Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA NY. N

DENGAN MASALAH GASTRITIS

RT 03, KAMPUNG JAWA, SAMARINDA ULU

OLEH

MURNITA BAYU AMI SARTIKA WAHYUNI

A1911144011111

PROGRAM PERCEPATAN STUDI (AFIRMASI)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA


2

LEMBARAN PENGESAHAN

MENGETAHUI MENYETUJUI

KETUA PRODI PEMBIMBING

Bonifasius Hat.MSN Yovita Erin Sastrini.M.kes


3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan Keperawatan Keluarga ini

dengan waktu yang kami gunakan semaksimal mungkin.

Dalam penyusunan laporan ini penulisan banyak mengalami hambatan dan

kesusahan namun berkat bimbingan yang diberikan dari berbagai pihak dalam

penyusunan laporan keperawatan keluarga maka.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang terkait yang telah

memberi dukungan dan juga bimbingan kepada saya. Ucapan terima kasih ini saya

tujukan kepada :

1. Bernarda Tetting,BSN., MSN. Selaku ketua STIKES DIRGAHAYU.

2. Kepala UPT. Puskesmas Pasundan dr. Panuturi Ratih RT. Sinaga berserta

staf. Selaku perantara mahasiswa dan masyarkat sehingga praktik dapat

berjalan lancar.

3. Pihak RT. 03 kelurahan Kampung Jawa selaku lahan praktik, dan telah

mengijinkan mahasiswa dan masyarakat sehingga praktik dapat berjalan

dengan lancar.

4. Yovita Erin Sastrini M.Kes Selaku dosen pembimbing asuhan keperawatan

keluarga.

5. Teman – teman afirmasi STIKES DIRGAHAYU program studi D III

Keperawatan tahun 2019/2020


4

Penulis menyadari bahwa laporan masih sederhana jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan

keperawatan keluarga ini bermanfaat.

Samarinda, 25 November 2019

Penulis
5

Daftar Pustaka

LEMBARAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
Daftar Pustaka v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. 6
B. 6
C. 7
D. 7
BAB II LANDASAN TEORI GASTRITIS 4

A. 9
B. 9
C. 10
D. 13
E. 14
F. 14
G. 15
H. 15
I. 16
BAB III PEMBINAAN KELUARGA 14

A. 18
B. 26
C. 30
D. 31
E. 33
BAB IV PENUTUP 31

A. 34
B. 34
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN – LAMPIRAN 34
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Asuhan Keperawatan Keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui

Praktek Keperawatan dengan sasaran keluarga bertujuan untuk menyelesaikan

masalah kesehatan. Yang dialami keluarga dan menggunakan pendekatan proses

keperawatan secara umum. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga adalah

ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara

mandiri (Suprajtpno, 2004) .

B. Tujuan

Tujuan pembinaan ini adalah untuk membantu keluarga dalam menghargai

kesehatan keluarga dan mendata semua tentang pasien yang membantu menunjang

kesehatan pasien.

a. Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk

menerapkan masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan

manusia, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keberadannya dalam

kemasyarakatan.

b. Tujuan khusus

a. Meningkatkan kesadaran pada usia dewasa untuk membina kesehatan

sendiri
7

b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk

keluarga dalam melayani dan mengatasi kesehatan usia dewasa.

c. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesadaran usia dewasa

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

C. Metode

a. Umum

Observasi langsung dilakukan melalui pendekatan langsung kepada

keluarga yang dibina dalam kelompok masyarakat kecil dan telah mendapat

rekomendasi langsung baik dari pihak Puskesmas Pasundan maupun keluarga

Kampung Jawa dan juga ketua RT 03 tempat.

b. Khusus

Mengadakan kunjungan ke rumah Ny. N mengkaji informasi tentang

tanggung jawab dengan keluarga, tokoh masyarakat, tetangga dan yang lainnya

tentang hubungan keluarga ini dengan masyarakat setempat. Memberikan

penyuluhan tentang penyakit gastritis.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil pengumpulan data kesehatan dan melihat secara langsung

keadaan masyarakat RT 03 Kelurahan Kampung Jawa maka Penulis mengambil satu

KK keluarga binaan. Adapun tujuan Penulis mengambil satu KK binaan yaitu

1. Mengingat target waktu yang relatif singkat dan kemampuan penulis terbatas,

Penulis tidak dapat membina seluruh keluarga RT 03 Kelurahan Kampung Jawa

oleh karena itu penulis hanya memilih keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan.
8

