OLEH
A1911144011111
LEMBARAN PENGESAHAN
MENGETAHUI MENYETUJUI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan Keperawatan Keluarga ini
kesusahan namun berkat bimbingan yang diberikan dari berbagai pihak dalam
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang terkait yang telah
memberi dukungan dan juga bimbingan kepada saya. Ucapan terima kasih ini saya
tujukan kepada :
2. Kepala UPT. Puskesmas Pasundan dr. Panuturi Ratih RT. Sinaga berserta
berjalan lancar.
3. Pihak RT. 03 kelurahan Kampung Jawa selaku lahan praktik, dan telah
dengan lancar.
keluarga.
Penulis menyadari bahwa laporan masih sederhana jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan
Penulis
5
Daftar Pustaka
LEMBARAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
Daftar Pustaka v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. 6
B. 6
C. 7
D. 7
BAB II LANDASAN TEORI GASTRITIS 4
A. 9
B. 9
C. 10
D. 13
E. 14
F. 14
G. 15
H. 15
I. 16
BAB III PEMBINAAN KELUARGA 14
A. 18
B. 26
C. 30
D. 31
E. 33
BAB IV PENUTUP 31
A. 34
B. 34
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN – LAMPIRAN 34
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
kesehatan keluarga dan mendata semua tentang pasien yang membantu menunjang
kesehatan pasien.
a. Tujuan umum
menerapkan masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
kemasyarakatan.
b. Tujuan khusus
sendiri
7
C. Metode
a. Umum
keluarga yang dibina dalam kelompok masyarakat kecil dan telah mendapat
b. Khusus
tanggung jawab dengan keluarga, tokoh masyarakat, tetangga dan yang lainnya
D. Batasan Masalah
1. Mengingat target waktu yang relatif singkat dan kemampuan penulis terbatas,
oleh karena itu penulis hanya memilih keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
8
2. Ny. N keluarga binaan RT. 03 mempunyai masalah gastritis dan dia siap dibina.
9
BAB II
A. Definisi
Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal
dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan.
Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan-makanan
Smelzer2002)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut
Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono,
makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks empedu, terapi radiasi ( KMB& vol 2 :1062 )
B. Etiologi
berikut :
10
1. Gastritis Akut
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2. Gastritis Kronik
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
C. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari
bahan makanan dan minuman garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.
menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat. (2) perfusi mukosa lambung yang
daerah infark kecil: tidak terganggu. Hal tersebut yang membedakannya dengan
gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis
karena bahan kima dan obat menyebabkan mucosal barier rusak sehingga difusi
11
balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan
dilakukan reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus
Gastritis erosif akut (disebut juga gastritis reaktif) dapat terjadi karena
pajanan beberapa faktor atau agen termasuk OAINS, kokain, refluks garam
empedu, iskemia, radiasi yang mengakibatkan kondisi hemoragi, erosi, dan ulkus.
Akibat pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada bagian distal atau yang
mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada kondisi lama akan
infeksi oleh H. pylori pada individu tergantung dari faktor usia, sosioekonomi, dan
ras. Pada beberapa studi di Amerika serikat, didapatkan infeksi H.pylori pada
anak-anak sebesar 20%, pada usia 40 tahunan sebesar 50%, dan pada usia lanjut
H.pylori. Proses bagaimana bakteri ini melakukan transmisi pada manusia masih
12
belum diketahui secara pasti, tetapi pada beberapa studi dipercaya bahwa
transimisi bakteri antara individu satu ke individu lain dapat terjadi melalui rute oral-
fekal, selain itu, dapat juga karena mengkonsumsi air atau makanan yang
terkontaminasi .Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan golongan ekonomi
rendah, akibat buruknya sanitasi dan buruknya status higiene nutrisi (Weck, 2009).
yang masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan mukus. Proteksi lapisan ini
akan menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi
imun dan akibat umum dari gangguan sistem pernapasan. Infeksi virus dari
penurunan imunitas seperti kanker pasca transplantasi organ, dan AIDS. Kondisi
dimana mukosa memerah, edematosa dan ditutupi oleh mukus yang melekat,
erosi kecil, serta perdarahan (sering timbul). Derajat peradangan sangat bervariasi
2. Gastritis Kronis
13
muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan
iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel
desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka
akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini
juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan
darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999:
162).
D. Klasifikasi
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
2. Gastritis kronis
lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah
14
yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung
tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang
E. Manifestasi Klinis
1. Gastritis akut
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat
timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit
perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan
2. Gastritis kronis
Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan
penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan
F. Komplikasi
a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik,
15
terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. Gangguan cairan
b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Ulkus peptikum juga
keganasan lambung.
G. Prognosis
b. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe
A.
c. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis
yang berulang.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi: akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknyatersebar.
4. Analisa cairan lambung: untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL
5. Pemeriksaan barium
6. Radiologi abdomen
atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
10. Minum barium dengan foto rontgen= dilakukan untuk membedakan diganosa
11. Angiografi= vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi
perdarahan.
12. Amilase serum= meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis
I. Penatalaksanaan
Secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung
1. Gastritis Akut :
perforasi.
17
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
f. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
g. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2. Gastritis Kronis :
BAB III
PEMBINAAN KELUARGA
A. Pengkajian
1. Identitas Umum
Nama : Tn.EB
Pendidikan : Sarjana S1
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. Telp :-
b. Komposisi Keluarga
Tabel 3.1
c. Genogram
Gambar 3.1
d. Tipe Keluarga
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut bila salah satu keluarga sakit
e. Suku bangsa(etnis)
Selalu ikut bila ada kegiatan agama misalnya, 7 bulanan dan selamatan yang
Pola berbusana keluarga sudah modern, sedangkan pola diet tradisional dan modern.
