Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

HEPATITIS

DOSEN PENGAMPU : Nur Insani, SST, M.Biomed

KELOMPOK 2 :
1. LIA LASTARI
2. SARINA
3. SITI RAHMAYANI
4. ANNISA YULIA PUTRI
5. LENY ANA PERA
6. DELVI MARDIANA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir dan batin beserta hidayahnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam melaksanakan dan menyusun makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya dengan
hati yang tulus menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya terutama kepada Dosen pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik bentuk, isi, dan penyusunannya. Oleh karena itu, baik
keterbatasan kemampuan maupun waktu serta keterbatasan literatur yang
diperoleh penulis.
Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini dan diharapkan dapat memberi manfaat
bagi pembaca.

Jambi, September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hepatitis ...................................................... 6
B. Jenis-Jenis Hepatitis ...................................................... 6
C. Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis ....................... 8
D. Tanda dan Gejala .......................................................... 9
E. Pencegahan ................................................................... 10
F. Pengobatan Penyakit Hepatitis ..................................... 10
G. Asuhan Keperawatan Hepatitis...................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 25
B. Saran ............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan
sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun
dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi
dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah
” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai
dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam
cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa
jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B,
Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit
hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis
C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan
jangka panjang yang ditimbulkan.
Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian
tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :

1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT,
GLDH, LDH.

2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada


kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.

3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu


kolinesterase.          

4
Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu :
HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan
adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hepatitis?
2. Apa saja macam/jenis hepatitis?
3. Apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis?
4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis?
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hepatitis.
2. Untuk mengetahui macam/jenis hepatitis.
3. Untuk mengetahui penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit
hepatitis.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit hepatitis.
5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit hepatitis?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hepatitis
Ester monika, 2002 : 93 menyatakan hepatitis adalah inflamasi/radang dan
cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus,
obat-obatan dan alkohol. Sedangkan Brunner & Suddarth, 2002 : 1169
berpendapat bahwa hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi
hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.  
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis
dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal
definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ
hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning
sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning
disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung
empedu. (M. Sholikul Huda) dan Sujono Hadi, 1999 mengatakan hepatitits adalah
suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis
adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi
virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

B. Jenis-Jenis Hepatitis
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui
kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran

6
cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6
minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi
adalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik,
atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering
tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan
masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan
perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan
heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu
dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan
sampai timbul gejala klinis.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab
tersering infeksi hepatitis yang ditularkan  melalui suplai darah komersial. HCV
ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi
darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja
perawatan kesehatan  dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa
inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV
bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu
yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi  hanya bila
individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV.
Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien
tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV).
Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko
timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian.

7
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti
air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup
pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi
buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6. Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para
pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan
dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun
hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

C. Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis


1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya
melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang –
kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas
yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2.  Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu
hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam
kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang
banyak di jumpai pada  penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang
paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui
vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa,
kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi.
Kelompok ini mencakup:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis b
b. pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
c. pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang
terinfeksi

8
d. pria homoseksual yang secara seksual aktif
e. pasien rumah sakit jiwa
f. narapidana pria
g. pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk
tertentu dari plasma
h. kontak serumah dengan karier hepatitis
i. pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan
darah
3. Hepatitis C
            Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui
kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun
transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit
Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap
yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e diduga penularannya melalui mulut, tetapi
belum ada penelitian yang lebih mendalam.

D. Tanda dan Gejala


Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga
secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasti masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan
darah penderita. Gejala penderita hepatitis virus mula-mula badanya terasa panas,
mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu
bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna,
sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta
dan E belum dapat di ketahui  sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.

9
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi
sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.
Penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada
kemungkinan hatinya mengeras (sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi
kanker hati.

E. Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena 
sampai saat ini belum ada  obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-
satunya jalan  untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada
saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang
paling banyak diselidiki  baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun
komplikasinya.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia
yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan
sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di
suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangkan vaksin
hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali
sebanyak dua kali,  lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Vaksinasi  hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang
lahir dari ibu yang mengidap penyakit hepatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B
segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan
memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan
harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara
pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat  dan
permukaan yang terkontaminasi.

F. Pengobatan Penyakit Hepatitis


Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring
selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat

10
umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita.
Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut
bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga
gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik adalah
terapi antivirus dengan interferon-α. Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis
membutuhkan pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis kronis ini memiliki resiko
tertinggi untuk berkembangnya sirosis.
Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep dokter. Namun terdapat obat
alternatif sebagai tambahan obat yang diberikan dokter.