2. Ny. N keluarga binaan RT. 03 mempunyai masalah gastritis dan dia siap dibina.
9

BAB II

LANDASAN TEORI GASTRITIS

A. Definisi

Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal

dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan

muntah. (Suratun SKM, 2010)

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan.

Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan-makanan

yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. (

Smelzer2002)

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut

kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).

Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi

atau local. (patofisologi : 378 )

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono,

makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu

atau yang mengandung mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping itu penyebab

lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks empedu, terapi radiasi ( KMB& vol 2 :1062 )

B. Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai

berikut :
10

1. Gastritis Akut

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin

yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan

kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

2. Gastritis Kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.

Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum

alkohol, dan merokok.

C. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis

obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari

bahan makanan dan minuman garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.

Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kerusakan mukosa lambung, meliputi: (1) kerusakan mukosa barrier, yang

menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat. (2) perfusi mukosa lambung yang

terganggu dan (3) jumlah asam lambung yang tinggi.

Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, contohnya, stres fisik

akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah –

daerah infark kecil: tidak terganggu. Hal tersebut yang membedakannya dengan

gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis

karena bahan kima dan obat menyebabkan mucosal barier rusak sehingga difusi
11

balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan

mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus (Lewis, 2000)

Gastritis erosif hemoragik difus biasanya terjadi pada peminum alkohol

berat dan pengguna aspirin, kondisi tersebut dapat menyebabkan perlunya

dilakukan reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus

akibat stres, karena keduanya memiliki banyak persamaan. (Lewis, 2000)

Gastritis erosif akut (disebut juga gastritis reaktif) dapat terjadi karena

pajanan beberapa faktor atau agen termasuk OAINS, kokain, refluks garam

empedu, iskemia, radiasi yang mengakibatkan kondisi hemoragi, erosi, dan ulkus.

Akibat pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada bagian distal atau yang

terdekat dengan area akumulasi gen. Mekanisme utama dari injuri

adalah penurunan sistesis prostaglandin yang bertanggung jawab memproteksi

mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada kondisi lama akan

menyebabkan terjadinya fibrosis dan striktur pada bagian distal (Wehbi,2009).

Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkat

peradangan pada mukosa lambung. Helicobacter pylory merupakan bakteri utama

yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis akut. Prevalensi terjadinya

infeksi oleh H. pylori pada individu tergantung dari faktor usia, sosioekonomi, dan

ras. Pada beberapa studi di Amerika serikat, didapatkan infeksi H.pylori pada

anak-anak sebesar 20%, pada usia 40 tahunan sebesar 50%, dan pada usia lanjut

sebesar 60% (Harris, 2007). Hal ini menggambarkan bahwa semakin

meningkatnya usia,maka akan semakin meningkat pula rasio mengalami infeksi

H.pylori. Proses bagaimana bakteri ini melakukan transmisi pada manusia masih
12

belum diketahui secara pasti, tetapi pada beberapa studi dipercaya bahwa

transimisi bakteri antara individu satu ke individu lain dapat terjadi melalui rute oral-

fekal, selain itu, dapat juga karena mengkonsumsi air atau makanan yang

terkontaminasi .Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan golongan ekonomi

rendah, akibat buruknya sanitasi dan buruknya status higiene nutrisi (Weck, 2009).

