Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OBESITAS

DISUSUN OLEH :

CHRISTANTI INDRIANI PONTOH

NIM : 16010 010

STIKES HUSADA MANDIRI POSO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


SATUAN ACARA PENYULUHAN
OBESITAS

Pokok Pembahasan : Masalah Gizi


Sub pokok pembahasan : Obesitas
Sasaran : Masyarakat
Hari/tanggal : Sabtu, 22 Desember 2018
Jam : 09.00 s/d 09.30 Wita
Waktu : 30 menit
Tempat : Kelurahan Bukit Bambu
Penyuluh : Christanti Indriani Pontoh
A. Latar Belakang
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita
memiliki lemak tubuh yang lebih banyak di bandingkan pria. Perbandingan yang normal
antara lemak tubuh dengan berat badan sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada
pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari
25% di anggap mengalami obesitas.
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat
menganggu kesehatan(WHO, 2011). Berdasarkan data WHO, terdapat 1,6 miliar orang
dewasa yang memiliki berat badan berlebih(overweight) dan 400 juta di antaranya
mengalami obesitas atau kegemukan(WHO, 2011). Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak
dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal
(Sumanto, 2009). Sedangkan di indonesia menurut data Riset Kesehatan
Dasar(RisKesdas) pada tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk
berusia 15 tahun adalah 10,3%(laki-laki 13,9%), perempuan 23,8%)(Depkes RI, 2009).
B. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
masalah gizi yang sering terjadi terutama obesitas.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat mampu :

1. Menjelaskan Definisi Obesitas


2. Menjelaskan Penyebab Obesitas
3. Menjelaskan Manifestasi Klinis Obesitas
4. Menjelaskan Klasifikasi Obesitas
5. Menjelaskan Komplikasi
6. Menjelaskan Skrining Obesitas
7. Menjelaskan Pencegahan dan Penanganan Obesitas
C. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Definisi Obesitas
2. Penyebab Obesitas
3. Manifestasi Klinis Obesitas
4. Klasifikasi Obesitas
5. Komplikasi
6. Skrining Obesitas
7. Pencegahan dan Penanganan Obesitas
D. Media
 Leaflet
E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab

F. Pengorganisasian
Keterangan :
: Moderator

: Pemateri (Christanti Indriani Pontoh)

: Notulen

: Observer

: Fasilitator

: Masyarakat

: Media

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Media

1 Pembuka 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


an 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
(5 menit) memperhatikan
3. Menggali 3. Menjawab pertanyaan
pengetahuan peserta
tentang obesitas
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
Penyuluhan memperhatikan
5. Membuat kontrak 5. Menyetujui kontrak
waktu waktu
2 Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan Leaflet
Inti (20  Definisi Obesitas memperhatikan
menit) penjelasan Penyuluh
 Penyebab
Obesitas
 Manifestasi Klinis
Obesitas
 Klasifikasi
Obesitas
 Komplikasi
obesitas
 Skrining Obesitas
 Pencegahan dan
Penanganan
Obesitas 2. Aktif bertanya
2. Memberikan
kesempatan untuk
3. Mendengarkan
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan
(5 menit) materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi peserta 2. Menjawab pertanyaan
atas penjelasan yang yang diberikan
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam

H. Evaluasi Hasil
1. Definisi Obesitas ?
2. Penyebab Obesitas ?
3. Manifestasi Klinis Obesitas ?
4. Klasifikasi Obesitas ?
5. Menjelaskan Komplikasi ?
6. Menjelaskan Skrining Obesitas ?
7. Menjelaskan Pencegahan dan Penanganan Obesitas ?
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Definisi Obesitas

Menurut (Indra, 2013: 143), obesitas atau yang biasa disebut dengan kegemukan
adalah suatu keadaan dimana seseorang kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori yang
masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi
tubuh, dengan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak
(Sherwood, 2012).

Obesitas didefinisikan sebagai kandungan lemak berlebih pada jaringan adiposa.


Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan (Sugondo, 2009).

B. Penyebab Obesitas

Menurut (Indra, 2013: 144) obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab yaitu:

a. Gaya hidup
Obesitas bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satu faktornya adalah karena
asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup
atau sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak). Padahal, aktivitas yang
cukup diperlukan untuk membakar kelebihan energi yang ada. Jika hal ini tidak
terjadi, maka kelebihan energi akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam
sel-sel lemak.

b. Genetik
Hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas adalah faktor genetik
yaitu sebanyak 25-35%. Jadi, jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
obesitas, maka akan memiliki risiko yang lebih tinggi menderita obesitas
dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Pada hasil penelitian yang dilakukan (Puspita, 2014) bahwa terdapat hubungan
faktor herediter terhadap kejadian obesitas. Hasil penelitian ini didukung dengan
1
hasil penelitian yang dilakukan oleh Maddah dan Nikooyeh (2009) yang
menyimpulkan bahwa kedua orangtua obesitas atau overweight berhubungan
dengan kejadian obesitas pada anak-anak. Selain itu berdasarkan penelitian yang
dilakukan Rahmawati (2009) menyimpulkan bahwa anak yang terlahir dari keluarga
yang obesitas merupakan penagruh yang secara genetic untuk mempunyai berat
badan obesitas.

c. Emosional
Sebuah pandangan popular adalah abhwa obesitas bermula dari masalah
emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti
anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih saying ibu atau kelebihan makan
adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam
kehidupannya. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa orang gemuk biasanya
tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan/ tekanan batinnya lebih
diakibatkan sebagai hasil dari kegemukannya.
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih
banyak apabila mereka tegang atau cemas dan ekperimen membuktikan
kebenarannya. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak
menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah
menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan
kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun
film yang membosankan (Hasdianah, 2014:74).

d. Kerusakan pada salah satu bagian otak


Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian
otak yang disebut hipotalamus. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi
penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan
(awal atau pusat makan), hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas
merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau
minum dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infuse).
Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi
rakus dan kegemukan (Hasdianah, 2014:72).

e. Kurang gerak/olahraga
Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu per tiga pengeluaran energi
seseorang dengan berat badan normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat
berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori
yang hilang. Kekurangan aktivitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat,
obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat
dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi
turunnya metabolism basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam
penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga
karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal (Hasdianah,
2014:73).

f. Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika
seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol
kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi
gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka
orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan
dengan kegemukan (Hasdianah, 2014:75).