11
ASKEP HEPATITIS
KASUS
Tn. S datang ke poli penyakit dalam RSUD Kebumen dengan keluhan mual.
Pasien mengatakan hanya mempunyai riwayat penyakit demam, flu dan batuk
saja. Rasa nyeri pada epigastrium. Sulit melakukan aktivits karena terasa berat
untuk mengangkat tubuhnya. Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit menular atau keturunan. Hasil pemeriksaan fisik sclera
ikterik, kulit ikterik, terdapat nyeri tekan pada abdomen kanan atas. Hasil
pemeriksaan laboratorium HbsAg (+). Tanda tanda vital : TD : 100/70 mmhg,
Nadi: 90x/menit, RR : 22x/ menit suhu: 370C

PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 30 th
Jenis Kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Alamat : Puring, Kebumen
Tanggal masuk : 28 Juli 2020
Pekerjaan : wiraswasta

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. M
Alamat : Puring, Kebumen
Umur : 28 th
Hubungan dengan pasien : Istri

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh / mengatakan merasa mual

12
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Kebumen dengan keluhan
mual .Hasil pemeriksaan fisik sclera ikterik, kulit ikterik, terdapat
nyeri tekan pada abdomen kanan atas. Hasil pemeriksaan laboratorium
HbsAg (+). Tanda – tanda vital,TD : 100/70 mmHg, Nadi: 90x/
menit, RR: 22x/ menit Suhu : 37,00 C.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah menderita mual dan nyeri
seperti ini. Hanya demam ,batuk dan flu saja. Rasa nyeri pada
epigastrium (maag) sudah diderita pasien sejak lama & sering
minum obat antasida (promaag).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular atau keturunan.

Pola Fungsional Virginia Henderson


1. Pola Nafas
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa
alat bantu
Pernafasan
Saat dikaji : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa
alat bantu

2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
porsi nasi
dengan lauk pauk seadanya dan minum air

13
putih 6-7
gelas
Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan setengah porsi
makan yang
disediakan dari rumah sakit dan mual muntah
ketika
makan. Minum air putih 5 gelas perhari dan
minum air
teh.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari
dengan
konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5
x/hari dengan
warna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek , warna kuning
kecoklatan,berbau
khas fese. BAK 4 – 7 kali sehari dengan
warna kuning
keruh seperti teh.
4. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada
gangguan jarang
Tidur siang
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur
semalaman dan juga
siang tidak bisa tidur
5. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas
tanpa

14
bantuan orang lain
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena
nyeri pada
perut kanan sebelah atas. Aktivitas
sehari – hari seperti
mandi, makan, BAB, BAK dibantu perawat
dan
keluarga.
6. Personal higine
Sebelum sakit : Pasien mandi 3x sehari menggunakan sabun
dan selau
gosok gigi keramas 2x seminggu
Saat dikaji : Pasien hanya diseka oleh keluarganya pagi
dan sore hari
7. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan memakai baju secara
mandiri
Saat dikaji : Pasien mengatakan memakai baju dibantu
oleh keluarga
atau istrinya
8. Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mnegatakan jika dingin memakai jaket
dan
selimut jika panas pasien hanya memakai baju
yang tipis
dan menyerap keringat
Saat dikaji : Pasien tidak memakai baju dan hanya
memakai sarung
dan selimut , suhu 370C
9. Pola Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Pasien merasa nyaman ditengah – tengah

15
keluarganya, di
lingkungan dan kondisi rumah juga membuat
pasien merasa
aman.
Saat dikaji : Pasien mengatakan kurang nyaman berada di
rumah sakit
karena takut akan penyakitnya
10. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi
dengan orang
lain dengan lancar baik bisa menggunakan
bahaasa jawa
dan Indonesia
Saat dikaji : pasien dapat berkomunikasi tetapi tidak
banyak
11. Pola Bekerja
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai petani
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan
bertaninya seperti
biasa karena sakit
12. Pola Ibadah
Sebelun sakit : Pasien mnengatakan beragama islam dan
biasa
menjalankan sholat 5 waktu dengan berdiri
Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah sholat
5 waktu
dengan berdiri, wudlu dengan cara
bertayamum
13. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya
pasien

