ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA
Disusun Oleh :
Angkatan 2019
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA
Disusun Oleh :
Kelompok Seruni
Angkatan 2019
Mengetahui.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT sehingga laporan kasus seminar, “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS
AKUT (GEA) DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE
SURABAYA” ini dapat terselesaikan.
Terima kasih kami sampikan kepada :
1. Ibu Dr. Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Pembimbing Akademik selama
profesi di Stase Keperawatan Anak di Ruang Seruni RSUD Dr. Mohammad
Soewandhie yang telah mengarahkan, mengingati, mengoordinasi, memberi masukan,
solusi serta keilmuan sehingga kami dapat menyusun laporan dengan baik.
2. Ibu Maya Cristia, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Klinik selama profesi di Stase
Keperawatan Anak di Ruang Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhie yang telah
memberikan masukan, catatan tambahan, wawasan, pengetahuan, pengalaman,
sehingga laporan lebih detail, lengkap, dan sempurna.
3. Para Perawat Ruang Seruni yang telah memberikan pengarahan, pembinaan,
bimbingan, fasilitasi, kerja sama, kelapangan, pengayoman, pendidikan, sharing, dan
diskusi selama berada di ruang rawat inap anak Seruni sehingga laporan dapat
terselesaikan dan terlengkapi dengan baik.
4. RSUD Dr. Mohammad Soewandhi yang merupakan rumah sakit daerah di Surabaya
yang besar dengan berbagai kasus penyakit sehingga menambah pengetahuan,
wawasan, dan pengalaman kepada kami sehingga laporan ini dapat tersusun.
5. Keperawatan Universitas Airlangga selaku almamater kami yang memfasilitasi,
menyediakan, menatakan, memprogramkan, dll. sehingga kami dapat menjadi lulusan
Nurse yang excellent baik softskill dan hardskill.
6. Orang tua, keluarga, dan support system kami yang menguatkan kami sehingga bisa
sampai di jenjang Pendidikan tinggi, professional, ahli yang diharapkan nanti ilmu dari
sini bermanfaat.
Terima kasih banyak kami sampaikan kepada segenap pihak yang tersebutkan dan yang
tidak tersebutkan. Semoga amal ibadah yang diberikan Allah terima, baik dunia akhirat,
dan penuh keberkahan. Aamiin.
Penulis menyadari laporan ini tentu masih ada kekurangan atau tidak sempurna. Masukan,
kritik, saran membangun kami harapkan semoga laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga ilmu yang ada di laporan ini bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. v
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….... 1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
1.3.Tujuan………………………………………………………………... 2
1.3.1.Tujuan umum……………………………………………….. 2
1.3.2.Tujuan khusus……………………………………………….. 2
1.4.Manfaat…………………………………………………………..….. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI…………………………………………………….. 3
2.1. Konsep Penyakit…………………………………………………… 3
2.1.1. Anatomi pleura……………………………………………… 3
2.1.2. Definisi efusi pleura………………………………………… 4
2.1.3. Pravelensi…………………………………………………… 4
2.1.4. Etiologi……………………………………………………… 5
2.1.5. Manifestasi klinis…………………………………………… 6
2.1.6. Penatalaksanaan…………………………………………….. 6
2.1.7. Komplikasi………………………………………………….. 7
2.1.8. Pemeriksaan penunjang…………………………………….. 8
2.2. Konsep Kebutuhan Dasar yang Terganggu………………………... 9
2.2.1. Oksigenasi…………………………………………………... 9
2.2.2. Aktivitas…………………………………………………….. 10
2.2.3. Nutrisi……………………………………………………….. 10
2.3. Asuhan Keperawatan Teori………………………………………….. 10
2.3.1. Pengkajian………………………………………………………… 10
2.3.2. Asuhan keperawatan……………………………………………… 14
BAB 3 WEB OF CAUSATION (WOC)………………………………………. 18
3.1. Web of Causation (WOC) Efusi Pleura……………………………………. 18
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………. 19
4.1. Pengkajian Keperawatan Pasien Efusi Pleura…………………………….. 19
4.2. Asuhan Keperawatan Pasien Pasien Efusi Pleura…………………………. 19
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………... 20
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 20
5.2. Saran……………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 21
LAMPPIRAN…………………………………………………………………. 22
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
usus halus adalah alat pencernaan pencernaan yang paling sering terkena (Kimbran,
2021).
Laporan kasus ini dibuat untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
anak dengan diagnosis medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap
Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis medis
Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni RSUD Dr.
Mohammad Soewandhi Surabaya.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
2. Melakukan penetapan diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan
diagnosis medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap
Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
1.4. Manfaat
1. Bagi pembaca
Mendapatkan informasi, wawasan, pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien
dengan Gastroenteritis Akut (GEA)
2. Bagi pemegang kebijakan
Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan untuk
mengurangi kejadian Gastroenteritis Akut (GEA).
3. Bagi perawat
Menjadi bahan acuan, sumber referensi, dan meningkatkan asuhan keperawatan
yang dilakukan.
