Kelompok 1 :
TK.2A
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Gastritis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mata
kuliah Dokumentasi Keperawatan. Adapun penulisan tugas makalah ini
bertujuan untuk membahas tentang Teori Asuhan Keperawatan Gastritis.
1. Ibu Ns. Monalisa, S.Kep, M.Kep sebagai Dosen pengampu mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan.
2. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Jambi Prodi D3 Keperawatan.
3. Teman-teman sekelompok atas kerjasamanya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
10 September 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
1. Pengertian ................................................................................................... 7
2. Fisiologi ....................................................................................................... 11
3. Etiologi ......................................................................................................... 20
4. Manifestasi klinis ......................................................................................... 21
5. Patofisiologi ................................................................................................. 22
6. Penatalaksanaan ........................................................................................ 25
a. Pengkajian .................................................................................................. 28
b. Analisa Data ................................................................................................ 41
c. Diagnosis Keperawatan ............................................................................. 44
d. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 44
e. Implementasi Keperawatan ........................................................................ 44
f. Evaluasi ....................................................................................................... 45
1. Kasus ......................................................................................................... 48
2. Pengkajian ..................................................................................................48
3. Analisa Data ................................................................................................53
4. Diagnosis Keperawatan ..............................................................................57
5. Intervensi Keperawatan ..............................................................................58
3
6. Implementasi ...............................................................................................
7. Evaluasi .......................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gastritis umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu
hati terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang dapat
mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung hingga terlepasnya
epitel mukosa supersial yang dapat menjadi penyebab utama pada
gangguan saluran cerna. Pelepasan epitel dapat merangsang untuk
timbulnya proses inflamasi pada lambung ditandai dengan rasa mual dan
muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit
kepala.
Sebagian besar masyarakat masih menganggap gastritis sebagai
penyakit yang ringan dan memiliki gejala yang sering banyak orang
rasakan, namun hanya menganggap hal tersebut sebagai hal yang biasa
bahkan tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui pasien
terdiagnosis gastritis atau tidak. Gastritis yang dibiarkan akan bertambah
parah dan menyebabkan asam lambung meningkat kemudian membuat
luka atau ulkus yang sering dikenal sebagai tukak lambung bahkan bisa
disertai dengan muntah darah. Hal ini dapat mengakibatkan fungsi lambung
rusak dan dapat meningkatkan resiko untuk terkena kanker lambung.
(Sulastri, dkk 2012) .
Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur
meliputi frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. (Fithra, 2014). Pola
makan yang tidak teratur disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi faktor fisik dan faktor psikologis. Sedangkan faktor
eksternal meliputi ekonomi, sosial budaya, lingkungan sosial, pengetahuan,
media atau periklanan. (Putri, 2013).
5
2. Tujuan
Mengetahui tentang Konsep Penyakit Gastritis.
Mengetahui bentuk Asuhan Keperawatan Gastritis.
Mengetahui Asuhan Keperawatan pasien yang didiagnosa
mengalami Gastritis.
3. Manfaat
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KonsepDasar
2.1.1 Pengertian
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
dijumpai di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009).
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan
atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus
dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan
kronik (Price dan Wilson, 2005). Inflamasi ini mengakibatkan sel
darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya
kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan
endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas mukosa(Wibowo,2007).
7
a. Anatomi
Gambar 2.1. Anatomi Lambung
8
orifisium pilorik(Setiadi, 2007).
d. Lapisanmukosa
Lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan
longitudinal yang disebut rugae. Ada beberapa tipe kelenjar
pada lapisan ini yaitu:
11
arteria gastroduodenalis dan arteria pankreatikoduodenalis (
retroduodenalis ) yang berjalan sepanjang bulbus posterior
duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi
arteri ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung
dan duodenum, serta yang berasal dari pankreas, limpa dan
bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena
porta(Price,2005)
b. Fisiologi
1. Mulut
Saluran GI secara mekanisme dan kimiawi memecah
nutrisi ke ukuran dan bentuk yang sesuai. Semua organ
pencernaan bekerja sama untuk memastikan bahwa masa atau
bolus makanan mencapai daerah absobrsi nutrisi dengan aman
dan efektif. Pencernaan kimiawi dan mekanisme dimulai dari
mulut. Gigi mengunyah makanan, memecahnya menjadi
berukuran yang dapat ditelan. Sekresi saliva mengandung enzim,
seperti ptialin, yang mengawali pencernaan unsur- unsur
12
makanan tertentu. Saliva mencairkan dan melunakkan bolus
makanan di dalam mulut sehingga lebih mudah di
telan(Potter&Perry, 2005).