Gastritis akut akibat infeksi H.pylori biasanya bersifat asimtomatik. Bakteri

yang masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan mukus. Proteksi lapisan ini

akan menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi

atau daya tembus bakteri kelapisan mukosa menyebabkan tejadinya kontak

dengan sel-sel epitelial lambung dan terjadi adhesi (perlengketan) sehingga

menghasilkan respons peradangan – melalui pengaktifan enzim untuk

mengaktifkan IL-8. Hal tersebut menyebabkan fungsi barier lambung terganggu

dan terjadilah gastritis akut (Santacroce, 2008)

Gastritis pada tuberkulosa berubungan dengan adanya penurunan fungsi

imun dan akibat umum dari gangguan sistem pernapasan. Infeksi virus dari

sitomegalovirus dan infeksi jamur terjadi pada beberapa pasien dengan

penurunan imunitas seperti kanker pasca transplantasi organ, dan AIDS. Kondisi

- kondisi tersebut meningkatkan resiko terjadinya gastritis kronis.

Kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respons peradangan lokal,

dimana mukosa memerah, edematosa dan ditutupi oleh mukus yang melekat,

erosi kecil, serta perdarahan (sering timbul). Derajat peradangan sangat bervariasi

dan menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada pasien.

2. Gastritis Kronis
13

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan

muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan

metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap

iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel

desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka

elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung

melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka

akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini

juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan

menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh

darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999:

162).

D. Klasifikasi

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis

akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang

terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah
14

suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan

yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri

helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal: 188).

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu

menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung

dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi

antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis

tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang

menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

E. Manifestasi Klinis

1. Gastritis akut

Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat

timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit

perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan

seperti terbakar pada epigastrium, kejang-kejang dan lemah.

2. Gastritis kronis

Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan

penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan

dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.

F. Komplikasi

a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian

atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik,
15

terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. Gangguan cairan

ketika terjadi muntah hebat.

b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,

akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Ulkus peptikum juga

keganasan lambung.

G. Prognosis

a. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.

b. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe

A.

c. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis

yang berulang.

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi: akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan

letaknyatersebar.

2. Pemeriksaan Hispatologi: akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak

pernahmelewati mukosa muskularis.

3. Biopsi mukosa lambung

4. Analisa cairan lambung: untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL

menurun pada kliendengan gastritis kronik.

5. Pemeriksaan barium

6. Radiologi abdomen

7. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah


16

8. Feces bila melena

9. EGD (Esofagogastriduodenoskopi)= tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI

atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.

10. Minum barium dengan foto rontgen= dilakukan untuk membedakan diganosa

penyebab / sisi lesi..

11. Angiografi= vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan

atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi

perdarahan.

12. Amilase serum= meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis

(Doengoes, 1999, hal: 456)

I. Penatalaksanaan

Secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung

dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan.

Secara spesifik dibedakan :

1. Gastritis Akut :

a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah

menjadi diet yang tidak mengiritasi.

b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.

c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie

yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.

d. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau

perforasi.
17

e. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan

netralkan asam dengan antasida umum

f. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang

encer atau cuka yang di encerkan.

g. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

2. Gastritis Kronis :

a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.

b. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin)

dan garam bismuth (pepto bismol).


18

BAB III

PEMBINAAN KELUARGA

A. Pengkajian

1. Identitas Umum

a. Identitas kepala keluarga

Nama : Tn.EB

Pendidikan : Sarjana S1

Umur : 39 Tahun

Pekerjaan : Karyawan swasta

Agama : Islam

Alamat : Jln. Merbabu, Gg BDN, Kampung Jawa, Samarinda Ulu

Suku : Jawa

No. Telp :-

b. Komposisi Keluarga

Tabel 3.1

Nama L/P Hubungan Umur Pendidikan Imunisasi Keluarga Berencana


No
Keluarga

1.Tn. EB L KK 39 S-1 Lengkap


2.Ny. NNS P Istri 41 D-3 Lengkap Tdk ber KB sdh 8
3.ANO P Anak 17 SMA Lengkap tahun
4.MFA L 12 SD Lengkap
5.MRW L Anak 8 SD Lengkap
Cucu
19

c. Genogram

Gambar 3.1

d. Tipe Keluarga

1) Jenis tipe keluarga Extended family

2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut bila salah satu keluarga sakit

menular (akibat virus mis;batuk,pilek,cacar).

e. Suku bangsa(etnis)

1) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga

Beragam suku Jawa, Banjar, dan Kutai.