4. Bagi keilmuan
2
Menjadi bahan meningkatkan kemajuan keilmuan keperawatan dan kesehatan
pada umumnya.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
(3) Infeksi parasite: cacing (asoanis, trichuris, oxyuris) jamur (candida
albicans)
2) Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti
otitis media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia dsb,,
2. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monoksida
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, berasun, dan alergi terhadap makanan
2.1.4. Manifestasi Klinis
1. Kram perut
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemak
9. Pucat
10. Urin output menurun (oliguria, anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelak
12. Ubun-ubun / fontanela cekung
13. Kelopak mata cekung
14. Membrane mukosa kering
2.1.5. Patofisiologi
Secara umum gastroenteritis disebabkan oleh masuknya mikroorgnisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil 17 17 melewati rintangan asam lambung.
Organisme masuk pada mukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel
pada mukosa usus serta melepasakan enteroksin yang dapat menstimulasi cairan
dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini menyebabkn destruksi pada
mukosa sel dari vili usus halus yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas
absorbsi cairan dan elektrolit, interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi
enzimadenisiklase dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit sehingga timbul diare.
Diare yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
integritas kulit pada aderah perianal. Selain itu juga, sekresi air dan elektrolit secara
berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dan asidosis metabolic sehingga dapat menimbulkan kekurangn volume cairan
dalam tubuh serta gangguan pertukaran gas akibat dari asidosis metabolic.
Kekurangan cairan secara terus menerus dapat menimbulkan syok
hipovolemi. Selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga menyebabkan
5
peradangan (timbul mual muntah) dan keruskan pada mukosa usus. Hal ini
menyebabkan penurunnan nafsu makan, serta gangguan pada psikologi klien yang
dapat menyebabkan ansietas. Penurunan nafsu makan dapat mengakibatkan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh (Nurarif, 2015).
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik;
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopik
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya, dengan
melakukan pembikn terhadap contoh tinja
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel
darah putih
3. Pemeriksaan gangguaana keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan Analisa gas darah atau atrup
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
5. Pemeriksaan elektrolit instubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atu
parasite secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik
2.1.7. Komplikasi
1. Kehilngan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
5. Gagal ginjal akut
6. Ileus paraltik
7. Malnutrisi
8. Gangguan tumbuh kembang
2.1.8. Penatalaksaan
1. Medis
a. Cairan per oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K dan glukosa
kurang. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang
kadar natrium 50-60 meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garan dan gula)
atau air tajin yang diberi gula dengan garam
b. Cairan parenteral
1) Dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50 ml/KgBB/hari.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125
ml/KgBB
2) Dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 50-100 ml/KgBB/hari.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125
ml/KgBB
3) Dehidrasi berat
Anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam
6
berikutnya diberikan 125 ml/KgBB/jam atau 3 tetes/KgBB/mnit, 16
jam berikutnya diberikan 125 ml/KgBB oralit per oral bila anak mau
minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit atau
3 tetes/KgBB/menit.
Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam
berikutnya diberikan 127 ml/KgBB/ oralit per oral bila anak mau
minum dapat teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit
atau 3 tetes/KgBB/menit.
Anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam
berikutnya diberikan 125 ml/KgBB/jam atau 3 tetes/KgBB/mnit, 16
jam berikutnya diberikan 125 ml/KgBB oralit per oral bila anak mau
minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit atau
3 tetes/KgBB/menit.
2. Keperawatan
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada Tindakan pencegahn enteric
termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penerit
b. Jas Panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila menyentuh
barang terinfeksi
c. Pnderita dan keluarganya diedukasi mengenal caara perolehan entro pathogen dan
cara mengurangi penularan
7
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini ditandai
dengan tanggalnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex
primitif pada masa bayi. Timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur. Hal ini ditandai dengan adanya masa-
masa tertentu dimana pertumbuhan berlangsung cepat yang terjadi pada masa
perenatal, bayi, dan remaja (aldostero). Pertumbuhan berlangsung lambat pada
masa prasekolah dan masa sekolah.
2.1.3. Tanda – Tanda Perkembangan
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), proses
pertumbuhan dan perkembangan anakbersifat individual. Namun demikian pola
kerkembangan setiap anak mempunyai ciri-ciri, yaitu :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seseorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabutsaraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Seorang anak tidak bias berdiri dan ia tidak bias berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi anak
terhambat. Perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda. Sebagaimana
pertumbuhan, perkembangan juga mempunyai kecepatan yang berbeda-beda
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ. Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan setiap anak juga berbeda-beda.
d. Pertumbuhan berkolerasi dengan perkembangan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung, maka perkembangan pun mengikuti. Terjadi peningkatan
kemampuan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain pada anak,
sehingga pada anak sehat seiring bertambahnya umur maka bertambah pula
tinggi dan berat badannya begitupun kepandaianya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalo kaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemamp
ruang gerak halus (pola proksimo distal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan.Tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik. Misalnya anak mampu
berjalan dahulu sebelum bias berdiri.
2.1.4. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), tahap pertumbuhan
dan perkembangan, yaitu sebagai berikut:
a. Perkembangan kognitif menurut Piaget
8
Tahap kongkret (7-11 tahun).
