Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN OBESITAS PADA POPULASI DEWASA MELALUI PENGATURAN


MAKAN TINGGI SERAT DAN TINGGI PROTEIN

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Gade Ivan Kresnayana,S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani ( 19089014002)


2. Komang Irma Supriyanti ( 19089014026)
3. Putu Vingky Tamalia ( 19089014052)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN OBESITAS PADA POPULASI DEWASA MELALUI PENGATURAN


MAKAN TINGGI SERAT DAN TINGGI PROTEIN

Pokok Bahasan : Pencegahan Obesitas pada

Sub Pokok Bahasan : 1. Menjelaskan Pengertian obesitas

2. Penyebab terjadinya Obesitas

3. Bahaya dari Obesitas

4. Cara mencegah terjadinya obesitas

Sasaran : Siswa Siswi SMA

Materi : Terlampir

Waktu : 30 menit

Hari / Tanggal :

Tempat : Media Melalui Zoom

Pembicara : Mahasiswa STIKES Buleleng

A. Latar Belakang
Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja
tentunya ingin menampilkan tampilan fisik yang menarik. Banyak remaja putra
berkeinginan membuat tubuhnya sedikit berotot dengan olah raga dan ada yang
mengkonsumsi jamu-jamuan. Pada remaja putri, obesitas menjadi permasalahan yang
cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna yang seringkali diartikan dengan
memiliki tubuh ramping/langsing dan proporsional, merupakan idaman bagi mereka. Hal
ini semakin diperparah dengan berbagai iklan di televisi, surat kabar dan media massa
lain yang selalu menonjolkan figur-figur wanita yang langsing dan iklan berbagai macam
ramuan obat-obatan, makanan dan minuman untuk merampingkan tubuh. Akibatnya
jutaan rupiah uang dibelanjakan untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan-perawatan
guna menurunkan berat badan. Melihat fenomena selama ini tidaklah berlebihan jika
obesita smerupakan salah satu masalah rumit yang seringkali dihadapi remaja. Hal ini
tercermin dalam banyaknya cara dan dana dikeluarkan untuk menurunkan berat badan
(Endy et el, 2004). Data WHO tahun 2000 di seluruh dunia sekitar 1 milyar orang
mengalami kegemukan dan 30% diantaranya mengalami kegemukan berlebih atau
obesitas. Baru-baru ini Internasional Obesity Taskforce mengemukakan bahwa pada
tahun 2011 di seluruh dunia terdapat 2,1 Milyar orang mengalami obesitas atau
kegemukan, dari 2,1 Milyar terdapat 700 juta atau 19,9 % orang mengalami obesitas pada
usia >15 tahun (Usfar, 2011). 2 Di Indonesia, angka prevalensi obesitas juga
menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Data RisKesDas tahun 2007
menunjukan prevalensi obesitas pada penduduk usia > 15 tahun ke atas secara nasional
adalah 19,3 %, di jawa timur prevalensi obesitas mencapai 20,4%. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010, angka overweight dan obesitas
pada penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak 27,1%. Sedang berdasarkan jenis
kelamin, prevalensi obesitas pada perempuan lebih tinggi (26,9%) dibanding lakilaki
(16,3%). Data selama 2010, di Indonesia ternyata prevalensi obesitas pada anak usia > 17
tahun tertinggi berada di jakarta (24,8%), Semarang (24%), Solo (5,3 %), Yogyakarta
(11,4%), surabaya (17,75%) (Ashari, 2013).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum

Dengan adanya penyuluhan in diarapkan dapat menambahkan pengetahuan bagi para


remaja bagaimana pentingnyauntuk menjaga pola makan tinggi nutrisi dan akibat
tidak menjaga pola makan, tidak hidup sehat yang akan menyebabkan obesitas.
b. Tujuan Khusus

1. Siswa Siswi mampu menjelaskan pengertian obesitas pada populasi dewasa


2. Siswa Siswi mampu menjelaskan penyebab terjadinya obesitas
3. Siswa Siswi mampu menjelaskan bahaya dari obesitas
4. Siswa siswi mampu menjelaskan cara mencegah terjadinya obesitas
5. Siswa Siswi mampu menjelaskan cara mengatur pola makan
C. Media
Penyuluhan ( Diskusi dan Sesi tanya jawab )
D. Media
1. Video
2. Power Point
E. Struktur Penyuluhan
1. Penanggung jawab : Ns. Gade Ivan Kresnayana,S.Kep.,M.Kes
2. Leader :
3. Koleader :
4. Fasilitator :

F. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu
Penyuluhan
1. Pendahuluan 1.1 Memberi salam, 1. Menjawab 5 menit
memperkenalkan diri, salam,
dan membuka mendengarkan
penyuluhan. 2. Mendengarkan ,
1.2 Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan 3. Mendengarkan,
1.3 Menjelaskan topik yang memperhatikan
akan disampaikan.
2. Pelaksanaan 2.1 menjelaskan pengertian Memperhatikan 20 menit
masa remaja
a) mengevaluasi Menjawab
pengetahuan audies pertanyaan
tentang pengertian
masa remaja.
b) Mengeapreasiasi Memperhatikan
pengetahuan audies
tentang pengertian
masa remaja.
3. Penutup 3.1 Mengevaluasi Menjawab
pengetahuan audies Pertanyaan yang
tentang materi yang diajukan pemateri
telah sampaikan.
3.2 Menampung jawaban Memperhatikan
yang di berikan audies.
3.3 Mendiskusikan Bersama Memberikan
jawaban dari audies. sumbang saran
3.4 Bersama semua audies
menyimpulkan materi
yang telah dibahas. Memberikan
3.5 Menutup pertemuan dan sumbangan saran
memberi salam.
Memperhatikan dan
membalas salam

G. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur :
Siswa Siswi ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di melalui Media zoom.
b. Evaluasi proses :
Siswa Siswi antusias terhadap materi penyuluhan
Siswa Siswi terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan ( diskusi ).

PENCEGAHAN OBESITAS PADA POPULASI DEWASA


1. Definisi
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu penyakit serius yang dapat mengundang
penyakit yang lebih serius dan berbahaya. Obesitas saat ini menjadi permasalahan dunia
bahkan WHO mendeklarasikan sebagai epidemic global. Menurut Pingkan Palilingan (2010),
banyak sekali risiko gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada remaja yang mengalami
obesitas. Beberapa risiko masalah kesehatan tersebut perlu diperhatikan lebih serius dalam
upaya tindak preventif/pencegahan.
Jumlah penderita obesitas di dunia selalu megalami peningkatan setiap tahunnya.
Peningkatan penderita obesitas juga terjadi di Indonesia, bahkan saat ini Indonesia menempati
peringkat ke-10 di dunia. Berdasarkan profil kesehatan dasar tahun 2013 dapat diketahui
bahwa obesitas pada remaja secara nasional juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Rata-rata penderita obesitas pada tahun 2007 sebesar 10,3% naik menjadi 15,4% pada tahun
2013.
Obesitas adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan lemak akibat kadar
kolesterol tinggi. Penyebab obesitas disebabkan oleh faktor gaya hidup tidak sehat misalnya
kebiasaan makan makanan tinggi gula dan lemak, dan jarang berolahraga fisik. Hal ini
menjadi kombinasi penyebab mengapa seseorang bisa mengalami obesitas. Lantaran,
masuknya kalori ke dalam tubuh namun tidak diimbangi dengan berolahraga aktif untuk
membakar kalori tersebut, sehingga, terjadi penumpukan lemak yang bisa menyebabkan
obesitas.

2. Penyebab Terjadinya Obesitas :


1. Porsi Makan Berlebih dan Kualitas Makanan Menurut Harjatmo (2017), obesitas terjadi
karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar
dan merupakan akumulasi simpanan energi yang berubah menjadi lemak. Porsi makan
yang berlebih terutama makanan yang padat energi dapat menyebabkan terjadinya
penimbunan energi. Energi yang berlebih akan disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan
penghasil energi yang sewaktu-waktu dapat digunakan apabila tubuh kekurangan sumber
energi dari konsumsi makan.
2. Kurang Aktivitas Fisik dan Olahraga Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga menyebabkan
energi yang masuk lebih besar daripada energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi
tersebut disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak. Menurut Purwati (2005), energi yang
masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang seimbang akan
memudahkan seseorang menjadi gemuk. Aktivitas fisik diperlukan untuk proses
pembakaran energi tubuh melalui mekanisme metabolisme tubuh. Gaya hidup dengan
aktivitas fisik yang rendah berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang.
3. Kebiasaan Makan Fast Food dan Cemilan Fast food dan cemilan merupakan makanan
tinggi gula, garam, lemak dan minyak. Remaja memiliki kecenderungan lebih aktif makan
diluar rumah dan banyak mendapat pengaruh dalam pemilihan makanan yang akan
dimakan serta lebih sering ingin mencobacoba, dikarenakan ingin mengikuti trend yang
dianggap kekinian. Kecenderungan lebih aktif makan diluar menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi fast food dan cemilan. Menurut Kurdanti, et al. (2015), konsumsi
fast food pada remaja yang semakin sering berisiko 2,47 kali mengalami obesitas
dibandingkan dengan remaja yang jarang mengonsumsi fast food.
4. Hormon Hormon dan hasil metabolisme akan meningkat di darah dan jaringan tubuh saat
melakukan aktivitas olahraga. Menurut Radomski (1998), banyak faktor yang
mempengaruhi regulasi pelepasan hormon sewaktu olahraga yang menyebabkan
peningkatan metabolisme. Peningkatan metabolisme dapat membakar lemak di dalam
tubuh dan membebaskan panas (Darmoutomo, E., 2007: 31).
5. Psikologis Faktor psikologis yaitu emosional berhubungan erat dengan rasa lapar dan
nafsu makan. Hal ini disebabkan karena sejumlah hormon akan disekresi sebagai
tanggapan dari keadaan psikologis sehingga terjadi peningkatan metabolisme energi yang
dipecah dan digunakan untuk melakukan aktivitas, namun jika seseorang yang mengalami
stress tidak melakukan aktivitas fisik yang mampu membakar energi maka kelebihan
energi tersebut akan disimpan sebagai lemak. Proses ini akan menyebabkan glukosa darah
menurun sehingga menyebabkan rasa lapar pada orang yang sedang mengalami tekanan
psikologis (Purwati, S., 2005: 42).
6. Tidak Cukup Tidur Berdasrkan penelitian yang dilakukan oleh Warwick Medical School
di University of Warwick, peneliti menemukan bahwa seseorang yang tidak cukup tidur
dapat berisiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas. Kurang tidur dapat menyebabkan
obesitas melalui peningkatan nafsu makan akibat dari perubahan hormonal.