C. Manifestasi Klinis Obesitas


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Obesitas bisa menyebabkan
berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk
osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki), juga kadang-
kadang sering ditemukan kelainan kulit. Obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala
sebagai berikut:

- Dagu rangkap
- Leher relative pendek
- Dada menggembung dengan payudara yang membesar mengandung lemak
- Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai umumnya
berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel
menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tak sedap
- Pada anak laki-laki penis tampak kecil karena terbenam dalam jaringan lemak
suprapubik (Irwan, 2016:108).
D. Klasifikasi Obesitas
Secara umum Obesitas dapatdibagi menjadi beberapa bagian antara lain

a. Obesitas primer : Disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi asupan makanan, yaitu asupan makanan berlebih dibandingkan
kebutuhan energi yang diperlukan.
b. Obesitas sekunder : Disebabkan oleh adanya penyakit / kelainan congenital
(mielodisplasia), endokrin, atau kondisi lain.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan > 100% (Indra, 2013: 143)
E. Komplikasi Obesitas
1. Hipertensi : Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan
kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volume
darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah
berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
2. Diabetes : Obesitas merupakan penyebab utama DM tipe
3. Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh
negatif terhadap kesehatan.
4. Dislipidemia : Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol
(jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan
kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentuknya aterosklerosis.
5. Penyakit jantung koroner dan Stroke : Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit
kardiovaskular akibat aterosklerosis.
6. Osteoartritis : Morbidobesity memperberat beban pada sendi-sendi.
7. Apnea tidur : Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
8. Kanker : Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BB misalnya pada perempuan
kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker
kolon, rektum danprostat.
9. Penyakit perlemakan hati : Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap
penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non
alcoholic steatohepatitis (NASH)yang dapat berkembangmenjadisirosis.
10. Penyakit kandung empadu : Orang dengan BB dapat menghasilkan banyak
kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
F. Skrining Obesitas
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara atau metode antara lain pengukuran IMT
(Index Massa Tubuh), serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul (Sonmez et al.,
2003).

a. Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi tubuh,
perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. Metode ini dilakukan dengan
cara menghitung BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB
adalah tinggi badan dalam meter (Arora, 2008). Adapun cara penilaiannya adalah
menggunakam formulasi berikut:
Berat badan(kg)
IMT =
Tinggi badan(m)2

b. Rasio lingkar pinggang – panggul (RLPP)


Pola penyebaran lemak tubuh tersebut dapat ditentukan oleh rasio lingkar
pinggang dan panggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan
panggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran
panggul (Arora, 2008).

G. Pencegahan dan Penanganan Obesitas


a. Merubah gaya hidup : Diawali dengan merubah kebiasaan makan. Mengendalikan
kebiasaan ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati
makanan dan meningkatkan aktifitas fisik pada kegiatan sehari-hari. Meluangkan
waktu berolahraga secara teratur sehingga pengeluaran kalori akan meningkat dan
jaringan lemak akan dioksidasi (Sugondo, 2008).
b. Terapi Diet : Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi makanan dengan
jumlah kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara
benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi nasi dan makanan
berlemak, serta mengkonsumsi makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi
tidak menggemukkan karena jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang
mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah yang tidak terlalu manis (Sugondo,
2008).
c. Aktifitas Fisik Peningkatan : Aktifitas fisik merupakan komponen penting dari
program penurunan berat badan, walaupun aktifitas fisik tidak menyebabkan
penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan. Untuk
penderita obesitas, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitas sebaiknya
ditingkatkan secara bertahap. Penderita obesitas dapat memulai aktifitas fisik dengan
berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan
dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu (Sugondo, 2008).
d. Terapi perilaku : Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya,
diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi
diet dan aktifitas fisik. Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap
kebiasaan makan dan aktifitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan
masalah, contigency management, cognitive restructuring dan dukungan sosial
(Sugondo, 2008).
e. Farmakoterapi : Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam
program manajemen berat badan. Sirbutramine dan orlistat merupakan obat-obatan
penurun berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan jangka panjang.
Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat
badan dan mempertahankannya. Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30
persen. Dengan pemberian orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak
karena terjadi malabsorpsi parsial (Sugondo, 2008).
f. Pembedahan : Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi
obesitas. Pembedahan dilakukan hanya kepada penderita obesitas dengan IMT ≥40
atau ≥35 kg/m2 dengan kondisi komorbid. Bedah gastrointestinal (restriksi gastrik/
banding vertical gastric) atau bypass gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi
penurunan berat badan dengan resiko operasi yang rendah (Sugondo, 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Hasdianah. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hendra, Christme. 2016. Faktor-Faktor Risiko Terhadap Obesitas Pada Remaja di Kota Bitung.

Hikam, Aslakhul. 2010. Panduan Hidup Sehat & Bugar Super Lengkap. Yogyakarta: GETAR
HATI.

Indra, Dewi. 2013. Prinsip-Prinsip Ahli Gizi. Jakarta: Dunia Cerdas.

Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta:
ANDI.

Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.

Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Anda mungkin juga menyukai