Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA

Disusun Oleh :

1. Iwan Budiyanto 132239161


2. Reza Dwi Agustiningrum 132239001
3. Rufaidah Fikriya 132239082
4. Fatatin Nazhifah 132239158
5. Alfia Dwi Sunarto 132239083

Angkatan 2019

Pembimbing Akademik : Dr. Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns., M.Kep


Pembimbing Klinik : Maya Cristia, S.Kep.Ns

PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA

Disusun Oleh :
Kelompok Seruni
Angkatan 2019

1. Iwan Budiyanto 132239161


2. Reza Dwi Agustiningrum 132239001
3. Rufaidah Fikriya 132239082
4. Fatatin Nazhifah 132239158
5. Alfia Dwi Sunarto 132239083

Mengetahui.

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep Maya Cristia, S.Kep., Ns


NIP. 198109282012122002 NIP. 199106102020122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT sehingga laporan kasus seminar, “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS
AKUT (GEA) DI RUANG SERUNI RSUD Dr. MOHAMMAD SOEWANDHIE
SURABAYA” ini dapat terselesaikan.
Terima kasih kami sampikan kepada :
1. Ibu Dr. Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Pembimbing Akademik selama
profesi di Stase Keperawatan Anak di Ruang Seruni RSUD Dr. Mohammad
Soewandhie yang telah mengarahkan, mengingati, mengoordinasi, memberi masukan,
solusi serta keilmuan sehingga kami dapat menyusun laporan dengan baik.
2. Ibu Maya Cristia, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Klinik selama profesi di Stase
Keperawatan Anak di Ruang Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhie yang telah
memberikan masukan, catatan tambahan, wawasan, pengetahuan, pengalaman,
sehingga laporan lebih detail, lengkap, dan sempurna.
3. Para Perawat Ruang Seruni yang telah memberikan pengarahan, pembinaan,
bimbingan, fasilitasi, kerja sama, kelapangan, pengayoman, pendidikan, sharing, dan
diskusi selama berada di ruang rawat inap anak Seruni sehingga laporan dapat
terselesaikan dan terlengkapi dengan baik.
4. RSUD Dr. Mohammad Soewandhi yang merupakan rumah sakit daerah di Surabaya
yang besar dengan berbagai kasus penyakit sehingga menambah pengetahuan,
wawasan, dan pengalaman kepada kami sehingga laporan ini dapat tersusun.
5. Keperawatan Universitas Airlangga selaku almamater kami yang memfasilitasi,
menyediakan, menatakan, memprogramkan, dll. sehingga kami dapat menjadi lulusan
Nurse yang excellent baik softskill dan hardskill.
6. Orang tua, keluarga, dan support system kami yang menguatkan kami sehingga bisa
sampai di jenjang Pendidikan tinggi, professional, ahli yang diharapkan nanti ilmu dari
sini bermanfaat.
Terima kasih banyak kami sampaikan kepada segenap pihak yang tersebutkan dan yang
tidak tersebutkan. Semoga amal ibadah yang diberikan Allah terima, baik dunia akhirat,
dan penuh keberkahan. Aamiin.
Penulis menyadari laporan ini tentu masih ada kekurangan atau tidak sempurna. Masukan,
kritik, saran membangun kami harapkan semoga laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga ilmu yang ada di laporan ini bermanfaat.

Surabaya, 20 Desember 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. v
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….... 1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
1.3.Tujuan………………………………………………………………... 2
1.3.1.Tujuan umum……………………………………………….. 2
1.3.2.Tujuan khusus……………………………………………….. 2
1.4.Manfaat…………………………………………………………..….. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI…………………………………………………….. 3
2.1. Konsep Penyakit…………………………………………………… 3
2.1.1. Anatomi pleura……………………………………………… 3
2.1.2. Definisi efusi pleura………………………………………… 4
2.1.3. Pravelensi…………………………………………………… 4
2.1.4. Etiologi……………………………………………………… 5
2.1.5. Manifestasi klinis…………………………………………… 6
2.1.6. Penatalaksanaan…………………………………………….. 6
2.1.7. Komplikasi………………………………………………….. 7
2.1.8. Pemeriksaan penunjang…………………………………….. 8
2.2. Konsep Kebutuhan Dasar yang Terganggu………………………... 9
2.2.1. Oksigenasi…………………………………………………... 9
2.2.2. Aktivitas…………………………………………………….. 10
2.2.3. Nutrisi……………………………………………………….. 10
2.3. Asuhan Keperawatan Teori………………………………………….. 10
2.3.1. Pengkajian………………………………………………………… 10
2.3.2. Asuhan keperawatan……………………………………………… 14
BAB 3 WEB OF CAUSATION (WOC)………………………………………. 18
3.1. Web of Causation (WOC) Efusi Pleura……………………………………. 18
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………. 19
4.1. Pengkajian Keperawatan Pasien Efusi Pleura…………………………….. 19
4.2. Asuhan Keperawatan Pasien Pasien Efusi Pleura…………………………. 19
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………... 20
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 20
5.2. Saran……………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 21
LAMPPIRAN…………………………………………………………………. 22

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Gastroenteritis Akut (GEA) atau diare sampai saat ini masih merupakan
masalah kesehatan, yang mengancam nyawa di negara berkembang ataupun negara
maju. Menurut Word Health Organization (WHO), walaupun di negara maju sudah
terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden GEA tetap tinggi
dan masih menjadi masalah kesehatan. GEA juga merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan disertai dengan kematian yang tinggi,
terutama di Indonesia Bagian Barat (Poltekkes Denpasar, 2023). Gastroenteritis akut
(GEA) adalah diare tiba-tiba berlangsung kurang dari 14 hari yang disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, dan parasite, dan noon infeksi yakni kesukaran makan, cacat
anatomis, malabsorbsi, keracunan makanan, dll (Titis, 2023).
Berdasakan catatan World Health Organization (WHO) secara global setiap
tahun ada sekitar 1,7 miliar kasus Gastroenteritis dengan angka kematian 760.000
anak dibawah 5 tahun. Pada negara maju dan berkembang anak-anak usia dibawah 3
tahun, Gastroenteritis menyebabkan kehilangan cairan dan nutrisi yang dibutuhkan
anak untuk tubuh sehingga Gastroenteritis merupakan penyebab kematian karena
dehidrasi berat dan malnutrisi pada anak yang menjadi penyebab kematian. Data
United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan WHO, juga menjelaskan bahwa secara
global terdapat 2 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena Gastroenteritis
(Nari, 2019). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, insiden
Gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari kumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris
(22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka
kejadian Gastritis di Indonesia menurut WHO mencapai angka 40,8% (Khoirunnisa,
dkk. 2020). Berdasarkan catatan Ruang Rawat Inap Seruni RSUD Dr. Mohammad
Soewandhie kasus GEA kurang lebih sejumlah 46,5% atau 20 yakni pasien dari 43
pasien (Seruni, 2023). Sehubungan dengan tingginya kasus GEA, maka kasus ini
diangkat.
Penyebab gastroenteritis antara lain kesalahan pemberian makanan pada bayi
seperti terlalu banyak, terlalu sedikit atau jenis makanan yang salah pada anak yang
lebih besar seperti kurang perhatian pada diet. Lesi inflamasi seperti infeksi virus,
bakteri, syndrom pascaenteritis, colitis ulseratif/penyakit crhon, giardiasis (lambliasis)
dan infeksi pariental. Gastroenteritis ditandai dengan diare pada beberapa kasus,
muntah muntah yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut
adalah virus (rotavirus, adenovirus enteric, virus Norwalk, dan lain lain), bakteri atau
toksinnya (Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia dan lain
lain), serta parasit (Giardia lamblia, Cryptosporidium). Pathogen pathogen ini
menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel sel, menghasilkan enterotoksin atau
sitotoksin yang merusak sel. Atau melekat pada dinding usus.Pada gastroenteritis akut,