2) Tempat tinggal keluarga

Tinggal di lingkungan Heterogen adalah istilah yang merujuk keanekaragaman

yaitu sesuatu berbeda karakteristiknya misalnya Banjar, Jawa, Bugis,

Flores, dan Dayak.

3) Kegiatan - kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan

(kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya keluarga)

Selalu ikut bila ada kegiatan agama misalnya, 7 bulanan dan selamatan yang

diadakan warga RT.03.


20

f. Kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern)

Pola berbusana keluarga sudah modern, sedangkan pola diet tradisional dan modern.

g. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau moderen

Selalu bermusyawarah bersama anggota keluarga yang lain, namun tetap kepala

keluarga yang pengambil keputusan.

h. Selalu mengunakan bahasa banjar untuk berkomunikasi sehari-hari, namun

tidak ada hambatan untuk berkomunikasi memakai bahasa Indonesia.

i. Tidak menggunakan jasa-jasa perwatan kesehatan dan praktisi

j. Agama dan kepercayaan

Seluruh anggota keluarga muslim/islam dan selalu aktif setiap acara keagamaan

k. Status sosial ekonomi

Selain suami Ny. N yang bekerja Ny.N pun berkerja di intansi swasta untuk kebutuhan

keluarga cukup dan untuk biaya keperluan lainnya (misalnya, bayar air, listrik,

keamanan, dan iuran sampah).

l. Aktivitas keluarga

Setiap akhir pekan mereka berjalan-jalan,ke tempat wisata dan terkadang

mengunjungi keluarga di luar kota .hari biasa mereka berkerja dan sekolah.

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Anak tertua usia 17 tahun masih bersekolah jenjang menegah keatas pada

tahap remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga dan yang belum terpenuhi

Ada tahapan anak menuju remaja dan tahapan menuju kearah dewasa
21

3. Riwayat Kesehatan Inti

a. Riwayat keluarga sebelumnya

Ny. N tidak begitu paham perkembangan kesehatan kelurga besar Tn. Eb

karena sebagian berada di luar pulau Kalimantan (Pulau Jawa). Kalau dari

pihak Ny. N, ayah beliau meninggal disaat usia 2 tahun dengan sakit darah

tinggi, sempat dirawat di rumah sakit, meninggal akibat serangan jantung.

Ibunya sendiri saat ini menderita sakit darah tinggi, sering berobat ke praktek

dr. Lany kadang ke Rumah Sakit Dirgahayu poli syaraf dan setiap tanggal 19

ikut posyandu lansia sebulan sekali.

b. Riwayat masing – masing anggota keluarga :

Imunisasi Tindakan yang


Keadaaan
No Nama Umur BB (BCG/Poli/DPT/C
Masalah Kesehatan telah
Kesehatan
ampak) dilakukan

1.Tn.EB 39 75 Sehat Lengkap Riwayat HNP Fisioterapi


2.Ny.NN 41 50 Sehat Lengkap Riwayat gastritis/maag
-
3An.AN 17 45 Sehat Lengkap - -
4.An.MF 12 45 Sehat Lengkap - -
5.An.MR 8 39 sehat lengkap -

Tabel 3.2

c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

BPJS

4. Pengkajian lingkungan

a. Karateristik rumah
22

1) Gambaran tipe tempat tinggal

2) Status rumah semi permanen rumah orang tua

3) Denah rumah

Gambar 3.2

4) Gambaran kondisi rumah

Rumah terdiri 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, terlihat ada

ventilasi cukup, penerangan cukup, terlihat luas dan bersih.

5) Dapur

Terlihat sempit tapi bersih, air PDAM air bersih tertutup, hanya tidak

ada alat untuk kebakaran.

6) Kamar mandi

Peralatan mandi lengkap, bak mandi bersih, bak mandi di kuras 2

minggu sekali, tidak ada jentik nyamuk.

7) Mengkaji pengaturan tempat tidur

Tersusun rapi dan bersih.


23

8) Mengkaji keadaan umum dan kebersihan dan Sanitasi rumah

Tidak ada binatang peliharan,saat pengkajian. Tidak ada serangga

tampak berkeliaran.