Anak sudah dapat memandang realistis dan mempunyai anggapan sama dengan
orang lain. Sifat egosentris mulai hilang karena ia mulai sadar akan keterbatasan
dirinya. Tetapi sifat realistik ini belum sampai ke dalam pikiran sehingga belum
dapat membuat suatu konsep atau hipotesis.
b. Perkembangan psikoseksual menurut Sigmud Freud
Tahap laten (5-12 tahun).
Kepuasan anak mulai terintegrasi. Anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung dengan tuntutan sosial seperti menyukai hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya. Dorongan libido mulai mereda.
c. Perkembangan psikososial menurut Erikson
Tahap rajin vs rendah diri (6-12 tahun/sekolah)
Anak selalu berusaha mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan berusaha
mencapai prestasinya sehingga pada usia ini anak rajin melakukan sesuatu.
Apabila harapan tidak tercapai, kemungkinan besar anak akan merasakan rendah
diri.
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Akut (GEA)
2.3.1. Pengkajian
9
2.3.2. Asuhan keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
.
1. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 1. … ….
Penyebab: Terapeutik
… ….
Kolaborasi
…
2. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 2. … ….
Penyebab: 1. Terapeutik
… ….
10
Tanda dan gejala Edukasi
2. … ….
Kolaborasi
…
3. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 3. … ….
Penyebab: 1. Terapeutik
… ….
Kolaborasi
…
11
BAB 3
WEB OF CAUSATION (WOC)
12
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1.1. Format Pengkajian Keperawatan Anak
13
Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair sebanyak 4 kali sejak pagi
Riwayat Penyakit Sekarang : Pada tanggal 11/12/2023 pasien datang ke IGD atas
rujukan dari poli anak dengan keluhan diare sejak 3 hari dengan frekuensi sehari 4-5 kali,
konsistensi cair, warna kuning, batuk pilek, muntah setiap kali makan dan minum kurang
lebih 4-5 kali.
16/12/2023
Saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair 4 kali sejak pagi, warna kuning,
tidak ada lendir dan ibu pasien juga mengeluh anaknya batuk grog-grog.
Riwayat kesehatan sebelumnya
Riwayat Kesehatan yang lalu :
Penyakit yg pernah diderita
O DEMAM O KEJANG √BATUK PILEK
O MIMISAN √ Lain-lain : Laringomalacia
Operasi : O Ya √Tidak Tahun (tidak pernah)
Alergi : O Makanan O Obat O Udara
O Debu √Lainnya (tidak ada)
Imunisasi : BCG 1x (Umur 1 bln ) Polio 3x ( Terakhir umur 4 bln) DPT 3x
(Terakhir umur 4 bln) Campak 0x (Umur....) Hepatitis 4x (Terakhir umur 4 bln)
Lain-lain : Ibu pasien mengatakan imunisasi lengkap
Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah diderita keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, herediter maupun
laringomalacia.
Lingkungan rumah dan komunitas:
Pasien tinggal di lingkungan perumahan. Pasien banyak menghabiskan waktu di
rumah bersama ibu dan kakaknya dikarenakan ayahnya bekerja.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan:
iwayat Sakit dan kesehatan
Riwayat nutrisi
Nafsu makan: O Baik √ Tidak O Mual √ Muntah
Pola makan : O 2x/hari √3x/hari O >3x/hari
Minum: ASI, air mineral dan susu formula, jumlah: ±800 cc/hari
Pantangan makan : O Ya (Jenis: tidak ada) √Tidak
Menu makanan : Bubur fortifikasi dan pisang dihaluskan. Pasien makan dengan
cara dicekoki, makan dimuntahkan karena sulit menelan dan durasi makan bisa
sampai 2 jam
Riwayat Pertumbuhan
BB saat ini : 5,6 kg, TB : 65 cm, LD: (tidak terkaji) cm, LK: 39 cm LLA: 12 cm
BB Lahir : 3100 gr, BB sebelum sakit: 5,5 kg
Panjang Lahir: 50 cm IMT : 13.3
Status Gizi: Gizi kurang
Riwayat Perkembangan
Pengkajian Perkembangan (DDST) :
Pasien dapat bangkit untuk duduk sendiri, pasien mengeluarkan suara tanpa arti,
pasien dapat memegang mainan, pasien dapat melambaikan tangan.
Tahap Perkembangan Psikososial : Pasien merasa aman dan tennag apabila di
dekat keluarganya, dan menangis apabila didatangi oleh orang asing (nakes).
