OBESITAS
DISUSUN OLEH :
F. Pengorganisasian
Keterangan :
: Moderator
: Notulen
: Observer
: Fasilitator
: Masyarakat
: Media
G. Kegiatan Penyuluhan
H. Evaluasi Hasil
1. Definisi Obesitas ?
2. Penyebab Obesitas ?
3. Manifestasi Klinis Obesitas ?
4. Klasifikasi Obesitas ?
5. Menjelaskan Komplikasi ?
6. Menjelaskan Skrining Obesitas ?
7. Menjelaskan Pencegahan dan Penanganan Obesitas ?
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Definisi Obesitas
Menurut (Indra, 2013: 143), obesitas atau yang biasa disebut dengan kegemukan
adalah suatu keadaan dimana seseorang kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori yang
masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi
tubuh, dengan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak
(Sherwood, 2012).
B. Penyebab Obesitas
Menurut (Indra, 2013: 144) obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab yaitu:
a. Gaya hidup
Obesitas bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satu faktornya adalah karena
asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup
atau sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak). Padahal, aktivitas yang
cukup diperlukan untuk membakar kelebihan energi yang ada. Jika hal ini tidak
terjadi, maka kelebihan energi akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam
sel-sel lemak.
b. Genetik
Hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas adalah faktor genetik
yaitu sebanyak 25-35%. Jadi, jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
obesitas, maka akan memiliki risiko yang lebih tinggi menderita obesitas
dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Pada hasil penelitian yang dilakukan (Puspita, 2014) bahwa terdapat hubungan
faktor herediter terhadap kejadian obesitas. Hasil penelitian ini didukung dengan
1
hasil penelitian yang dilakukan oleh Maddah dan Nikooyeh (2009) yang
menyimpulkan bahwa kedua orangtua obesitas atau overweight berhubungan
dengan kejadian obesitas pada anak-anak. Selain itu berdasarkan penelitian yang
dilakukan Rahmawati (2009) menyimpulkan bahwa anak yang terlahir dari keluarga
yang obesitas merupakan penagruh yang secara genetic untuk mempunyai berat
badan obesitas.
c. Emosional
Sebuah pandangan popular adalah abhwa obesitas bermula dari masalah
emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti
anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih saying ibu atau kelebihan makan
adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam
kehidupannya. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa orang gemuk biasanya
tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan/ tekanan batinnya lebih
diakibatkan sebagai hasil dari kegemukannya.
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih
banyak apabila mereka tegang atau cemas dan ekperimen membuktikan
kebenarannya. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak
menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah
menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan
kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun
film yang membosankan (Hasdianah, 2014:74).
e. Kurang gerak/olahraga
Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu per tiga pengeluaran energi
seseorang dengan berat badan normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat
berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori
yang hilang. Kekurangan aktivitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat,
obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat
dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi
turunnya metabolism basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam
penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga
karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal (Hasdianah,
2014:73).
f. Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika
seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol
kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi
gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka
orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan
dengan kegemukan (Hasdianah, 2014:75).
- Dagu rangkap
- Leher relative pendek
- Dada menggembung dengan payudara yang membesar mengandung lemak
- Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai umumnya
berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel
menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tak sedap
- Pada anak laki-laki penis tampak kecil karena terbenam dalam jaringan lemak
suprapubik (Irwan, 2016:108).
D. Klasifikasi Obesitas
Secara umum Obesitas dapatdibagi menjadi beberapa bagian antara lain
a. Obesitas primer : Disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi asupan makanan, yaitu asupan makanan berlebih dibandingkan
kebutuhan energi yang diperlukan.
b. Obesitas sekunder : Disebabkan oleh adanya penyakit / kelainan congenital
(mielodisplasia), endokrin, atau kondisi lain.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan > 100% (Indra, 2013: 143)
E. Komplikasi Obesitas
1. Hipertensi : Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan
kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volume
darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah
berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes : Obesitas merupakan penyebab utama DM tipe
3. Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh
negatif terhadap kesehatan.
4. Dislipidemia : Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol
(jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan
kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentuknya aterosklerosis.
5. Penyakit jantung koroner dan Stroke : Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit
kardiovaskular akibat aterosklerosis.
6. Osteoartritis : Morbidobesity memperberat beban pada sendi-sendi.
7. Apnea tidur : Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
8. Kanker : Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BB misalnya pada perempuan
kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker
kolon, rektum danprostat.
9. Penyakit perlemakan hati : Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap
penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non
alcoholic steatohepatitis (NASH)yang dapat berkembangmenjadisirosis.
10. Penyakit kandung empadu : Orang dengan BB dapat menghasilkan banyak
kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
F. Skrining Obesitas
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara atau metode antara lain pengukuran IMT
(Index Massa Tubuh), serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul (Sonmez et al.,
2003).
a. Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi tubuh,
perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. Metode ini dilakukan dengan
cara menghitung BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB
adalah tinggi badan dalam meter (Arora, 2008). Adapun cara penilaiannya adalah
menggunakam formulasi berikut:
Berat badan(kg)
IMT =
Tinggi badan(m)2
Hasdianah. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hendra, Christme. 2016. Faktor-Faktor Risiko Terhadap Obesitas Pada Remaja di Kota Bitung.
Hikam, Aslakhul. 2010. Panduan Hidup Sehat & Bugar Super Lengkap. Yogyakarta: GETAR
HATI.
Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta:
ANDI.