Gastritis
Dosen Pengampu:
Ria Inriyana, M.Kep
KAMPUS DI SUMEDANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah seminar kasus yang
berjudul “Gastritis” ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
Meskipun demikian, kami menyadari bahwa pembuatan makalah seminar kasus
ini terwujud berkat adanya dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan yang
setinggi tingginya kepada:
1. Ibu Ria Inriyana, M.Kep., selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
2. Ibu Ayu Prameswari Kusuma Astuti, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
3. Teman-teman S1 Keperawatan yang telah memberi saran dan masukan untuk
menyelesaikan makalah seminar kasus ini.
4. Serta seluruh pihak yang bersangkutan dan ikut andil dalam proses
pembuatan, perbaikan dan penyempurnaan makalah seminar kasus ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah seminar kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf
sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan guna menjadi acuan bagi kami agar dapat menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V ................................................................................................................................... 33
ROLEPLAY ......................................................................................................................... 33
BAB VI .................................................................................................................................. 37
PENUTUP ............................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis mencapai
40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
pendududuk. Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan kelima
dengan jumlah penderita 218.872 dan kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016).
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis
besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan
iritasi dan infeksi. Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami
kekambuhan sehingga menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah
satu penyebab kekambuhan gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien
dalam mencegah kekambuhan gastritis.
1
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit gastritis?
9. Apa tindak keperawatan penyakit gastritis?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan sistem
pencernaan. Pelepasan sel epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada
lambung (Sukarmin, 2011).
a) Infeksi bakteri
b) Sering menggunakan pereda nyeri
c) Mengkonsumsi minuman alcohol yang berlebihan
d) Stres
e) Autoimun
3
Penyebab terjadinya gastritis adalah sebagai berikut:
4
2.3 Klasifikasi Gastritis
Menurut (Brunner & Suddarth, 2014), klasifikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
A. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif, maksudnya kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muskularis. Sering disebut juga tukak beban atau tukak stress sebagai
reaksi pada permukaan mukosa lambung akibat iritasi (karena alkohol, aspirin, NSAID,
lisol, refluxempedu, cairan pankreas).
B. Gastritis Kronik
Gastritis kronik dapat dibedakan berdasarkan kelainan histopatologi, yaitu :
1. Gastritis kronik superfisialis apabila dijumpai sebukan sel-sel radang
kronik terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema yang
memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap
utuh. Sering dikatakan gastritis kronik superfisialis merupakan permulaan
gastritis kronik.
2. Gastritis kronik atrofik, sebukan sel-sel radang kronik menyebar lebih
dalam disertai dengan distorsi dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih
nyata. Gastritis atrofik dianggap sebagai kelanjutan gastritis kronik
superfisialis.
3. Atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronik. Pada
saat itu struktur kelenjar menghilang dan terpisah satu sama lain secara
nyata dengan jaringan ikat, sedangkan sebukan sel radang juga 11
5
menurun. Mukosa menjadi sangat tipis sehingga dapat menerangkan
mengapa pembuluh darah bisa terlihat pada saat pemeriksaan endoskopi.
A. Gastritis Akut
B. Gastritis Kronik
Selain itu juga ada beberapa tanda dan gejala gastritis sebagai berikut :
2.5 Pencegahan
Salah satu cara untuk mecegah terjadinya gastritis yaitu biasakan makan dengan
teratur, kunyah makanan dengan baik, jangan makan terlalu banyak, jangan berbaring
6
setelah makan, kurangi makan yang pedas dan asam, kurangi menyantap makanan yang
menimbulkan gas, jangan makan makanan yang telalu dingin dan panas, mengurangi
makanan yang digoreng, kurangi konsumsi cokelat. Selain itu kurangi stres dan hindari
makanan yang memicu timbulnya gastritis.
2.6 Penatalaksana
Penatalaksanaan Gastritis menurut Kimberly (2014), terdiri dari sebagai berikut:
A. Terapi Farmakologi
1. Antikoagulan : diberikan bila ada perdarahan pada lambung. Antasida di
berikan pada gastritis yang kronik, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala membaik,
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida istirahat.
2. Histonin : ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
7
3. Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
4. Penghambat asam (acid blocker) : obat penghambat asam antara lain
simetidin, ranitidin, atau famotidin.
5. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : di berikan untuk
menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi bakteri
Helicobacter pylori.
B. Terapi Non Farnakologi
Menurut (Arief, 2011), terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu dengan
cara:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk memeriksa apakah terdapat
Helicobacter pylori dalam darah.Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi.
2. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini meliputi akan adanya
tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya
3. Pemeriksaan analisis lambung
Analisis lambung tes ni untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan teknik
penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung
8
4. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feces tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri Helicobacter
pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces, hal ini
menunjukkan adanya perdarahan dalam lambung.
