WASTING (KURUS)
Di Susun Oleh :
NIM 751341121059
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Wasting adalah permasalahan kesehatan yang paling menonjol di Negara-
negara miskin dan negara-negara yang sedang berkembang yang dampaknya sangat
besar. Wasting memberikan dampak peningkatan risiko kesakitan pada anak-anak
bahkan meningkatkan kematian anak. Anak-anak yang wasting akan mudah terkena
penyakit infeksi hal ini karena system kekebalan tubuh anak yang menurun. Jika
kondisi kurang gizi pada usia anak balita terjadi dalam waktu yang lama, maka dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan kesehatannya dimasa depannya (Putri & Wahyono,
2013).
Wasting merupakan kelompok gizi kurang, secara langsung disebabkan oleh
inadekuat nutrisi dan penyakit infeksi sedangkan penyebab pokok masalah gizi
kurang meliputi: ketahanan pangan yang tidak memadai, perawatan ibu dan pelayanan
kesehatan yang tidak memadai (Persagi, 1999). Wasting yang disebabkan oleh deficit
asupan energy yang terjadi secara alamiah sehubungan dengan ketidak tahanan
pangan serta kelaparan (Barasi, 2007). Faktor resiko terjadi wasting meliputi:
pemberian ASI, berat badan bayi lahir, kunjungan ANC, status pekerjaan ibu, tingkat
pendidikan (Ricci dan Becker, 1996). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Olofin et
al. (2013) menyatakan bahwa semua tingkatan malnutrisi baik itu undernutrition (gizi
kurang), wasting, dan stunting (balita pendek) secara signifikan memiliki hubungan
yang kuar terhadap peningkatan angka kematian pada balita, dimana wasting
memiliki asosiasi yang lebih kuat terhadap peningkatan angka kematian balita dari
pada stunting.
Prevalensi kejadian wasting di dunia menurut UNICEF, WHO, World Bank
Group menunjukkan bahwa mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2016 terus
mengalami peningkatan, pada tahun 2016 prevalensi wasting pada balita mencapai
7,7% yang artinya cenderung naik dari prevalensi wasting pada tahun 2013 sebesar
5%. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan namun progresnya
berjalan lambat. Adapun prevalensi wasting tahun 2017 sebesar 7,5% dan tahun 2018
sebesar 7,3%. Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa kejadian wasting pada balita
megalami penurunan yaitu dari 12,1% pada tahun 2013 menjadi 10,2% pada tahun
2018 (Riskesdas, 2018). Walau mengalami penurunan, prevalensi wasting tersebut
masih melebihi target WHO tahun 2025 yaitu <5%. Berbeda dengan wasting,
prevalensi stunting dan underweight menunjukkan tren penurunan. Prevalensi
stunting pada tahun 2013 walau masih cukup tinggi yaitu 25% namun angka tersebut
terus mengalami penurunan menjadi 21,9% pada tahun 2018 dan sudah berada di
bawah taerget WHO 2025 yaitu 40%. Begitupun prevalensi underweight pada tahun
2013 sebesar 15,1% terus mengalami penurunan menjadi 13,3% pada tahun 2018.
E. METODE
Diskusi
F. MEDIA
Power Point
Tahapan
NO Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
waktu
1. Pembukaan 1. Meningkatnya salam 1. Menjawab
( 5 menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
pembelajaran 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan
( 10 menit ) Wasting memperhatikan
2. Menjelaskan faktor resiko 2. Mendengarkan dan
Wasting memperhatikan
3. Menjelaskan tanda-tanda dan 3. Mendengarkan dan
gejala Wasting memperhatikan
4. Menjelaskan Gizi Seimbang 4. Masyarakat
Tentang Wasting bertanya
3. Evaluasi Menanyakan kembali kepada 1. Mendengarkan dan
( 2 menit ) peserta tentang materi yang telah memperhatikan
diberikan dan reinforcement 2. Mendengarkan
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4. Penutup Mempersilahkan fasilitator dari Mendengarkan dengan
( 3 menit ) pembimbing klinik dan seksama dan
pembimbing akademik untuk menjawab salam
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
Ucapan terima kasih
Salam penutup
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Struktur kepanitian seperti seksi perlengkapan di evaluasi apakah
semua perlengkapan yang dibutuhkan pada saat penyuluhan lengkap. Seksi
dokumentasi dievaluasi apakah dokumentasi yang diambil pada saat kegiatan
sesuai dengan kegiatan. Mengevaluasi seksi administrasi dievaluasi ada berapa
orang yang mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Dievaluasi apakah proses kegiatan penyuluhan berjalan sesuai yang
diharapkan atau direncanakan, dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
3. Evaluasi Hasil
Dievaluasi pretest dan postest yang diberikan kepada audiens apakah
sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan ada perubahan
pengetahuan atau tidak ada.
J. SUMBER REFERENSI
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar, 2018
K. LAMPIRAN
Materi
1. Pengertian Wasting
Wasting adalah kondisi ketika berat badan balita menurun sangat
kurang, atau bahkan berada dibawah rentang normal. Balita yang mengalami
wasting umumnya memiliki proporsi tubuh yang kurang ideal. Wasting
membuat berat badan balita tidak sepadan dengan tinggi badan untuk anak
seusianya. Wasting biasanya terjadi karena penurunan berat badan drastic
akibat tidak tercukupinya kebutuhan penyakit yang bisa berujung pada
turunnya berat badan, seperti diare, zat gizi harian anak dan biasanya disertai
dengan satu atau lebih juga bisa mengakibatkan wasting. Anak dikatakan
mengalami wasting ketika hasil pengukuran indicator BB/TB berada di -3
sampai di bawah -2 standar deviasi (SD). Lebih dari itu, anak balita juga bisa
mengalami wasting akut (severe acute malnutrition) ketika indicator BB/TB
menunjukkan angka di bawah -3 SD atau dengan kata lain, wasting akut
adalah kondisi penurunan berat badan yang sudah lebih parah ketimbang
wasting biasa (Kemenkes RI, 2020).