Tahap Perkembangan Psikoseksual : Pasien berada pada tahap oral, pasien suka
14
Masalah : Gangguan Tumbuh Kembang (D.0106)
ROS Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS:Review Of System)
Keadaan Umum : O Baik √ Sedang O Lemah
Tanda vital TD: (tidak terkaji) Nadi: 110x/menit Suhu Badan: 36,4 C RR:
24x/menit
Bentuk dada : √Normal O Tidak, jenis
Pola nafas Irama : √Teratur O Tidak teratur
Jenis O Dispnoe O Kusmaul O Ceyne Stokes O Lain-lain:
Pernafasan B1 (Breath)
Penglihatan (mata)
Pupil : √Isokor O Anisokor O Lain-lain:
Persarafan & Penginderaan B3
Pendengaran(Telinga)
(Brain)
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √Normal O Tidak Jelaskan:-
Gangguan Penciuman : O Ya √Tidak Jelaskan:-
15
Kebersihan: √Bersih O Kotor
Urin: BAK: ganti diapers 6x/hari Warna: kuning Bau: ammonia khas urine normal
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): Pasien kadang masih memakai pampers
Kandung kencing : Membesar O Ya √Tidak
Perkemihan B4
5 5
Kulit
Warna kulit: O Ikterus O Sianotik O Kemerahan O Pucat O Hiperpigmentasi
Turgor: √Baik O Sedang O Jelek
Odema: O Ada √Tidak ada Lokasi:
Lain-lain: ……………………………………………………………………………….
Masalah : Tidak Ada Masalah Keperawatan
16
Mandi : Diseka air hangat 2x sehari Sikat gigi : Tidak
Keramas : tidak Memotong kuku: tidak, kuku bersih dan pendek
Hygiene
Laboratorium 16/12/23
Hemoglobin : 10.6 (10.5-12.9)
Eritrosit : 4.76 ↑ (3.60-5.20)
Hematokrit : 32.7 (35-43)
Lekosit : 13.08 ↑ (6-17.50)
Eosinofil : 0.3 ↓ (1.0-5.0)
Basofil : 0.5 (0-1)
Neutrofil : 46.6 ↑ (30-40)
Limfosit : 56.3 (40-60)
Monosit : 6.3↑ (2-6)
Trombosit : 378 ↑ (229-553)
MVC : 68.7 ↓ (74.0-106.0)
GDA : 90
Terapi/Tindakan lain:
Oral:
Infus : KA-EN 3b 300 cc / 24 jam - Probiokid 1x1
Injeksi: - Zinc 1x1
- Ranitin 2x5 mg Nebul:
- Drip Neurosanbe 1x1/5 ampul - Combivent 3x1
- Ondansentron 3x0,5 mg - Pulmicort 3x1
- Santagesik 60 mg (K/P) Diet:
- Drip Vit C 1x50 mg - Mixer 1x50 cc
- Dexamethasone 3x1,5 mg - Susu FL 7x60 cc
-
17
Surabaya, 16 Desember 2023
Ners
β
(Kelompok 2)
18
Ringkasan Kasus :
1. Identitas Anak:
Nama : An. F
Tanggal Lahir : 20 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 8 bulan
Diagnosa Medis : GEA DRS + Vomiting + Gizi Buruk + Laringomalacia
Alamat : Surabaya
Sumber Informasi : Ibu
Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Pasien merupakan anak dari Tn. S dan Ny. U. Pasien
memiliki kakak perempuan dan laki-laki.
3. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium 18/12/23
Hemoglobin : 10.6 (10.5-12.9)
Eritrosit : 4.76 ↑ (3.60-5.20)
Hematokrit : 32.7 (35-43)
Lekosit : 13.08 ↑ (6-17.50)
Eosinofil : 0.3 ↓ (1.0-5.0)
Basofil : 0.5 (0-1)
Neutrofil : 46.6 ↑ (30-40)
Limfosit : 56.3 (40-60)
Monosit : 6.3↑ (2-6)
Trombosit : 378 ↑ (229-553)
MVC : 68.7 ↓ (74.0-106.0)
GDA : 90
Foto thorax 11/12/23
Kesimpulan: Pneumonia
4. Terapi:
Infus : KA-EN 3b 300 cc/ 24 jam
Injeksi:
- Ranitin 2x5 mg
- Drip Neurosanbe 1x1/5 ampul
- Ondansentron 3x0,5 mg
- Santagesik 60 mg (K/P)
- Drip Vit C 1x50 mg
- Dexamethasone 3x1,5 mg
Oral:
- Probiokid 1x1
- Zinc 1x1
Nebul:
- Combivent 3x1
- Pulmicort 3x1
Diet:
- Mixer 1x50 cc , dan Susu FL 7x60 cc
19
Daftar Masalah Keperawatan
1. Diare (D.0020)
2. Bersihan Jalan napas tidak efektif (D.0001)
3. Defisit Nutrisi (D.0019)
4. Gangguan tumbuh kembang (D.0106)
5. Gangguan Menelan (D.0063)
6. Ansietas (D.0080)
7. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
8. Risiko Aspirasi (D.0006)
9. Risiko hipovolemia (D.0034)
10. Risiko infeksi (D.0142)
20
1.2. Analisis Data
21
16 DS: Ibu pasien Laryngomalacia Defisit Nutrisi
Desember mengatakan ↓ (D0019)
2023 anaknya kurus Kemampuan menelan
karena kesulitan makanan lemah
untuk menelan ↓
Intake kurang dari
DO: kebutuhan
A= ↓
- BB: 5,6 kg Defisiensi protein dan
- TB: 65 cm kalori
- LK: 39 cm ↓
- LLA: 12 cm Gizi kurang
- IMT: 13,3 (Gizi ↓
Kurang) Defisit Nutrisi
B=
- Hb: 10.6
- Hematokrit:
32,7
- GDA: 90
- Limfosit: 56.3
C=
- Turgor baik
- Tidak ada
odema
- Mukosa lembab
- Laringomalaci
a
- Konjungtiva
ananemis
- Peristaltik:
24x/mnt
D=
Kebutuhan
energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc
22