2. Faring(tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan organ mulut
dengan kerongkongan. Di dalam lengkung faring terdapat
tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
yang letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang.
3. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung, panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan
diameter sekitar 2,54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak di bawah lambung. Esofagus berawal pada area
laringofaring, melewati diafragma dan hiatus esofagus.
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang
punggung setelah melalui torak menembus diafragma masuk
ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.Lapisan
terdiri dari empat lapis yaitu mucosa, submucosa, otot
(longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang.
13
Makanan atau bolus berjalan dalam esofagus karena gerakan
peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik
saja(Setiadi,2007).
4. Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang
paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri
dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus
melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragmadi depan
pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
14
b) Asam garam (HCI), fungsinya mengasamkan
makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan dan
membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadipepsin.
c) Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan
susu dan membentuk kasein dari kasinogen
(kasinogen dan protein susu)
d) Lapisan lambung, jumlahnya sedikit yang
memecah lemak menjadi asam lemak yang
merangsang getahlambung Digesti dalam lambung
diantaranya :
Digesti protein, pepsinogen yang dieksresi oleh
sel chief diubah menjadi pepsin oleh asam klorida
yang disekresi oleh sel parietal. Pepsin
menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Dan
pepsin adalah enzim yang hanya bekerja dengan
PH dibawah5
Lemak, enzim lipase yang disekresi oleh selchief
menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan
gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar PH
yangrendah.
e) Karbohidrat, enzim amilase dalam saliva yang
menghidrolisis zat tepung bekerja pada PH netral. Enzim
ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam
lambung sampai asiditas lambung menembus bolus.
Lambung tidak mensekresi enzim untuk
mencernakarbohidrat.
Didalam lambung, makanan disimpan untuk sementara dan secara
mekanis dan kimiawi dipecah untuk dicerna dan di absorbsi.
Lambung menyekresi asam hidroklorida (HCI), leher, enzim
pepsin, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCI mempengaruhi
keasaman lambung dan keseimbanga asam-basa tubuh. HCI
membantu mencampur dan memecah makanan di lambung.
15
Lendir melindungi mukosa lambung dari keasaman dan aktifitas
enzim. Pepsin mencerna protein, walaupun tidak banyak
pencernaan yang berlangsung dilambung. Faktor intrinsik adalah
komponen penting yang di butuhkan untuk absorbsi vitamin
B12didalam usus dan selanjutnya untuk pembentukan sel darah
merah normal. Kekurangan faktor intrinsik ini mengakibatkan
anemia pernisiosa.Sebelum makanan meninggalkan lambung,
makanan diubah menjadi makanan semicair yang disebut kimus.
Kimus lebih mudah dicerna dan diabsorbsi dari pada makanan
padat. Klien yang sebagian lambungnya diangkat atau yang
memiliki pengosongan lambung yang cepat(seperti pada gastritis)
dapat mengalami masalahpencernaan yang serius karena
makanan tidak dipecah menjadi kimus(Potter, 2005)
5. Usushalus
Saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar,
yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter
pylorus sampai katupileosekal, tempatnya menyatu dengan
usus besar. fungsi usus halus terdiri dari :
16
mengurai peptida menjadi asam aminobebas.
Amilase usus, yang menghidrolisis zat
tepungmenjadiDisakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa)
Maltase, isomaltase, lactase dan sukraseyang memecah
disakarida maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi
monosakarida.
Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi
asam lemak dangliserol
Erepsin, menyempurnakan pencernaan prtein menjadi
asam amino. g) Laktase, mengubah laktase
menjadimonodakarida
Maltosa, mengubah maltosa menjadimonosakrida
Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
(Setiadi, 2007)
Selama proses pencernaan normal, kimus meninggalkan
lambung dan memasuki usus halus. Usus halus merupakan
sebuah saluran dengan diameter sekitar 2,5 cm dan panjang 6
m. Usus halus di bagi menjadi tiga bagian : duodenum,
jejunum, ileum. Kimus bercampur dengan enzim-enzim
pencernaan ( misal empedu dan amilase ) saat berjalan melalui
usus halus. Segmentasi mengaduk kimus, memecah makanan
lebih lanjut untuk dicerna. Pada saat kimus bercampur,
gerakan peristaltik berikutnya sementara berhenti sehingga
memungkinkan absorbsi. Kimus berjalan perlahan melalui usus
halus untuk memungkinkanabsorbsi.