16
selalu berkumpul dengan keluarga terdekat atau
keluarga,
rekreasi hanya saat lebaran
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur dan
berbincang-bincang
dengan keluarga dan pasien sebelahnya
14. Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang
penyakit
sekarang
Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi tentang
penyakit dari
dokter dan perawat

B. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis
 TB/ BB : 170 Cm / 59 Kg
b) Vital Sign
 Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 90x/mnt
 Pernafasan : 20 x/ mnt
 Suhu : 370C
c) Pemeriksaan fisik head to toe
 Kepala : Bentuk mesochepal, Rambut hitam beruban
 Mata : Konjungtiva tidak anemis , sclera ikterik , fungsi
penglihatan baik.
 Hidung : Letak hidung simetris , tifak terdapat polip, dan
terdapat secret fungsi pembau baik.
 Telinga : Liang telinga bersih , tidak ada penumpukan
serumen fungsi pendengaran baik.

17
 Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah kotor, dan terpasang gigi
palsu
 Kulit : warna kulit ikterik
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjara thyroid dan vena
jugularis
 Dada:
1. Paru – paru
 Inspeksi : Bentuk dada simetris , tidak menggunakan
otot bantu nafas.
 Auskultasi : Bunyi paru veskuler palpasi: Tidak ada
nyeri tekan
 Perkusi : Bunyi pekak
2. Jantung : Auskultasi : Bunyi irama jantung regular
3. Abdomen :
 Inspeksi : Bentuk perut normal,tidak ada lesi bekas
operasi
 Auskultasi : Bising usus 20 x per menit
 Perkusi : Bunyi timpani
 Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada sekitar daerah
perut sebelah kanan atas.
 Genetalia : Tidak terpasang kateter,
genetalia bersih.
 Ekstermitas :
Atas : Terpasang infuse RL 20 tpm, masih
berfungsi baik .
Bawah : tidak ada varises, masih berfungsi
baik.

18
B. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
.
dx
1. Ds. Nyeri akut Agen cedera
Pasien mengatakan nyeri biologis
pada abdomen bagian (pembengkakan
kanan atas Kapiler)
DO.
 Nyeri tekan pada
abdomen bagian
kanan atas
 Pasien tampak
gelisah
 Ekspresi wajah
menahan sakit
 Skala nyeri 4
2. DS. Ketidakseimbangan Mual dan
Pasien mengatakan jika nutrisi : kurang dari Muntah
makan mual dan muntah kebutuhan tubuh
DO.
 Pasien tampak
lemas dan pucat
 Nafsu makan
berkurang, hanya
makan setengah
porsi dari
biasanya

C. Diagnosa Keperawatan

19
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
( pembengkakan kapiler )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No dx. Kriteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nyeri ,lokasi dan
keperawatan selama 2x24 jam intensitas skala nyeri.
diharapkan nyeri berkurang dengan 2. Cek riwayat alergi
kriteria hasil : 3. Monitor tanda – tanda vital

indikator awal target 4. Ajarkan tekhnik distraksi


Nyeri yang 2 4 relaksasi untuk mengurangi
dilaporkan nyeri
Ekspresi nyeri 2 4
5. Berikan terapi
wajah
musik
Tidak bisa istirahat 2 5
6. Tingkatkan istirahat
7. Kolaborasi
pemberian analgetik
sesuai indikasi
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status nutrisi
keperawatan selama 2x24 jam 2. Ajarkan menggunakan nafas
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dalam untuk menekan
terpenuhi dengan kriteria hasil : refleks mual
3. Instrusikan pasien untuk
indikator awal target
Mual muntah 2 5 makan pelan - pelan
hilang 4. Batasi minum 1 jam sebelum
dan setelah makan
Nafsu makan 2 5 5. Instrusikan untuk
bertambah menghindari bau makan

20
yang menyengat
6. Berikan informasi mengenai
mual
7. Berikan obat antasda
menurut dokter

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal / jam No implementasi Respon pasien Ttd
dx
Kamis, 27 1 Lakukan pengkajian nyeri Pasien mengatakan masih
Agustus 2020 secara komprehensif merasa nyeri
09.00
10.00 1 Cek riwayat alergi Pasien memiliki riwayat
alergi

11.00 1 Monitor ttv Tanda – tanda vital ,


TD : 100/70 mmHg,
Nadi : 90x/ menit,
RR : 22x / menit
Suhu : 37,00 C
12.00 2 Lakukan pengkajian mual Pasien mengatakan mual
apa bila makan
13.00 2 Memberitahu pasien cara Pasien memahami cara
mengatasi mual secara mandiri mengatasi mual secara
mandiri
14.00 2 Instrusikan pasien untuk makan Pasien makan dengan pelan
pelan - pelan – pelan