Perencanaan keperawatan :
Perencanaan keperawatan :
Perencanaan keperawatan :
a) Kaji status klien, turgor kulit, berat badan, drajat penurunan berat badan,
kemampuan menelan, riwayat mual muntah pantau intake dan output
b) Timbang berat badan 1 atau 2 hari sekali
c) Berikan makanan porsi kecil tapi sering
d) Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Perencanaan keperawatan :
9
a) Awasi respon fisiologis
b) Catat petunjuk perilaku
c) Dorong pernyatan takut atu antiets
d) Bantu klien dalam menyatakan perasaan dengan mendengarkan aktif
e) Berikan lingkungan tenang untuk beristirahat
f) Dorong orang terdekat untuk menemani klien
g) Anjurkan teknik relaksasi
h) Bantu klien melakukan koping positif
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Perencanaan keperawatan :
10
2.9 Pathway
11
BAB III
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
3.1 Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari scesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,
1995:21) Menurut Florence Nightingale peran perawat adalah menjaga pasien
mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa
dirinya.
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari:
a. Fungsi independent merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain. Perawat dalam melaksanakan tugasnya dilaksanakan sendiri dengan
12
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
b. Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas
pesan atau instruksi dari perawat lain
c. Fungsi interdependen, fungsi ini dilakukan dalam tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara anggota tim satu dengan anggota tim lainnya. Fungsi
perawat dalam melakukan pengkajian pada individu yang sehat maupun sakit di
segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki, aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin dalam bentuk proses
keperawatan yang terdiri atas tahap pengkajian, identifikasi masalah (diagnosa
keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi (Sudarma, 2008).
13
BAB IV
STUDI KASUS
KASUS
Ny. A berusia 34 tahun datang ke UGD RSUD Sumedang diantar oleh keluarga dengan
keluhan nyeri perut sebelah kiri sejak 6 jam yang lalu sebelum masuk UGD. Ny. A juga
mengatakan bahwa dia mengalami mual muntah dan tidak nafsu makan sejak 2 hari yang
lalu. Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius. Klien
menderita Gastritis sejak 3 tahun yang lalu. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan klien
tidak pernah memeriksakan diri/mendapatkan tindakan pengobatan hanya kalau sakit
minum obat dari klinik/ yang dijual di apotik.
4.1 Pengkajian
Tanggal Masuk : 25 Maret 2023 Pukul : 09.05 WIB
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2023 Pukul : 09.30 WIB
Ruang/ Kamar : Cempaka – RSUD Sumedang
No. Mr : 20.00.12.66
Diagnosa Medis : Gastritis
Yang Mengirim : Datang Sendiri dengan Keluarga
Cara masuk : Melalui UGD
4.1.1 Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu/ Indonesia
Pendidikan : SLTP/SMP/Sederajat
Bahasa Yang Digunakan : Ocu (Melayu/ Indonesia)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
14
Alamat : Dusun Mata Air RT/RW 007/004
Sumber Biaya : Pribadi
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP/SMP/Sederajat
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Dusun Mata Air RT/RW 007/004
15
nafsu makan dan mual muntah sudah 2 hari dari tanggal 23 Maret
2023
d) Upaya mengatasi: Minum obat dari klinik/yang dijual apotik dan
istirahat yang cukup.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya: Klien mengatakan sebelumnya tidak
pernah mengalami penyakit yang serius.
2) Riwayat alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi.
3) Riwayat pemakain obat : klien mengatakan selama ini hanya minum
obat progmag, antasida yang diperoleh dari klinik/ yang dibeli di apotik.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
Keterangan:
16
Tipe Keluarga:
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga inti antau nuclear
family karena dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 38
tahun dan ibu yang berusia 34 tahun dengan dua anak yaitu: anak laki-
laki berusia 16 tahun, anak kedua perempuan berusia 9 tahun, yang
semuanya belum menikah. Tn. D dan Ny. A mengatakan dalam
keluarganya tidak ada kendala atau masalah tertentu yang dirasakan
setiap anggota keluarga yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1) Adakah orang terdekat dengan klien: Klien mengatakan bahwa orang
paling berarti bagi dirinya adalah suami serta anak-anaknya.
2) Interaksi dalam keluarga:
a. Pola komunikasi: Klien memiliki hubungan yang baik dan
harmonis dengan keluarga.
b. Pembuatan keputusan: Klien mengatakan yang
mengambil/membuat keputusan selalu diserahkan kepada suami.
c. Kegiatan kemasyarakata n : Klien berhubungan baik dengan
orang lain yang ada di sekitarnya.
3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga: Klien mengatakan bahwa
keluarga memahami dengan penyakit yang dialaminya.
4) Masalah yang mempengaruhi klien: Klien mengatakan kadang sulit
beraktivitas apabila rasa nyeri dan mual muntahnya kambuh.