17
Ileum mengabsorbsi vitamin-vitamin tertentu, zat besi, dan garam
empedu. Apabila fungsi ileum terganggu, proses pencernaan
akan mengalami perubahan besar. Inflamasi, reseksi bedah,
atau obstruksi dapat mengganggu peristaltik, mengurangi area
absorbsi, atau menghambat aliran kimus (Potter, 2005).
6. Ususbesar
Usus besar merupakan bagian akhir dari proses
pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus
besarsebagian nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya
menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Biasanya memerlukan
waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran
pencernaan. Dua sampai enam jam di lambung, enam sampai
delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya diususbesar.
a) Sekum,
Kimus yang tidak diabsorbsi memasuki sekum
melalui katup ileosekal. Katup ini merupakan lapisan otot
sirkular yang mencegah regurgitasi dan kembalinya isi
kolon ke usus halus.
18
b) Kolon
Walupun kimus yang berair memasuki kolon, volume air
menurun saat kimus bergerak di sepanjang kolon. Kolon
dibagi menjadi kolon asenden, kolon tranversal, kolon
desenden, dan kolon sigmoid. Kolon di bangun oleh
jaringan otot, yang memungkinkanya menampung dan
mengeliminasi produk buangan dalam jumlah
besar.Kolon mempunyai empat fungsi yang saling
berkaitan : absorbsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi.
Sejumlah besar volume air., natrium dan klorida
diabsorbsi oleh kolon setiaphari. Pada waktu
makanan bergerak melalui kolon, terjadi kontraksi
haustral. Kontraksi ini sama dengan kontraksi
segmental usus halus, tetapi berlangsung lebih lama
sampai 5 menit. Kontraksi membentuk kantung
berukuran besar didinding kolon, menyediakan
daerah permukaan yang luas untuk
absorbsi.Sebanyak 2,5 liter air dapat diabsorbsi oleh
kolon dalam 24 jam. Rata-rata 55 mEq natrium dan 23
mEq klorida diabsorbsi setiap hari. Jumlah air yang
diabsorbsi dari kimus bergantung pada kecepatan
pergerakan isikolon. Kimusdalam kondisi normal bersifat
lunak, berbentuk masa. Apabila kecepatan kontraksi
peristaltik berlangsung dengan cepat secara abnormal,
waktu untuk absorbsi air berkurang sehingga feses akan
menjadi encer. Apabila kontraksi peristaltik melambat, air
akan terus diabsorbsi sehingga terbentuk masa feses
yang keras, mengakibatkan konstipasi.
c) Rektum
Produk buangan yang mencapai bagian kolon
sigmoid, disebut feses. Sigmoid menyimpan feses sampai
beberapa saat sebelum defekasi.dalam kondisi normal,
rektum tidak berisi feses sampai defekasi. Rektum
dibangun oleh lipatan-lipatan jaringan vertikal dan
tranversal. Setiap lipatan vertikal berisi sebuah arteri dan
20
lebih dari satu vena.
7. Defekasi
Menurut Setiadi ( 2007), defekasi sebagian merupakan
refleks, sebagian lagi merupakan aktivitas volunter ( yaitu
dengan mengejan terjadi kontraksi diafragma dan otot
abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal)
2.1.1 Etiologi
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
21
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide,
steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-
deoxyuriine),salisilat,dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa
lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dangin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium
spesies, E. coli, tuberculosis, dan secondarysyphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, danphycomycos
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan
saraf pusat, dan refluks usus-lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan
berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan
alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosalambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu
( komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim
gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambungsehingga
menimbulkan respon peradanganmukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan
aliran darah kelambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan
keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan
umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung.
2.1.2 ManifestasiKlinis
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
22
dapatmenimbulkan hemoragi.
b) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit
kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai
muntah dancegukan.
c) Beberapa pasien menunjukkanasimptomatik.
d) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang
mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah
mencapaiusus.
e) Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari,
meskipun nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai
3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. GastritisKronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik
kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe
B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri
ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau
mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare,2001)
23
gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl,
terutama daerah fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena
kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung
akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi
memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat
mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri
karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jam setelah pendarahan(Price dan Wilson,2000)
2. GastritisKronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri
helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat
diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut
sebagai gastritis autoimun)
WOC Gastritis
24
( 2000 ) sebagai berikut :
2.1.4 Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a) Antikoagulan: bila ada pendarahan padalambung
b) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan
elektrolit diberikan intravena untuk mempertahankan
keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda,
25
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
danistirahat.
c) Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat
pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan
iritasilambung.
d) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung
dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi
kembali asam dan pepsin yang menyebabkaniritasi.
e) Pembedahan: untuk mengangkat gangrene
dan perforasi, Gastrojejunuskopi/reseksi lambung:
mengatasi obstruksi pilorus. (Dermawan,2010)
a) Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis
menurut Dermawan ( 2010) adalah:Perdarahan saluran cerna
bagian atas Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena
gangguan absorbs vitamain B12.