1
usus halus adalah alat pencernaan pencernaan yang paling sering terkena (Kimbran,
2021).
Laporan kasus ini dibuat untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
anak dengan diagnosis medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap
Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis medis
Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni RSUD Dr.
Mohammad Soewandhi Surabaya?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis medis
Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni RSUD Dr.
Mohammad Soewandhi Surabaya.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
2. Melakukan penetapan diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan
diagnosis medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap
Seruni RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak dengan diagnosis
medis Gastroenteritis Akut (GEA) yang ada di ruang rawat inap Seruni
RSUD Dr. Mohammad Soewandhi Surabaya.

1.4. Manfaat
1. Bagi pembaca
Mendapatkan informasi, wawasan, pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien
dengan Gastroenteritis Akut (GEA)
2. Bagi pemegang kebijakan
Menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan untuk
mengurangi kejadian Gastroenteritis Akut (GEA).
3. Bagi perawat
Menjadi bahan acuan, sumber referensi, dan meningkatkan asuhan keperawatan
yang dilakukan.
4. Bagi keilmuan

2
Menjadi bahan meningkatkan kemajuan keilmuan keperawatan dan kesehatan
pada umumnya.

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Gastroenteritis


2.1.1. Definisi
Gasroenteritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peradangan
pada lambung, usus kecil mupun usus besar yang akan mengakibatkan
terganggunya system percernaan yang biasanya memunculkan gejala diare dengan
disertai mual maupun muntah sehingga tejadi penurunan kemmapuan dalam
mengabsorbsi nutrisi (Lemone, Burke & bauldoff, 2015)
Gastroenteritis akut (GEA) adalah buang air besar (defekasi dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
lebih banyak dari pada biasanya (Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi, 2015).
2.1.2. Klasifikasi
Gastroenteritis diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Gastroenteritis Akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan
tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam
tractus GI. Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran napas atas (ISPA) atau
infeksi saluran kemih (ISK), tetapi antibiotic atau pemberian obat pencahar
(laksatif). Gastroenteritis akut biasanya seembuh sendiri (lamanya sakit kurang
dari 14 hari)
2. Gastroenteritis akut di definisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi
defekasi dan kandungan air dalam fases dengan lamanya (durasi) sakit lebih
dari 14 hari. Seringkali gastroenteritis kronis terjadi karena keadaan kronis
terjadi karena keadaan kronis sindrom malabsorbsi, penyakit inflamasi usus,
defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi laktosa, atau sebagai akibat
dari penatalaksanaan gastroenteritis akut yang tidak memadai.
3. Gastroenteritis intraktabel merupakan sindrom yang terjadi pada bayi dalam
usia beberapa minggu pertama serta berlangsung lebih lama dari 2 minggu
tanpa ditemukannya mikroorganisme pathogen sebagai penyebabnya dan
brsifat resisten atau membandel terhadap terapi. Gastroenteritis kronis
nonspesifik yang dikenal juga dengan istilah kolon iritabel pada anak,
merupakan penyebab gastroenteritis kronis yang sering dijumpai pada anak-
anak yang berusia 6 higga 54 minggu. Anak-anak ini memperlihatkan fases
yang lmbek yng sering disertai partikel makanan yang tidak tercerna, dan
lamanya melebihi 2 minggu
2.1.3. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu :
1. Factor infeksi
1) Faktor internal adal infeksi salur penceraan meliputi infeksi internal
sebagai berikut;
(1) Infeksi bakteri : Vibrio, E Coli, Salmonella, tersinia, dsb
(2) Infeksi virus : enterovirus, (virus ECHO, poliomyelitis), adeovirus,
rotavirus dll

4
(3) Infeksi parasite: cacing (asoanis, trichuris, oxyuris) jamur (candida
albicans)
2) Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti
otitis media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia dsb,,
2. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monoksida
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, berasun, dan alergi terhadap makanan
2.1.4. Manifestasi Klinis
1. Kram perut
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemak
9. Pucat
10. Urin output menurun (oliguria, anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelak
12. Ubun-ubun / fontanela cekung
13. Kelopak mata cekung
14. Membrane mukosa kering
2.1.5. Patofisiologi
Secara umum gastroenteritis disebabkan oleh masuknya mikroorgnisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil 17 17 melewati rintangan asam lambung.
Organisme masuk pada mukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel
pada mukosa usus serta melepasakan enteroksin yang dapat menstimulasi cairan
dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini menyebabkn destruksi pada
mukosa sel dari vili usus halus yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas
absorbsi cairan dan elektrolit, interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi
enzimadenisiklase dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit sehingga timbul diare.
Diare yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
integritas kulit pada aderah perianal. Selain itu juga, sekresi air dan elektrolit secara
berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dan asidosis metabolic sehingga dapat menimbulkan kekurangn volume cairan
dalam tubuh serta gangguan pertukaran gas akibat dari asidosis metabolic.
Kekurangan cairan secara terus menerus dapat menimbulkan syok
hipovolemi. Selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga menyebabkan

5
peradangan (timbul mual muntah) dan keruskan pada mukosa usus. Hal ini
menyebabkan penurunnan nafsu makan, serta gangguan pada psikologi klien yang
dapat menyebabkan ansietas. Penurunan nafsu makan dapat mengakibatkan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh (Nurarif, 2015).
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik;
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopik
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya, dengan
melakukan pembikn terhadap contoh tinja
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel
darah putih
3. Pemeriksaan gangguaana keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan Analisa gas darah atau atrup
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
5. Pemeriksaan elektrolit instubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atu
parasite secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik
2.1.7. Komplikasi
1. Kehilngan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
5. Gagal ginjal akut
6. Ileus paraltik
7. Malnutrisi
8. Gangguan tumbuh kembang
2.1.8. Penatalaksaan
1. Medis
a. Cairan per oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K dan glukosa
kurang. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang
kadar natrium 50-60 meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garan dan gula)
atau air tajin yang diberi gula dengan garam
b. Cairan parenteral
1) Dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50 ml/KgBB/hari.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125
ml/KgBB
2) Dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 50-100 ml/KgBB/hari.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125
ml/KgBB
3) Dehidrasi berat
 Anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam

6
berikutnya diberikan 125 ml/KgBB/jam atau 3 tetes/KgBB/mnit, 16
jam berikutnya diberikan 125 ml/KgBB oralit per oral bila anak mau
minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit atau
3 tetes/KgBB/menit.
 Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam
berikutnya diberikan 127 ml/KgBB/ oralit per oral bila anak mau
minum dapat teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit
atau 3 tetes/KgBB/menit.
 Anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama diberikan 40ml/KgBB/ jam atau 10 tetes/Kg/BB, 7 jam
berikutnya diberikan 125 ml/KgBB/jam atau 3 tetes/KgBB/mnit, 16
jam berikutnya diberikan 125 ml/KgBB oralit per oral bila anak mau
minum, teruskan dengan cairan intra vena 2 tetes/KgBB/menit atau
3 tetes/KgBB/menit.
2. Keperawatan
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada Tindakan pencegahn enteric
termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penerit
b. Jas Panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila menyentuh
barang terinfeksi
c. Pnderita dan keluarganya diedukasi mengenal caara perolehan entro pathogen dan
cara mengurangi penularan

2.1 Konsep Tumbuh Kembang


2.1.1. Definisi
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), pertumbuhan
(growth) adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram)
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh). Dalam pengertian lain dikatakan bahwa pertumbuhan
merupakan bertambahnya ukuran fisik (anatomi dan struktur tubuh baik sebagian
maupun seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan
juga karena bertambah besarnya sel (IDAI, 2002). Sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
terorganisasi dan berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Dalam hal ini perkembangan juga termasuk perkembangan
emosi, intelektual dan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
2.1.2. Tanda - Tanda Pertumbuhan
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), pertumbuhan
mempunyai tanda yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.