15.00 2 Batasi minum 1 jam sebelum Pasien membatasi minum


dan setelah makan air putih 1 jam sebelum
makan dan 1 jam sesudah

21
makan sesuai dengan
anjuran
Jum’at 28 1 Ajarkan tekhnik distraksi Pasien merasa nyaman
Agustus 2020 relaksasi untuk mengurangi
09.00 nyeri

10.00 1 Berikan terapi musik pasien merasa nyeri


berkurang saat
mendengarkan musik
10.30 1 Ajarkan prinsip – prinsip Pasien memahami prinsip
manajemen nyeri manajemen nyeri
10.40 1 Tingkatkan istirahat Pasien hanya tidur dan
tidak banyak aktivitas
10.50 1 Kolaborasi pemberian Pasien meminum obat dan
analgetik sesuai indikasi tertidur
13.30 2 Instrusikan untuk menghindari Pasien menghindari bau
bau makan yang menyengat makan yang menyengat

14.00 2 Berikan informasi mengenai Pasien paham dan menjadi


mual, tahu cara mengatasi mual
15.00 2 Berikan obat antasida menurut Pasien meminum obat
petunjuk dokter

EVALUASI KEPERAWATAN
Hari / No Evaluasi (SOAP) Paraf
tanggal , dx
jam
Kamis , 27 1 S: Pasien mengatakan masih merasa nyeri. Skala
Agustus nyeri 3
2020 O : pasien tampak menahan rasa nyeri dengan
09.00 menunjukkan ekspresi meringis jika nyeri datang
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

22
1. Cek riwayat alergi
2. Monitor tanda – tanda vital
3. Ajarkan tekhnik distraksi relaksasi untuk
mengurangi nyeri

Kamis ,27 2 S: Pasien mengatakan mual apa bila makan


agustus O: Tanda – tanda vital ,
2020 TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90x/ menit,
12.00 RR : 22x / menit
Suhu : 37,00 C.
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Ajarkan menggunakan nafas dalam untuk
menekan refleks mual
2. Instrusikan pasien untuk makan pelan –
pelan
3. Batasi minum 1 jam sebelum dan setelah
makan
Jum’at 28 1 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang walaupun
Agustus kadang masih hilang timbul
2020 O: pasien sudah merasa agak nyaman
09.00 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
4. Ajarkan tekhnik distraksi relaksasi untuk
mengurangi nyeri
5. Berikan terapi musik
6. Tingkatkan istirahat
7. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
indikasi
Jum'at 28 2 S : pasien mengatakan mual agak sedikit berkurang
agustus O: pasien sudah bisa makan walau sedikit - sedikit
2020 A: masalah belum teratasi

23
13.30 P: lanjutkan intervensi
4. Instrusikan untuk menghindari bau makan
yang menyengat
5. Berikan informasi mengenai mual,
6. Berikan obat antasida menurut petunjuk
dokter

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang
disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel-sel hati mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a. hepatitis A
b. hepatitis B

24
c. hepatitis C
d. hepatitis D
e. hepatitis E
f. kemungkinan hepatitis F dan G
3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan
kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan
merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau
menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel
mast dan pelepasan histamin, pengaktifan komplemen, lisis sel-sel yang
terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan
interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon
peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi
langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel
yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps
dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya
terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga
secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
b. Stadium prodromal
c. Stadium ikterus
d. Stadium pemulihan
6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting
karena  sampai saat ini belum ada  obat yang dapat membunuh virus,
sehingga satu-satunya jalan  untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan
vaksinasi.

B. Saran
1. Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar
kiranya dapat memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta

25
mengimplementasikan dalam kehidupan seharí-hari, karena mengingat
betapa pentingnya mempelajari penyakit hepatitis.
2. Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola
makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta
menjaga sanitasi lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Ester,  Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru
Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi
8, Vol 2. Jakarta : EGC

26
http://www.atlm.web.id/2017/03/makalah-hepatitis.html
https://ekanurliaputripsik.wordpress.com/2015/11/06/makalah-asuhan-
keperawatan-hepatitis/
http://marchosong.blogspot.co.id/2015/04/makalah-hepatitis.html
http://pbh-batusangkar.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-hepatitis.html

27

Anda mungkin juga menyukai