5) Mekanisme koping: Klien mengatakan apabila ada masalah
didiskusikan dengan keluarganya dan saudara terdekat. Klien
menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah. Klien terlihat cemas
akan penyakitnya.
17
6) Persepsi klien terhadap penyakitnya:
a. Hal yang dipikirkan saat ini: Klien berusaha untuk sembuh dan
menerima keadaan dengan berpasrah kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Harapan setelah menjalani perawatan: Klien mengatakan ingin
sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
c. Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit: Klien merasakan
lemas/ dan tidak nafsu makan.
7) Sistem nilai kepercayaan:
a. Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan: Klien mengatakan
tidak ada pantangan dengan masalah kesehatan selagi itu masih
baik dan membuat dirinya sehat.
b. Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan: Klien menganut
agama Islam dan beribadah setiap hari dengan sholat 5 waktu.
8) Kondisi lingkungan rumah: Klien mengatakan lingkungan tempat
tinggalnya bersih.
9) Pola kebiasaan
POLA KEBIASAAN
SEBELUM SAKIT/
NO HAL YANG DIKAJI
SEBELUM DI RSUD
DI RSUD
1 Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
b. Nafsu makan Baik Menurun
c. Keluhan saat makan Tidak Muntah
d. Jenis a. Nasi : putih a. Susu sereal
b. Lauk : ikan, tahu, b. Minum : air
tempe, daging putih,± 1,5
c. Sayur : bayam liter/hari
d. Minum : air putih 200 cc
± 2 liter/hari dan -
teh manis
e. Porsi yang dihabiskan 1 porsi
f. Makanan yang Tidak ada Tidak ada
membuat alergi
g. Pantangan Tidak ada Tidak ada
18
2 Pola Eliminasi
a. Jumlah/ Waktu a. Pagi : BAB a. Pagi : belum
1x/hari, BAB, belum
BAK 2x/hari BAK
b. Siang : BAK b. Siang :
2x/hari belum BAB,
c. Malam : BAK sudah BAK
2x/hari 1x
c. Malam :
b. Warna belum BAB,
sudah BAK
1x
a. BAB : kuning
c. Bau
b. BAK : Jernih a. BAB : -
b. BAK :
kuning jernih
Konsistensi
a. BAB : khas
b. BAK : khas a. BAB : -
b. BAK : -
BAB : lembek
-
3 Pola Personal hygiene
a. Frekuensi mencuci a.2x/minggu a. Belum pernah
rambut b. 2x/hari b. Diseka 2x/hari
b. Frekuensi mandi c. 2x/hari c. Belum pernah
c. Frekuensi gosok gigi d. Putih beruban d. Putih beruban
d. Warna rambut e. – e. –
e. Bau Kusam Kusam
Konsistensi
4 Pola Istirahat Tidur
a. Jumlah/waktu a.Pagi : ± 1 jam a. Pagi : ± 2 jam
b. Siang : ± 1 jam b. Siang : ± 2
c. Malam ± 7 jam jam
Gangguan tidur Tidak mengalami c. Malam ± 4
gangguan tidur jam
Klien tidak bisa
tidur karena
nyeri pada
bagian perut
sebelah kiri dan
merasakan mual
muntah.
19
5 Pola Aktivitas dan Latihan Uraian kegiatan klien Selama dirawat
untuk mandi, di IGD
makan,eliminasi, Puskesmas,
ganti pakaian klien dibantu
dilakukan secara oleh keluarga.
mandiri, sebagian,
atau total : Klien
mampu melakukan
akvitas seperti
makan, minum,
mandi, berpakaian
secara mandiri.
6 Kebiasaan yang Tidak ada Tidak ada
Mempengaruhi
Kesehatan
20
4.1.3 Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1) Keadaan umum : Keadaan umum klien baik
(compos mentis).
2) Suhu tubuh : 36⁰ C
3) Tekanan darah : 110/70 mmHg
4) Nadi : 80x/m
5) Pernafasan : 20x/m
6) BB/TB : Sebelum sakit: 60 Kg / 155 Cm
Setelah sakit: 57 Kg/ 155 Cm
7) Nyeri : Terdapat nyeri tekan pada bagian
perut sebelah kiri atas. Skala nyeri: 2
b. Pemeriksaan Kepala, Wajah dan Leher
1) Kepala Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan tidak
nada benjolan.
Kulit kepala : Kulit kepala klien kurang bersih.
2) Rambut
Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.
Bau : Rambut klien tidak bau.
Warna rambut : Warna hitam.
3) Wajah
Struktur wajah : Struktur wajah klien bulat, tidak ada
edema.
Warna kulit : Warna putih
4) Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap
dan simetris antara kanan dan kiri.
Konjungtiva dan sklera : Tidak anemis.
Pupil : Normal.
Cornea dan iris : Normal.
5) Hidung
Tulang hidung : Normal, simetris.
Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri.
Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
21
6) Telinga
Bentuk telinga : Simetris antara telinga kanan dan kiri.