7
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini ditandai
dengan tanggalnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex
primitif pada masa bayi. Timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur. Hal ini ditandai dengan adanya masa-
masa tertentu dimana pertumbuhan berlangsung cepat yang terjadi pada masa
perenatal, bayi, dan remaja (aldostero). Pertumbuhan berlangsung lambat pada
masa prasekolah dan masa sekolah.
2.1.3. Tanda – Tanda Perkembangan
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), proses
pertumbuhan dan perkembangan anakbersifat individual. Namun demikian pola
kerkembangan setiap anak mempunyai ciri-ciri, yaitu :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seseorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabutsaraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Seorang anak tidak bias berdiri dan ia tidak bias berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi anak
terhambat. Perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda. Sebagaimana
pertumbuhan, perkembangan juga mempunyai kecepatan yang berbeda-beda
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ. Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan setiap anak juga berbeda-beda.
d. Pertumbuhan berkolerasi dengan perkembangan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung, maka perkembangan pun mengikuti. Terjadi peningkatan
kemampuan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain pada anak,
sehingga pada anak sehat seiring bertambahnya umur maka bertambah pula
tinggi dan berat badannya begitupun kepandaianya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalo kaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemamp
ruang gerak halus (pola proksimo distal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan.Tahap-tahap tersebut tidak bias terjadi terbalik. Misalnya anak mampu
berjalan dahulu sebelum bias berdiri.
2.1.4. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Menurut Soetjiningsih (2012 dalam Arnis & Yuliastanti, 2016), tahap pertumbuhan
dan perkembangan, yaitu sebagai berikut:
a. Perkembangan kognitif menurut Piaget

8
Tahap kongkret (7-11 tahun).
Anak sudah dapat memandang realistis dan mempunyai anggapan sama dengan
orang lain. Sifat egosentris mulai hilang karena ia mulai sadar akan keterbatasan
dirinya. Tetapi sifat realistik ini belum sampai ke dalam pikiran sehingga belum
dapat membuat suatu konsep atau hipotesis.
b. Perkembangan psikoseksual menurut Sigmud Freud
Tahap laten (5-12 tahun).
Kepuasan anak mulai terintegrasi. Anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung dengan tuntutan sosial seperti menyukai hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya. Dorongan libido mulai mereda.
c. Perkembangan psikososial menurut Erikson
Tahap rajin vs rendah diri (6-12 tahun/sekolah)
Anak selalu berusaha mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan berusaha
mencapai prestasinya sehingga pada usia ini anak rajin melakukan sesuatu.
Apabila harapan tidak tercapai, kemungkinan besar anak akan merasakan rendah
diri.
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Akut (GEA)
2.3.1. Pengkajian

9
2.3.2. Asuhan keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
.
1. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 1. … ….

Penyebab: Terapeutik
… ….

Tanda dan gejala Edukasi


1. … ….

Kolaborasi

2. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 2. … ….

Penyebab: 1. Terapeutik
… ….

10
Tanda dan gejala Edukasi
2. … ….

Kolaborasi

3. D. L…. I. …
… Setelah dilakukan tindakan keperawatan …
selama 1x24 jam diharapkan … dengan
Definisi: kriteria hasil: Observasi
… 3. … ….

Penyebab: 1. Terapeutik
… ….

Tanda dan gejala Edukasi


3. … ….

Kolaborasi

11
BAB 3
WEB OF CAUSATION (WOC)

3.1. Web of Causation (WOC) Gastroenteritis Akut (GEA)

12
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1.1. Format Pengkajian Keperawatan Anak

Pengkajian tgl. : 16 Desember 2023 Jam : 20.00 WIB


MRS tanggal : 11 Desember 2023 No. RM : 73xxxx
Ruang/Kelas : Ruang Seruni Diagnosa Masuk :
GEA DRS + Vomiting + Gizi Kurang +
Laringomalacia

Identitas Anak Idenitas Orang


Nama : An. F Tua : Tn. S
Tanggal Lahir : 20-03-2023 Nama Ayah : Ny. U
Jenis kelamin : Perempuan Nama Ibu : Wiraswasta/IRT
Usia : 8 Bulan Pekerjaan Ayah/Ibu : SMA/SMP
Identitas

Diagnosa Medis : GEA DRS+ Pendidikan : Islam


ISPA+ Ayah/Ibu : Madura
Vomiting+ Agama : Surabaya
Laringomalaci Suku/Bangsa
Alamat : a Alamat
Sumber : Surabaya
Informasi Ibu

13
Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair sebanyak 4 kali sejak pagi

Riwayat Penyakit Sekarang : Pada tanggal 11/12/2023 pasien datang ke IGD atas
rujukan dari poli anak dengan keluhan diare sejak 3 hari dengan frekuensi sehari 4-5 kali,
konsistensi cair, warna kuning, batuk pilek, muntah setiap kali makan dan minum kurang
lebih 4-5 kali.
16/12/2023
Saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair 4 kali sejak pagi, warna kuning,
tidak ada lendir dan ibu pasien juga mengeluh anaknya batuk grog-grog.
Riwayat kesehatan sebelumnya
Riwayat Kesehatan yang lalu :
 Penyakit yg pernah diderita
O DEMAM O KEJANG √BATUK PILEK
O MIMISAN √ Lain-lain : Laringomalacia
 Operasi : O Ya √Tidak Tahun (tidak pernah)
 Alergi : O Makanan O Obat O Udara
O Debu √Lainnya (tidak ada)
 Imunisasi : BCG 1x (Umur 1 bln ) Polio 3x ( Terakhir umur 4 bln) DPT 3x
(Terakhir umur 4 bln) Campak 0x (Umur....) Hepatitis 4x (Terakhir umur 4 bln)
Lain-lain : Ibu pasien mengatakan imunisasi lengkap
Riwayat kesehatan keluarga
 Penyakit yang pernah diderita keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, herediter maupun
laringomalacia.
 Lingkungan rumah dan komunitas:
Pasien tinggal di lingkungan perumahan. Pasien banyak menghabiskan waktu di
rumah bersama ibu dan kakaknya dikarenakan ayahnya bekerja.
 Perilaku yang mempengaruhi kesehatan:
iwayat Sakit dan kesehatan

Ayah pasien merupakan perokok aktif.