27
BAB III
28
bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, dan diagnosa medis. Data dasar pada pasien dengan
gastritis yaitu :
terkenagastritis.
2. KeluhanUtama
29
Keluhan utama ditulis secara singkat dan jelas.Keluhan utama
kesehatan, keluhan utama dalah alasan klien masuk rumah sakit. Pada
3. Riwayat PenyakitSekarang
berkurang atau hilang, terdapat muntah darah, terdapat nyeri tekan pada
4. Riwayat PenyakitDahulu
yang berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin
30
riwayat penyakit lambung sebelumnya, pola makan tidak teratur atau
5. Riwayat KesehatanKeluarga
6. RiwayatPsikososial
7. Genogram
kebutuhan.Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua
keatas (Sukarmin,2013).
8. Pola KebiasaanSehari-Hari
31
Menurut Gordon (2009), pola kebiasaan sehari-hari pada pasien
gastritis, yaitu:
a. PolaNutrisi
Pola nutrisi dan metabolisme yang ditanyakan adalah diet
makan atau minum serta cairan yang masuk, ada tidaknya mual-mual,
salurancerna.
b. PolaEliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan
BAB, distensi abdomen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi
32
apakah merasa tenang setelah tidur, adakah masalah selama tidur,
apakah terbangun dini hari, insomnia atau mimpi buruk. Pada pasien
d. PolaAktivitas/Latihan
Pada pengumpulan data ini perlu ditanyakan kemampuan dalam
e. PolaKognisi-Perceptual
Pada pola ini ditanyakan keadaan mental, sukar bercinta,
33
f. Pola Toleransi-KopingStress
Pada pengumpulan data ini ditanyakan adanya koping mekanisme yang
mekanisme serta tingkat toleransi stress yang pernah dimiliki. Pada pasien
gastritis, biasanya mengalami stress berat baik emosional maupun fisik, emosi
labil.
yang ada seperti perasaan kecemasan, ketakutan, atau penilaian terhadap diri
mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri, dan identitas tentang
h. Pola SeksualReproduktif
Pada pengumpulan data tentang seksual dan reproduksi ini dapat ditanyakan
34
i. Pola Hubungan danPeran
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah pekerjaan, status pekerjaan,
anggotakeluarga.
dianutnya.
9. PemeriksaanFisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
gastritis meliputi:
a. KeadaanUmum
1) Tanda-tandavital
35
a) Tekanan darah mengalami hipotensi
(termasuk postural)
b) Takikardia, disritmia
(hipovolemia/hipoksemia), kelemahan/nadi
periferlemah.
c) Pengisian kapiler
lambat/perlahan
(vasokonstriksi).
2) Kesadaran
sirkulasi/oksigenasi)
1) Kepala danMuka
2) Mata
3) Mulut danFaring
mulut
37
tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
4) Abdomen
setelahperdarahan.
(bising ususmeningkat).
lambung) (Doengoes,2014).
5) Integumen
38
2.1.2 PemeriksaanPenunjang
10. Endoscopy
letaknya tersebar.
11. PemeriksaanHistopatologi
mukosa muskularis.
12. PemeriksaanLaboratorium
39
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan
13. AnalisaGaster
HCl menurun.
14. Gastrocopy
40
(Ali, 2012).
yaitu :
1. DataSubjektif
1. DataObjektif
LILA,IMT.
abnormal.
41
klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, congjungtiva
anemis/tidak.
2.1.4 IntervensiKeperawatan
(Nursalam,2008).
2.1.5 ImplementasiKeperawatan
42
intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap
tindakanyang
intakenutrisi.