1.3. Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Diare bd Inflamasi gastrointestinal dd feses cair, defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam (D.0020)
2. Bersihan Jalan napas tidak efektif bd hipersekesi jalan napas dd sputum
berlebih, ronkhi (D.0001)
3. Defisit Nutrisi bd ketidakmampuan menelan makanan dd Berat Badan
menurun minimal 10% dibawah rentang normal, Otot menelan lemah,
diare(D.0019)
4. Gangguan tumbuh kembang bd efek ketidakmampuan fisik dd pertumbuhan
fisik terganggu (D.0106)
5. Gangguan Menelan bd abnormalitas laring dd sulit menelan (D.0063)
23
5.4. Rencana Intervensi
DIAGNOSIS
HARI/
WAKTU KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Sabtu 11.00 (D.0119) Diare bd inflamasi Manajemen Diare (I.03101) 1. Mengetahui penyebab diare
16 Desember gastrointestinal dd feses cair, Observasi: 2. Mengevaluasi frekuensi,
2023 defekasi lebih dari tiga kali 1. Identifikasi penyebab diare konsistensi, warna feses
dalam 24 jam 2. Monitor warna, volume, frekuensi 3. Mencegah hipovolemia
dan konsistensi tinja 4. Memudahkan pemberian cairan
Setelah dilakukan intervensi 3. Monitor tanda dan gejala hipovolemi intravena
keperawatan selama 3x24 jam, 4. Monitor jumlah pengeluaran diare 5. Mencegah hipovolemia
diharapkan fungsi Terapeutik: 6. Mengevaluasi kadar elektrolit
gastrointestinal membaik 5. Pasang jalur intravena 7. Mengetahui penyebab diare
dengan kriteria hasil 6. Berikan cairan intravena, jika perlu 8. Mencegah dehidrasi
(L.03019): 7. Ambil sampel darah untuk
1. Frekuansi BAB membaik pemeriksaan darah lengkap dan
2. Konsitensi fese membaik elektrolit
3. Peristaltik usu membaik 8. Ambil sampel feses untuk kultur, jika
4. Jumlah feses membaik perlu
5. Warna feses membaik Edukasi:
9. Anjurkan melanjutkan pemberian
ASI
Sabtu 11.00 (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Napas (I.01011) 1. Mengevaluasi pola napas
16 Desember Tidak Efektif bd hipersekresi Observasi: 2. Mengevaluasi adanya bunyi
2023 jalan napas dd Sputum 1. Monitor pola napas napas tambahan
berlebih, ronchi 2. Monitor bunyi napas tambahan 3. Mengevaluasi bersihan jalan
24
3. Monitor sputum napas
Setelah dilakukan intervensi Terapeutik: 4. Mengeluarkan sekret lebih efektif
keperawatan selama 3x24 jam, 4. Lakukan fisioterapi dada, bila perlu 5. Mencegah sesak napas
diharapkan bersihan jalan nafas 5. Lakukan penghisapan lendir kurang 6. Mengencerkan sekret
meningkat dengan kriteria hasil dari 15 detik
(L.01001): 6. Berikan oksigen, bila perlu
1. Produksi sputum menurun Kolaborasi:
2. Frekuensi napas membaik 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
3. Pola napas membaik ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Sabtu (D.0019) Defisit Nutrisi bd Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi pasien
16 Desember Ketidakmampuan menelan Observasi: 2. Merencanakan diet yang sesuai
2023 makanan dd Berat Badan 1. Identifikasi status nutrisi 3. Merencanakan diet sesuai
menurun minimal 10% 2. Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan
dibawah rentang normal, Otot makanan 4. Memenuhi nutrisi sesuai
menelan lemah, diare 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan jika ada hambatan
jenis nutrien 5. Mengetahui pemenuhan nutrisi
Setelah dilakukan intervensi 4. Identifikasi perlunya penggunaan harian
keperawatan selama 3x24 jam selang nasogastrik 6. Mengetahui status nutrisi pasien
diharapkan status nutrisi 5. Monitor asupan makan 7. Mengetahui unsur biokimia status
membaik dengan kriteria hasil 6. Monitor Berat Badan nutrisi pasien
(L.03030): 7. Monitor hasil pemeriksaan 8. Memenuhi kebutuhan nutrisi
1. Kekuatan otot menelan laboratorium 9. Memaksimalkan fungsi organ
meningkat Terapeutik: pencernaan
2. Diare menurun 8. Berikan makanan tinggi kalori dan 10. Memahami diet yang diterima
3. Berat Badan membaik tinggi protein 11. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. IMT membaik 9. Hentikan pemberian makanan harian
melalui selang nasogastrik jika
25
5. Bising usus membaik asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
Sabtu 11.00 (D.0106) Gangguan Tumbuh Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi pasien
16 Desember Kembang bd Efek Observasi: 2. Merencanakan diet yang sesuai