Ukuran telinga : Sama besar antara telinga kanan dan
kiri.
Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran.
Ketajaman pendengaran : Klien masih mampu mendengar
dengan baik.
7) Mulut dan faring
Keadaan mukosa bibir : Mukosa bibir normal.
Keadaan gusi dan gigi : Normal.
Keadaan lidah : Normal.
8) Leher
Posisi trachea : Trachea berada pada posisi yang
normal.
Thyroid : Tidak ditemukan massa di daerah
thyroid klien, dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid.
9) Pemeriksaan integumen
Kebersihan : Kulit klien terlihat bersih.
Kehangatan : Kulit klien terasa hangat.
Warna : Kulit klien berwarna putih.
Turgor : Turgor kulit kembali sebelum
2 detik.
Kelembapan : Kulit klien tidak terlalu lembap.
Kelainan pada kulit : Tidak ada
10) Pemeriksaan thoraks/ dada
Inpeksi thoraks : Bentuk thoraks klien simetris.
Pernafasan : Irama pernafasan klien teratur
dengan frekuensi tidak terlalu cepat.
11) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : ictus cordis-, pulsasi pada dinding
thoraks-.
Palpasi : pada dinding thoraks teraba : tidak
teraba/tidak terkaji
22
Keluhan lain terkait
dengan pemeriksaan jantung : tidak ada kelainan
12) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, masa atau
benjolan -, kesimetrian +, bayangan
pembuluh darah vena
-
Palpasi : Nyeri tekan pada bagian perut
sebelah kiri.
13) Pemeriksaan Genetalia: tidak dikaji
14) Pemeriksaan Musculoskeletal (Ekstremitas)
Inspeksi : Otot antara sisi kanan dan kiri
simetris, deformitas -, fraktur -,
terpasang gips –
Palpasi : Oedem --/--/-, uji kekuatan otot 5/5.
15) Pemeriksaan Neurologis: Respon membuka mata spontan, respon
verbal 5, respon motorik 6 (compos mentis)
Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak : peningkatan suhu -, nyeri
kepala -, kaku kuduk -, mual muntah +, kejang -, penurunan kesadaran -.
16) Pemeriksan Laboratorium : Hemoglobin : 12,0 gr%
17) Pemeriksaan Radiologi: tidak dilakukan pemeriksaan radiologi.
18) Terapi yang telah Diberikan:
Injeksi Ranitidine 2mg/IV, Injeksi domperidon2ml/Iv, Antasida syrup,
Lanzoprazol tab, Curcuma 10mg tab
19) Data Fokus
Data Subjektif
- Ny. A mengatakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri atas.
- Ny. A mengatakan tidak nafsu makan ± 2 hari.
- Ny. A merasa mual muntah.
Data Objektif
- Ny. A tampak meringis dan lemas.
- Ny. A tampak gelisah dan tidak nyaman.
- Ny. A tampak mual dan muntah.
23
- TTV: TD : 110/70 mmHg, N: 80x/m, RR: 20x/m, Suhu: 36⁰ C, BB
sebelum sakit: 60kg, BB setelah sakit: 57kg.
- Skala nyeri: 2
- Hasil laboratorium: Hb : 12 gr%.
24
4.2 Analisa Data
Nama Klien : Ny. A
Umur : 34 Tahun
No. MR : 20.00.12.66
DO :
a. Klien tampak gelisah dan
tidak nyaman.
b. Wajah klien tampak
meringis.
c. Klien tampak lemas.
25
2 Sabtu, 25 Maret 2023 Ketidakseimbangan nutrisi Kurangnya intake
DS : kurang dari kebutuhan makanan
tubuh
a. Klien mengatakan nafsu
makannya menurun.
b. Klien mengatakan lemas,
mual, muntah.
c. Klien mengatakan hanya
minum susu sereal dan air
putih.
DO :
a. Klien terlihat lemas
b. Diet cair dengan susu
sereal (3x200cc)
c. Hb: 12 g%,
d. Berat badan menurun:
BB sebelum sakit = 60 Kg
BB Setelah sakit = 57 Kg.
26
4.4 Intervensi Keperawatan
Nama Klien : Ny. A
Umur : 34 Tahun
No. MR : 20.00.12.66
Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Sabtu, 25 Maret Paint control Pain management
2023 Setelah a. Observasi tingkat a. Mengidentifikasi
Jam 09.30 WIB dilakukan nyeri untuk
nyeri klien secara
intervensi konferhensif baik melakukan
Nyeri selama 3 hari meliputi frekuensi, intervensi.
berhubungan diharapkan lokasi, intensitas, b. Mengetahui
dengan iritasi nyeri dapat reaksi. perkembangan
mukosa berkurang atau b. Observasi TTV kondisi klien.
