Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA NY ‘K’ HAMIL DENGAN


ANEMIA RINGAN DI KP. KADU DAMPIT DESA SENANGSARI
KECAMATAN PAGELARAN
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH

LUSINAH

NPM 07210400305

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

FAKULTAS VOKASIUNIVERSITAS IDONESIA MAJU

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA NY ‘K’ HAMIL DENGAN


ANEMIA RINGAN DI KP. KADUDAMPIT DESA SENANGSARI
KECAMATAN PAGELARAN
TAHUN 2022

Disusun Oleh :

LUSINAH
NPM 07210400305

Telah Disetujui di Jakarta


Pada Tanggal, Agustus 2022

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Rizkiana Putri, S.Tr.Keb.M.Keb)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas Rahmat dan nikmatnya,

penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa

Program Studi Kebidanan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny “K” dengan anemia ringan

di Kp. Kadu dampit Rt 14/ 03 Desa Senangsari Kecamatan Pagelaran Tahun 2022 ini tepat

pada waktunya. Laporan Individu Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa Program Studi

Kebidanan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan

Kebidanan di Universitas Indonesia Maju (UIMA).

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhu tugas Asuhan Kebidanan

Komunitas Keluarga Binaan, Penyusunan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Komunitas

tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

bermaksud untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju


2. Prof.Dr.Dr.dr.H.M.Hafizurrahman,MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.
3. Dr.Astrid Novita,SKM,MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi,S.ST.,M.Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr.Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.
6. Hidayani,AmKeb,SKM,MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.
7. Hedy Hardiana,S.Kep.,M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa,S.ST.,M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Rizkiana Putri,STr.Keb.,M.Keb, selaku dosen pembimbing Asuhan Kebidanan
Komunitas
10. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses Pendidikan.
11. Keluarga Ny “K” yang telah bersedia menjadi keluarga binaan penulis
12. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini
13. Teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan laporan ini, terutama teman-teman di kelompok 7 Praktik asuhan
Kebidanan komunitas yang selalu kompak dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab.
Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga
Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat dan hidayahnya atas bantuan yang telah di
berikan kepada penulis dalam penyusunan Laporan ini.

Jakarta, Agustus 2022

(LUSINAH)
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………………......i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...iv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1

1.2 Tujuan Penelitian………………………………………………………2

1. Tujuan Umum…………………………………………………….2

2. Tujuan Khusus……………………………………………………2

1.3 Manfaat Penelitian……………………………………………………3

1. Bagi Lahan Praktik……………………………………………….3

2. Bagi Penulis……………………………………………………....3

3. Bagi Pasien……………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………4

2.1 Tinjauan teori…………………………………………………………4

2.1.1 Kehamilan………………………………………………………4

a. Pengertian Kehamilan ………………………………………4

b. Perubahan Adaptasi Fisiologis Kehamilan ………………….4

c. Perubahan Psikologis Ibu hamil……………………………..5

d. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal Care ………………….5


2.1.2 Anemia………………………………………………………….9

a. Pengertian Anemia…………………………………………..9

b. Klasifikasi Anemia………………………………………….10

c. Tanda dan Gejala Anemia…………………………………...13

d. Etiologi anemia……………………………………………...13

e. Patofisiologi Anemia………………………………………..14

f. Diagnosa Anemia Pada Kehamilan…………………………15

g. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin………………17

h. Pencegahan dan Penanganan Anemia……………………….17

i. Penatalaksanaan Pada Anemia………………………………19

BAB III TINJAUAN KASUS HASIL PENGUMPULAN DATA…………………...21

3.1 Informasi Pasian……………………………………………………….21

3.2 Data Dasar……………………………………………………………..21

3.2.1 Kunjungan Ke I………………………………………………..21

3.2.2 Kunjungan Ke II……………………………………………….23

3.2.3 Kunjungan Ke III………………………………………………25

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………..27

4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………...27

4.2 Pembahasan……………………………………………………………27

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………29

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………29
5.2 Saran…………………………………………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi
prioritas di bidang kesehatan. Penyebab kematian langsung dapat bersifat medik maupun
non medic. Faktor non medic diantaranya keadaan kesejahteraan ekonomi, prilaku.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana status kesehatan
ibu merupakan factor penting penyebab kematian ibu (Sarwono Prawia, 2018). Kematian
ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh beberapa factor yang salah satunya yaitu
anemia.( Depkes RI, 2018).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematocrit,


dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi
ibu maupun janin. Kemungkinan dampak buruk terhadap yaitu proses persalinan yang
membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat kontraksi.
Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya premature, bayi lahir berat badan rendah,
kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).

Menurut WHO mendefinisikan kehamilan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11


gr atau kurang dari 33% pada setiap waktu pada kehamilan mempertimbangkan
hemodilusi yang normal terjadi dalam kehamilan dimana kadar hemoglobin kurang dari
11 gr pada trimester pertama ( Atikah Proverawati, 2018), Gizi ibu hamil adalah makanan
sehat dan seimbang yang harus di konsumsi selama masa kehamilan, pemenuhan zat giji
dan protein sangat lah penting selama kehamilan. Masalah yang sering terjadi pada ibu
hamil yaitu anemia (Poverawati, 2018). Menurut data Riskesdas (2018).

Anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan data
Riskesdas dari tahun 2013-2018 proporsi anemia pada ibu hamil meningkat dari 37,1%
menjadi 48,9% sedangkan target RPJMN tahun 2019 sebesar 28%, Di Indonesia, angka
anemia pada kehamilan menunjukkan nilai yang cukup tinggi, yaitu angka anemia
kehamilan 3,8% pada trimester I,13,6% trimester II, dan 24,8% trimester III, sekitar 70%
ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi (Manuaba, 2010).
Di provinsi Banten angka kejadian anemia masih sangat tinggi dengan prevalensi 37,1
%. Angka kejadian anemia berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tanggerang
Tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016 dengan jumlah 4329
jiwa menjadi 5390 jiwa yang mengalami anemia (Dinas Kesehatan Kota, 2017). Penyebab
kematian ibu dapat digolongkan pada kematian obstetik langsung dan tidak langsung.
Kematian obstetric langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan antara lain
pendarahan (28.1%), eklampi (24,4%), infeksi (11%) dan partus lama (5,2%). Sedangkan
kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada
sebelum kehamilan/ persalinan sebesar (5-10%) antara lain anemia dan kekurangan
energy kronis(Depkes, 2004).