2.1.6 EvaluasiKeperawatan
(Asmadi, 2008)
a. S(Subjektif)
b. O(Objektif)
c. A(Assasment/Analisis)
44
merupakan suatu masalah atau diagnosa keperawatan yang
objektif.
d. P (Planning)
45
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Kasus
Klien berinsial Ny. A no.regester 00282 umur 48 tahun, jenis kelamin perempuan
beragama islam, pendidikan S1, pekerjaan PNS, status perkawinan sudah kawin,
suku/bangsa melayu, di temani Suami Tn. K, Umur 55 Tahun, Agama Islam, Pendidikan
S1, Pekerjaan PNS, Alamat Rumah Sungai Bengkal Tebo Ilir, biaya pengobatan
ditanggung oleh BPJS. Klien masuk tanggal 11 maret 2019, klien rawat jalan diagnosa
medis gastritis akut. dengan keluhan nyeri pada ulu hati (skala nyeri : 6) dan diserta
mual, muntah. Klien mengatakan nyeri terjadi sejak dua hari yang lalu dan terjadi saat
telat makan dan makan makanan keras yaitu ubi kayu. Klien tampak meringis, kondisi
pasien lemah, kesadaran kompos mentis. Klien berusaha mengatasi nyeri dengan
minum air gula dan obat antasida, namun hanya berefek sementara saja. Klien
mengatakan tidak pernah operasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya, klien tidak
memiliki riwayat alergi dengan obat-obatan, dalam keluarga tidk ada anggota keluarga
yang mengalami penyakit seperti yang dia rasakan, tidak pula ada riwayat keturunan
maupun penyakit menular. Obat- obatan yang pernah dikonsumsi adalah antasida,
setelah sakit ditemukan porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi),klien telat makan.
Kebiasaan minum air putih Normal. Minuman yang disukai adalah teh. BAK normal,
adanya penurunan nafsu makan, frekuensi bab 1 kali sehari dengan konsistensi lunak,
Berat badan:38,8kg,Tinggi badan :158cm, skelera mata berwarna putih, konjugtiva
anemis, kelopak mata membuka spontan, penglihatan, pendengaran dan penciuman
baik, orientasi baik., akral dingin, capilary refill < 3 detik, pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan hasil tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 88 kali permenit,
pernapasan 20 kali permenit dan suhu 35,50C. Pemeriksaan laboratorium :PLT :
80,WBC : 3,1,LED : 2.3, Terapi/pengobatan injeksi ranitidin 1 ampul/8jam, omeprazole,
subsalicylate, amoxicillin,IV dan vitamin B6 2 x1 sehari.
I. Pengkajian
1. Identitas klien
D. Umur : 48 Tahun
E. Agama : Islam
F. Pendidikan : S1
G. Pekerjaaan : PNS
H. Suku/Bangsa : Melayu
B. Umur : 55 Tahun
C. Agama : Islam
D. Pendidikan : S1
E. Pekerjaan : PNS
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada ulu hati (skala nyeri :6) dan diserta mual, muntah
b. Riwayat penyakit
Nyeri pada ulu hati (skala nyeri : 6) dan diserta mual, muntah, Klien mengatakan
nyeri terjadi sejak dua hari yang lalu dan terjadi saat telat makan dan makan
makanan keras yaitu ubi kayu. Klien tampak meringis, kondisi pasien lemah,
kesadaran kompos mentis.
47
Klien mengatakan tidak pernah operasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya, klien
tidak memiliki riwayat alergi dengan obat-obatan, dalam keluarga tidk ada anggota
keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dia rasakan, tidak pula ada riwayat
keturunan maupun penyakit menular. Obat- obatan yang pernah dikonsumsi adalah
antasida.
1. Tanda-tanda vital :
- Nadi : 88 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 35,5°C
4. Status fisik
b. Tingkat kesadaran : CM
48
9. Pemeriksaan eliminasi alvi (B5 : Bowel) : hasil pemeriksaan ditemukan ada
penurunan nafsu makan, frekuensi bab 1 kali sehari dengan konsistensi lunak
10. Pemeriksaan tulang, otot dan integumen (B6 : Bone): tidak ditemukn hematom,
pergerakan sendi normal, tidak ada kelemahan otot, tidak ada nyeri, tidak ada
fraktur dan tidak menggunakan alat bantu mobilitas.
V. Pola aktifitas sehari sehari Dalam pemeriksaan ini ditemukan pola aktifitas klien setelah
sakit ditemukan porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi). Kebiasaan minum air putih
normal, Minuman yang disukai adalah teh. Aktivitas dan istrahat klien mengatakan tidak
ada gangguan.