lambung sekresi hilang. c. Mengurangi rasa
c. Ajarkan teknik
asam lambung Kriteria hasil : nyeri yang
relaksasi nafas dalam.
bikarbonat yang a. Klien dirasakan.
d. Edukasi keluarga
naik turun. mengatakan d. Membantu menjaga
untuk memberikan
rasa nyeri suasana nyaman. klien dan mengambil
DS : berkurang keputusan.
e. Jelaskan sebab-sebab
Klien atau hilang. nyeri kepada klien. e. Memberikan
mengatakan b. TD: informasi kepada
f. Kelola obat
nyeri pada 90/60-140/90 analgesik diberikan klien tentang nyeri
bagian perut mmHg. yang dirasakan.
pada pukul 08.00,
sebelah kiri. c. Nadi: 60- f. Membantu
16.00, 24.00 WIB. mengurangi nyeri
a. O: Klien 100x/m. g. Menghridari yang dirasakan.
mengatakan d. RR: 16- makanan yang dapat
nyeri 24x/m. menaikan asam
dirasakan e. Nyeri: skala lambung/ pantangan-
sekarang dan 0. pantangan makanan.
mulai 6 jam f. Wajah klien
sebelum tidak
masuk UGD. meringis.
b. P: Klien g. Klien
mengatakan merasa
nyeri nyaman.
dirasakan
terus
menerus.
c. Q: Klien
mengatakan
nyeri seperti
diremas-
remas.
d. R: Klien
mengatakan
27
nyeri pada
bagian perut
sebelah kiri.
e. S: Klien
mengatakan
skala 2.
f. T: Klien
berusahan
mengurangi
gerakan agar
nyeri tidak
terasa.
DO :
a. Klien tampak
gelisah dan
tidak nyaman.
b. Wajah klien tampak meringis.
28
b. Diet cair mengganti kalori,
dengan susu protein.
sereal
(3x200cc)
c. Hb: 12 g%
d. Barat badan
menurun:
BB sebelum
sakit = 60 Kg.
BB Setelah sakit
= 57 Kg.
29
4.5 Implementasi Keperawatan dan Implementasi Perkembangan
HARI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI/EVALUASI
TANGGAL PARAF
DX KEPERAWATAN SOAP
JAM
1 Sabtu, 25 Nyeri berhubungan a. Mengukur tanda-tanda vital Perawat
Maret 2023 dengan iritasi klien:
10.00 WIB mukosa lambung TD = 110/60 mmHg
sekresi asam Nadi = 82 x/m
11.00 WIB
lambung bikarbonat RR = 24 x/m
yang naik turun. Suhu = 36,7⁰ C
b. Memberikan lingkungan yang
nyaman.
- Klien tersenyum
c. Mengobservasi klien
secara non verbal.
- Klien tertidur
Minggu, 26 S: Klien mengatakan nyeri Perawat
Maret 2023 berkurang
09.00 WIB O: Klien tampak tenang dan nyaman
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
2 Sabtu, 25 Ketidakseimbangan a. Mengobservasi keadaan umum Perawat
Maret 2023 nutrisi kurang dari klien.
09.40 WIB kebutuhan tubuh b. Mengobservasi kebutuhan nutrisi
09.50 WIB berhubungan klien.
12.00 WIB dengan kurangnya c. Mengganti cairan infus di tangan
intake makanan. kiri dengan faktor tetesan 20 tpm
12.30 WIB
menggunakan cairan infus RL
500cc
d. Membantu klien untuk makan
siang.
- Klien mengatakan perut terasa
mual.
e. Memberikan injeksi Ranitidine
2mg pada pukul 09.00 melalui
IV.
f. Memberikan obat oral
lansoprazole tab dan curcuma
10mg pada pukul 12.00 WIB
Minggu, 26 S : Klien mengatakan lemas dan Perawat
Maret 2023 perut terasa mual.
09.00 WIB O: Klien tampak menahan sakit,
mengkerutkan dahi, Klien
makan 200cc dengan susu sereal,
dan minum 1 gelas.
A: Masalah belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan
30
NO HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI/EVALUASI
PARAF
DX TANGGAL KEPERAWATAN SOAP
JAM
1 Minggu, 26 Nyeri a. Mengukur tanda-tanda vital Perawat
Maret 2023 berhubungan klien:
07.30 WIB dengan iritasi TD = 120/70 mmHg
15.00 WIB mukosa lambung Nadi = 79 x/m
sekresi asam RR = 20 x/m Suhu
lambung = 35,8⁰ C Skala
bikarbonat yang nyeri = 1
naik turun. b. Memberikan lingkungan yang
tenang dan posisi yang
nyaman.
- Klien tenang dan nyaman
- Klien tertidur
c. Memberikan injeksi
Domperidon 2mg melalui IV.