9) Mengkaji perasaan subjektif keluarga terhadap rumah

Merasa nyaman dan aman tinggal dirumah ini suasana hangat dan

harmonis.

10) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah

Sampah rumah tangga dikelola dinas kebersihan kota.

11) Pengaturan dan penataan rumah

Keluarga sangat senang dan puas dengan penataan rumahnya.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW

Ramah terhadap warganya,begitu pun tetangganya

c. Mobilitas geografis keluarga

Orang tua Ny. N adalah penduduk lama di gang BDN sejak tahun 1965 sampai

sekarang

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ibu mengikuti perkumpulan arisan

e. Sistem pendukung keluarga

Saat ini keadaan keluarga sehat

5. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai sehari-hari Indonesia dan

banjar
24

b. Struktur kekuatan keluarga

Anak mantu sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan melalui

musyawarah

c. Struktur peran

Kepala keluarga mencari nafkah dan istri membantu bekerja, merawat

anak-anak

d. Nilai dan norma keluarga

Dalam kehidupan setiap hari menjalani hidup sesuai ajaran agama islam.

6. Fungsi keluarga

a. Fungsi Apektif

Saling mendukung dan saling menghargai antara anggota keluarga

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan dalam keluarga cukup baik,mendidik anak dengan disilpin tapi

berpakaian yang rapi

c. Fungsi perawatan kesehatan

Mengenal masalah kesehatan dapat merawat anggota yang sakit

d. Fungsi reproduksi

Jumlah anak 2 orang 1 perempuan,1 laki-laki,1 anak angkat/cucu jarak

anak ke 1 dan 2 ,tiga tahun.sudah 8 tahun tidak berkb

e. Fungsi ekonomi

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan

7. Stress dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang


25

Tidak ada permasalahan yang berat selama ini

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Bila ada masalah kesehatan secepatnya dibawa ke dokter

c. Strategi koping secara musyawarah

Dibicarakan secara musyawarah

8. Pemeriksaan fisik

No Keterangan KK IK A1 A2
Tabel 3.2
Penampilan Umum
72kg 60kg 45kg 40kg
a. BB
1. 175cm 150cm 150cm 145cm
b. TB
2.43 2.5 3.33 3.62
c. IMT

TTV
110/70mmhg 120/80mmhg
a. TD
80 x/mnt 80x/mnt
2. b. Nadi Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
36 c 36 c
c. Suhu
20 x/mnt 20x/mnt
d. RR

Bagian Kepala
Lurus Lurus
a. Rambut
Merah Merah
b. Konjungtiva
Muda Muda
3. c. Sclera Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Putih Putih
d. Telinga
Bersih Bersih
e. Hidung
bersih bersih
f. Mulut

Thorax
Normal
4. a. Jantung Tidak di periksa Tidak di periksa
Tidak diperiksa
sonor
b. Paru
26

Abdomen Tidak ada benjolan


a. Inspeksi 20 x/mnt
5. b. Auskultasi Tidak di periksa Timpani
c. Perkusi Nyeri tekan
d. Palpasi epigastrium

Ekstremitas bagian atas Dapat melawan


6. Tidak diperiksa
(tangan) gravitasi

Ekstremitas bagian bawah Dapat melawan


7. (kaki) Tidak diperiksa
gravitasi

9. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatannya :

Supaya bisa lekas sembuh dari penyakit dan sehat.

b. Terhadap petugas kesehatan :

Berharap pelayanan kesehatan umum tidak dibedakan walaupun, beda kelas,

fasilitasnya maupun clesternya.

B. Masalah

1. Analisa Data

Tabel 3.3

No Data Penyebab Masalah


27

DS. : Ny. N mengatakan sakit maag


Kurangnya informasi
Ketidaksanggupan
yang dideritanya sering tentang asupan mengenal
kambuh, bila tidak berhati-hati nutrisi masalah
dalam memilih makanan kesehatan
Jika asam lambung
1
meningkat,langsung mual
pusing berputar, perut terasa
perih melilit.