2023 ketidakmampuan fisik dd 1. Identifikasi status nutrisi 3. Merencanakan diet sesuai
Pertumbuhan fisik terganggu. 2. Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan
makanan 4. Memenuhi nutrisi sesuai
Setelah dilakukan intervensi 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan jika ada hambatan
keperawatan selama 3x24 jam jenis nutrien 5. Mengetahui pemenuhan nutrisi
diharapkan status pertumbuhan 4. Identifikasi perlunya penggunaan harian
membaik dengan kriteria hasil selang nasogastrik 6. Mengetahui status nutrisi pasien
(L.10102): 5. Monitor asupan makan 7. Mengetahui unsur biokimia status
1. Berat Badan sesuai usia 6. Monitor Berat Badan nutrisi pasien
meningkat 7. Monitor hasil pemeriksaan 8. Memenuhi kebutuhan nutrisi
2. Panjang/ Tinggi Badan laboratorium 9. Memaksimalkan fungsi organ
sesai usia meningkat Terapeutik: pencernaan
3. Lingkar kepala meningkat 8. Berikan makanan tinggi kalori dan 10. Memahami diet yang diterima
4. Indeks Massa tubuh tinggi protein 11. Memenuhi kebutuhan nutrisi
meningkat 9. Hentikan pemberian makanan harian
5. Asupan nutrisi meningkat melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
26
Kolaborasi :
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
Sabtu (D.0063) Gangguan Menelan Pemberian Makanan Enteral (I.03126) 1. Memastikan posisi NGT benar
16 Desember bd abnormalitas laring dd sulit Observasi 2. Mencegah aspirasi
2023 menelan 1. Periksa posisi nasogastric tube 3. Mencegah terinfeksi bakteri di
(NGT) dengan memeriksa residu saluran pencernaan
Setelah dilakukan intervensi lambung atau mengauskultasi 4. Menstimulasi bayi untuk
keperawatan selama 3x24 jam hembusan udara makan
diharapkan status Fungsi 2. Monitor rasa penuh, mual dan 5. Memahami prosedur yang
Gastrointestinal membaik muntah diberikan
dengan kriteria hasil 6. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Terapeutik
(L.03019): harian
3. Gunakan teknik bersih dalam
1. Toleransi terhadap
pemberian makanan via selang
makanan meningkat
4. Peluk dan bicara dengan bayi
2. Nafsu makan meningkat
selama diberikan makan untuk
3. Mual menurun
menstimulasi aktivitas makan
4. Muntah menurun
Edukasi
Frekuensi BAB membaik
5. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian jenis dan jumlah
makanan enteral
Sabtu (D. 0080) Ansietas bd Krisis Reduksi Ansietas (I.09134) 1. Mengevaluasi tanda ansietas
16 Desember Situasional dd tampak gelisah Observasi 2. Memberikan kenyamanan untuk
27
2023 dan tegang 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal pasien
dan non verbal) 3. Mencegah ansietas memburuk
Setelah dilakukan intervensi 4. Memberikan ketenangan untuk
Terapeutik
keperawatan selama 3x24 jam pasien
2. Ciptakan suasanan terapeutik untuk
diharapkan status Tingkat 5. Memberikan kenyamanan untuk
menambahkan keprcayaan
Ansietas Menurun dengan pasien
3. Paham situasi yang membuat
kriteria hasil (L.09093):
ansietas
1. perilaku gelisah menurun
4. Gunakan pendekatan yang tenang
2. perilaku tegang menurun
dan meyakinkan
3. kontak mata membaik
5. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
Edukasi
6. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
Sabtu (D.0099) Perilaku Kesehatan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan 1. Mengetahui perilaku kesehatan
16 Desember cenderung beresiko bd (I.12472) pasien dan keluarga pasien
2023 pemilihan gaya hidup tidak Observasi 2. Memaksimalkan pelayanan
sehat (merokok) dd gagal 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan
melakukan Tindakan kesehtaan yang dapat ditingkatkan 3. Mencegah gaya hidup tidak sehat
pencegahan masalah Kesehatan
Terapeutik
2. Orientasi pelayanan kesehatan
Setalah dilakukan intervensi
yang dapat dimanfaatkan
selama 3x24 jam diharapkan
manajemen Kesehatan Edukasi
keluarga meningkat dengan 3. Anjurkan tidak merokok dalam
kriteria hasil (L.12105): rumah
1. Aktifitas keluarga mengatasi
28
masalah Kesehatan tepat
meningkat
2. Tindakan untuk mengurangi
factor risiko meningkat
Sabtu (D.0006) Risiko aspirasi bd. Pencegahan Aspirasi (I.01018) 1. Mengevaluasi kemampuan
16 Desember terpasang selang nasogastric Observasi menelan