- Klien tenang saat obat
dimasukan.
d. Mengukur TTV
TD = 120/70 mmHg
Nadi = 80 x/m
RR = 22x/m
Skala nyeri = 1
Senin, S: Klien mengatakan nyerinya Perawat
267Maret 2023 hampir tak terasa. Skala nyeri 1.
09.00 WIB O: Klien tampak lebih tenang dan
nyaman.
A: Masalah teratasi.
P:
a. Intervensi dihentikan
b. Rencana hari ini klien pulang,
pengobatan dilanjutkan
dirumah.
2 Minggu, 26 Ketidakseimbanga a. Membantu klien untuk makan Perawat
Maret 2023 n nutrisi kurang dan minum.
12.00 WIB dari kebutuhan - Makan habis 200cc dengan
- tubuh berhubungan susu sereal dan makanan
14.00 WIB dengan kurangnya lunak seperti bubur.
intake makanan. b. Memberikan obat oral
lansoprazole tab, curcuma 10
mg, antasida syrup 5ml.
31
Senin, S: Klien mengatakan badannya Perawat
267Maret 2023 segar, nafsu makannya meningkat,
09.0 WIB dan mualnya hilang.
O: Klien tampak segar dan
makanan klien habis dengan susu
sereal dan makanan lunak seperti
bubur.
A:Masalah teratasi.
P:
a. Intervensi dihentikan
b. Rencana hari ini klien
pulang, pengobatan
dilanjutkan dirumah.
32
BAB V
ROLEPLAY
A. Kasus
Di sebuah rumah sakit, tepatnya di ruang penyakit dalam wanita, kamar merpati.
Seorang pasien bernama Ny. Aminah dengan usia 34 tahun, datang dengan suaminya
dan dirawat di rumah sakit karena mengeluh mual muntah dan sakit di perut bagian
atas. Sebagai perawat yang bertanggung jawab di pagi hari. Perawat berencana
melakukan tindakan nutrition management pada Ny. Aminah. Sebelumnya pasien dan
perawat belum bertemu.
B. Kondisi Klien
a) Data Subjektif
- Klien mengatakan nyeri pada bagian perut bagian atas, skala nyeri 2
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan perut terasa mual
b) Data Objektif
- Klien tampak menahan sakit tetapi tetap komunikatif
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya intake makanan.
Narasi
Fase prainteraksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan klien
Pasien mual muntah berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Dx
keperawatan adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal yang
akan dilakukan perawat adalah nutrition management.
2. Mencuci tangan
33
3. Menyiapkan alat
Dalam hal ini perawat menyediakan daftar makanan yang bagus untuk membantu
pemulihan dari penyakit pasiennya.
Fase Interaksi
1. Tahap Orientasi
Perawat : Assalamualaikum Ibu, Bapak, selamat pagi
Pasien : Waalaikumsalam sus, selamat pagi
Suami Pasien : Wa’alaikumussalam, pagi juga suster
Perawat : Perkenalkan saya Annisa Indah, ibu dan bapak bisa panggil saya
Annisa, saya perawat yang bertugas di pagi hari ini untuk merawat ibu
dari jam 08.00 hingga jam 14.00. Karena ini pertemuan pertama kita,
kalau boleh tau nama lengkap ibu siapa, dan lebih senang dipanggil
apa?
Pasien : Nama saya Aminah, boleh panggil saya Ami saja.
Perawat : Baik ibu Ami, kalau boleh tau juga bapak dengan siapa namanya?
Suami Pasien : Saya Aryo, suaminya ibu Aminah.
Perawat : Baik pak Aryo. Nah, bagaimana perasaan ibu saat ini ?
Pasien : Saya sudah merasa lebih nyaman daripada kemarin sus, nyeri perut
saya juga udah lumayan berkurang.
Suami Pasien : Kemarin juga sempat mual mual katanya sus, kalo sekarang
lumayan berkurang
Perawat : Ouh begitu, bapak sekarang lebih sering menemani ibu ya?
Suami Pasien : Iya sus, kebetulan saya lagi libur
Perawat : Baik pak. Kalau begitu, saya ingin cek keadaan ibu sambil mengobrol
sebentar dengan ibu dan bapak mengenai penyakit yang dialami ibu.
Kira-kira waktunya 10 – 15 menit, apakah ibu dan bapak bersedia?
Pasien : Iya bersedia sus
Suami Pasien : Bersedia sus
(saat ini pasien dalam posisi duduk dan sudah nyaman untuk diajak bicara)
2. Tahap Kerja
Perawat : Baik ibu, pak, izin memeriksa tekanan darah ibu ya.
Pasien : Boleh sus silahkan
Perawat : (sambil cek tanda-tanda vital pasien) baik bu, dari buku laporan
saya hari ini Ibu mengeluh dari kemarin sore udah nggak nafsu
makan karena kalau makan sering muntah yah?
34
Pasien : iya sus. Saya kalau makan biasanya mual dan muntah. Apalagi sejak
kemarin saya masuk ke rumah sakit, saya tidak nafsu makan.