DO. :-

DS. : Ny. N mengeluh saat ini tumit


Ancaman pada
Ketidakmampuan
kaki sebelah kanan terasa kesehatan keluarga
nyeri, klien bertanya-tanya menggunakan
2 ,kenapa tumit terasa nyeri pelayanan
kesehatan
DO. : Tampak meringis, terkadang
terlihat cemas, terpincang

2. Prioritas Masalah

Diagnosa :Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

berhubungan ancaman kesehatan

Tabel 3.4
S B
k o
No Kriteria a b Skoring Pembenaran
l o
a t
Sifat Masalah Ketidakmampuan
1. - Tidak / kurang sehat 3 2/3x1 menggunakan
- Ancaman Kesejahteraan 2 1 =0,67 pelayanan kesehatan
28

- Keadaan kesejahteraan 1

Kemungkinan masalah dapat diubah Keinginan nya n


- Mudah 2 untuk mematuhi
2. - Sebagian 1 2 2/2x3=2 pantangan yg harus
- Tidak dapat 0 di hindari

Potensi masalah untuk dicegah Terjadinya sakit


- Tinggi 3 2/3x1=0 akibat ketidak tauan
- Cukup 2 1 ,67 klien,pantangan yang
3.
- Rendah 1 tidak boleh di mkn.
Bila maag kambuh
minum progma saja
Menonjolnya masalah Ny.n menyadari
- Masalah berat yang harus segera 2 keluhan nya
ditangani 2/2x1=1 terkadang sangat
4. - Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1 mengganggu
segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

JUMLAH 4,34

Diagnosa 2 : Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan berhubungan

kurang informasi tentang asupan nutrisi

Tabel 3.5
S B
k o
No Kriteria a b Skoring Pembenaran
l o
a t
29

Sifat Masalah Ketidakmampuan


- Tidak / kurang sehat 3 3/3x1 menggunakan
1. - Ancaman Kesejahteraan 2 1 pelayanan kesehatan
(1)
- Keadaan kesejahteraan 1

Kemungkinan masalah dapat diubah Ada keinginan ny.n


- Mudah 2 2/2x2 mematuhi pantangan
2. - Sebagian 1 2 yang harus di hindari
(2)
- Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk dicegah Terjadinya penyakit


- Tinggi 3 krn ny.n tidak tau hal-
3/3x1
3. - Cukup 2 1 hal yang tidak
(1)
- Rendah 1 dianjurkan dilakukan

Menonjolnya masalah Keluarga menyadari


- Masalah berat yang harus segera 2 keluhan ini
ditangani 0/2x1 mengganggu
4. - Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1 (0)
segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

JUMLAH 4

10. Diagnosa Keperawatan

A.ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan berhubungan kurang

informasi tentang nutrisi penyakit maag

B.ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

berhubungan kurang paham fungsi kesehatan.


30

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria

1. ketidakmampuan Setelah diberikan Setelah di-lakukan Verbal


menggunakan fasilitas penyuluhan kunjungan 1 1. Keluarga dapat
pelayanan kesehatan tentang penyakit hari (45 mnt) mengerti ten-tang
ancaman pada status maag dan Diharapkan penyakit,
kesehatan. pencegahannya klien mampu penyebab, tanda
bila kambuh mengenal dan gejala
Ditandai dengan masalah maag 2. Keluarga ma-
DS: dan mpu menye-
- Klien mengatakan cemas pencegahan butkan cara
dengan penyakit yang di berulang pencegahan
deritanya saat ini maag
- Sakit maag dan nyeri
tumit
DO: Perilaku
- Klien sering bertanya Klien mampu melaksanakan
tentang penyakit /rasa apa yang sudah
nyeri yang dirasakan diketahui, bahaya
sakit maag bila tidak
diobati dengan tepat.