Penyebab anemia umumnya adalah kekurangan zat besi, kurang gizi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik (Almatesier 2011). Sedangkan
menurut Ani (2016), anemia yang sering terjadi dalam kehamilan adalah animea yang
terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah saat memasuki trimester III, ibu hamil
membutuhkan banyak nutrisi untuk menyiapkan persalinan. Nutrisi tersebut tidak hanya
bermanfaat dalam mengatasi beban yang kian berat namun juga menyiapkan energy yang
akan digunakan buat persalinan kelak. Oleh karena itu pemenuhan tablet Fe selama hamil
sangat mempengaruhi kualitas bayi yang akan di lahirkan dan akan berdampak juga
terhadap keselamatan ibu.

Hal ini sesuai dengan teori yang di temukan oleh proverawati (2011) tanda dan gejala
awal anemia biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya kelelahan, kelemahan,
pusing) gejala dan tanda lain mungkin termasuk pucat dan jika terjadi anemia berat akan
mengalami bradikardi atau hipotensi. Sedangkan menurut pujiastutik (2012) penanganan
anemia yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang
cukup makan-makanan yang banyak mengandung zat besi, mengatur jarak kehamilan,
mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan keluarga binaan pada Ny “K” dengan anemia ringan

2. Tujuan Khusus

a. Melakuakan pengkajian data subjektif pada Ny “K” dengan anemia ringan


b. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny “K” dengan anemia ringan
c. Merumuskan dan menegakan diagnose kebidanan pada Ny “K” dengan anemia
ringan
d. Memberikan konseling dan penyuluhan pada Ny “K” tentang anemia ringan

1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi lahan Praktek

Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi tenaga kesehatan khususnya


profesi bidan dalam asuhan kebidanan pada kasus anemia

2. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus
Anemia

3. Bagi Pasien

Membantu dalam hal memberikan pengertian secara jelas perawatan pada kasus
Anemia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender Internasional
(Saifuddin, dkk, 2016)

Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan


kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan proses
kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologik tersebut
menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologik yang dapat
mengganggu status kesehatan ibu ataupun bayi yang dikandungnya. Dengan
kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil
tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang optimal dari
kehamilan dan persalinan (Saifuddin, dkk, 2016).

b. Perubahan Adaptasi Fisiologi Kehamilan

Perubahan fisiologi pada ibu hamil adalah:

1) Rahim atau uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000
gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.

Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:


a) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas
pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.

b) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah


jarak prosesus xifoideus dan pusat

c) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah
prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul

d) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari di
bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk
pintu atas panggul.

2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena


pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-
biruan yang dikenal dengan tanda Chadwicks.

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus


luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.

4) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi


lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
besar,kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin
ditekan oleh prolactin inhibitting hormone. Setelah persalinan kadar
progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi
progesteron terhadap laktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan
merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan
produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan
kehitaman. Kelenjar montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan
membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara makin
membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul.

5) Traktus urinarus

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

6) Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan


yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI (Manuaba, dkk, 2014).

c. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai


makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang
bayi. Sejumlah kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin
merasa cemas, ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa lain, dan wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan (Walyani, 2016).

d. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang


menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi
14T (Walyani, 2016) yakni:

1) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil


pengukuran <145 cm. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5-
16 kg.
2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi.
Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah
normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg.

3) Pengukuran tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan


titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri
(fundus tidak boleh ditekan).

Tabel 2.1

Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan

No Tinggi Fun dus Uteri Usia Kehamilan


1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40

Sumber: Walyani, 2016.

4) Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin.

5) Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorum. Efek samping TT yaitu


nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
penyuntikan.
Tabel 2.2 Pemberian imunisasi TT

Imunisasi Interval % Masa


Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu 80 % 3 tahun
setelah TT 1
TT 3 6 bulan setelah 95 % 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99 % 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99 % 25 tahun/seumur
TT 4 hidup

Sumber : Asrinah, dkk, 2017.

6) Pemeriksaan HB

Pemeriksaan HB dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama


kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan HB adalah
salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi

8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL/PMS

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory untuk mengetahui


adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain
syphilish.

9) Pemeriksaan urine reduksin

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi


penyakit gula/ DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.
10) Perawatan Payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara


yang ditunjukkan kepada ibu hamil

11) Senam ibu hamil

Bermanfaat untuk menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang


berperan dalam proses mekanisme persalinan, membentuk sikap tubuh
yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak
janin dan mengurangi sesak nafas, serta memperoleh cara melakukan
kontraksi dan relaksasi yang sempurna

12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil


didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu
panas tinggi disertai menggigil.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana


tanah dan air tidak menggandung unsure yodium. Akibat kekurangan
yodium dapat mengakibatkan gondong dan kretin yang ditandai dengan:

a) Gangguan fungsi mental


b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan kadar hormone yang rendah
14) Temu wicara

a) Defenisi Konseling

Merupakan suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong


orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenali dirinya
dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya.
b) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu:

- Keterbukaan
- Empati
- Dukungan
- Sikap dan respon positif
- Setingkat atau sama derajat
c) Tujuan konseling pada antenatal care

- Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya


preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

- Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan


kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

2.1.2 Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar


hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada
penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah
(Hemoglobin/HB) dibawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,
misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi
adalah anemia karena kekurangan zat besi (Proverawati, 2011).
Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb,
atau hitung eritrosit di bawah batas “normal”. Namun, nilai normal yang
akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium
tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil
dianggap anemia jika kadar hemoglobin di bawah11g%. Dalam praktik
rutin, konsentrasi Hb kurang dari 11g% pada akhir trimester pertama dan
<10g% pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah
untuk mencari penyebab anemia dalam kehamilan. Pada ibu hamil yang
mendapat suplementasi besi, yaitu 11g% pada trimester pertama dan
10,05g/pada trimester kedua dan ketiga (Sarwono, 2014).