Suami Pasien : Betul sus, gara-gara mual terus makan nya jadi sedikit bahkan engga
masuk nasi sama sekali. Kalo sering mual gitu apa gak masalah sus?
(perawat mendengarkan keluhan pasien dengan perhatian setelah selesai
memeriksa tanda-tanda vital pasien)
Perawat : Ibu, bapak, mual muntah memang gejala dari penyakit yang ibu
alami. Saya sebagai perawat khawatir akan keadaan ibu. Jadi saya
membuat daftar makanan yang bisa membantu dalam penyembuhan
ibu.
Pasien : Oh, begitu yah sus?
Perawat : Iya, bu. Tapi pertama sekali saya ingin bertanya pada ibu. Apa ibu
ada alergi pada makanan tertentu?
Pasien : saya nggak alergi sama makanan apapun, sus. Atas nama halal saya
bisa makan.
Suami Pasien : Iya sus, setahu saya istri saya juga memang tidak ada alergi makanan.
Perawat : Baik pak, bu, kalau begitu ibu Ami bisa konsumsi makanan yang
ada dalam daftar ini.
(perawat mengeluarkan daftar makanan yang telah ia buat dari hasil kolaborasi
dengan ahli gizi yang menangani pasien bernama ibu Aminah ini).
Perawat :Nah bapak dan ibu, Kami dari rumah sakit pastinya sudah
menyediakan makanan apa saja yang baik untuk ibu. Tapi agar
semakin mendukung kesehatan dan mempercepat kesembuhan ibu,
Ibu Ami bisa menggunakan daftar ini. selain itu, saya anjurkan ibu
untuk makan dengan jumlah porsi yang kecil namun sering. Jadi mual
muntah yang ibu rasakan akan sedikit berkurang. Bapak juga sebagai
suami perlu ya pak untuk mengingatkan, mendukung dan mengontrol
porsi makan dan makanan yang istri bapak makan.
Suami pasien : Baik sus, istri saya ini memang kalau makan suka buru-buru sus, suka
langsung banyak juga kalau lapar
Pasien : iya, sus. Saya memang kalau makan langsung banyak. Jadi sepertinya
memang karena hal itu jadinya saya langsung berasa mual muntah,
sus?
Perawat : itu bisa jadi salah satu penyebabnya bu Ami.
Pasien : ah, saya baru tahu. Makasih sus.
Suami pasien : makasih ya sus.
Perawat : Sama-sama bapak dan ibu Ami. Baik bu, pak, apa ada yang ingin ibu
dan bapak tanyakan kembali?
Pasien : enggak ada lagi sus, saya udah ngerti.
Suami pasien : iya sus saya juga enggak ada lagi.
35
3. Tahap Terminasi
Perawat : Baik, kalau tidak ada yang ingin ditanyakan lagi. Sekarang apa bisa
ibu jelaskan kembali apa yang sudah saya sampaikan tadi bu?
Pasien : Bisa sus, jadi saya bisa konsumsi makanan yang ada dalam daftar
yang suster berikan. Lalu saya harus makan dengan jumlah porsi yang
kecil namun sering agar mual muntah yang saya rasakan bisa sedikit
berkurang.
Perawat : Baik sekali, ibu bisa menjelaskan kembali apa yang sudah saya
sampaikan. Nah untuk kedepannya ibu bisa menerapkan pola makan
porsi kecil tapi sering dengan makanan yang ada dalam daftar tersebut.
Untuk itu, ibu perlu dibantu oleh bapak untuk selalu mengingatkan,
mendukung dan mengontrol porsi makanan ibu. Jadi mohon
bantuannya ya bapak.
Suami Pasien : Baik, pastinya saya selalu bantu sus.
Perawat : Baik kalau begitu, saya akan kembali ke tempat saya. Kalau ada ya
ingin ibu tanyakan atau ada hal lainnya yang memerlukan saya, ibu
atau bapak jangan sungkan-sungkan untuk memanggil saya.
Pasien : Iya sus, terimakasih .
Suami Pasien : Terimakasih sus.
Perawat : Sama – sama ibu, bapak, kalau begitu saya mohon pamit.
Assalamu’alaikum
Pasien : Wa’alaikumussalam
Suami pasien : Wa’alaikumussalam
36
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Gastritis atau dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag
atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang
yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman.
Penyebab utama gastritis adalah bakteri helicobacter pylori, virus, atau parasite lainnya juga
dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah meminum alcohol secara
berlebihan, infeksi da ri kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.