3. Bahaya Dari Obesitas


1. Jantung dan Stroke
Penyakit jantung dan stroke menjadi salah satu jenis penyakit yang paling ditakuti
oleh masyarakat dunia. Di mana, seseorang yang mengalami obesitas dengan lingkar
pinggang lebih dari 89 cm untuk wanita dan pria 102 cm sangat rentan terkena penyakit
jantung.
Tingginya kadar kolesterol saat obesitas bisa berisiko menyumbat pembuluh darah ke
jantung. Sehingga, pasokan sel darah merah dan oksigen ke jantung menjadi terganggu. Di
mana, hal ini bisa menyebabkan gangguan detak dan irama jantung yang bisa berpotensi
mengakibatkan stroke.
2. Sleep Apnea
Obesitas adalah salah satu pemicu sleep apnea, gangguan tidur yang membuat
seseorang berhenti bernafas sementara waktu. Kondisi ini bisa terjadi kepada penderita
obesitas karena memiliki lebih banyak lemak di leher, sehingga melapisi saluran udara di
belakang tenggorokan. Di mana, lemak tersebut membuat saluran udara di leher semakin
sempit dan akhirnya menyebabkan masalah pernafasan.
3. Diabetes
Diabetes bisa dipicu oleh obesitas yang diakibatkan karena terlalu banyak
mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan kamu rentan terkena diabetes tipe 2. Namun bukan hanya karena banyak
mengonsumsi makanan mengandung gula saja, melainkan ketika kamu mengonsumsi
makanan kurang sehat juga bisa memicu diabetes. Bahkan, penumpukan glukosa dalam
darah bisa menyebabkan rusaknya pembuluh darah, dan mengakibatkan risiko terkena
serangan jantung, stroke, dan gangguan ginjal.
4. Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit radang sendi yang diakibatkan oleh penipisan dan
kerusakan tulang rawan. Jenis penyakit tulang ini bisa dipicu dari obesitas. Lantaran, tulang
lutut harus menanggung beban 6-7 kali berat badanmu saat berdiri. Bila kamu memiliki
berat badan 100 kg berarti lutut kamu harus menanggung beban seberat 600-700 kg.
Semakin berat tubuhmu, kamu berisiko mengalami osteoartritis akibat obesitas.

4. Cara Mencegah Terjadinya Obesitas


1. Rajin Beraktivitas dan Berolahraga Obesitas dapat dicegah dengan cara tidak menerapkan
gaya hidup kurang gerak atau yang biasa disebut dengan sedentary life style serta aktif
melakukan kegiatan olahraga. Olahraga yang dianjurkan merupakan olahraga yang bersifat
aerobik atau menggunakan oksigen dalam pembentukan energinya.
2. Mengurangi Porsi Makan dan Mengatur Kualitas Makanan Porsi makan yang dikonsumsi
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh agar energi yang masuk tidak lebih banyak
dari energi yang dikeluarkan. Kualitas dari makanan yang dikonsumsi juga perlu
diperhatikan, selain zat gizi. makronutrien sebagai penghasil energi, maka konsumsi
makanan juga harus memperhatikan kebutuhan gizi mikronutrien seperti zat besi, vitamin,
mineral, dll.
3. Mengurangi Konsumsi Fast Food dan Cemilan Fast food dan cemilan merupakan makanan
yang banyak mengandung gula, lemak dan garam. Konsumsi fast food dan cemilan yang
berlebih menyebabkan risiko obesitas meningkat.
4. Mengatur Pola dan Waktu Tidur Remaja yang mempunyai pergaulan yang luas harus pintar
mengatur waktu dalam berkegiatan tidak terkecuali waktu dan pola tidur. Waktu dan pola
tidur berkaitan erat dengan kejadian obesitas. Saat tidur kebutuhan energi akan berkurang
karena minim aktivitas (Safitri, A. M., 2018).
Daftar Pustaka

Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY deviwulandari0512

Harjatmo, T. P., Par’i, H. M., Wiyono, S. 2017. Bahan Ajar Gizi: Penilaian Status Gizi. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Instagram @p2ptmkemenkesRI (diakses pada 15

Januari 2019)

Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N.H., et al. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia., Vol.11, 179-190.

Anda mungkin juga menyukai