Selalu bermusyawarah bersama anggota keluarga yang lain, namun tetap kepala
Seluruh anggota keluarga muslim/islam dan selalu aktif setiap acara keagamaan
Selain suami Ny. N yang bekerja Ny.N pun berkerja di intansi swasta untuk kebutuhan
keluarga cukup dan untuk biaya keperluan lainnya (misalnya, bayar air, listrik,
l. Aktivitas keluarga
mengunjungi keluarga di luar kota .hari biasa mereka berkerja dan sekolah.
Anak tertua usia 17 tahun masih bersekolah jenjang menegah keatas pada
tahap remaja.
Ada tahapan anak menuju remaja dan tahapan menuju kearah dewasa
21
karena sebagian berada di luar pulau Kalimantan (Pulau Jawa). Kalau dari
pihak Ny. N, ayah beliau meninggal disaat usia 2 tahun dengan sakit darah
Ibunya sendiri saat ini menderita sakit darah tinggi, sering berobat ke praktek
dr. Lany kadang ke Rumah Sakit Dirgahayu poli syaraf dan setiap tanggal 19
Tabel 3.2
BPJS
4. Pengkajian lingkungan
a. Karateristik rumah
22
3) Denah rumah
Gambar 3.2
Rumah terdiri 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, terlihat ada
5) Dapur
Terlihat sempit tapi bersih, air PDAM air bersih tertutup, hanya tidak
6) Kamar mandi
tampak berkeliaran.
Merasa nyaman dan aman tinggal dirumah ini suasana hangat dan
harmonis.
Orang tua Ny. N adalah penduduk lama di gang BDN sejak tahun 1965 sampai
sekarang
5. Struktur keluarga
banjar
24
musyawarah
c. Struktur peran
anak-anak
Dalam kehidupan setiap hari menjalani hidup sesuai ajaran agama islam.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi Apektif
b. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
8. Pemeriksaan fisik
No Keterangan KK IK A1 A2
Tabel 3.2
Penampilan Umum
72kg 60kg 45kg 40kg
a. BB
1. 175cm 150cm 150cm 145cm
b. TB
2.43 2.5 3.33 3.62
c. IMT
TTV
110/70mmhg 120/80mmhg
a. TD
80 x/mnt 80x/mnt
2. b. Nadi Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
36 c 36 c
c. Suhu
20 x/mnt 20x/mnt
d. RR
Bagian Kepala
Lurus Lurus
a. Rambut
Merah Merah
b. Konjungtiva
Muda Muda
3. c. Sclera Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Putih Putih
d. Telinga
Bersih Bersih
e. Hidung
bersih bersih
f. Mulut
Thorax
Normal
4. a. Jantung Tidak di periksa Tidak di periksa
Tidak diperiksa
sonor
b. Paru
26
9. HARAPAN KELUARGA
B. Masalah
1. Analisa Data
Tabel 3.3
DO. :-
2. Prioritas Masalah
Tabel 3.4
S B
k o
No Kriteria a b Skoring Pembenaran
l o
a t
Sifat Masalah Ketidakmampuan
1. - Tidak / kurang sehat 3 2/3x1 menggunakan
- Ancaman Kesejahteraan 2 1 =0,67 pelayanan kesehatan
28
- Keadaan kesejahteraan 1
JUMLAH 4,34
Tabel 3.5
S B
k o
No Kriteria a b Skoring Pembenaran
l o
a t
29
JUMLAH 4
C. Rencana Keperawatan
2. Kurang pengetahuan Ny. N tentang - Setelah Setelah dilakukanNy.n dan keluarga dapat
nutrisi pada penderita maag diberikan kunjungan 1 menyebutkan tentang:
berhubungan dengan tentang penyuluhan hari 45 menit
Pengertian penyakit maag
asupan nutrisi yang baik tentang diharapkan faktor-faktor yang
penyakitnya keluarga menyebabkannya
DS: dan meng- mampu me- Cara penangannya
- Ny.n mengatakan sakit antisipasi ngenal
maag yang dieritanya penyakit bila masalah maag
sering kambuh,bila tdk kambuh dan pen-
berhati-hati dalam - Ny. N dan cegahan ber-
memilih makanan keluarga ulang
- Jika asam lambung dapat
meningkat langsung merawat
mual,pusing berputar keluarga yg
perut melilit sakit
DO:-
D. Tindakan Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
30 November 2019
S : Ny. N mengatakan saat ini keadaan nya sudah sehat perut terasa nyama
(17:00) dan tumit tidak nyeri lagi.
P : Intervensi di hentikan
BAB IV
PENUTUP
1. Faktor Penunjang
pengkajian
2. Faktor Penghambat
rumah dan juga kurangnya faktor pengetahuan penulis yang kurang tentang
1. Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
laambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel
radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan penyakit tunggal tapi terbentuk dari
beberapa kondisi.
helicobacter pylori. Faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus
DAFTAR PUSTAKA
Acton, A (2013). Gastritis: New Insight for The Healthcare Professional. Atlanta: Scholary
Editions
Malfertheiner, P & Distchuneit, H (2012). Helicobacter pylori, Gastritis, and Peptic Ulcer.
Wurzburg : Springer Science & Bussines Media
Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Penyakit Maag). Jakarta
: Pustaka Populer Obor
Ramayulis, R (2016). DiET : Untuk Penyakit Kompliasi. Jakarta : Penebar Swadaya Grup
Smeltzer, SC Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner & Suddarth,
Ed 8. Jakarta : EGC
Zakaria, R (2016). Pengetahuan tentang pola makan yang benar dan Sikap alam
mencegah kekambuhan gastritis kronis. Ponorogo, Indonesia, Muhmmadiyah
University of Ponorogo. Skripsi Tesis
37
LAMPIRAN – LAMPIRAN