Gastritis ini terbagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Salah satu cara untuk
mencegah terjadinya gastritis yaitu biasakan makan dengan teratur, kunyah makanan dengan
baik, jangan makan terlalu banyak, jangan berbaring setelah makan, kurangi menyantap
makanan yang menimbulkan gas, jangan makan makanan yang terlalu dingin dan panas,
mengurangi makanan yang digoreng, kurangi konsumsi cokelat. Peran perawat menurut
konsorsium yaitu pemberi asuhan keperawatan, pelindung dan advokat klien, pembuat
keputusan klinis, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh,
kolaboran, educator, konsultan dan pembaharu.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil dari makalah ini dapat disampaikan saran bahwa petugas kesehatan
yaitu perawat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien khususnya pada penderita
gastritis yaitu dengan memberikan informasi tentang menjaga pola makan, baik frekuensi
makan maupun porsi makan dan mengurangi konsumsi jenis makanan mengiritasi lambung
serta bagaimana menghindari stress.
37
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Hariana. (2011). 812 Resep untuk mengobati 236 penyakit. Depok: Penebar Swadaya
Aspitasari, A., & Taharuddin, T. (2020). Analisis Pengaruh Terapi Non-Farmakologi
terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien dengan Kasus Gastritis di Instalasi Gawat
Darurat: Literatur Review.
Black, J. M., Hawks, J.H (2014). Keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta: Salemba
Medika
Brunner&Suddarth. (2014). Keperawatanmedikal bedah. Jakarta: EGC
.Dinoyo, 2013. Buku ajar keperawatan medikal bedah: sistem pencernaan. jakarta: prenada
media group Friedman.
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept and
Practice. Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier
Dian Rizkia Maulida. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritisdengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Dusun Ketapan Desa Pekoren Kecamatan Rembang
Kabupaten Pasuruan Oleh :Dian Rizkia Maulidanim. 1801102Program Diii
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo 202. 2021.
Fahrur, R., & Karisma, D. A. (2019). Modul Pembelajaran Keselamatan Kerja Dan
Kesehatan Lingkungan.
(https://id.scribd.com/embeds/376062184/content?start_page=1&view_mode=scroll&a
ccess_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf)
Gomez-Mejja, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing Human
Resources. New Jersey: Pearson Education inc Publishing as Prentice Hall
Jannah, F. (2020). Asuhan Keperawatan Anak Yang Mengalami Gastritis Dengan Nyeri Akut
Di Ruang Anggrek Rsud Ibnu Sina Gresik. Universitas Airlangga.
Kimberly, A.J. (2014). Kapita
Khanza, N., N. Isnandari., dan O.P. Lestari. 2017. Asuhan Keperawatan Pasien Gastritis
[skripsi]. Klaten (ID): STIKes Muhammadiyah Klaten
LeMone, P., dkk. (2016). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Listina, O., Prasetyo, Y., Solikhati, D. I. K., & Megawati, F. (2021). Evaluasi Penggunaan
Obat Pada Pasien Gastritis di Puskesmas Kaladawa Periode Oktober-Desember 2018.
Jurnal Ilmiah Medicamento, 7(2), 129-135.
Oktoriana, P., & Krishna, L. F. P. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Gastritis. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang kesehatan, 3(2), 197-209.
Prastika, N. D. (2016). Emosi positif pada perawat di rumah sakit umum daerah abdoel
wahab sjahranie Samarinda. In Seminar Asean Second Psychology & Humanity (pp.
616-623). (https://mpsi.umm.ac.id/files/file/616%20-%20623%20netty.pdf)
38
Sukarmin. 2011. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka
Suwindri, Suwindri, Yulius Tiranda, and Windy Astuti Cahya Ningrum. "Faktor Penyebab
Kejadian Gastritis di Indonesia: Literature Review." JKM: Jurnal Keperawatan
Merdeka 1.2 (2021): 209-223.
Sepdianto, T. C., Abiddin, A. H., & Kurnia, T. (2022). Asuhan Keperawatan pada Pasien
Gastritis di RS Wonolangan Probolinggo: Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11(1), 220-225.
Setiati, Siti. (2014). Ilmu penyakit dalam Jilid II. Jakarta: InternaPublishing
Sepdianto TC, Abiddin AH, Kurnia T. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis di RS
Wonolangan Probolinggo: Studi Kasus. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.
2022;11:220–5.
Sudarma, M. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 30-32.
(https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11754/2/T1_462010011_BAB%20II
.pdf)
Suryono, (2016). Pengetahuan Pasien dengan Gastritis Tentang Pencegahan Kekambuhan
Gastritis. http://ejournal.akperpamenang.ac.id /index.php/akp/article/view/141/12 3.
Diakses tanggal 24 November 2017, 14.15 WIB.
Tarigan PB. Konsep Dasar Penyakit Gastritis Dengan Masalah Manajemen Kesehatan
Keluarga Tidak Efektif. Journal of Chemical Information and Modeling.
2013;53(9):1689–99.
Wijayanti, T., & Dirdjo, M. M. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien
Gastritis dengan Pemberian Relaksasi Nafas Dalam dan Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Akut Akibat Gastritis di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015.
39