2023 1. Monitor tingkat kesadaran 2. Mengevaluasi kemungkinan
Setalah dilakukan intervensi 2. Monitor tingkat kesadaran, batuk, aspirasi
selama 3x24 jam diharapkan muntah, dan kemampuan menelan 3. Mengevaluasi kemungkinan
status menelan membaik 3. Monitor bunyi napas terutama aspirasi
dengan kriteria hasil setelah makan dan minum 4. Mencegah aspirasi
(L.06052): 5. Mencegah aspirasi
Terapeutik
1. Reflek menelan
4. Hindari memberikan makanan
meningkat
melalui selang gastrointestinal, jika
2. Usaha menelan meningkat
residu banyak
3. Muntah menurun
4. Penerimaan makanan Edukasi
membaik 5. Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Sabtu (D.0034) Risiko hipovolemia Pemantauan Cairan (I.03121) 1. Mengevaluasi tanda hipovolemia
16 Desember bd kehilangan cairan secara Observasi 2. Mengevaluasi tanda hipovolemia
2023 aktif 1. Monitor frekuensi dan kekuatan 3. Mengevaluasi balance cairan
nadi 4. Mengevaluasi tanda hipovolemi
Setalah dilakukan intervensi 2. Monitor elastisitas atau turgor 5. Mengevaluasi keberhasilan
selama 3x24 jam diharapkan kulit intervensi keperawatan
status cairan membaik dengan 3. Monitor intake dan output cairan
kriteria hasil (L.03208): 4. Identifikasi tanda-tanda
29
1. Turgor kulit membaik hipovolemi
2. Membran mukosa baik
Terapeutik
3. Tekanan nadi membaik
5. Dokumentasi hasil pemantauan
4. Suhu tubuh membaik
Edukasi
6. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Sabtu (D.0142) Risiko infeksi bd Pencegahan Infeksi (I.14539) 1. Mengevaluasi tanda infeksi
16 Desember efek prosedur invasif Observasi 2. Mencegah HAIs
2023 Setalah dilakukan intervensi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 3. Mencegah HAIs
selama 3x24 jam diharapkan lokal dan sistematik 4. Keluarga pasien mengetahui
Tingkat infeksi menurun tanda gejala infeksi
Terapeutik
dengan kriteria hasil 5. Mencegah HAIs
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
(L.14137):
kontak dengan pasien dan
1. Demam menurun
lingkungan pasien
2. Kemerahan menurun
3. Pertahankan teknik aseptik pada
3. Nyeri menurun
pasien berisiko tinggi
4. Bengkak menurun
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara cuci tangan dengan
benar
30
5.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
31
2. Bersihan Jalan napas tidak 16/12/2023 13.00 S : Ibu pasien mengatakan jika
efektif bd hipersekesi jalan anaknya masih batuk grog grog
napas dd sputum berlebih, 11.00 1. Memonitor pola napas O:
ronkhi (D.0001) RR: 24x/mnt; Pola napas reguler - RR: 24x/mnt
11.05 2. Memonitor bunyi napas tambahan - Suara napas tambahan
Auskultasi: terdengar stridor, ronchi stridor, ronchi pada kedua
pada kedua lapang paru bagian atas lapang paru bagian atas
11.10 3. Memonitor sputum - Produksi sputum +
Tidak ada produksi sputum - Tidak ada dipsnea
11.30 4. Melakukan fisioterapi dada A : Masalah belum teratasi
Sputum tidak ada P : Intervensi dilanjutkan nomor
11.35 5. Melakukan penghisapan lendir 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
kurang dari 15 detik
12.00 Produksi sputum (+)
6. Berkolaborasi memberikan
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
combi 1 resp
3. Defisit Nutrisi bd 16/12/2023 13.30 S : Ibu pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan anaknya kurus dan makan minum
makanan dd Berat Badan 12.15 1. Mengidentifikasi status nutrisi lewat selang
menurun minimal 10% BB: 5,6 kg; PB: 65 cm; IMT:13,3 O:
dibawah rentang normal, Otot (Status gizi kurang) A=
menelan lemah, diare 12.20 2. Mengidentifikasi alergi dan - BB: 5,6 kg
(D.0019) intoleransi makanan - TB: 65 cm
Tidak ada alergi makanan - LK: 39 cm
12.30 3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori - LLA: 12 cm
dan jenis nutrien - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)
32
- Kebutuhan energi: 876 kal
- Diet per NGT : FL 7x60 cc dan B=
12.40 Mixer 1x50 cc - Hb: 10.6
4. Mengidentifikasi perlunya - Hematokrit: 32,7
penggunaan selang nasogastrik - GDA: 90
Pasien terpasang NGT pada lubang - Limfosit: 56.3
12.43 hidung bagian kiri C=
5. Memonitor asupan makan - Turgor baik
Pasien mengkonsumsi diet dari - Tidak ada odema
rumah sakit - Mukosa lembab
12.45 6. Memonitor Berat Badan - Laringomalacia
