect
WHO. 2005. Malnutrition: quantifying the health impact at national and local levels. Geneva:
WHO.