2. Analisa Data
-klien mengatakan
49
skala nyeri 6
-klien mengatakan
nyeri terasa sejak
2 hari yang lalu
-klien mengatakan
nyeri bila makan
makanan keras
seperti ubi kayu
-klien mengatakan
berusaha
mengatasi nyeri
dengan minum
air gula dan obat
antasida, namun
hanya berefek
sementara
-klien mengatakan
tidak pernah
operasi dan
mengalami sakit
seperti ini
sebelumnya
Do:
-klien tampak
meringis
50
2. Ds: Perubahan Disfungsi motilitas
kebiasaan makan gastrointestinal
-klien mengatakan
kadang nyeri
dibagian perut
-klien mengeluh
mual
-klien mengeluh
ingin muntah
Do:
-bising usus
hiperaktif
-klien mengalami
penurunan nafsu
makan selama
sakit
-klien hanya
menghabiskan
1/2 porsi makan
saat sakit
-BB 38,8 kg
-klien mengeluh
51
mual
-klien mengeluh
ingin muntah
Do:
-klien mengalami
penurunan nafsu
makan
-klien hanya
menghabiskan
1/2 porsi makan
saat sakit
-konjungtiva anemis
-Bb 38,8kg
4. Ds: Mual
-klien mengeluh
mual
-klien mengeluh
ingin muntah
Do:
-klien mengalami
penurunan nafsu
makan
-klien hanya
menghabiskan
52
1/2 porsi saat
sakit
-konjungtiva anemis
-BB 38,8kg
53
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
4. Mual
54
4. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN & KRITERIA
NO. INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN HASIL
56
bising usus tidak terganggu (5)
58
terganggu (5) 8. Timbang berat badan klien
o intake nutrisi tidak terganggu (5) 9. Monitor tugor kulit dan mobilitas
o klien mampu menghindari 12. Identifikasi perubahan nafsu makan dan aktivitas
akhir-akhir ini
faktor-faktor penyebab bila
mungkin terjadi mual muntah 13. Tentukan pola makan
secara konsisten (5)
o klien mampu secara konsisten
(5) melaporkan mual
dan,muntah-muntah, dan muntah
yang terkontrol
o frekuensi mual tidak ada (5)
59
5. Implementasi
61
3. Senin/ 11 maret 2019 Ketidakseimbangan 1. Menentukan status gizi
nutrisi: kurang dari pasien dan kemampuan
kebutuhan tubuh pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Domain 3 kelas 1 kode
Hasil : kebutuhan gizi pasien
diagnosis 00002
mulai mencukupi.
2. Mengidentifikasi adanya
alergi dan intoleransi makanan
yang dimiliki pasien
Hasil :pasien tidak memiliki
alergi
3. Menginstruksikan pasien
mengenai kebutuhan nutrisi
yaitu membahas pedoman
diet dan piramida makanan
yang sesuai
Hasil: Pasien tampak
memahami intruksi yang
diberikan mengenai
kebutuhan nutrisi
4. Membantu pasien dalam
menentukan pedoman atau
piramida makanan yang paling
cocok dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dan
referensinya misalnya
piramida panduan makanan
Hasil :pasien mengetahui
makan yang cocok untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
dan referensinya.
5. Tentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan
gizi
Hasil :jumlah kalori 2.250 kkal
dan makan makanan tinggi
serat.
6. Memberikan vitamin
7. Menganjurkan pasien untuk
duduk pada Posisi tegak di
62
kursi, saat makan
8. menyajikan makanan
dengan cara yang benar dan
pada suhu yang paling cocok
Hasil :pasien mulai mau
makan dan nutrisi membaik
9. Menawarkan makanan
ringan yang padat gizi,
Hasil :gizi mulai membaik
10. Menganjurkan makan
makanan tinggi kandungan
serat untuk mencegah
konstipasi
Hasil :pasien tidak mengalami
konstipasi.
11. menganjurkan pasien
untuk memantau kalori dan
asupan makanan dengan
buku harian makanan
65
6. Evaluasi
BAB V
66
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis
umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu hati. Gastritis dapat
disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur meliputi frekuensi makan, jenis dan
jumlah makanan. Gastritis ada dua jenis yaitu akut dan kronik.
2. Saran
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipahami bagi pembaca.
Khususnya sebagai calon perawat hendaknya dapat memberikan penyuluhan dan
informasi kepada masyarakat mengenai ini, sehingga masyarakat memiliki
pengetahuan yang cukup tentang tanda-tanda yang akan muncul ketika seseorang
mengalami gastritis serta pemahaman mengenai pencegahan gastritis.
DAFTAR RUJUKAN
67
http://repo.stikesperintis.ac.id/176/1/58%20NELVAWATI.pdf ,diakses 10 September 2021
68