BB:5,6 kg - Konjungtiva ananemis
12.50 7. Memonitor hasil pemeriksaan - Peristaltik: 24x/mnt
laboratorium D=
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 Kebutuhan energi: 876 kal
13.00 8. Memberikan makanan tinggi kalori Diet per NGT :
dan tinggi protein - FL 7x60 cc
13.05 9. Mengajarkan diet yang - Mixer 1x50 cc
diprogramkan A : Masalah belum teratasi
Ibu pasien mampu memberikan P : Intervensi dilanjutkan 5,8,9,10
makanan melalui NGT dengan benar
14.00 secara mandiri
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Diet : Susu FL 30cc
33
MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI
1. Diare bd Inflamasi 17/12/2023 11.30 S : Ibu pasien mengatakan diare
gastrointestinal dd feses anaknya sudah mulai berkurang
cair, defekasi lebih dari 3 09.00 1. Memonitor warna, volume, O : Konsistensi feses cair, tidak
kali dalam 24 jam (D.0020) frekuensi dan konsistensi tinja ada ampas, tidak ada lendir, warna
Warna : kuning kuning, Bising usus : 20x/mnt
Frekuensi : 2x sejak pukul 07.00 A : Masalah teratasi Sebagian
Konsistensi : Cair, tidak berlendir P : Intervensi dilanjutkan nomor 1,
2. Memonitor tanda dan gejala 2, 3, dan 6
09.10 hipovolemi
Turgor : baik
Mukosa : lembab
CRT : < 3 detik
Akral : HKM
3. Memonitor jumlah pengeluaran
09.20 diare
Diare 2x sejak pukul 07.00
09.25 4. Memberikan cairan intravena
KaEn 3B 300 cc/24 jam
09.30 5. Menganjurkan melanjutkan
pemberian ASI
34
(+) stridor, ronchi (+)
10.10 3. Memonitor sputum - Produksi sputum (+)
Tidak ada produksi sputum - Tidak ada dipsnea
10.30 4. Melakukan fisioterapi dada
10.35 5. Melakukan penghisapan lendir A : Masalah teratasi Sebagian
kurang dari 15 detik
11.20 Produksi sputum (+) P : Intervensi dilanjutkan nomor
6. Berkolaborasi memberikan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
combi 1 resp
3. Defisit Nutrisi bd 17/12/2023 13.30 S : Ibu pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan anaknya kurus dan makan minum
makanan dd Berat Badan 11.30 1. Memonitor asupan makan lewat selang
menurun minimal 10% Pasien mengkonsumsi diet dari O:
dibawah rentang normal, Otot rumah sakit A=
menelan lemah, diare 11.32 2. Memonitor Berat Badan - BB: 5,6 kg
(D.0019) BB:5,6 kg - TB: 65 cm
11.33 3. Memonitor hasil pemeriksaan - LK: 39 cm
laboratorium - LLA: 12 cm
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)
12.00 4. Memberikan makanan tinggi kalori B=
dan tinggi protein - Hb: 10.6
12.15 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Hematokrit: 32,7
menentukan jumlah kalori dan jenis - GDA: 90
nutrien yang dibutuhkan - Limfosit: 56.3
Diet : Mixer 30cc C=
- Turgor baik
35
- Tidak ada odema
- Mukosa lembab
- Laringomalacia
- Konjungtiva ananemis
- Peristaltik: 24x/mnt
D=
Kebutuhan energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI
1. Diare bd Inflamasi 18/12/2023 11.30 S : Ibu pasien mengatakan
gastrointestinal dd feses anaknya sudah tidak diare
cair, defekasi lebih dari 3 09.00 1. Memonitor warna, volume, O : Bising usus : 20x/mnt
kali dalam 24 jam (D.0020) frekuensi dan konsistensi tinja Belum BAB
Warna : - Turgor : baik
Frekuensi : belum BAB Mukosa : lembab
Konsistensi : - CRT : < 3 detik
09.10 2. Memonitor tanda dan gejala Akral : HKM
hipovolemi A : Masalah teratasi
Turgor : baik P : Intervensi dihentikan
Mukosa : lembab
CRT : < 3 detik
Akral : HKM
09.20 3. Memonitor jumlah pengeluaran
diare
36
Belum BAB
37
menurun minimal 10% Pasien mengkonsumsi diet dari O:
dibawah rentang normal, Otot rumah sakit A=
menelan lemah, diare 11.32 2. Memonitor Berat Badan - BB: 5,6 kg
(D.0019) BB:5,6 kg - TB: 65 cm
3. Memonitor hasil pemeriksaan - LK: 39 cm
11.33 laboratorium - LLA: 12 cm
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)
4. Memberikan makanan tinggi kalori B=
dan tinggi protein - Hb: 10.6
12.00 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Hematokrit: 32,7
menentukan jumlah kalori dan jenis - GDA: 90
nutrien yang dibutuhkan - Limfosit: 56.3
Diet : Mixer 30cc C=
- Turgor baik
- Tidak ada odema
- Mukosa lembab
- Laringomalacia
- Konjungtiva ananemis
- Peristaltik: 24x/mnt
D=
Kebutuhan energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
38