b. Klasifikasi anemia

1) Klasifikasi berdasarkan penyebabnya

a) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya


cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi
untuk eritroepoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan
hemoglobin berkurang (Made Bakta,2006). Pada kehamilan kehilangan
zar besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi.
Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga
konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan
mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Kebutuhan zat besi meningkat secara linier sesuai
dengan umur kehamilaN. Walaupun penambahan masa eritrosit
berhenti pada 5-10 minggu terakhir dari kehamilan, akan tetapi pada
trimester ketiga eritropoiesis janin meningkat dan terjadi akumulasi
besi plasenta. Jumlah rata-rata kehamilan sebanyak 840 mg. Sekitar
350 mg besi ditransfer ke janin dan plasenta, 250 mg hilang dalam
darah selama pengiriman dan 250 mg hilang melalui sel basal.
Diperlukan tambahan zat besi sekitar 450 mg yang digunakan untuk
ekspansi massa eritrosit maternal dan mengkontribusi penurunan besi
cadangan dari penyimpanan besi selama gestasi (Tarwoto dan
Wasnidar, 2016).

b) Anemia Akibat Perdarahan Akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius. Pada awal kehamilan, anemia
akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan
ektopik, dan mola hidatidosa (Sarwono:2005). Perdarahan yang masih
memerlukan penggantian yang segera dengan darah lengkap dalam
jumlah yang cukup untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi
organ-organ penting secara memadai, setelah hipovelemia teratasi dan
tindakan hemostasis sudah tercapai, maka anemia yang masih tersisa
harus diobati dengan pemberian zat besi (Taufan Nugroho, 2012).

c) Anemia pada penyakit kronik

Penyakit kronik seringkali disertai dengan anemia, namun tidak semua


anemia pada penyakit kronik dapat digolongkan sebagai anemia akibat
penyakit kronik. Anemia akibat penyakit kronik adalah anemia yang
dijumpai pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh
gangguan metabolisme besi, yaitu adanya hipoferemia sehingga
menyebabkan berkurangnya penyediaan besi yang dibutuhkan untuk
sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih cukup
(Made Bakta, 2017). Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik
dapat menyebabkan anemia beberapa diantaranya adalah penyakit
ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus, infeksi tuberculosis,
endokarditis dan infeksi virus imunodefisiensi manusia(HIV).

d) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya


sel megaloblast dalam sumsum tulang. Anemia megaloblast disebabkan
oleh gangguan pembentukan DNA pada inti eritroblast, terutama akibat
defisiensi Vitamin B12 dan asam folat. Sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal, dihancurkan semasa dalam sum-sum tulang sehingga
terjadinya eritropoeisis tidak efektif dan masa hidup eritrosit lebih
pendek, keadaan ini mengakibatkan leukopenia, trombositopenia dan
gangguan pada oral, gastrointestinal dan neurologi (Tarwoto dan
Wasnidar, 2013:48).

Anemia megaloblastik disebabkan oleh terjadinya defisiensi vitamin


B12 dan asam folat, dimana vitamin B12 dan asam folat berfungsi
dalam pembentukan DNA inti sel dan khusus vitamin B12 penting
dalam pembentukan myelin. Penyebab dari kekurangan kedua bahan ini
pada wanita hamil karena faktor nutrisi, karena cadangan asam folat
tubuh jauh lebih rendah dibandingkan dengan cadangan Vitamin B12
(Made Bakta, 2017).

e) Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran/


pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari proses
pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler yang
dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel sickle
(sabit), hemoglobinopati C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal
hemoglobinuria serta faktor ekstrakorpuskuler disebakan malaria,
sepsis, keracunan zat logam, dan dapat beserta obat-obatan. Gejala
utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Maka tranfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.

f) Klasifikasi berdasarkan kadar hemoglobin darah

Kriteria anemia menurut WHO

- Laki-laki dewasa : Hemoglobin 13g%


- Wanita dewasa tidak hamil : Hemoglobin 12g%
- Wanita hamil : Hemoglobin 11g%
- Anak umur 6-14 tahun : Hemoglobin 12g%
- Anak umur 6 bulan -6 tahun : Hemoglobin 11g%

Derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO

- Ringan sekali : Hb 10g%-batas normal


- Ringan : Hb 8g%-9,9g%
- Sedang : Hb 6g%-7,9g%
- Berat : Hb <6g%
Derajat anemia menurut manuaba

- Tidak anemia : Hb 11g%


- Anemia ringan : Hb 9-10g%
- Anemia sedang : Hb 7-8g%
- Anemia berat : Hb <7g5
c. Tanda dan Gejala Anemia

1) Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya Hb dan


kurangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk metabolisme dalam
tubuh.

2) Merasa pusing dan lemah (dizness dan weaknes) oleh kurangnya oksigen
dan energi menyebabkan ibu meras lemah dan capek

3) Mengeluh sakit kepala

4) Merasa tidak enak badan (malaise) dan nafas pendek karema menurunnya
suplay darah

5) Perubahan mood dan kebiasaan tidur

6) Mengeluh lidah mudah luka (lecet)

7) Pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva

8) Kulit pucat

9) Pucat pada kuku jari

10) Muka ikterik

11) Takipnea, dispnea saat beraktivitas.

12) nafsu makan kurang perubahan dalam kesukaan makanan

13) kebiasaan akan makanan yang aneh-aneh atau mengidam (pica)


(Proverawti, 2011).

d. Etiologi Anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan


makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusi
(kebutuhan fisiologis), dan kehilangan banyak darah saat menstruasi.

1) Asupan Fe yang tidak memadai

Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi makanan sumber


Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi dipengaruhi oleh variasi
penyerapan Fe. Yang membentuk 90% Fe dari makanan non daging
(termasuk biji-bijian, sayuran, buah, telur) tidak mudah diserap tubuh.

2) Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuhan Fe


akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe bagi janin dan
plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan.

3) Kehilangan banyak darah

Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah. Pada
wanita kehilangan darah terjadi melalui menstruasi dan wanita hamil
mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan. Perdarahan patologi
akibat penyakit/infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan
berhubungan positif terhadap anemia. Perdarahan gastroitestinal oleh
adanya luka di saluran gastrointestinal (gastritis, tukak lambung, kanker
kolon dan polip pada kolon). Ibu hamil yang mengalami anemia dengan
perdarahan gastrointestina umumnya akan mengalami anemia sedang
namun cukup besar proporsi untuk mengalami anemia berat.
Direkomendasikan wanita hamil yang terinfeksi parasit usus dan cacingan
untuk meakukan skrinning rutin (Kefiyaew, 2014).

e. Patofisiologi Anemia

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan


akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan
dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam
kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi,
bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga
terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut :
plasma 30%. Sel darah 18%, dan haemoglobin 19%.
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja
jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan
oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih
ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula,
sehingga tekanan darah tidak naik.

Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang


hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap
kental.bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan
umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Tarwoto dan Wasnidar, 2013)

f. Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan


anmnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil
muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai
berikut:

1) Hb 11g% : tidak anemia


2) Hb 9-10g% : anemia ringan
3) Hb 7-8gr% : anemia sedang
4) Hb<7g% : anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2011).

1) Anemia ringan
Anemia ringan dengan kadar Hb 9-10gr%, ibu hamil dengan anemia ringan
produktifitas kerjanya akan menurun tai ibu hamil dengan kondisi ini bisa
melewati kehamian dan persalinan tapna akibat atau komplikasi apapun.

2) Anemia sedang

Anemia sedang dengan kadar Hb 7-8gr%, Ibu hamli dengan anemia


sedang memiiki pengurangan substansia dalam kapasitas kerja. Ibu hamil
dengan anemia sedang akan mengalami lebih rentan terhadap infeksi dan
pemulihan dari infeksi akan berkepanjangan, kelahiran premature , bayi
lahir dengan berat lahir rendah, kematian ibu akibat antepartum dan
perdarahan post partum.

3) Anemia berat

Anemia berat dengan kadar Hb <7gr% Tiga stadium anemia berat yang
berbeda Telah diakui - kompensasi, Dekompensasi, dan yang terkait
dengan Kegagalan peredaran darah Jantung Dekompensasi biasanya terjadi
ketika Hb Jatuh di bawah 5,0 g/dl. Curah jantung dibesarkan bahkan saat
istirahat, volume stroke menjadi ebih besar dan detak jantung meningkat.
Palpitasi dan sesak bahkan saat istirahat merupakan gejala dari perubahan
ini. Ini Mekanisme kompensasi tidak memadai untuk mengatasi penurunan
Hblevels. Oksigen kurang berakibat anaerob metabolisme dan akumulasi
asam laktat yang akhirnya terjadi peredaran darah membatasi hasil kerja.
Jika tidak diobati, Ini menyebabkan edema paru dan kematian.

Bila Hb <5 g / dl dan sel yang dikemas Volume (PCV) di bawah 14 [12].
Kehilangan darah Bahkan 200 ml di tahap ketiga menghasilkan Shock dan
kematian pada wanita ini. Bahkan hari ini perempuan di daerah pedesaan
terpencil di Indonesia, India sampai di rumah sakit hanya pada saat ini
Dekompensasi panggung Data yang tersedia dari India menunjukkan
bahwa angka morbiditas ibu lebih tinggi pada wanita dengan Hb di
bawah 8.0 g / dl. tingkat kematian ibu menunjukkan kenaikan tajam saat
tingkat hb ibu Jatuh di bawah 5,0 g / dl. Anemia langsung menyebabkan 20
persen kematian ibu di India dan Secara tidak langsung menyumbang 20
lainnya Persen kematian ibu (Shaikh sabina dkk, 2015).
g. Pengaruh Anemia pada kehamilan dan janin

1) Bahaya selama kehamilan

Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi


kliniknya,dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi
infeksi, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini (KPD).

2) Bahaya terhadap persalinan

Gangguan His, kala satu da pat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
melakukan tindakan opersai kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio
plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat
terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

3) Pada post partum

Terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum,


memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran Asi berkurang, terjadi
dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas.

4) Bahaya terhadap janin

Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus terjadi


kematian intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir
rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah
mendapat infeksi sampai kematian perinatal, Intelegensia rendah
(Manuaba, 2011).

h. Pencegahan dan penanganan Anemia

1) Pencegahan anemia

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya anemia jika
sedang hamil atau mencoba hamil. Makan-makananan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal,
telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam
besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27mg zat besi setiap
hari. Selama kehamilan ibu hamil juga mengkonsumsi suplemen zat besi.

Biasanya anemia bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi makanan yang


tinggi zat besinya seperti buncis, daging, dan ubi rambat,kuning telur, ikan
segar dan sayuran yang berwarna hijau dan makanan yang tinggi vitamin
C-nya, seperti buah buahan yang mengandung zat besi.

2) Penanganan anemia

NICE guidelines merekomendasikan agar wanita diskrining terhadap


anemia saat melakukan pemeriksaan pada usia kehamilan 28 minggu.
Semua wanita harus diberi nasehat mengenai pola makan di kehamilan
dengan rincian makanan kaya zat besi. Ini harus didukung dengan
informasi tertulis karena perubahan diet saja tidak. Cukup untuk
memperbaiki defisiensi besi yang keluar pada kehamilan dan suplemen zat
besi sangat diperlukan pada kehamilan (shaikh sabina, 2015)

a) Anemia Ringan

Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga


hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari, zat besi dan 400 mg asam
folat peroral sekali sehari

b) Anemia Sedang

Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam


folat peroral sekali sehari.

c) Anemia Berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000


mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah
kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan
mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin (Proverawati, 2011)

i. Penatalaksanaan pada anemia


a) Tatalaksana Umum

Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan


darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah. Bila pemeriksaan
apusan darah tepi tidak tersedia, berikan suplementasi besi dan asam folat.
Tablet yang saat ini banyak tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah
darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 µg asam folat. Pada ibu
hamil dengan anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila
dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari
pascasalin. Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat
kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang
lebih tinggi untuk mencari penyebab anemia (buku saku pelayanan
kesehatan ibu, 2013).

b) Tatalaksana khusus

Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia


berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi.

- Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan defisiensi


besi lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila ditemukan kadar ferritin < 15
ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis setara 180 mg besi elemental per
hari. Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI dan TIBC.
Pada Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan tatalaksana
bersama dokter spesialis penyakit dalam untuk perawatan yang lebih
spesifik.

- Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan


Perdarahan segera tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi,
mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca persalinan dan Infeksi
kronik.

- Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan defisiensi


asam folat dan vitamin B12 berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin
B12 1 x 250 – 1000 µg.
- Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi berikut:
Kadar Hb 7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan
berkunangkunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x per menit).

- Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi Kadar Hb


7 g/dl dengan gejala klinis pusing, pandangan berkunangkunang, atau
takikardia (frekuensi nadi >100x per menit).

- Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan


memantau pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan USG,
dan memeriksa denyut jantung janin secara berkala (buku saku
pelayanan kesehatan ibu,2013).

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Informasi Pasien/ Klien

Informasi terkait Ny”K” yaitu dari hasil pendataan di rumah Ny“K” yang
beralamat Kp. Kadu dampit Rt 14 /03 Desa Senangsari Kecamata Pagelaran. Penulis
melakukan kunjungan pertama pada tanggal 15 Juli 2022 di rumah pasien dengan
maksud dan tujuan untuk memberi asuhan kebidanan sekaligus menjadi responden
dalam penyusunan Asuhan Keluarga Binaan.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode wawancara,


observasi, dan dokumentasi.Data yang diambil berupa data primer yang diperoleh dari
wawancara denga Ny”K” dan data sekunder yang didapatkan dari dokumentasi pada
buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan buku periksa dari dokter. Adapun data dasar
yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

3.2 Data Dasar

3.2.1 Kunjungan Ke I: Tanggal 15 Juli 2022, jam 10.00 Wib

A) Subjektif

Identitas istri:
Nama : Ny. K
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp, Kadu Dampit

Identitas Suami :
Nama : Tn. E
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp, Kadu Dampit
- Ibu
mengata
kan
sering
pusing,
badan
terasa
lemas,
dan
pandang
an
sering
berkuna
ng-
kunang

- Nafsu makan berkurang

a) Riwayat Kehamilan dan menstruasi

Ny. “K” mengatakan ini hamil ke 3, anak pertama lahir tahun 2011
dengan persalinan normal dan berat badan saat lahir yaitu 3000 gr, PB 50 cm,
jenis kelamin laki-laki. Anak ke 2 lahir pada tahun 2018 dengan persalinan
normal, berat pada saat lahir yaitu 3200 gr, Pb 50 cm berjenis kelamin Laki-
laki.

Ny, “K” mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 18 tahun, siklus
haid teratur, jumlah darah saat menstruasi yaitu 3 kali mengganti pembalut
dalam sehari dengan lama haid 5-6 hari, tidak ada keluhan yang dirasakan ibu
saat haid. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya yaitu pada tangga 20
Januari 2022 dan Taksiran persalinan nya yaitu tanggal 27 Oktober 2022
(menurut hasil pemeriksaan buku KIA). Ny “K” mengatakan kehamilan yang
sekarang sampai saat ini sering merasa pusing, agak lemas, dan sering
kunang-kunang.

b) Riwayat penyakit yang diderita Ny “K” tidak ada riwayat pemyakit yang di
derita

c) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi yaitu suntik Kb 3 bulan setelah 40 hari


melahirkan sampai usia anak ke 2, 4 tahun.

B) OBJEKTIF

K/U : Baik

Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital (TTV)

TD : 90/60 mmHg

N : 80 x/m

RR : 20 x/m

T : 36,0 C

BB : 45 kg

TB : 153 cm

LILA : 24 cm
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bersih,tidak ada ketombe dan rambut rontok

Wajah : Normal, tidak ada oedema

Mata : Conjungtiva agak pucet, sclera putih

Telinga : Bersih, tidak ada serumen

Hidung : Bersih,tidak ada polit dan secret

Mulut : Bersih, tidak ada caries dan gigi berlubang

Leher : Normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.

Payudara : Simtris, tidak ada benjolan dan putting susu menonjol

Abdomen : Bersih, tidak ada bekas luka operasi

Genetalia : Tidak ada keputihan abnormal

Lepold : Teraba bagian keras melenting di bagian bawah perut ibu

C) ASSESMENT

Ny”K” usia 41 Tahun G3P2A0 hamil 24 minggu dengan suspek anemia, janin
tungal hidup intra uterin

D) PLANNING

1. Memberitahukan pasien tentang hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan pasien mengalami suspek anemia

3. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan HB (Hemoglobin) ke


laboratorium untuk mengetahui nilai Hb pada Ny “K” (pasien bersedia)

4. Memberitahukan kepada pasien akan ada kunjungan ke 2 ke rumah pasien


minggu depan untuk memeriksa kembali keadaan pasien dan melihat hasil
laboratorium
3.2.2 KUNJUNGAN KE II: Tanggal 22 Juli 2022, Jam 08.30 Wib

A) SUBJEKTIF

- Ibu mengatakan masih terasa pusing, pandangan masih baerkunang-kunang, dan


masih sedikit lemas

- Ibu mengatakan gerakan janin sangat sering

- Ibu mengatakan ssering terasa sakit pinggang

- Ibu mengatakan sudah melakukan pemeriksaan laboratorium( Cek HB)

B) OBJEKTIF

- Conjungtiva ibu pucat

- Seklera ikterik

- Ibu tampak lemas

K/U ibu baik, kesadaran: composmetis

Tanda-tanda vital:
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 35℃
Respirasi : 24x/mnt
Hasil laboratorium : Hb 9 gram%

Pemeriksaan abdomen : Tfu 21 cm, djj 142 x/mnt, lelpold : teraba bagian bulat
melenting di bagian bawah perut ibu

C) ASESMEEN

Ny”K” usia 41 Tahun G3P2A0 hamil 26 minggu dengan anemia ringan, janin
tunggal hidup intra uterin

D) PLANNING
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

- Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi,
protein, dan nabati yang di dapatkan dari kacang-kacangan, bayam, kentang,
telur serta daging

- Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi vitamin B kompleks dan


vitamin C masing-masing 3x1 tablet perhari (bisa juga mengkonsumsi buah-
buahan yang mengandung vitamin)

- Megnajurkan ibu minum tablet Fe 2x1 tablet/hari

- Menganjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum


melakukan aktivitas

- Memberitahukan ibu untuk selalu menjaga Personal hygiene dalam kehamilan


seperti menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari infeksi apabila basah
ataupun kotor

- Memberitahuan ibu komplikasi dalam kehamilan dengan keadaan ibu yang


sedang mengalami anemia. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah abortus,
persalinan prematur, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
terganggu. Sedangkan pada masa persalinan dapat terjadi gangguan his
sehingga kala satu dan dua dapat berlangsung lama. Pada masa nifas terjadi
subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum, pengeluaran ASI
berkurang

- Menganjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah


Hbnya sudah naik atau belum

- Ibu mengerti dan mau melaksanakan atas anjuran yang di berikan bidan

3.2.3 Kunjungan Ke III: Tanggal 05 Agustus 2022, Jam 10.30 Wib

A) SUBJEKTIF

- Ibu mengatakan kondisi sekarang sudah agak membaik


- Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan berkunang-kunang lagi

- Ibu mengatakan sudah tidak lemas lagi

B) OBJEKTIF

- Konjungtiva ibu sudah tidak pucat

- Muka ibu tampak segar

Keadaan umum ibu baik, kesadaran : composmetis


Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/mnt
Respirasi : 22x/ mnt
Suhu : 36,2 ℃
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb 11 gram%

Pemeriksaan abdomen:

Lelopod : Tfu sesuai usia kehamilan, DJJ 148 x/mnt, teraba bulat melenting di
bagian bawah perut ibu

C) ASSESMENT

Ny”K”usia 41 Tahun G3P2A0 hamil 29 minggu, janin tunggal hidup intra


uterine presentasi kepala

D) PLANNING

- Memberitahu ibu hasi pemeriksaan


- Menanyakan kepada ibu apakah sudah mengkonsumsi makan-makanan yang
bergizi seprti protein,nabati yang di dapatkan dari kacang-kacangan, bayam,
kentang, telur serta daging
(ibu mengatakan sudah melaksanakan apa yang telah di anjurkan oleh Bidan)
- Menanyakan kepada ibu apakah sudah mengkonsumsi vitamin B Kompleks
dan vitamin C setiap hari
(ibu mengatakan sudah mengkonsumsi vitamin apa yang telah di anjurkann)
- Menanyakan kepada ibu apakah tablet fe selalu di mimum setiap hari
(ibu mengatakan setiap hari selalu minum tablet fe)
- Menanyakan kepada ibu apakah selalu melakukan aktifitas setiap waktu
(ibu mengatakan sllu melakukan aktifitas rumah seperti beres beres rumah,
serta senam hamil)
- Menanyakan kepada ibu apakah ibu selalu menjaga personal hygine
(ibu mengatakan selalu menjaga kebersihan tubuh untuk terhindar dari infeksi
seprti lembab pakaian dalam)
- Menanyakan kepada ibu apakah sudah periksa Hb atau belum
( ibu mengatakan sudah melakukan pemeriksaan Hb, dan hasil pemeriksaan
sudah bagus yaitu 11gr %)
- Ibu sudah mengerti dan mau melaksanakan atas anjuran yang di berikan bidan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan


menurut SOAP pada Ny. “K” dengan Anemia Ringan secara terperinci mulai dari
langkah pertama yaitu pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan sebagai
langkah terakhir. Data objektif pada pasien dengan kasus Anemia Ringan adalah hasil
pemeriksaan fisik dan TTV dalam batas normal, akan tetapi Ny. “K” memiliki HB : 9
gr/dl yang termasuk dalam kategori Anemia Ringan. Sesuai dengan menurut sumber
(Proverawati,2011) Anemia ringan dengan kadar Hb 9-10gr%, ibu hamil dengan
anemia ringan produktifitas kerjanya akan menurun tai ibu hamil dengan kondisi ini
bisa melewati kehamian dan persalinan tanpa akibat atau komplikasi apapun.
Komplikasi pada ibu hamil dengan nemia yaitu akan terjadi abortu, persalinan
premature, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim terganggu. Sedangkan
pada masa persalinan dapat terjadi gangguan his sehingga kala I dapat berlangsung
lama. Sedangkan pada masa nifas akan terjadi

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data diatas masalah aktual adalah ibu dengan keadaan anemia,
pada tahap pengkajian ini data di peroleh melalui observasi dan wawancara yang di
lakukan dengan cara kunjungan rumah yang dilakukan 3 kali kunjungan dengan waktu
yang berbeda, dimana penegakan diagnosa ini di dapat dari data objektif dari hasil
pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan laboratorium yang di dapatkan Hb 9 gr/dl.

NICE guidelines merekomendasikan agar wanita diskrining terhadap anemia


saat melakukan pemeriksaan pada usia kehamilan 28 minggu. Semua wanita harus
diberi nasehat mengenai pola makan di kehamilan dengan rincian makanan kaya zat
besi. Ini harus didukung dengan informasi tertulis karena perubahan diet saja tidak.
Cukup untuk memperbaiki defisiensi besi yang keluar pada kehamilan dan suplemen
zat besi sangat diperlukan pada kehamilan (shaikh sabina, 2015)

Setelah di lakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny ‘K” Rencana
asuhan yang diberikan pada Ny.”K” yaitu dengan memberikan dan menjelaskan
tentang kesehatan yang meliputi pengetahuan anemia, asupan zat besi, pemberian
suplemen zat besi, vitamin Bkomplks, asam folat, atau vitamin C dan mineral lainnya.
Menganjurkan ibu untuk memeriksan HB kembali 2 minggu yang akan datang. Nutrisi
yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah terjadinya anemia jika sedang hamil.
Makan-makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah serta merebus buah beat) dapat
membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan zat besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki
cukup asam besi dan folat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan menggunakan


manajemen kebidanan menurut SOAP dan data perkembangan soap maka penulis dapat
menyimpulkan Pada pengkajian Ny.”K” usia 41 tahun dengan Anemia Ringan
didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif di peroleh dari wawancara
dengan pasien dimana pasien ingin memeriksakana kehamilannya.

Dan data Objektif Ny “K” memiliki HB : 9 gr/dl. Menunjukkan adanya temuan


diagnosis kebidanan yaitu : dengan Anemia Ringan.

5.2 Saran

1. Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan konseling,


informasi dan edukasi tentang Anemia Ringan dan memberikan (KIE) tentang gizi
yang diperlukan untuk ibu hamil.

2. Bagi Penulis

Diharapkan lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Anemia


Ringan sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat. Selain itu
mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang dapat menunjang
analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan
managemen langkah varney.
3. Bagi pasien

Banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi contohnya,sayur- sayuran,buah-


buahan dan makanan yang bergizi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2014
Rukiyah, Ai Yeyeh. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan Jakarta: CV Trans Info Medika. 2013

Setiawati, Dewi. Kehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Maksassar: Alauddin University


Press. 2013.

Shaikh Sabina, “An Overview Of Anemia In Pregmancy.” Journal of innovations in


pharmaceuticals and Biological Sciences, Vol. 2 No.2. 144-151,2015.

Fatimah, St. dkk. pola konsumsi dan kadar hemoglobin pada ibu hamil di kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan.Makassar: bagian gizi fakultas kesehatan masyarakat Universitas
Hasanuddin. 2011
Saifudin, dkk, 2016, Kehamilan, Reposituri Surabaya.ac.ai
Manuaba, dkk, 20214, Perubahan fisiologis pada ibu hamil, perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id
Ratih, Rini Hariani. Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan Hemoglobin Ibu
Hamil Anemia. Pekanbaru: Jomis( journal of Midwifery Science), Vol 1. No.2, Juli 2017
SATUAN ACARA KEGIATAN

KELUARGA BINAAN

Praktik Komunitas

Disusun Oleh

NAMA : LUSINAH
NPM : 07210400305

PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

SATUAN ACARA KEGIATAN


KONSELING PADA NY’K’ HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN
DI KP. KADU DAMPIT RT 14/03 DESA SENANGSARI KECAMATAN
PAGELARAN

TEMA : HAMIL DENGAN ANENIA RINGAN


SASARAN : NY”K’
MATERI POKOK : KONSELING TENTANG ANEMIA
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : RUMAH PASIEN
PELAKSANA : LUSINAH

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah di lakukan konseling pada ny”k”, ny”k” dapat mengetahuai apa itu anemia.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah di berikan konseling ibu d harapkan mampu:
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian anemia ringan.
b. Keluarga dapat mengetahui penyebab anemia ringan
c. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala anemia ringan
d. Keluarga dapat mengetahui cara memantau anemia ringan
e. Keluarga dapat mengetahui pelaksanaan anemia ringan
B. Pelaksanaan
 Tempat
Rumah pasien
 Waktu
Jum’at, 15 juli 2022
C. Metode dan Media
 Metode : konseling dan tanya jawab
 Media : -

D. Langkah Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan konseling Kegiatan
Kegiatan
Peserta
1 Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri  Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
kegiatan yang akan  Brain storming mengenai
dilakukan anemia
2 Kegiatan 10 menit 1. Menjelaskan pengertian  Mendengarkan
anemia ringan
2. Menjelaskan penyebab
anemia ringan
3. Menjelaskan tanda dan  Memperhatikan.

gejala anemia ringan


4. Menjelaskan Memantau
anemia ringan
 menyimak
5. Menjelasakan
Penatalaksanaan anemia
ringan
3 Terminasi 15 menit 1. Memberi kesempatan  Mendengarkan.
pada pasien untuk
bertanya.
 Memperhatikan.
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan  Menjawab salam
4. Mengucapkan salam.

E. Evaluasi
a. keluarga mampu menjelaskan pengertian anemia ringan
b. keluarga mampu menyebutkan penyebab anemia ringan
c. keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala anemia ringan
d. keluarga mampu menyebutkan memantau anemia ringan
e. keluarga mampu menyebutkan Penatalaksanaan anemia ringan

F. Materi :
1. Pengetian Kehamilan

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender Internasional (Saifuddin, dkk, 2016)

Perubahan Adaptasi Fisiologi Kehamilan

Perubahan fisiologi pada ibu hamil adalah:

1) Rahim atau uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000
gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.

Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:


a) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas
pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.

b) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah


jarak prosesus xifoideus dan pusat

c) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah
prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul

d) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari di
bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk
pintu atas panggul.

2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena


pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-
biruan yang dikenal dengan tanda Chadwicks.

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus


luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.

4) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi


lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
besar,kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin
ditekan oleh prolactin inhibitting hormone. Setelah persalinan kadar
progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi
progesteron terhadap laktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan
merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan
produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan
kehitaman. Kelenjar montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan
membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara makin
membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul.

5) Traktus urinarus

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

6) Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan


yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI (Manuaba, dkk, 2014).

c. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai


makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang
bayi. Sejumlah kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin
merasa cemas, ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa lain, dan wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan (Walyani, 2016).

d. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang


menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi
14T (Walyani, 2016) yakni:

1) Timbang berat badan tinggi badan


Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5-
16 kg.

2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi.
Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah
normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg.

3) Pengukuran tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan


titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri
(fundus tidak boleh ditekan).

2. Definisi Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,


hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih
sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/HB) dibawah nilai
normal.

1) Penyebab Anemia

Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,


misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah
anemia karena kekurangan zat besi (Proverawati, 2011).

2) Klasifikasi berdasarkan kadar hemoglobin darah

Kriteria anemia menurut WHO

- Laki-laki dewasa : Hemoglobin 13g%


- Wanita dewasa tidak hamil : Hemoglobin 12g%
- Wanita hamil : Hemoglobin 11g%
- Anak umur 6-14 tahun : Hemoglobin 12g%
- Anak umur 6 bulan -6 tahun : Hemoglobin 11g%

Derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO

- Ringan sekali : Hb 10g%-batas normal


- Ringan : Hb 8g%-9,9g%
- Sedang : Hb 6g%-7,9g%
- Berat : Hb <6g%

3) Akibat Anemia

a) Bahaya selama kehamilan

Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya,dapat


terjadi abortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi infeksi,
molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KPD).

b) Bahaya terhadap persalinan

Gangguan His, kala satu da pat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar,
kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering melakukan
tindakan opersai kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi
perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

c) Pada post partum

Terjadi subinvolusio uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan


infeksi puerperium, pengeluaran Asi berkurang, terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas.

d) Bahaya terhadap janin


Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus terjadi kematian
intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah,
kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
infeksi sampai kematian perinatal, Intelegensia rendah (Manuaba, 2011).

3. Penatalaksanaan Anemia Ringan


Adapun cara mengatasi anemia ringan adalah:
- Mengkonsumsi vitamin B Complek, Vitamin C, Tablet Fe , dan Asamfolat secara
rutin

- Menganjurkan mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi protein, karbohidrat


serta sayur dan buah setiap hari.

- Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau


pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan USG, dan memeriksa denyut
jantung janin secara berkala (buku saku pelayanan kesehatan ibu,2013).

- Lakukan pemeriksaan laboratorium setiap bulan minimal 2-3kali pemeriksaan

G. Daftar Pustaka

Setiawati, Dewi. Kehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Maksassar: Alauddin


University Press. 2013.

Shaikh Sabina, “An Overview Of Anemia In Pregmancy.” Journal of innovations in


pharmaceuticals and Biological Sciences, Vol. 2 No.2. 144-151,2015.

Fatimah, St. dkk. pola konsumsi dan kadar hemoglobin pada ibu hamil di kabupaten

Ratih, Rini Hariani. Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan
Hemoglobin Ibu Hamil Anemia. Pekanbaru: Jomis( journal of Midwifery Science), Vol
1. No.2, Juli 2017
JOB SHEET

TEMA : HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN


SASARAN : NY”K”
MATERI POKOK : KONSELING ANEMIA RINGAN
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : RUMAH PASIEN
PELAKSANA. : LUSINAH
PROGRAM STUDI :Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan

A. OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


Mahasiswa mampu menjelaskan konseling tentang Anemia ringan
B. DASAR TEORI SINGKAT
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan
jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang
darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/HB) dibawah nilai normal.

C. PETUNJUK
1. Memberikan informasi dengan baik dan benar
2. Melakukan pendokumentasian
3. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
4. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
5. Bekerja secara hati-hati dan teliti.

D. KESELAMATAN KERJA
 Patuhi prosuder pekerjaan
 Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
 Berikan informasi dengan baik dan benar.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan
sudah tersedia sesuai dengan job sheet.

PROSEDUR TINDAKAN
No Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
1 Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda dan
tanyakan kedatanggannya
Key point:

● Mempersilahkan ibu

duduk dengan nyaman


dan membina hubungan
baik.
2 Melakukan pengkajian
Key point:

● Menanyakan informasi
3 Menyiapkan alat dan bahan
secara baik dan benar
Key point:

● Dekatkan alat dan bahan

4 ● Memberikan pelaksanaan

konseling

● Menjelaskan pengertian

anaemia ringan

● Menjelaskan tentang

penyebab anemia ringan

● Menjelaskan tentang

tanda dan gejala anemia


ringan

● Menjelaskan tentang

penatalaksanaan anemia
ringan

5 Melakukan Evaluasi hasil


konseling yang sudah di
sampaikan
Dokumentasikan dan beritahukan
hasil kepada ibu

F. Daftar Pustaka/Referensi

haikh Sabina, “An Overview Of Anemia In Pregmancy.” Journal of innovations in


pharmaceuticals and Biological Sciences, Vol. 2 No.2. 144-151,2015

DAFTAR TILIK

PENILAIAN

0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna
Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian

No. Langkah Kegiatan Penilaian

0 1 2

PERSIAPAN TEMPAT
1 Menyediakan tempat yang nyaman untuk melakukan
konseling

PERSIAPAN ALAT

2 Alat bantu untuk melakukan konseling

PERSIAPAN PASIEN

3 Sambut pasien dengan ramah

4 Perkenalkan diri

5 Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana


nyaman

6 Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan

PELAKSANAAN KONSELING

7 Menjelaskan pengetian gizi kurang

8 Menjelaskan penyebab gizi kurang

9 Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang

10 Menjelaskan memantau Gizi Kurang

11 Menjelaskan Penatalaksanaan Gizi Kurang

EVALUASI

12 Evaluasi hasil konseling yang sudah d sampaikan

13 Menyampaikan pada pasien apakah sudah mengerti


dengan penjelasan yang sudah d sampaikan

14 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk


bertanya

15 Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan


yang di sampaikan

TOTAL SKOR

NILAI = TOTAL SKOR X100=NILAI AKHIR

17
LAMPIRAN
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

Anda mungkin juga menyukai