 Persepsi keluarga terhadap penyakit anak:
Pertama kali keluarga merasa sedih dan cemas karena kondisi anaknya, namun
sekarang keluarga sudah menerima dan mengusakan yang terbaik untuk kesehatan
anaknya dengan mengikuti segala program pengobatan

Masalah : Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (D.0099)

Riwayat nutrisi
 Nafsu makan: O Baik √ Tidak O Mual √ Muntah
 Pola makan : O 2x/hari √3x/hari O >3x/hari
 Minum: ASI, air mineral dan susu formula, jumlah: ±800 cc/hari
 Pantangan makan : O Ya (Jenis: tidak ada) √Tidak
 Menu makanan : Bubur fortifikasi dan pisang dihaluskan. Pasien makan dengan
cara dicekoki, makan dimuntahkan karena sulit menelan dan durasi makan bisa
sampai 2 jam

Riwayat Pertumbuhan
 BB saat ini : 5,6 kg, TB : 65 cm, LD: (tidak terkaji) cm, LK: 39 cm LLA: 12 cm
 BB Lahir : 3100 gr, BB sebelum sakit: 5,5 kg
 Panjang Lahir: 50 cm IMT : 13.3
 Status Gizi: Gizi kurang

Riwayat Perkembangan
 Pengkajian Perkembangan (DDST) :
Pasien dapat bangkit untuk duduk sendiri, pasien mengeluarkan suara tanpa arti,
pasien dapat memegang mainan, pasien dapat melambaikan tangan.
 Tahap Perkembangan Psikososial : Pasien merasa aman dan tennag apabila di
dekat keluarganya, dan menangis apabila didatangi oleh orang asing (nakes).
 Tahap Perkembangan Psikoseksual : Pasien berada pada tahap oral, pasien suka

14
Masalah : Gangguan Tumbuh Kembang (D.0106)
ROS Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS:Review Of System)
Keadaan Umum : O Baik √ Sedang O Lemah
Tanda vital TD: (tidak terkaji) Nadi: 110x/menit Suhu Badan: 36,4 C RR:
24x/menit
Bentuk dada : √Normal O Tidak, jenis
Pola nafas Irama : √Teratur O Tidak teratur
Jenis O Dispnoe O Kusmaul O Ceyne Stokes O Lain-lain:
Pernafasan B1 (Breath)

Suara Nafas : O Vesiculer √ Ronchi O Wheezing √ Stridor O Lain-lain: tidak


ada
Sesak Nafas O Ya √Tidak Batuk √ Ya O Tidak
Retraksi otot bantu nafas : O Ada O ICS O Supraklavikular O Suprasternal
√Tidak ada
Alat bantu pernafasan : O Ya: O Nasal O Masker O Respirator (- lpm)
√Tidak
Lain-lain : Tidak ada

Masalah : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)


Irama jantung: √teratur O tidak teratur S1/S2 tunggal √Ya O Tidak
Nyeri dada: O ya √tidak
Kardiovakuler B2

Bunyi jantung: √Normal O Murmur O Gallop OLain-lain: tidak ada


CRT: √< 3 detik O > 3 detik
(Blood)

Akral: √Hangat O Panas O Dingin kering O Dingin basah


Lain-lain : Tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6


Total: 15
Reflek Fisiologis: √ menghisap √ menoleh √ menggenggam O moro (Khusus
neonatus/Infant)
√ Patella √ Triceps √ Biceps O Lain-lain:....................
Reflek Patologis: O Babinsky O Budzinsky O Kernig O Kaku kuduk √Lain-lain:
Tidak ada
Lain-lain: Tidak ada
Istirahat / tidur: ± 12 jam/hari Gangguan tidur: tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur: √Minum susu O Mainan O Cerita / Dongeng
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

Penglihatan (mata)
Pupil : √Isokor O Anisokor O Lain-lain:
Persarafan & Penginderaan B3

Sclera/Konjungtiva : O Anemis O Ikterus √ Lain-lain: Konjungtiva ananemis,


Sclera anikterus
Gangguan Penglihatan : O Ya √Tidak

Pendengaran(Telinga)
(Brain)

Gangguan Pendengaran : O Ya √Tidak Jelaskan: -

Penciuman (Hidung)
Bentuk : √Normal O Tidak Jelaskan:-
Gangguan Penciuman : O Ya √Tidak Jelaskan:-

Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

15
Kebersihan: √Bersih O Kotor
Urin: BAK: ganti diapers 6x/hari Warna: kuning Bau: ammonia khas urine normal
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): Pasien kadang masih memakai pampers
Kandung kencing : Membesar O Ya √Tidak
Perkemihan B4

Nyeri tekan O Ya √Tidak


(Bladder)

Bentuk Alat Kelamin : √Normal O Tidak normal, Sebutkan (tidak ada)


Uretra : √Normal O Hipospodia/Epispadia
Gangguan: O Anuria O Oliguria O Retensi O Inkontensia
O Nokturia O Inkontinensia √ Lain-lain: tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

Nafsu makan: O Baik √ Menurun Frekuensi: diet mixer 1x30 ml


Porsi makan: √Habis O Tidak Ket.: Pasien terpasang ngt
Minum: Susu formula FL 7x60cc/hari , ASI, Air Jenis: ASI, Susu formula FL dan air
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √Bersih O Kotor O Berbau
Mukosa: √Lembab O Kering O Stomatitis
Tenggorokan: O Sakit/Nyeri Telan √ Kesulitan menelan
Pencernaan B5 (Bowel)

O Pembesaran tonsil Lain-lain: pasien menderita laringomalacia


Abdomen
Perut: O Tegang O Kembung O Ascites O Nyeri tekan, lokasi.................
Peristaltik : 24x/menit
Pembesaran hepar O Ya √Tidak
Pembesaran lien O Ya √Tidak
Buang air besar:4 x sejak pukul 07.00 Teratur: O Ya √Tidak
Konsistensi : cair Bau: Khas tinja Warna: kuning
Lain-lain: Ibu pasien mengatakan anaknya kurus karena kesulita untuk menelan
Masalah : Diare (D.0020), Defisit Nutrisi (D 0019), Risiko Hipovolemia (D0034), Gangguan
Menelah (D0063), Risiko Aspirasi (D0006), Risiko Infeksi (D0142)

Kemampuan pergerakan sendi : √Bebas O Terbatas


Kekuatan otot: 5 5
g(Bone&Integumen)

5 5
Kulit
Warna kulit: O Ikterus O Sianotik O Kemerahan O Pucat O Hiperpigmentasi
Turgor: √Baik O Sedang O Jelek
Odema: O Ada √Tidak ada Lokasi:
Lain-lain: ……………………………………………………………………………….
Masalah : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Tyroid: Membesar O Ya √Tidak


Hiperglikemia O Ya √Tidak
Hipoglikemia O Ya √Tidak
Endorin

Luka Gangren O Ya √Tidak


Lain-lain:........................................................................................................................................
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

16
Mandi : Diseka air hangat 2x sehari Sikat gigi : Tidak
Keramas : tidak Memotong kuku: tidak, kuku bersih dan pendek
Hygiene

Ganti pakaian : 3x sehari


Pers.

Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

a. Ekspresi afek dan emosi : O Senang O Sedih √Menangis


O Cemas O Marah O Diam
O Takut O Lain:.......................................................
Psiko-sosio-spiritual

b. Hubungan dengan keluarga: √Akrab O Kurang akrab


c. Dampak hospitalisasi bagi anak: Anak tampak tegang, gelisah dan menangis saat di dekati oleh
tenaga kesehatan yang akan memberikan Tindakan. .
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua: Pertama kali ibu merasa sedih ketika melihat anaknya
menangis harus melakukan terapi. Sekarang ibu dan keluarga sangat mendukung program
pengobatan anaknya dan sangat senang melihat kemajuan perkembangan anaknya.

Masalah : Ansietas (D.0080)

Data Penunjang (Lab, Foto, USG, dll)

Laboratorium 16/12/23
Hemoglobin : 10.6 (10.5-12.9)
Eritrosit : 4.76 ↑ (3.60-5.20)
Hematokrit : 32.7 (35-43)
Lekosit : 13.08 ↑ (6-17.50)
Eosinofil : 0.3 ↓ (1.0-5.0)
Basofil : 0.5 (0-1)
Neutrofil : 46.6 ↑ (30-40)
Limfosit : 56.3 (40-60)
Monosit : 6.3↑ (2-6)
Trombosit : 378 ↑ (229-553)
MVC : 68.7 ↓ (74.0-106.0)
GDA : 90

Foto thorax 11/12/23


Kesimpulan: Pneumonia

Terapi/Tindakan lain:
Oral:
Infus : KA-EN 3b 300 cc / 24 jam - Probiokid 1x1
Injeksi: - Zinc 1x1
- Ranitin 2x5 mg Nebul:
- Drip Neurosanbe 1x1/5 ampul - Combivent 3x1
- Ondansentron 3x0,5 mg - Pulmicort 3x1
- Santagesik 60 mg (K/P) Diet:
- Drip Vit C 1x50 mg - Mixer 1x50 cc
- Dexamethasone 3x1,5 mg - Susu FL 7x60 cc
-

17
Surabaya, 16 Desember 2023
Ners

β
(Kelompok 2)

18
Ringkasan Kasus :
1. Identitas Anak:
Nama : An. F
Tanggal Lahir : 20 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 8 bulan
Diagnosa Medis : GEA DRS + Vomiting + Gizi Buruk + Laringomalacia
Alamat : Surabaya
Sumber Informasi : Ibu
Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Pasien merupakan anak dari Tn. S dan Ny. U. Pasien
memiliki kakak perempuan dan laki-laki.

2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik:


Saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair 4 kali sejak pagi, warna kuning, tidak ada
lendir. Ibu pasien juga mengeluh anaknya batuk, terdengar suara nafas tambahan ronchi dan stridor,
tidak ada dispnea, RR: 24x/mnt. BB: 5.6 kg; PB: 65cm; IMT: 13.3 (Gizi Kurang), pasien terpasang
NGT dengan diet susu FL 7x60 cc dan Mixer 1x30cc.

3. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium 18/12/23
Hemoglobin : 10.6 (10.5-12.9)
Eritrosit : 4.76 ↑ (3.60-5.20)
Hematokrit : 32.7 (35-43)
Lekosit : 13.08 ↑ (6-17.50)
Eosinofil : 0.3 ↓ (1.0-5.0)
Basofil : 0.5 (0-1)
Neutrofil : 46.6 ↑ (30-40)
Limfosit : 56.3 (40-60)
Monosit : 6.3↑ (2-6)
Trombosit : 378 ↑ (229-553)
MVC : 68.7 ↓ (74.0-106.0)
GDA : 90
Foto thorax 11/12/23
Kesimpulan: Pneumonia

4. Terapi:
Infus : KA-EN 3b 300 cc/ 24 jam
Injeksi:
- Ranitin 2x5 mg
- Drip Neurosanbe 1x1/5 ampul
- Ondansentron 3x0,5 mg
- Santagesik 60 mg (K/P)
- Drip Vit C 1x50 mg
- Dexamethasone 3x1,5 mg

Oral:
- Probiokid 1x1
- Zinc 1x1

Nebul:
- Combivent 3x1
- Pulmicort 3x1

Diet:
- Mixer 1x50 cc , dan Susu FL 7x60 cc

19
Daftar Masalah Keperawatan

1. Diare (D.0020)
2. Bersihan Jalan napas tidak efektif (D.0001)
3. Defisit Nutrisi (D.0019)
4. Gangguan tumbuh kembang (D.0106)
5. Gangguan Menelan (D.0063)
6. Ansietas (D.0080)
7. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
8. Risiko Aspirasi (D.0006)
9. Risiko hipovolemia (D.0034)
10. Risiko infeksi (D.0142)

20
1.2. Analisis Data

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH


16 Desember DS: Factor malabsorbsi Diare (D0020)
2023 - Ibu pasien (karbohidrat, protein,
mengatakan lemak)
anaknya BAB ↓
cair 4 kali Makanan tidak
sejak pagi, diserap oleh vili usus
warna kuning, ↓
tidak ada Peningkatan tekanan
lendir. osmotic dalam lumen
usus
DO: ↓
- Konsistensi Hiperperistaltik
feses cair, ↓
tidak ada Penyerapan makanan,
ampas, tidak air, elektrolit
ada lendir, terganggu
warna kuning ↓
- Bising usus : Diare
24x/mnt

16 Desember DS: Ibu pasien Virus, bakteri, jamur, Bersihan Jalan


2023 mengatakan jika dan benda asing napas tidak
anaknya batuk ↓ efektif (D0001)
grog grog Invasi saluran
pernapasan
DO: ↓
- Suara nafas Kuman berlebih di
stridor dan bronkus
rochi pada ↓
kedua lapang Proses peradangan
paru bagian ↓
atas Akumulasi secret di
- Pola napas bronkus
teratur ↓
- Tidak ada Bersihan jalan napas
dispnea tidak efektif
- Tidak ada
produksi
sputum
- Tidak ada otot
bantu napas
- RR= 24x/mnt
- Foto thorax
pneumonia

21
16 DS: Ibu pasien Laryngomalacia Defisit Nutrisi
Desember mengatakan ↓ (D0019)
2023 anaknya kurus Kemampuan menelan
karena kesulitan makanan lemah
untuk menelan ↓
Intake kurang dari
DO: kebutuhan
A= ↓
- BB: 5,6 kg Defisiensi protein dan
- TB: 65 cm kalori
- LK: 39 cm ↓
- LLA: 12 cm Gizi kurang
- IMT: 13,3 (Gizi ↓
Kurang) Defisit Nutrisi

B=
- Hb: 10.6
- Hematokrit:
32,7
- GDA: 90
- Limfosit: 56.3
C=
- Turgor baik
- Tidak ada
odema
- Mukosa lembab
- Laringomalaci
a
- Konjungtiva
ananemis
- Peristaltik:
24x/mnt
D=
Kebutuhan
energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc

22
1.3. Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Diare bd Inflamasi gastrointestinal dd feses cair, defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam (D.0020)
2. Bersihan Jalan napas tidak efektif bd hipersekesi jalan napas dd sputum
berlebih, ronkhi (D.0001)
3. Defisit Nutrisi bd ketidakmampuan menelan makanan dd Berat Badan
menurun minimal 10% dibawah rentang normal, Otot menelan lemah,
diare(D.0019)
4. Gangguan tumbuh kembang bd efek ketidakmampuan fisik dd pertumbuhan
fisik terganggu (D.0106)
5. Gangguan Menelan bd abnormalitas laring dd sulit menelan (D.0063)

23
5.4. Rencana Intervensi

DIAGNOSIS
HARI/
WAKTU KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Sabtu 11.00 (D.0119) Diare bd inflamasi Manajemen Diare (I.03101) 1. Mengetahui penyebab diare
16 Desember gastrointestinal dd feses cair, Observasi: 2. Mengevaluasi frekuensi,
2023 defekasi lebih dari tiga kali 1. Identifikasi penyebab diare konsistensi, warna feses
dalam 24 jam 2. Monitor warna, volume, frekuensi 3. Mencegah hipovolemia
dan konsistensi tinja 4. Memudahkan pemberian cairan
Setelah dilakukan intervensi 3. Monitor tanda dan gejala hipovolemi intravena
keperawatan selama 3x24 jam, 4. Monitor jumlah pengeluaran diare 5. Mencegah hipovolemia
diharapkan fungsi Terapeutik: 6. Mengevaluasi kadar elektrolit
gastrointestinal membaik 5. Pasang jalur intravena 7. Mengetahui penyebab diare
dengan kriteria hasil 6. Berikan cairan intravena, jika perlu 8. Mencegah dehidrasi
(L.03019): 7. Ambil sampel darah untuk
1. Frekuansi BAB membaik pemeriksaan darah lengkap dan
2. Konsitensi fese membaik elektrolit
3. Peristaltik usu membaik 8. Ambil sampel feses untuk kultur, jika
4. Jumlah feses membaik perlu
5. Warna feses membaik Edukasi:
9. Anjurkan melanjutkan pemberian
ASI

Sabtu 11.00 (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Napas (I.01011) 1. Mengevaluasi pola napas
16 Desember Tidak Efektif bd hipersekresi Observasi: 2. Mengevaluasi adanya bunyi
2023 jalan napas dd Sputum 1. Monitor pola napas napas tambahan
berlebih, ronchi 2. Monitor bunyi napas tambahan 3. Mengevaluasi bersihan jalan

24
3. Monitor sputum napas
Setelah dilakukan intervensi Terapeutik: 4. Mengeluarkan sekret lebih efektif
keperawatan selama 3x24 jam, 4. Lakukan fisioterapi dada, bila perlu 5. Mencegah sesak napas
diharapkan bersihan jalan nafas 5. Lakukan penghisapan lendir kurang 6. Mengencerkan sekret
meningkat dengan kriteria hasil dari 15 detik
(L.01001): 6. Berikan oksigen, bila perlu
1. Produksi sputum menurun Kolaborasi:
2. Frekuensi napas membaik 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
3. Pola napas membaik ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

Sabtu (D.0019) Defisit Nutrisi bd Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi pasien
16 Desember Ketidakmampuan menelan Observasi: 2. Merencanakan diet yang sesuai
2023 makanan dd Berat Badan 1. Identifikasi status nutrisi 3. Merencanakan diet sesuai
menurun minimal 10% 2. Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan
dibawah rentang normal, Otot makanan 4. Memenuhi nutrisi sesuai
menelan lemah, diare 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan jika ada hambatan
jenis nutrien 5. Mengetahui pemenuhan nutrisi
Setelah dilakukan intervensi 4. Identifikasi perlunya penggunaan harian
keperawatan selama 3x24 jam selang nasogastrik 6. Mengetahui status nutrisi pasien
diharapkan status nutrisi 5. Monitor asupan makan 7. Mengetahui unsur biokimia status
membaik dengan kriteria hasil 6. Monitor Berat Badan nutrisi pasien
(L.03030): 7. Monitor hasil pemeriksaan 8. Memenuhi kebutuhan nutrisi
1. Kekuatan otot menelan laboratorium 9. Memaksimalkan fungsi organ
meningkat Terapeutik: pencernaan
2. Diare menurun 8. Berikan makanan tinggi kalori dan 10. Memahami diet yang diterima
3. Berat Badan membaik tinggi protein 11. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. IMT membaik 9. Hentikan pemberian makanan harian
melalui selang nasogastrik jika

25
5. Bising usus membaik asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
Sabtu 11.00 (D.0106) Gangguan Tumbuh Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi pasien
16 Desember Kembang bd Efek Observasi: 2. Merencanakan diet yang sesuai
2023 ketidakmampuan fisik dd 1. Identifikasi status nutrisi 3. Merencanakan diet sesuai
Pertumbuhan fisik terganggu. 2. Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan
makanan 4. Memenuhi nutrisi sesuai
Setelah dilakukan intervensi 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan jika ada hambatan
keperawatan selama 3x24 jam jenis nutrien 5. Mengetahui pemenuhan nutrisi
diharapkan status pertumbuhan 4. Identifikasi perlunya penggunaan harian
membaik dengan kriteria hasil selang nasogastrik 6. Mengetahui status nutrisi pasien
(L.10102): 5. Monitor asupan makan 7. Mengetahui unsur biokimia status
1. Berat Badan sesuai usia 6. Monitor Berat Badan nutrisi pasien
meningkat 7. Monitor hasil pemeriksaan 8. Memenuhi kebutuhan nutrisi
2. Panjang/ Tinggi Badan laboratorium 9. Memaksimalkan fungsi organ
sesai usia meningkat Terapeutik: pencernaan
3. Lingkar kepala meningkat 8. Berikan makanan tinggi kalori dan 10. Memahami diet yang diterima
4. Indeks Massa tubuh tinggi protein 11. Memenuhi kebutuhan nutrisi
meningkat 9. Hentikan pemberian makanan harian
5. Asupan nutrisi meningkat melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang diprogramkan

26
Kolaborasi :
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
Sabtu (D.0063) Gangguan Menelan Pemberian Makanan Enteral (I.03126) 1. Memastikan posisi NGT benar
16 Desember bd abnormalitas laring dd sulit Observasi 2. Mencegah aspirasi
2023 menelan 1. Periksa posisi nasogastric tube 3. Mencegah terinfeksi bakteri di
(NGT) dengan memeriksa residu saluran pencernaan
Setelah dilakukan intervensi lambung atau mengauskultasi 4. Menstimulasi bayi untuk
keperawatan selama 3x24 jam hembusan udara makan
diharapkan status Fungsi 2. Monitor rasa penuh, mual dan 5. Memahami prosedur yang
Gastrointestinal membaik muntah diberikan
dengan kriteria hasil 6. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Terapeutik
(L.03019): harian
3. Gunakan teknik bersih dalam
1. Toleransi terhadap
pemberian makanan via selang
makanan meningkat
4. Peluk dan bicara dengan bayi
2. Nafsu makan meningkat
selama diberikan makan untuk
3. Mual menurun
menstimulasi aktivitas makan
4. Muntah menurun
Edukasi
Frekuensi BAB membaik
5. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian jenis dan jumlah
makanan enteral
Sabtu (D. 0080) Ansietas bd Krisis Reduksi Ansietas (I.09134) 1. Mengevaluasi tanda ansietas
16 Desember Situasional dd tampak gelisah Observasi 2. Memberikan kenyamanan untuk

27
2023 dan tegang 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal pasien
dan non verbal) 3. Mencegah ansietas memburuk
Setelah dilakukan intervensi 4. Memberikan ketenangan untuk
Terapeutik
keperawatan selama 3x24 jam pasien
2. Ciptakan suasanan terapeutik untuk
diharapkan status Tingkat 5. Memberikan kenyamanan untuk
menambahkan keprcayaan
Ansietas Menurun dengan pasien
3. Paham situasi yang membuat
kriteria hasil (L.09093):
ansietas
1. perilaku gelisah menurun
4. Gunakan pendekatan yang tenang
2. perilaku tegang menurun
dan meyakinkan
3. kontak mata membaik
5. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
Edukasi
6. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu

Sabtu (D.0099) Perilaku Kesehatan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan 1. Mengetahui perilaku kesehatan
16 Desember cenderung beresiko bd (I.12472) pasien dan keluarga pasien
2023 pemilihan gaya hidup tidak Observasi 2. Memaksimalkan pelayanan
sehat (merokok) dd gagal 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan
melakukan Tindakan kesehtaan yang dapat ditingkatkan 3. Mencegah gaya hidup tidak sehat
pencegahan masalah Kesehatan
Terapeutik
2. Orientasi pelayanan kesehatan
Setalah dilakukan intervensi
yang dapat dimanfaatkan
selama 3x24 jam diharapkan
manajemen Kesehatan Edukasi
keluarga meningkat dengan 3. Anjurkan tidak merokok dalam
kriteria hasil (L.12105): rumah
1. Aktifitas keluarga mengatasi

28
masalah Kesehatan tepat
meningkat
2. Tindakan untuk mengurangi
factor risiko meningkat

Sabtu (D.0006) Risiko aspirasi bd. Pencegahan Aspirasi (I.01018) 1. Mengevaluasi kemampuan
16 Desember terpasang selang nasogastric Observasi menelan
2023 1. Monitor tingkat kesadaran 2. Mengevaluasi kemungkinan
Setalah dilakukan intervensi 2. Monitor tingkat kesadaran, batuk, aspirasi
selama 3x24 jam diharapkan muntah, dan kemampuan menelan 3. Mengevaluasi kemungkinan
status menelan membaik 3. Monitor bunyi napas terutama aspirasi
dengan kriteria hasil setelah makan dan minum 4. Mencegah aspirasi
(L.06052): 5. Mencegah aspirasi
Terapeutik
1. Reflek menelan
4. Hindari memberikan makanan
meningkat
melalui selang gastrointestinal, jika
2. Usaha menelan meningkat
residu banyak
3. Muntah menurun
4. Penerimaan makanan Edukasi
membaik 5. Ajarkan strategi mencegah aspirasi

Sabtu (D.0034) Risiko hipovolemia Pemantauan Cairan (I.03121) 1. Mengevaluasi tanda hipovolemia
16 Desember bd kehilangan cairan secara Observasi 2. Mengevaluasi tanda hipovolemia
2023 aktif 1. Monitor frekuensi dan kekuatan 3. Mengevaluasi balance cairan
nadi 4. Mengevaluasi tanda hipovolemi
Setalah dilakukan intervensi 2. Monitor elastisitas atau turgor 5. Mengevaluasi keberhasilan
selama 3x24 jam diharapkan kulit intervensi keperawatan
status cairan membaik dengan 3. Monitor intake dan output cairan
kriteria hasil (L.03208): 4. Identifikasi tanda-tanda

29
1. Turgor kulit membaik hipovolemi
2. Membran mukosa baik
Terapeutik
3. Tekanan nadi membaik
5. Dokumentasi hasil pemantauan
4. Suhu tubuh membaik
Edukasi
6. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu

Sabtu (D.0142) Risiko infeksi bd Pencegahan Infeksi (I.14539) 1. Mengevaluasi tanda infeksi
16 Desember efek prosedur invasif Observasi 2. Mencegah HAIs
2023 Setalah dilakukan intervensi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 3. Mencegah HAIs
selama 3x24 jam diharapkan lokal dan sistematik 4. Keluarga pasien mengetahui
Tingkat infeksi menurun tanda gejala infeksi
Terapeutik
dengan kriteria hasil 5. Mencegah HAIs
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
(L.14137):
kontak dengan pasien dan
1. Demam menurun
lingkungan pasien
2. Kemerahan menurun
3. Pertahankan teknik aseptik pada
3. Nyeri menurun
pasien berisiko tinggi
4. Bengkak menurun
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara cuci tangan dengan
benar

30
5.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


1. Diare bd Inflamasi 16/12/2023 12.30 S : Ibu pasien mengatakan
gastrointestinal dd feses cair, anaknya masih diare
defekasi lebih dari 3 kali 10.00 1. Memonitor warna, volume, O : Konsistensi feses cair, tidak
dalam 24 jam (D.0020) frekuensi dan konsistensi tinja ada ampas, tidak ada lendir, warna
Warna : kuning kuning, Bising usus : 24x/mnt
Frekuensi : 4x sejak pukul 07.00
10.10 Konsistensi : Cair, tidak berlendir A : Masalah belum teratasi
2. Memonitor tanda dan gejala
hipovolemi P : Intervensi dilanjutkan nomor 1,
Turgor : baik 2, 3, 5, dan 6
Mukosa : lembab
CRT : < 3 detik
10.20 Akral : HKM
3. Memonitor jumlah pengeluaran
10.25 diare
Diare 4x sejak pukul 07.00
10.30 4. Memasang jalur intravena
Terpasang pada tangan kanan
10.45 5. Memberikan cairan intravena
KaEn 3B 300 cc/24 jam
6. Menganjurkan melanjutkan
pemberian ASI

31
2. Bersihan Jalan napas tidak 16/12/2023 13.00 S : Ibu pasien mengatakan jika
efektif bd hipersekesi jalan anaknya masih batuk grog grog
napas dd sputum berlebih, 11.00 1. Memonitor pola napas O:
ronkhi (D.0001) RR: 24x/mnt; Pola napas reguler - RR: 24x/mnt
11.05 2. Memonitor bunyi napas tambahan - Suara napas tambahan
Auskultasi: terdengar stridor, ronchi stridor, ronchi pada kedua
pada kedua lapang paru bagian atas lapang paru bagian atas
11.10 3. Memonitor sputum - Produksi sputum +
Tidak ada produksi sputum - Tidak ada dipsnea
11.30 4. Melakukan fisioterapi dada A : Masalah belum teratasi
Sputum tidak ada P : Intervensi dilanjutkan nomor
11.35 5. Melakukan penghisapan lendir 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
kurang dari 15 detik
12.00 Produksi sputum (+)
6. Berkolaborasi memberikan
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
combi 1 resp
3. Defisit Nutrisi bd 16/12/2023 13.30 S : Ibu pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan anaknya kurus dan makan minum
makanan dd Berat Badan 12.15 1. Mengidentifikasi status nutrisi lewat selang
menurun minimal 10% BB: 5,6 kg; PB: 65 cm; IMT:13,3 O:
dibawah rentang normal, Otot (Status gizi kurang) A=
menelan lemah, diare 12.20 2. Mengidentifikasi alergi dan - BB: 5,6 kg
(D.0019) intoleransi makanan - TB: 65 cm
Tidak ada alergi makanan - LK: 39 cm
12.30 3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori - LLA: 12 cm
dan jenis nutrien - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)

32
- Kebutuhan energi: 876 kal
- Diet per NGT : FL 7x60 cc dan B=
12.40 Mixer 1x50 cc - Hb: 10.6
4. Mengidentifikasi perlunya - Hematokrit: 32,7
penggunaan selang nasogastrik - GDA: 90
Pasien terpasang NGT pada lubang - Limfosit: 56.3
12.43 hidung bagian kiri C=
5. Memonitor asupan makan - Turgor baik
Pasien mengkonsumsi diet dari - Tidak ada odema
rumah sakit - Mukosa lembab
12.45 6. Memonitor Berat Badan - Laringomalacia
BB:5,6 kg - Konjungtiva ananemis
12.50 7. Memonitor hasil pemeriksaan - Peristaltik: 24x/mnt
laboratorium D=
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 Kebutuhan energi: 876 kal
13.00 8. Memberikan makanan tinggi kalori Diet per NGT :
dan tinggi protein - FL 7x60 cc
13.05 9. Mengajarkan diet yang - Mixer 1x50 cc
diprogramkan A : Masalah belum teratasi
Ibu pasien mampu memberikan P : Intervensi dilanjutkan 5,8,9,10
makanan melalui NGT dengan benar
14.00 secara mandiri
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Diet : Susu FL 30cc

33
MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI
1. Diare bd Inflamasi 17/12/2023 11.30 S : Ibu pasien mengatakan diare
gastrointestinal dd feses anaknya sudah mulai berkurang
cair, defekasi lebih dari 3 09.00 1. Memonitor warna, volume, O : Konsistensi feses cair, tidak
kali dalam 24 jam (D.0020) frekuensi dan konsistensi tinja ada ampas, tidak ada lendir, warna
Warna : kuning kuning, Bising usus : 20x/mnt
Frekuensi : 2x sejak pukul 07.00 A : Masalah teratasi Sebagian
Konsistensi : Cair, tidak berlendir P : Intervensi dilanjutkan nomor 1,
2. Memonitor tanda dan gejala 2, 3, dan 6
09.10 hipovolemi
Turgor : baik
Mukosa : lembab
CRT : < 3 detik
Akral : HKM
3. Memonitor jumlah pengeluaran
09.20 diare
Diare 2x sejak pukul 07.00
09.25 4. Memberikan cairan intravena
KaEn 3B 300 cc/24 jam
09.30 5. Menganjurkan melanjutkan
pemberian ASI

2. Bersihan Jalan napas tidak 17/12/2023 13.00 S : Ibu pasien mengatakan


efektif bd hipersekesi jalan anaknya masih batuk grog grog
napas dd sputum berlebih, 10.00 1. Memonitor pola napas
ronkhi (D.0001) RR: 22x/mnt; Pola napas reguler O:
10.05 2. Memonitor bunyi napas tambahan - RR: 22x/mnt
Auskultasi: terdengar stridor, ronchi - Suara napas tambahan

34
(+) stridor, ronchi (+)
10.10 3. Memonitor sputum - Produksi sputum (+)
Tidak ada produksi sputum - Tidak ada dipsnea
10.30 4. Melakukan fisioterapi dada
10.35 5. Melakukan penghisapan lendir A : Masalah teratasi Sebagian
kurang dari 15 detik
11.20 Produksi sputum (+) P : Intervensi dilanjutkan nomor
6. Berkolaborasi memberikan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
combi 1 resp
3. Defisit Nutrisi bd 17/12/2023 13.30 S : Ibu pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan anaknya kurus dan makan minum
makanan dd Berat Badan 11.30 1. Memonitor asupan makan lewat selang
menurun minimal 10% Pasien mengkonsumsi diet dari O:
dibawah rentang normal, Otot rumah sakit A=
menelan lemah, diare 11.32 2. Memonitor Berat Badan - BB: 5,6 kg
(D.0019) BB:5,6 kg - TB: 65 cm
11.33 3. Memonitor hasil pemeriksaan - LK: 39 cm
laboratorium - LLA: 12 cm
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)
12.00 4. Memberikan makanan tinggi kalori B=
dan tinggi protein - Hb: 10.6
12.15 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Hematokrit: 32,7
menentukan jumlah kalori dan jenis - GDA: 90
nutrien yang dibutuhkan - Limfosit: 56.3
Diet : Mixer 30cc C=
- Turgor baik

35
- Tidak ada odema
- Mukosa lembab
- Laringomalacia
- Konjungtiva ananemis
- Peristaltik: 24x/mnt
D=
Kebutuhan energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI
1. Diare bd Inflamasi 18/12/2023 11.30 S : Ibu pasien mengatakan
gastrointestinal dd feses anaknya sudah tidak diare
cair, defekasi lebih dari 3 09.00 1. Memonitor warna, volume, O : Bising usus : 20x/mnt
kali dalam 24 jam (D.0020) frekuensi dan konsistensi tinja Belum BAB
Warna : - Turgor : baik
Frekuensi : belum BAB Mukosa : lembab
Konsistensi : - CRT : < 3 detik
09.10 2. Memonitor tanda dan gejala Akral : HKM
hipovolemi A : Masalah teratasi
Turgor : baik P : Intervensi dihentikan
Mukosa : lembab
CRT : < 3 detik
Akral : HKM
09.20 3. Memonitor jumlah pengeluaran
diare

36
Belum BAB

09.25 4. Memberikan cairan intravena


KaEn 3B 300 cc/24 jam
09.30 5. Menganjurkan melanjutkan
pemberian ASI

2. Bersihan Jalan napas tidak 18/12/2023 13.00 S : Ibu pasien mengatakan


efektif bd hipersekesi jalan anaknya masih batuk grog grog
napas dd sputum berlebih, 10.00 1. Memonitor pola napas O:
ronkhi (D.0001) RR: 22x/mnt; Pola napas reguler - RR: 22x/mnt
10.05 2. Memonitor bunyi napas - Suara napas tambahan
tambahan stridor, ronchi (+)
Auskultasi: terdengar stridor, - Produksi sputum (+)
10.10 ronchi (+) - Tidak ada dipsnea
3. Memonitor sputum A : Masalah teratasi Sebagian
10.30 Tidak ada produksi sputum P : Intervensi dilanjutkan nomor
10.35 4. Melakukan fisioterapi dada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
5. Melakukan penghisapan lendir
11.20 kurang dari 15 detik
Produksi sputum (+)
6. Berkolaborasi memberikan
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
combi 1 resp
3. Defisit Nutrisi bd 18/12/2023 13.30 S : Ibu pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan anaknya kurus dan makan minum
makanan dd Berat Badan 11.30 1. Memonitor asupan makan lewat selang

37
menurun minimal 10% Pasien mengkonsumsi diet dari O:
dibawah rentang normal, Otot rumah sakit A=
menelan lemah, diare 11.32 2. Memonitor Berat Badan - BB: 5,6 kg
(D.0019) BB:5,6 kg - TB: 65 cm
3. Memonitor hasil pemeriksaan - LK: 39 cm
11.33 laboratorium - LLA: 12 cm
Hb: 10.6; Hematokrit: 32,7 - IMT: 13,3 (Gizi Kurang)
4. Memberikan makanan tinggi kalori B=
dan tinggi protein - Hb: 10.6
12.00 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Hematokrit: 32,7
menentukan jumlah kalori dan jenis - GDA: 90
nutrien yang dibutuhkan - Limfosit: 56.3
Diet : Mixer 30cc C=
- Turgor baik
- Tidak ada odema
- Mukosa lembab
- Laringomalacia
- Konjungtiva ananemis
- Peristaltik: 24x/mnt
D=
Kebutuhan energi: 876 kal
Diet per NGT :
- FL 7x60 cc
- Mixer 1x50 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

38

Anda mungkin juga menyukai