KOVER......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumus masalah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .............................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel
hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk sel
darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. (Kapita Selekta kedokteran, 2000).
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil penelitian,
orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia.
1. Host
LLA merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak anak, dengan puncak insiden
antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun, sedangkan LMK banyak
ditemukan antara umur 30-50 tahun. LLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata
60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden
yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan kelompok kulit
hitam.
Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap 100.000
orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia
daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi
pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.
Penelitian Lee at all (2009) dengan desain kohort di The Los Angeles County-University of
Southern Califomia (LAC+USC) Medical Centre melaporkan bahwa penderita leukemia menurut
etnis terbanyak yaitu hispanik (60,9%) yang mencerminkan keseluruhan populasi yang dilayani
oleh LCA + USA Medical Center. Dari pasien non-hispanik yang umum berikutnya yaitu Asia
(23,0%), Amerika Afrika (11,5%), dan Kaukasia (4,6%).
b. Faktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada
normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut
juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital,
sindrom Ellis Van Creveld penyakit seliak sindrom Bloom anemia Fanconi sindrom sindrom
Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.
Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga.
Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali. Selain
itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.
Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan
bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA
(OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali
memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita
leukemia.
2. Agent
a. Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang. Ada beberapa
hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu
enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui
enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang
menyebabkan leukemia pada binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV
(virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis CRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop
elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum
pada propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro Karibia
dan Amerika Serikat.
b. Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia.
Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum
proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita
leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk
Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi
LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah
ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati
dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.
c. Zat Kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat
meningkatkan risiko terkena leukemia. Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab
leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.
Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang
terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan
Cl=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene
dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.
d. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok
mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA Penelitian
Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari
10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang
menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang
yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan
antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan
bahwa perokok berat dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada
orang yang merokok tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.
e. Lingkungan (Pekerjaan)
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan kejadian
leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari
rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control
meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan
pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah
tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang
yang bekerja di pertanian atau petemakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR= 2,35, CI 1,0-
5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau
peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel
ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari
normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya.
Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi.
Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah
merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami
gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali
melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).
Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum
tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.
Kanker ini juga bias menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah
bening, ginjal, dan otak.
a. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan. sumsum
tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang
menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
b. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya
tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh
tidak dapat bekerja secara optimal.
c. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti
gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar
trombosit sangat rendah, pendarahan dapt terjadi sangat spontan
d. penurunan kesadaran
disebabkan karena adanya infiltrasi sel – sel abnormal ke otak dapat menyebabkan
bebagai gangguan seperti kejang sampai koma
e. penurunan nafsu makan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) juga
disertai dengan sakit kepala.
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada
kembar monozigot (identik).
e .Riwayat Tumbuh Kembang Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa
pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
b. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia.
1) Demam.
2) Infeksi
1) Ptechiae
2) Purpura
1) Limfadenopati
2) Hepatomegali
3) Splenomegali
f. Kaji adanya
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
5) Nyeri
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan
sumsum tulang.
5. Analisa Data
a. Data Subjektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut.
1) Lelah
2) Letargi
3) Pusing
4) Sesak
5) Nyeri dadal
6) Napas sesak
7) Priapismus
9) Demam
b. Data Objektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut.
3) Perdarahan
4) Gusi berdarah.
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung
gugat" (Wong,D.L., 2004: 331).Menurut Wong, D.L (2004:596-610), diagnosa pada anak
dengan leukemia adalah
3.3 Intervensi
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan
pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku
spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat
Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut
(Wong,D.L: 2004)
3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L. (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan
pada klien dengan leukemia adalah sebagai berikut.
d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman f. Masukan
nutrisi adekuat
g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
i. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu
menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan
anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal,
pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
Pada tahap pengkajian yaitu saat pemeriksaan fisik, kaji adanya tanda-tanda anemia (pucat,
kelemahan, sesak nafas cepat), kaji adanya tanda-tanda leucopenia (demam, infeksi), kaji adanya
tanda-tanda trombositopenia (ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa), kaji adanya
tanda- tanda invasi ekstra medulola (limfadenopati, hepatomegali, splenomegali), kaji adanya
pembesaran testis, kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, dan
nyeri. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang.
Menurut Wang, D.L (2004 -596-610), diagnosa pada anak dengan leukemia adalah resiko infeksi
berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan akibat anemia, resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit, resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
dan muntah, perubahan membrane mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek
samping agen kemoterapi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia.malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis, lalu
nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia, kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas dan gangguan citra
tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran pemulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
2. Perawat diharapkan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin pada klien anak
dengan leukemia.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.
Suriadi & Rita. 2006. Asuhan Keperawatan anak Edisi 2. Jakarta:Sagung Seto