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria


31

2. Kurang pengetahuan Ny. N tentang - Setelah Setelah dilakukanNy.n dan keluarga dapat
nutrisi pada penderita maag diberikan kunjungan 1 menyebutkan tentang:
berhubungan dengan tentang penyuluhan hari 45 menit
Pengertian penyakit maag
asupan nutrisi yang baik tentang diharapkan faktor-faktor yang
penyakitnya keluarga menyebabkannya
DS: dan meng- mampu me- Cara penangannya
- Ny.n mengatakan sakit antisipasi ngenal
maag yang dieritanya penyakit bila masalah maag
sering kambuh,bila tdk kambuh dan pen-
berhati-hati dalam - Ny. N dan cegahan ber-
memilih makanan keluarga ulang
- Jika asam lambung dapat
meningkat langsung merawat
mual,pusing berputar keluarga yg
perut melilit sakit
DO:-

D. Tindakan Keperawatan

No. Dx Tgl/Jam Implementasi

1. 25 November 2019 - Mengkaji pengetahuan keluarga tentang sakit


(18:30) maag
- Menjelaskan tentang pengertian tanda dan
gejala maag
- Menjelaskan bgaimana cara pencegahan
maag
- Menganjurkan klien untuk periksa ke
puskesmas atau tempat rs terdekat
- Menganjurkan klien mengatur pola makan,
sedikit tapi sering.
32

- Mengkaji pengetahuan keluarga tentang sakit


maag dan merawatnya
26 November 2019 - Mengkaji tindakan keluarga ny.n bila
2. (18:30) mengalami sakit maag-menganjurkan makan
seimbang dan teratur
- Menganjurkan cek lab,kloestrol 289
27 november 2019 - Menganjurkan berobat
- Hindari makanan yang memicu asam lambung
- Menganjurkan obat tradisonal bila tidak mau
kosumsi obat
- Memberikan penyuluhan tentang gastritis
33

E. Evaluasi Keperawatan

Tgl & Jam Catatan Pengembanga

30 November 2019
S : Ny. N mengatakan saat ini keadaan nya sudah sehat perut terasa nyama
(17:00) dan tumit tidak nyeri lagi.

O : Terlihat ceria dan tersenyum.

A : Masalah teratasi Ny. N sudah mengerti mengatasi sakit maag jika


kambuh kembali dan keluhan nyeri tumit juga teratasi Ny. N suda
berobat

P : Intervensi di hentikan
BAB IV

PENUTUP

A. Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat

1. Faktor Penunjang

a. Warga Masyarakat RT. 13 bersedia menerima penulis mendata melakukan

pengkajian

b. Keluarga Ny. N sudah kooperatif dan bersedia di bina oleh penulis

2. Faktor Penghambat

Penulis kesulitan dalam membagi waktu dikarenakan waktu untuk

melakukan perawatan keluarga begitu singkat, kadang keluarga tidak ada di

rumah dan juga kurangnya faktor pengetahuan penulis yang kurang tentang

asuhan keperawatan keluarga

B. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

laambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel

radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan penyakit tunggal tapi terbentuk dari

beberapa kondisi.

Dapat menyebabkan peradangan pada lambung,peradangan biasanya akibat

infeksi oleh bakteri, dapat mengakibatkan borok pada lambung. Bakteri

helicobacter pylori. Faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus

menerus obat penghilang rasa sakit dapat mengakibatkan gastritis.walaupun

banyak yang dapat mengakibatakan gastritis.


35
36

DAFTAR PUSTAKA

Acton, A (2013). Gastritis: New Insight for The Healthcare Professional. Atlanta: Scholary
Editions

Corwin, JE(2000). Patofisiologi. Jakarta : EGC

Malfertheiner, P & Distchuneit, H (2012). Helicobacter pylori, Gastritis, and Peptic Ulcer.
Wurzburg : Springer Science & Bussines Media

Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Penyakit Maag). Jakarta
: Pustaka Populer Obor

Ramayulis, R (2016). DiET : Untuk Penyakit Kompliasi. Jakarta : Penebar Swadaya Grup

Smeltzer, SC Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner & Suddarth,
Ed 8. Jakarta : EGC

Zakaria, R (2016). Pengetahuan tentang pola makan yang benar dan Sikap alam
mencegah kekambuhan gastritis kronis. Ponorogo, Indonesia, Muhmmadiyah
University of Ponorogo. Skripsi Tesis
37

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai