Anda di halaman 1dari 52

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DAN KEPATUHAN KONSUMSI

TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KEJADIAN


ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK AMI
MEDIKA KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2022

PROSPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

INA NURHASANAH
6221284

PROGRAM STUDI SARJANA


KEBIDANAN FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL TUGAS AKHIR

Judul Tugas Akhir : Hubungan Asupan Nutrisi dan Kepatuhan Konsumsi

Tablet Tambah Darah terhadap Kejadian Anemia pada

Ibu Hamil di Klinik Ami Medika Kabupaten

Sukabumi Tahun 2022.

Nama Mahasiswa : Ina Nurhasanah

NPM 6221284

Program Studi : Sarjana Kebidanan

Menyetujui :

Prmbimbing I Pembimbing II

(Diani Aliansy, S.S.T,. M.Kes) (Liawati ,S.S.T., M.Kes)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT karena berkat ridho dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Asupan Gizi dan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah terhadap Kejadian Anemia di Klinik Ami
Medika Kabupaten Sukabumi Tahun 2022”.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis sering kali mendapat
kesulitan dan hambatan. Namun berkat adanya bimbingan, bantuan sertadukungan
dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. dengan demikian
kritik dan saran yang bersifat membangun penulis sangat harapkan guna perbaikan
dan penambahan wawasan untuk penulisan berikutnya.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak
banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu hingga penulisan proposal
skripsi ini dapat terselesaikan. penulis mengucapkan terimaksih kepada :
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
2. Erni Hermawati,S.S.T., MM., M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali.
3. Diani Aliansy, S.S.T,. M.Kes Selaku Pembimbing Utama yang memberikan
bimbingan dan arahannya.
4. Liawati ,S.S.T., M.Kes sebagai Pembimbing Pendamping yang memberikan
bimbingan dan arahnya
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali Bandung yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis
menempuh studi di Institut Kesehatan Rajawali ini
6. Suami, anak dan orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan
selama penulisan proposal skripsi ini
7. Rekan-rekan seperjuangan serta pihak-pihak yang telah berperan dalam
penyusunan proposal skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu .
Semoga atas kebaikan yang bersangkuatan Allah SWT memberikan balasan
yang berliapat ganda, Aamin Yaa Robbal’Aalamiin.
Akhirnya, besar harapan penulis semoga Allah SWT meridhoi kita semua
dan tulisan ini semoga memberikan manfaat khususnya bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Bandung, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Cover …………………………………………………… i


Lembar Persetujuan Mengikuti Sidang Proposal ............................... ii
Kata Pengantar …………………………………………………… iii
Daftar Isi ………………………………………………………… v
Daftar Tabel ……………………………………………………… vi
Daftar Gambar …………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................5
1.3 Rumusan Masalah…................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian…..................................................................7
1.5 Hipotesis Penelitian..................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian....................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan.................................................................................9
2.3 Anemia.....................................................................................13
2.2 Kepatuhan................................................................................20
2.3 Tablet Tambah Darah..............................................................22
2.4 Asupan Gizi.............................................................................25
2.5 Peran Bidan..............................................................................28
2.6 Kerangka Teori........................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian...............................................................29
3.2 Kerangka Konsep.....................................................................29
3.3 Variabel Penelitian...................................................................29
3.4 Definisi Operasional................................................................30
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................30
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian................31
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.................................................33
3.8 lokasi dan waktu Penelitian.....................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tambahan Asupan untuk Ibu Hamil.........................................16


Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori..........................................................................19


Gambar 3.2 Kerangka Konsep......................................................................20
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2019 angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di Asia
Tenggara setelah Myanmar dan Laos sebesar 177 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) AKI tertinggi di Indonesia pada
tahun 2015 berada di Pulau Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sebesar
489 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan Pulau Sumatera berada diurutan ketiga
dengan AKI 344 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI)
menjadi perhatian di dunia karena AKI digunakan sebagai standar untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program kesehatan ibu serta
derajatkesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Menurut data
United Nations Children’s Fund (UNICEF) AKI global pada tahun 2017
sebesar 211 per
100.000 kelahiran hidup. AKI ini belum mencapai target dari Sustainable
Development Goals (SDGs) yakni secara global mempercepat penurunan AKI
di tahun 2030 menjadi lebih rendah dari 70 per 100.000 kelahiran hidup serta
semua negara memiliki AKI tidak melebihi 2 kali rerata dunia (UNICEF, 2019).
Kematian ibu dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang sebagian
besar dapat dicegah atau diobati. Permasalahan pokok berikut ini
menyebabkan kematian ibu sekitar 75% seperti perdarahan luar biasa, infeksi,
tingginya tekanan darah (pre-eklampsia serta eklampsia), kondisi kronis, dan
kendala dalam bersalin. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perdarahan dalam persalinan ialah anemia (WHO,2019)
Anemia menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kecacatan
tertinggi di dunia. Oleh karena itu, anemia menjadi permasalahan kesehatan
masyarakat yang mendapatkan perhatian lebih di dunia. Anemia merupakan
sebuah masa dimana tidak terpenuhinya volume eritrosit atau tidak tercukupi
jumlah sel yang mengangkut oksigen dan digunakan untuk kebutuhan

1
fisiologis, dimana kebutuhan ini beragam berdasarkan usia, jenis kelamin,
maupun kondisi kehamilan (WHO, 2019).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, proporsi anemia


wanita hamil di Indonesia meningkat dari sebelumnya sekitar 37,1% pada
tahun 2013 menjadi sekitar 48,9% saat tahun 2018. Proporsi ibu hamil dengan
anemia tertinggi pada kelompok usia 15-24 tahun (84,6%), kelompok usia 25-
34 tahun (33,7%), kelompok usia 35-44 tahun (33,6%), dan kelompok usia
45- 54 tahun (24%). Adapun hal yang dapat dilakukan untuk membuat
prevalensi anemia lebih rendah ialah mendistribusikan tablet besi minimal 90
tablet semasa kehamilan (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Berdasarkan
data survei Demografi Open Data Jawa Barat ibu hamil dengan penderita
Anemia di Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi pertahunnya berikut
datasurvei tersebut, pada tahun 2015 terdapat 3379, tahun 2016 mengalami
peningakatan menjadi 4871 orang, tahun 2017, 2018, 2019 terdapat 3932
orang pertahunnya
, sedangkan tahun 2020 terdapat 3845 Orang.

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi,


karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibudan
janin yang dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa
dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin.
Hal paling sering menyebabkan anemia ialah kekurangan zat besi dan
kelompok yang sangat rentan saat terkena anemia ialah anak-anak dan wanita
hamil. Penting melakukan pencegahan agar wanita usia subur tidak anemia
karena bayi yang dilahirkan dapat menderitaberat badan lahir dengan rendah,
kematian perinatal dan ibu, dan prevalensi penyakit di masa yang akan
datang(WHO, 2019).

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat


ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/premature, gangguan proses persalinan (Pendarahan), gangguan masa
nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah),

2
dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan,
BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)(Irianto,2014). Anemia pada
kehamilan berdampak buruk, di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi
41 kasus anemia, dan 20 perempuan meninggal dunia karena kondisi tersebut.
Tingginya angka ini disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan kesadaran
akan bahaya anemia dlam kehamilan cenderung muncul pada kehamilan
Trimester II dan III.(DEPKES,2018)

Masalah kematian ibu dan bayi baru lahir di Jawa Barat tahun 2019
yaitu tecatat jumlah kematian ibu sebanyak 306 sedangkan data tahun 2015
sebanyak 305 ibu hamil, dengan penyebab kematian ibu sebnayak 27.03 %
pendarahan obstetri yang mengakibatkan ibu mengalami anemia. Angka
kematian ibu di Kabupaten Sukabumi menduduki peringkat 4 di Jawa Barat
dengan jumlah 27 ibu dari total kejadian sebanyak 416 kasus pada tahun 2020
yang di dominasi oleh perdarahan pada persalianan.(Dinkes Jabar,2020)

Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin ada berbagai macam


antara lain rendahnya asupan zat gizi seperti asupan protein, asupan zat besi,
asupan vitamin C, dan asupan vitamin A. Protein berperan penting dalam
transportasi zat besi di dalam tubuh. Rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi suplemen besi merupakan salah satu penyebab
angkaprevalensi anemia masih tetap tinggi. Makin patuh ibu hamil
mengkonsumsi tablet besi yang diberikan petugas kesehtan, maka peluang
terjadinya anemia semakin
kecil . Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu mengandung
hamil tiga
golongan utama makanan yang sangat diperlukan tubuh. Yaitu sumber
oleh zat
tenaga yang didapat dari makanan sumberkarbohidrat dan lemak seperti padi-
padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mie,
minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein
seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian
sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari
sayuran dan buah- buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan
3
secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan,
daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak ( Waryana, 2010 )

Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800
mg. adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan janin dan
500 mg untuk menambah kadar haemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200
mg dapat diekresikan melalui usus, kulit, dan urin . pada makanan ibu hamil,
tiap 100 kalori dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk
penghitungan makan sebnayak 3 kali sehari dengan kalori sebanyak 2500 kal
dapat menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya. Selma masa kehamilan
lewat perhitungan 288 hari wanita hamil bias menghasilkan zat besi 100 mg.
dengan demikian kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada wanita hamil
sehingga membutuhkan asupan tambahan berupa tablet fe (Kementrian
Kesehatan RI,2017)

Suplemen tablet Fe adalah salah satu program pencegahan dan


penanggulangan anemia defiensi besi yang paling efektif meningkatkan kadar
hemoglobin pada ibu hamil dan dapat menurunkan pravalensi anemia pada
ibu hamil sebesar 20-25%. Program ini sudah terlaksana di Indonesia sejak
tahun 1974 dan persentase pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe
sudah mencapai 75,8%. Tablet Fe mengandung 200 mg sulfat ferrosus dan
0,25 mg asam folat yang diikat dengan laktosa. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet dengan dosis 1 tablet per hari
berturut-turut selama 90 hari masa kehamilan .

Selain penambahan tablet Fe selama kehamilan asupan gizi juga dapat


mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hami. Makanan merupakan salah
satu kunci kesehatan bagi manusia, di mana makanan tidak hanya
menentukan kesehatan masa kini tapi juga menentukan kelangsungan hidup
kita masing- masing. Fungsi makanan dalam tubuh sangat banyak, yakni
sebagai sumber tenaga, memenuhi kebutuhan pertumbuhan, pemeliharaan
danmengganti sel- sel tubuh yang rusak. Islam mengajarkan kita untuk
memperhatikan makanan yang halal baik bahannya maupun cara

4
perolehannya, selain itu juga diajarkan untuk mengonsumsi makanan yang
baik ( Kemenkes RI , 2016 )

Menurut hasil penelitian Kusumawati dan Rahadjo (2020),dengan


jumlah sampel 135 ibu hamil pemilihan sampel dengan purposive sampling.
Analisa data meliputi analisis univariat, bivariat dengan chi-square dan
multivariate regresi logistik. Ibu hamil memiliki tingkat asupan zat gizi masih
kategori kurang dibandingkan AKG 2013 yaitu asupan energi , tingkat asupan
protein , tingkat asupan lemak , tingkat asupan zat besi , tingkat asupanvitamin
C . Sebagian besar ibu hamil tidak mengalami KEK dan kejadian anemia ibu
hamil sebesar 48,1% pada trimester dua dan tiga.
Menurut Zulhaida Lubis (2017). Di Indonesia umumnya ditemukan
anemia gizi besi pada ibu hamil dengan penyebab utama adalah asupan zat
besi yang rendah. Kadar Hb darah diukur dengan alat Hemoglobin Testing
System: Quik-Check, karakteristik ibu hamil diperoleh dengan wawancara
menggunakan kuesioner, asupan gizi diperoleh dengan metode recall 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil sebesar
44,7%. Sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat kecukupan gizi yang
rendah.

Oleh karena itu peneliti tertarik mengambil judul “Hubungan Asupan


Gizi dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah terhadap Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi Tahun
2022”

1.2 Identifikasi Masalah


Klinik Ami Medika merupakan klinik pratama yang bergerak dalam
pelayanan dan pengobatan dokter umum dan keperawatan serta kebidanan
sejak tahun 2017. Klinik Ami Medika dahulu merupakan Bidan Praktek
Mandiri (BPM) dengan pemilik bernama Sugiyatmi, yang beralamat di Kp.
Sindangsari RT/RW 1/5, Desa. Sukaharja, Kabupaten. Sukabumi. Khusus
pelayanan kebidanan melayanai pemeriksaan ANC, PNC, Keluarga Berencana
dan Persalinan .

5
Data Rekap Bulanan Ibu Hamil Anemia yang diperoleh dari Klinik
Ami Medika Bulan Juli - Desember 2020, terdapat 10,4% kejadian anemia
pada ibu hamil dari total 135 ibu hamil dampak dari kejadian anemia tersebut
sebnayak 3 dari ibu hamil mengalami pendarahan serta mengalami pusing
paska bersalin dan 2 dari 10 bayi mengalami BBLR. Berdasarkan Laporan
PWS KIA Bulan Juli – Desember, cakupan pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
pada ibu hamil sebesar 22%. Meskipun proporsi ibu hamil dengan anemia di
Klinik Ami Medika lebih rendah dari pada proporsi nasional yaitu 48.9 %,
namun permasalahan ini tidak dapat diabaikan. Hal ini dikarenakan besarnya
proporsi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan Hb darah dan
berkemungkinan menderita anemia.
Pencegahan anemia yang dilakukan di KLinik Ami Medika dengan
memberikan tablet fe pada ibu hamil selama kehamilan, tetapi sering kali
didapati bahwa ibu hamil tidak rutin mengkonsumsu tablet fe, ditambah lagi
ada beberapa pantangan makanan yang dipercayai oleh ibu hamil yang dapat
memperburuk kejadian anemia.
Studi pendahuluan di Klinik Ami Medika kepada 10 ibu hamil tentang
asupan gizi dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada tanggal 30
Maret 2022, yaitu 3 dari 10 orang ibu hamil mengatakan tidak minum tablet
tambah darah secara teratur serta pola makan kurang baik, dan 4 dari ibu
hamil tersebut sering mengeluh pusing pada saat kehamilannya, 3 orang
mendapatkan hasil pemeriksaan kadar haemoglobin kurang dari normal .

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan asupan gizi dan
kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadap kejadian anemia pada ibu
hamil trimester III di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi tahun 2022?”.

6
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan asupan gizi dan kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester
III di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi Tahun 2022 .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi anemia pada ibu hamil
trimester III di Klinik Ami Medika kabupaten Sukabumi tahun
2022.
b. Untuk mengetahui asupan gizi pada ibu hamil trimester III di
Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi tahun 2022
c. Untuk mengidentifikasi kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah pada ibu hamil trimester III di Klinik Ami Medika
Kabupaten Sukabumi tahun 2022.
d. Untuk mengetahui hubungan asupan gizi terhadap kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Klinik Ami Medika
Kabupaten Sukabumi Tahun 2022.
e. Untuk mengetahui hubungan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah tehadap kejadian anemia pada ibu hamiltrimester
III di Klinik Ami Medika tahun 2022.

1.5 Hipotesis
1. Terdapat hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadap
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Klinik Ami Medika
Kabupaten Sukabumi Tahun 2022 .
2. terdapat hubungan asupan gizi tehadap kejadian anemia pada
ibuhamil trimester III di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi
Tahun2022 .

7
1.6 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini untuk memberikan teori tentang factor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hami menurut
(Kozier,2010) yaitu :
a. Asupan gizi
b. Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah
c. Pengetahuan
d. Frekuensi ANC
e. Jarak Kehamilan
f. Umur Ibu

2. Bagi Praktis
a. Bagi Ibu Hamil
Memberikan pengetahuan pada keluarga tentangasupan
gizi dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan
terhadap anemia pada ibu hamil .

b. Bagi Tempat Penelitian


Penelitian ini dapat di jadikan media informasi bagi
Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi betapa pentingnya
asupan gizi dan konsumsi tablet tambah darah dengan
kejadian anemia pada ibu hamil trimester III, sehingga dapat
menurunkan terjadinya penyakit anemia yang dapat dicegah
dengan pola makan yang baik dan teratur konsumsi tablet
tambah darah di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Konsep Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin
lahir. Lama kehamilan normal dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir (HPMT) yaitu 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) (Saifuddin, 2009). Masa kehamilan dibagi
menjadi tiga trimester yang masingmasing terdiri dari 13
minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Trimester
pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada
minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester ke dua
pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu, dan trimester ke
tiga pada minggu ke- 28 hingga ke-40 (13 minggu). Selama
kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam
yang meliputi perubahan fisiologis dan psikologis (Varney,
dkk, 2007).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi, bila dihitung darisaat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,

9
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(WHO, 2016).
2.1.2 Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil
Saat hamil seorang wanita memerlukan asupan gizi banyak.
Mengingat selain kebutuhan gizi tubuh, wanita hamil harus memberikan
nutrisi yang cukup untuk sang janin. Karenanya wanita hamil
memerlukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang lebih tinggi
dibandingkan wanita yang sedang tidak hamil. Kekurangan gizi selama
kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan berat
badan rendah bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat (Waryana,
2016).
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah
maupun susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan
tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah
menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan
transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan
janin menjadi terganggu (Putri, 2012).Ibu Hamil perlu mengonsumsi
aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan
energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena
digunakanuntuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan serta cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro
penting yang diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat,
kalsium, iodiumdan zink (Kemenkes RI, 2014).
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan seorang ibu, maka
terjadi peningkatan kebutuhan energi, protein, dan zat gizi lainnya. Jika
wanita dewasa yang tidak hamil kebutuhan energinya sekitar 2.500
kkal/hari, maka pada ibu hamil trimester I membutuhkan tambahan energi

10
sekitar 180 kkal/hari. Pada ibu hamil trimester II dan III membutuhkan
tambahan energi sekitar 300 kkal/hari. Energi yang ditambahkan ini
berasal dari zat makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak (Safrianti &
Tuti, 2017)
a. Energi
Energi merupakan sumber utama untuk tubuh. energi berfungsi
untuk mempertahankan berbagai fungsi tubuh seperti sirkulasi dan
sintesis protein, selain itu protein juga merupakan komponen utama
dari semua sel tubuh yang berfungsi sebagai enzim, operator
membran dan hormon. Aktivitas fisik dan metabolisme tubuh juga
memerlukan energi yang cukup (Syari dkk, 2015).
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan
dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi
perempuan sebelum hamil sekitar 2.650 kkal/hari untuk usia 19—29
tahun dan 2.550 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini
akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300
kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan
protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat selama
kehamilan (Kemenkes, 2019).
Meningkatnya usia kehamilan dapat mempengaruhi
metabolisme tubuh dan peningkatan kebutuhan kalori. Jika terjadi
pembatasan kalori atau energi pada ibu hamil trimester kedua dan
ketiga maka akan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (Syari et al., 2015).
b. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan
serat. Gula dan pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk
sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin.
Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat

11
dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan,
terutama yang berasal dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi,
sereal, roti, dan pasta, juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar
(Damayanti et al, 2017).
c. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk
pembentukan sel-sel tubuh, pengembangan jaringan, termasuk untuk
pembentukan plasenta.Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17
g/hari. Jenis protein yang dikonsumsi seperlimanya sebaiknya
berasaldari protein hewani, seperti daging, ikan, telur, susu, yogurt,
dan selebihnya berasal dari protein nabati, seperti tahu, tempe,
kacang- kacangan, dan lain- lain (Safrianti & Tuti, 2017)
Dampak kekurangan asupan protein adalah gangguan
pertumbuhan pada janin, seperti retardasi intrauterine, cacat bawaan,
BBLR, dan keguguran. Kebiasaan mengonsumsi lebih banyakprotein
nabati dibandingkan dengan protein hewani menyebabkan absorbsi
zat besi kurang optimal. Hal ini dikarenakan protein hewani
mengandung heme yang diperlukan oleh tubuh (Azizah & Adriani,
2017).
d. Zat Besi
Salah satu faktor penyebab anemia ialah karena kurangnya
asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi setiap hari. Pada ibu
hamil, anemia akan 68 meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah, keguguran, risiko pendarahan, bahkan sampai
menyebabkan kematian ibu dan bayinya. Kekurangan zat besi dalam
kehamilan juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan bayi sehingga anak tidak dapat mencapai tinggi
optimal serta kurang cerdas. Sehingga konsumsi tablet tambah darah

12
menjadi hal yang penting selama kehamilan (Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014).
2.2 Anemia

2.2.1 Pengertian Anemia


Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa
oksigen, hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan produksi sel darah
merah (SDM), dan / atau penurunan haemoglobin (Hb) dalam darah.
Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb dalam darah
sampai dibawah rentang normal 13,g/dl (pria, 11,5 g/dl ( wanita ) dan
11,0g/dl (anak-anak). Efeknya pada individu bergantung pada tingkat
keparahan anemia dan derajat penurunan kapasitas darah
dalammembawa oksigen . Tanda dan gejala anemia meliputi pucat pada
membrane mukosa, keletihan, pusing dan pingsan , sakit kepala, napas
dangkal, paningkatan frekuensi jantung ( takikardia dan palpitasi ).
Anemia merupakan suatu kondisi dimana
berkurangnyajumlah sel darah merah, kualitas hemoglobin, dan volume
hematokrit dibawah nilai normal per 100 ml darah17. Ketika seseorang
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/100ml dalam darahnya,
maka dia dikatakan menderita anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi dimana kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 11 g/dl pada
trimester I dan III, atau pada trimester II kadar hemoglobinnya kurang
dari 10,5 g/dl. Selama masa kehamilan, terjadi perubahan-perubahn
dalam darah dan sumsun tulang serta kebutuhan zat-zat makanan pun
bertambah,oleh karena itu anemia lebih sering dijumpai dalam
kehamilan(Walyani, 2015).
Selama masa kehamilan, darah akan bertambah banyak.
Bertambahnya darah sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya antara 32-36 minggu usia kehamilan.

13
Perbandingan pertambahan komponen darah yaitu plasma 30%, sel

14
darah 18%, dan Hemoglobin 19%. Namun volume plasma yang
bertambah banyak tidak sebanding dengan pertambahan dari sel-sel
darah, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah ini
merupakan penyesuaian fisiologis dalam kehamilan yang bermanfaat
bagi ibu hamil.

2.2.2 Fisiologi Anemia pada kehamilan


Kehamilan memicu perubahan-perubahan fisiologis yang
sering mengaburkan diagnosis sejumlah kelainan hematologis serta
pengkajiannya. Hal ini terutama berlaku pada anemia, salah satu
perubahan yang paling bermakna adalah ekspansi volume darah dengan
peningkatan volume plasma yang tidak sepadan sehingga hematokrit
biasanya menurun. Penyesuaian hemopoesis merupakan salah satu dari
perubahan yang mengambil tempat pada tubuh ibu selama kehamilan.
Peningkatan dari volume plasma adalah penyebab anemia fisiologis
pada kehamilan. Volume plasma yang meningkat menyebabkan
hematokrit, konsentrasi hemoglobin darah, dan jumlah eritrosit di
sirkulasi mengalami penurunan tetapi tidak mengurangi jumlah absolut
dari hemoglobin atau jumlah eritrosit pada keseluruhan sirkulasi.
Volume plasma mulai meningkat dari minggu ke-6 kehamilan tetapi
tidak sesuai dengan jumlah sel darah merah. Biasanya peningkatan
volume plasma mencapai puncaknya pada minggu ke-24 kehamilan
tetapi bisa juga meningkat terus hingga minggu ke-37 kehamilan. Pada
puncaknya, volume plasma pada wanita Universitas Sumatera Utara
yang hamil adalah 40% lebih tinggi dibandingkan pada wanita yang
tidak hamil. Volume plasma mengikat lebih banyak darpada volume sel
darah merah. Karena itu, terjadi keadaan hemodilusi dengan penurunan
kadar haemoglobin. Keadaan ini disebut anemia fisiologis kehamilan (
Setyadi, 2018)

15
2.2.3 Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil
a. Anemia pada Kehamilan
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
<10,5gr% pada trimester 2. Nilai batas dan perbedaan dengan wanita
tidak hamil diakibatkan karena hemodilusi . terutama pada trimester
2 (Cuningham, 2009). Anemia pada kehamilan yang sering ditemui
adalah akibat dari kekurangan zat besi, karena kurangnya unsur besi
dalam makanan,, gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat
besi, atau terlampau baayak zat besi yang dikeluarkan dari tubuh,
misalnya pada pendarahan
b. Anemia Fisiologi
Selama kehamilan volume plasma maternal meningkat secara
bertahap sebanyak 50%, atau meningkat sekitar 1200 ml pada saat
cukup bulan. peningkatan SDM total sebanyak 25% atau kira-kira
300 ml. Hemodilusi relative ini menyebabkan penurunan
konsentrasi Hb yang mencapai titik terendah pada trimester kedua
kehamilan dan meningktat kembali pada trimester ketiga .
perubahan ini bukanlah perubahan patologis, tetapi
merupakpeubahan fisiologis kehamilan yang diperlukan untuk
perkembangan janin .
c. Anemia defisiensi Zat Besi
Anemia dapat didefenisikan sebagai kondisi dengan kadar
hemoglobin berada di bawah normal. Di Indonesia anemia
umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih
dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya member sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk

16
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi
anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
g/dl selama trimester III. Jadi yang lebih dibahas disini adalah
anemia gizi besi pada ibu hamil (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
d. Anemia Defisiensi Asam Folat
Asam folat diperlukan untuk peningkatan pertumbuhan sel ibu
dan janin, tetapi masalahnya terdapat penurunan fisiologi kadar
fosfat serum selama kehamilan. Anemia ini cenderung terjadi di
akhir kehamilan saat janin tumbuh dengan cepat . anemia ini juga
sering tejadi selama musim dingin, yaitu saat asam folat lebih sulit
diperoleh dan di area yang kondisi social, ekonomi, dan nutrsi buruk.
MRC Vitamin Study Research Group ( 1991 ) menemukan
hubungan yang positif antara defisiensi asam folat dan terjadinya
defek tuba neural pada janin .
e. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Defisiensi vitamin B12 juga menyebabkan anemia
megalobastik. Kadar vitamin B12 menurun selama kehamilan, tetapi
anamia ini jarang terjadi karena tubuh mengambilnya dari cadangan
yang ada. Defisiensi lebih sering terjadi pada vegetarian yang tidak
mengonsumsi produk daging sama sekali sehingga harus meminum
suplemen vitamin B!2 selama kehamilan (letsky 2000).
f. Hemoglobinopati
Hemoglobinopati merupanakn penyakit keturunan yang pada
kondisi ini, haemoglobin yang ada tidak normal. Haemoglobin
terdiri atas empat molekul setiap molekul memiliki unit hem yang
dibentuk oeh kompleks porfirin zat besi dan protrein atau rantai
globin. Serta memiliki bentuk yang homozigot dapat berakibat fatal
sehingga skrining terhadap populasi yang beresiko harus dilakukan ,

17
g. Talasemia
Talasemia paling banyak terjadi pada orang yang berasal dari
Mediterania, Afrika, Timur Tengah, dan Timur Jauh. Kelainan
utama gangguan iniadalah berkurangnya laju sintesis rantai globin
pada haemoglobin dewasa . Hal ini menyebabkan tidak efektifnya
eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang mengakibatkan tidak
adekuatnya kandungan hemoglobin .
h. Gangguan Sel Sabit
Gangguan sel sabit paling bayak ditemukan pada orang
yang berasal dari afrika atau India Barat. Pada kondisi ini,
gendetektif menghasilakan rantai hemoglobin beta yang abnormal,
menghasilkan. Hb yang disebut Hbs. Pada anemia sel sabit ( Hbss,
SCA ), gen abnormal diturunkan dari kedua orang tua, sedangkan
pada sifat sell sabit (HbAS), hanya satu gen abnormal yag
diturunkan .

2.2.4 Etiologi
Anemia dapat disebabkan karena hilangnya sel darah merah
yang meningkat, misalnya akibat perdarahan karena trauma atau operasi,
infeksi parasit, penyakit inflamasi. Penurunan produksi normal sel darah
merah akibat defisiensi besi, vitamin B12, folat, malnutrisi, malabsorpsi,
infeksi HIV, serta penyakit kronis juga dapat menyebabkan anemia.
Anemia terbagi dalam bermacam-macam jenis. Pembagian anemia
dalam kehamilan yang didasarkan atas penelitian di Jakarta antara lain
yaitu anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik,
dan anemia hemolitik. Faktor-faktor yang mengakibatkan semakin
meningkatnya angka kejadian anemia pada ibu hamil, antara lain: usia
ibu hamil, umur kehamilan, status sosial ekonomi, pola makan, budaya,
tingkat pendidikan yang juga mempengaruhi tingkat

18
pengetahuan ibu hamil serta tingkat kepatuhan ibu dalam
mengkonsumsi obat penambah darah (Fe).

2.2.5 Patofisiologi
World Health Organization merekomendasikan sejumlah nilaicut
off untuk menentukan anemia gizi besi pada berbagai kelompok usia,
jenis kelamin dan kelompok fisiologis (normal berdasarkan
kelompoknya, seperti aktivitas fisik, asupan dan sebagainya). Meskipun
anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat gizi besi, namun
16 peranan penyebab lainnya (karena pola makan dan status sosial
ekonomi) harus dibedakan (Kiswari, 2014).
Anemia dalam kehamilan dapat memberi pengaruh yang kurang
baik bagi ibu, baik selama dalam masa kehamilan, saat persalinan
maupun dalam masa nifas. Dalam masa kehamilan, pengaruh yang
ditimbulkan oleh anemia antara lain yaitu persalinan prematur, abortus,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,
resiko dekompensasi kordis, mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, serta ketuban pecah dini. Dampak-dampak yang
ditimbulkan oleh anemia saat persalinan yaitu gangguan his (kekuatan
mengejan), serta kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus
terlantar. Pada kala kedua juga dapat berlangsung lama sehingga dapat
melahkan dan sering memerlukan tindakan operasi. Kala ketiga dapat
diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia
uteri. Pada masa nifas, dampak yang ditimbulkan oleh anemia antaralain
terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum,
anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae dan puerperium,
pengeluaran ASI berkurang, serta dekompensasi kordis mendadak
setelah persalinan. Dengan adanya anemia yang dialami oleh ibu,

19
kemampuan metabolisme tubuh janin akan berkurang sehingga
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim akan terganggu.
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, kematian intrauteri,
persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran
dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mengalami
infeksi sampai kematian perinatal, serta intelegensia rendah.

2.2.6 Hal –hal yang mempengaruhi anemia

Diperkirakan bahwa 18% wanita yang tinggal di negara


industry mengalami anenia, di negara berkembang , jumlah ini
meningkat hingga 56% dan merupakan factor yang menyebabkan
timbulnya masalah kesehtan pada wanita dan kematian selama
kehamilan dan persalinan (WHO 1992 ). Anemia defisiensi zat besi
pada wanita biasanya di sebabkan oleh :
a. Penurunan asupan atau absorbs zat besi, termasuk defisiensi zat besi
dan gangguan gastrointestinal seperti diare dan hyperemesis
b. Kebutuhan yang berlebih, misalnya pada ibu yang sering
mengalami kehamilan atau kehamilan kembar.
c. Infeksi kronis, terutama saluran perkemihan.
d. Pendarahan akut dan kronis, contohnya menoragia, pendarahan
hemoroid, pendraahn antpartum atau pascapartum.

2.2.7 Bahaya anemia pada kehamilan

Bahaya anemia pada kehamilan terjadi abortus, persalinan


prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah
terjadi infeksi, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Pada persalinan yaitu ganguan his,
kala satu berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, retensio

20
plasenta, pendarahan postpartum, atonia uteri. Pada masa nifas terjadi
subinvolusi uteri yang bisa menimbulkan pendarahan, infeksi
puerperium, pengeluaran Air Susu Ibu berkurang, terjadi
dekompensasi kordik mendadak setelah persalinan, anemia pada kala
nifas dan mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya pada janin yaitu
abortus, kematian intra uteri, persalinan prematuritas tinggi, Berat
Badan Lahir Rendah, kelahiran dengan 17 anemia, dapat terjadi cacat
bawaan, bayi mudah terkena infeksi sampai kematian perinatal.
(Sanusi, 2008). Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
a) Abortus
b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin
d) Mudah infeksi
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
f) Heperemesis gravidarum
g) Perdarahan antepartum
h) Ketuban pecah dini

2.2 Kepatuhan
2.2.1 Pengertian Kepatuhan
Dalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan mengacu pada
situasi ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang
dianjurkan atau nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan
atau informasi yang diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti
nasehat yang diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan melalui
suatu kampanye media massa (Ian & Marcus, 2011).
Herbert Kelman (dalam Tondok, Ardiansyah & Ayuni, 2012)
mendefinisikan kepatuhan sebagai perilaku mengikuti permintaan

21
otoritas meskipun individu secara personal individu tidak setuju dengan
permintaan tersebut. Sedangkan menurut Kozier (2010) kepatuhan yaitu
perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan
perubahan gaya hidup) yang sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat
kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan pada setiap aspek
anjuran sehingga mematuhi rencana.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


Menurut Kozier (2010), faktor yang mempengaruhi kepatuhan
adalah sebagai berikut :
a. Motivasi klien untuk sembuh
b. Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
c. Persepsi keparahan masalah kesehatan
d. Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit
e. Kesulitan memahami dan melakukan perilaku perilaku khusus
f. Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi
g. Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu
atau tidak membantu
h. Kerumitan, efek samping yang diajukan
i. Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi
sulit dilakukan
j. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan
penyediaan layanan kesehatan

2.2.3 Cara Meningkatkan Kepatuhan


Cara-cara meningkatkan kepatuhan yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya
kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.

22
b. Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus
dilakukan demi keberhasilan pengobatan melaui alat komunikasi.
c. Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat.
d. Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.
e. Adanya dukungan dari pihak keluarga dan orang-orang
disekitarnya.
2.2.4 Pengukuran Kepatuhan
a. Patuh ( apabila ibu memenuhi kebutuhan gizi dan konsumsi Tablet
Tambah Darah dengan baik)
b. Tidak patuh ( apabila ibu ada yang tidak memenuhi kebutuhan gizi
dan konsumsi tablet tambah darah dengan baik)

2.3 Tablet Tambah Darah

2.3.1 Pengertian
Zat besi (Fe) merupakan suatu mikro elemen esensial
bagitubuh yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin dan
dapatdiperoleh dari berbagai sumber makanan seperti daging berwarna
marah, bayam, kangkung, kacang-kacangan, dan sebagainya.
Kebutuhan Fe selama kehamilan kurang lebih 100 mg, diantaranya
500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan sel darah merah, 300 mg
untuk transportasi ke fetus kehamilan 12 minggu dan 200 mg lagi
untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Kebutuhan akan
Feselama trismester pertama relatif sedikit sekitar 0,8 mg sehari
kemudian meningkat tajam selama trismester kedua dan trismester
ketiga, yaitu 6,3 mg sehari. Hal ini disebabkan karena saat kehamilan
terjadi peningkatan volume darah secara progresif mulai minggu ke-6
sampai minggu ke-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu

23
ke-32 sampai kepada minggu ke-34 dengan perubahan kecil setelah
minggu tersebut.
Suplemen tablet Fe adalah salah satu program pencegahan dan
penanggulan anemia defiensi zat besi yang paling meningkat efektif
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil dan dapat
menurunkan pravalensi anemia pada ibu hamil sebesar 20-25%.

2.3.2 Kebutuhan tablet Fe pada ibu hamil


Kebutuhan zat besi selama hamil adalah 1040 mg. Kebutuhan
yang diperlukan meliputi :
a) 300 mg besi untuk di transfer kejanin.

b) 50-75 mg untuk pembentukkan plasenta.

c) 500 mg digunakan untuk meningkatkan masa

haemoglobin maternal/sel darah merah.

d) 200 mg lebih akan dieksresikan lewat uzuz,urin,dan kulit.

e) 200 mg lebih bayak ketika melahirkan.

2.3.3 Manfaat Tablet Fe


Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu strategi untuk
meningkatkan intek zat besi yang berhasil berhasil hanya jika individu
mematuhi antara konsumsinya. Zar gizi sangat dibutuhkan oleh tenaga
kerja untuk menunjang aktivitas kerja. Dalam tubuh berperan sebagai
alat angkut oksigen dar paru-paru kejaringan, sebagai alat angkut
elektron pada metabolisme energi, sebagai bagian dari enzim

24
pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan
(kowel,2013).
Selain itu manfaat lain dari tablet Fe selama kehamilan untuk
membantu sistematis eritrosit,berperan mencegah kelelahan
(Kemenkes RI,2010).

2.3.4 Pengaruh Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil


Tablet Fe dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memperbaiki
status zat besi secara cepat, sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya kekurangan zat besi. Jika ibu kekurangan zat besi pada bayi
saat dilahirkan, akan mengakibatkan beberapa resiko terhadap ibu
maupun bayinya. Zat besi sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak
bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sebelum hamil bila
tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia,
mempengaruhi pertumbuhan janin saat lahir, berat badannya dibawah
normal (BBLR). Akibat lahir dari anemia defisiensi besi selama hamil
adalah bayi lahir prematur.

2.3.5 Efek Samping Tablet Tambah Darah


Efek samping setelah mengkonsumsi tablet Fe yang dialami
oleh sebagian ibu hamil diyakini sebagai salah satu faktor utama
penyebab rendahnya kepatuhan ibu. Sebagian ibu hamil melaporkan
bahwa mereka mengalami mual dan muntah setelah mengkonsumsi
tablet Fe sehingga membuat mereka tidak mau melanjutkan untuk
mengkonsumsi tablet Fe (Achadi,2013).

25
2.4 Asupan Gizi pada Ibu Hamil
Asupan gizi adalah makanan yang dikonsumsi saat kebutuhan asupan
pada wanita hamil lebih banyak dengan kebutuhan normal seperti yang
dijelaskan pada tabel berikut :

Sumber : Widyakarya pangan dan gizi VIII


Tabel 2.1
Asupan gizi untuk Ibu Hamil

Selama hamil kebutuhan gizi pada wanita hamil dengan tinggi 150 cm
sekitar 8,8, kg – 13,6 kg dan hamil kembar 15,4 – 20,4 kg (Arisman 2004).
Selama kehamilan komulatif pada wanita hamil jika dibandingkan dengan
kebutuhan sebelum hamil misalnya kebutuhan protein meningkat 68 %, asam
folat 100%, kalsium 50% dan besi 200-300%.

26
Pada wanita hamil dengan janin tunggal kebutuhan zat besi sekitar 1000
mg selama hamil atau naik sekitar 200-300%. Perkiraan besarnya zat besi yang
perlu ditimbun selama hamil 1040 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg zat besi
ditansfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg
untuk menambah jumlah sel darah merah dan 200 mg hilang ketika melahirkan
(Arisman,2004). Kebutuhan zat besi pada trismester pertama relatif lebih sedikit
yaitu sekitar 0,8 mg perhari, tetapi pada trismester dua dan trismester tiga
meningkat menjadi 6,3 mg perhari.

Cara terbaik bagi ibu hamil untuk tetap sehat adalah dengan makan yang
baik dan memperhatikan jenis makanannya. Menurut Megasari (2012), agar tetap
sehat ibu harus memakan lima jenis makanan yaitu :

2.2.1 Makanan pokok (sumber energi)

Makanan pokok sebagai sumber energi. Tambahan kebutuhan


kalori 300 kkal/hari. Sumbernya bisa seperti biji-bijian seperti beras,
jagung, padi-padian atau gandum, singkong, dan pisang.

2.2.2 Makanan Pembangun (mengandung protein)

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,


membantu pembentukkan tulang dan otot agar tubuh menjadi kuat, jaringan
otak, kulit, kuku, dan rambut. Tambahan kebutuhan protein 60 gram/hari.
Sumber protein hewani seperti daging sapi, ikan, unggas, telur, susu, dan
produk olahan susu, seperti keju dan yogurt. Sumber protein nabati seperti
kacang-kacangan dan olahan seperti tempe, oncom dan selai kacang.

27
2.2.3 Makanan Pelengkap (mengandung vitamin)
Vitamin diperlukan tubuh untuk mempertahankan kesehatan,
perkembangan janin, dan kekebalan tubuh. Beberapa vitamin hanya sedikit
disimpan dalam tubuh, seperti vitamin B dan C sehingga harus dikonsumsi
setiap hari.
2.24 Makanan Penunjang (gula dan lemak)
Dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan
membangun sel-sel baru dan perkembangan sistem saraf janin. Asam
lemak jenuh bersumber dari daging sapi, kambing, ayam, telur, ikan, susu,
dan olahannya. Sedangkan asam lemak tak jenuh bersumber dari minyak
jaitun, lemak nabati, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kelapa sawit.
2.2.5 Makanan tiga mineral penting (besi, kalsium, yodium)
Wanita hamil membtutuhkan mineral penting setiap hari. Untuk
mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi satu tablet besi
sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg). Minimal masing-masing90 tablet Fe
selama hamil. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi
karena akan menganggu penyerapan
2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan gizi pada ibu hamil
Ibu hamil merupakan golongan yang termasuk rawan
terhadap masalah gizi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
status giziibu hamil di antaranya, umur, berat badan, suhu lingkungan,
aktifitas, status kesehatan, pengetahuan zat gizi dalam makanan,
kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan dan status
ekonomi. (Faath dkk:2004).

28
2.5 Peran Bidan
Peran Bidan dalam kaitanya dengan masalah terkait kehamilan sudah jelas.
Pada saat pertemuan awal dengan ibu dan juga pertemuan berikutnya, penting
bagi bidan untuk mendapatkan riwayat kesehtan yang akurat. Pemeriksaan fisik
umum dan spesifik harus di lakukan, dan hasilnya di dokumentasikan secrarinci.
Pemeriksaan dan pendokumentasian memberikkan arahan untuk rujukan dan
penatalaksanaan di masa yang akan datang. Meskipun hal yang rutin bagi bidan,
pemeriksaan antenatal sangat bersifat individu bagi ibu .
Ketika mendeteksi adanya penyimpangan kesehtan ibu atau janin, bidan
harus merujuk ibu tersebut ke praktisi medis yang terdaftar (UKCC 1998). Bidan
akan terus memberikan asuhan dan dukungan kepada ibu selama dan setelah
kehamilannya. Ibu yang mengalami masalah selama kehamilannya
membutuhkan perhatian khusus yang tidak sedikit dari bidan, kondisi dan status
psikologis ibu dapat membaik dengan kehadiran dan dukungan yang
berkelanjutan dari bidan .
2.6 Kerangka Teori

Faktor Langsung :
a. Kuarangnya asupan Zat besi
b. Absorbsi Zat Besi
c. Kebutuhan Zat Besi Meningkat
d. Perdarahan
Anemia
Faktor Tidak Langsung : Pada Ibu
Hamil
a. Asupan Nutrisi
b. Soaial Ekonomi
c. Pelayanan Kesehatan
d. Komposisi Ragam Makan
e. Adanya penyakit penyerta
f. Konsumsi Tablet Fe

Gambar 2.1 Kerangka (Hasanah,2012)

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
analitik yang artinya penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena
kesehatan itu terjadi. Dengan pendekatan yaitu cross sectional dimana
penelitian ini dengan melakukan pengukuran pada saat bersamaan antara
variabel independen dan dependen (Nursalam, 2011).
3.2 Kerangka Penelitian

Variabel (Independen) Variabel (Dependen)

1. Asupan Gizi Anemia pada Ibu Hamil


2. Kepatuhan
Konsumsi Tablet
Tambah Darah

Gambar 3.1
kerangka Penelitian

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya
menentukan variabel lain (Nursalam, 2009).Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah asupan gizi dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (tidak bebas) adalah variabel yang nilainya
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2009).Variabel tak bebas
dalam penelitian ini adalah anemia pada ibu hamil.

29
3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Pengukuran Ukur
1 Anemia Kondisi dimana Pemeriksaan Hb Meter Anemia = < 11 gr % ( Ordinal
keadaan ibu Laboratorium Tidak Anemia = >
hamil dengan 11gr %
kadar
Hemoglobin di
bawah 11gr%
2 Asupan Segala sesuatu Food Recall Nutrisi Angka kecukupan gizi Ordinal
Gizi yang dimakan Survey dasar untuk ibu hamil.
responden setiap 1. Baik > 80%
AKG
harinya berupa
2. Kurang<
zat besi
80% AKG
3 Kepatuhan Suatu tingkat Kuesioner Wawancara Patuh = bila tablet FE Ordinal
perilaku atau dari pemeriksaan
ketaatan ibu bulan sebelumnya
hamil dalam habis
mengkonsumsi Tidak Patuh = bila
tablet tambah tablet FE dari
darah pemeriksaan bulan
sebelumnya tidak
habis

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau jumlah
keseluruhan dari suatu sampel yang merupakan sumber data yang
sangat penting (Suharsimi Arikunto, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester
ketiga yang rutin Kontrol Pemeriksaan Kehamilan pada bulan Mei
dan Juni tahun 2022 di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi .

30
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia
kehamilan trimester ketiga di Klinik Ami Medika pada bulan Mei
dan Juni Tahun 2022. Dengan pengambilan sampel menggunakan
tehnik total sampling.
a. Yang termasuk dalam kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu hamil trimester III
2) Ibu hamil trimester III tanpa komplikasi
3) Ibu hamil trimester III dengan janin tunggal
4) Bersedia menjadi responden
b. Yang termasuk dalam kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu hamil yang tidak bisa membaca dan menulis.
3.5.1 Tehnik Pengambilan Sampel
Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti ingin
menggunakan teknik non probability sampling, (Sugiyono,2014)
mengatakan bahwa teknik non probability sampling adalah teknik
penarikan sampel yang tidak memberikan peluang bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih untuk menjadi sampel. Dan
peneliti akan menggunakan teknik total sampling. Total sampling
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel ini digunakan jika jumlah
populasi relatif kecil yaitu tidak lebih dari 30 orang, total sampling
disebut juga sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan
sebagai sampel. Maka dari uraian di atas, teknik penarikan sampel
yang digunakan sebagai penelitian adalah semua ibu hamil trimrster
tiga yang rutin kontrol pada bulan Mei dan Juni tahun 2022 di Klinik
Ami Medika .

3.6 Metode Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian


3.6.1 Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan
dalam suatu penelitian.

31
a) Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono,2015).
Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara
dan dari kuesioner serta nutrisi survey yang diberikan kepada ibu
hamil tentan hubungan asupan gizi dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah dengan kejadian anemia di klinik ami medika
kabupaten Sukabumi.

3.6.2 Prosedur Penelitian


3.6.2.1 Tahap Persiapan
a. Mencari fenomena berdasarkan masalah
b. Mengajukan judul penelitian berdasarkan permasalahan
yang terjadi dilapangan kepada pembimbing
c. Memilih tempat penelitian sesuai masalah yang akan diteliti
d. Melakukan studi pendahuluan kepada responden untuk
mendapatkan data yang diperlukan sebagai sumber
penelitian
e. Setelah mendapatkan data peneliti menentukan variabel-
variabel yang akan diteliti
f. Menyusun proposal penelitian
g. Pelaksanaan seminar proposal
h. Perbaikan hasil seminar proposal
3.6.2.2 Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan ijin penelitian
b. Peneliti menentukan responden
c. Peneliti melakukan inform concent kepada responden
d. Peneliti melakukan penelitian dengan menyebarkan
kuesioner pada responden dan mengumpulkan
datakuesioner yang sudah terisi
e. Melakukan pengolahan data dan analisa data
f. Menarik kesimpulan

32
3.6.2.3 Tahap Akhir

a. Penyusunan laporan hasil penelitian


Penyusunan laporan penelitian dilakukan berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis data yang
digunakan, dimana laporan hasil penelitian dimasukan
kedalam hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan
b. Penyajian atau presentasi hasil penelitian
c. Perbaikan hasil penelitian
d. Penggandaan laporan penelitian

3.7 Pengolahan Data dan analisa Data


3.7.1 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012), analisa data dilakukan melalui
pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu editing,
coding, entry, cleaning data dan tabulating data :
3.7.2.1 Editing data
Secara umum editing merupakan kegiatan untuk
pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuesioner yang
telahdi isi. Dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti
adalah memeriksa kembali data responden yang diperoleh atau
dikumpulkan. Kemudian editing dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Notoatmodjo,
2012)
3.7.2.2 Coding data
Bertujuan mengidentifikasi data yang terkumpul dan
memberikan angka. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
dalam melakukan analisa data. Dalam penelitian ini yang
dilakukan oleh peneliti adalah setelah kuesioner diedit atau
disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni
memberikan kode pada hasil jawaban pertanyaan masing-
masing responden (Notoatmodjo, 2012).

33
3.7.2.3 Entry data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan
juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya
adalah memperoses data agar dianalisis. Proses data dilakukan
dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke perangkat
komputer (Notoatmodjo, 2012).
3.7.2.4 Cleaning data
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
di entry untuk melihat kemungkinan ada kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi. Setelah
semua data diolah, peneliti melakukan pengecekan kembali
untuk memastikan tidak ada kesalahan kode atau
ketidaklengkapan (Notoatmodjo, 2012).
3.7.2.5 Tabulating data
Memastikan data dalam tabel distribusi frekuensi yang
disajikan dalam prosentase sehingga diperoleh data dari masing-
masing variabel (Notoatmodjo, 2012).
3.7.3 Analisa Data
Analisis data dapat bertujuan untuk memperoleh gambaran dari
hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan
penelitian,membuktikan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dan
memperoleh kesimpulan secara umum dari peneliti yang merupakan
kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).

3.7.3.1 Analisa Univariat


Analisa ini menggunakan distribusi frekuensi untuk
mengetahui gambaran karakteristik responden dan variabel yang
diteliti.
Pengolahan data dilakukan dengan cara tabulasi, kemudian
di tentukan persentasenya. Keuntungan menggunakan persentase
sebagai alat untuk menyajikan informasi, pembaca laporan

34
penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap
bagian didalam keseluruhan konteks permasalahan yang sedang
dibicarakan. (Notoatmodjo, 2010)
3.7.3.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara
dua variabel independen dengan variabel dependen, untuk
mengetahui hubungan antara kedua variabel digunakan uji Chi-
square dengan derajat kepercayaan 95% ( p < 0.05 ). Bila hasil
analisa diperoleh nilai p < 0.05 maka secara statistik disebut
bermakna dan jika nilai p > 0.05 maka hasil perhitungan disebut
tidak bermakna ( Notoatmodjo, 2010).
Chi-square digunakan untuk menganalisis data yang
dikatagorikan yaitu data ordinal namun bisa juga data dengan
skala nominal.
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian
3.8.2 Lokasi
Penelitian akan dilaksanakan di Klinik Ami Medika Kabupaten
Sukabumi .
3.8.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni Tahun 2022.

35
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta ;


2013.

Amni,S. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah , Status


Gizi dan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil . Makasar :
Universitas Hasanudin Makasar ; 2017.

Proverawati, Atikah . Anemia dan Anemia pada Kehamilan . Yogyakarta : Nuha


Medika ; 2019.

Kristiyanasari,Weni. Gizi Ibu Hamil.Yogyakarta: Nuha Medika ; 2018

Maria A.Wijayarini, Peter I.Anugerah, Irene M.Bobak, Margaret Dincan Jensen,


Deitra Leonard Lowdermilk. Keperawatan Maternitas 4th ed. Jakarta : EGC
; 2014

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta ;

2015 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Salemba
Medika;2011

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika:2012

Kenneth J. Levena. MD. Komplikasi Kehamilan 23rd ed . Jakarta : EGC;2014

Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2012

Kementrian Kesehatan RI . Proporsi Anemia pada Wanita Hamil di Indonesia.


Jakarta : Kemenkes RI;2019

Badan Pusat Statistik. Angka Kematian ibu, Jakarta : Badan Pusat Statistik (BPS) ;
2019
Dinas Kesehatan Jawa Barat . Jumlah Ibu Hamil yang Mengidap Anemia. Bandung
: Dataset Open Jawa Barat : 2020

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Data Kejadian Anemia pada Ibu Hamil .
Sukabumi: Dinkes Kabupaten Sukabumi :2019

Klinik Ami Medika. Data Tahunan Klinik Ami Medika . Sukabumi : Klinik Ami
Medika;2021
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI

RESPONDEN PENELITIAN

Kepada:

Yth. Pasien Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi


sarjana kebidanan Institus Kesehatan Rajawali Bandung :

Nama : Ina Nurhasanah

NPM 1220084

Alamat : Kp. Pasir Kiara Rt/Rw 1/10, Desa. Caringin

Saat ini saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Asupan Gizi
dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah terhadap kejadian Anemia
pada ibu hami di Klinik Ami Medika tahun 2022”. Dengan tujuan untuk
mengidentifikasi hubungan asupan gizi dan kepatuhan tablet tambah darah dengan
kejadian anemia di Klinik Ami Medika Kabupaten Sukabumi.

Dengan ini, mohon kesediaan anda untuk memberikan data dengan mengisi
instrumen penelitian yang telah tersedia dan saya menjamin kerahasiaan identitas
dan informasi yang anda berikan.

Demikian atas kerjasama dan partisipasinya saya sampaikan terima kasih.

Sukabumi, April 2022

Ina Nurhasanah
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (inisial) :

Usia :

Alamat :

Setelah saya membaca dan mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini,


saya memahami tujuan dan segala dampak dari penelitian ini. Dengan
sukarela dan tanpa paksaan, saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.

Bila peneliti memberikan perlakuan yang menimbulkan ketidaknyamanan


untuk saya, saya berhak mengundurkan diri sebagai responden.

Sukabumi , April 2022

(Responden)
KUESIONER

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama.......................................................( Inisial )
2. Umur.......................................................( Tahun )
3. Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
4. Hemoglobin : ………………………….
5. Alamat : ………………………….
KEPATUHAN
Petunjuk umum : Isilah dengan uraian singkat pada kolom jawaban yang
menggambarkan keadaan diri anda sesuai pertanyaan yang tersedia .
Tablet Tambah Darah
Tanggal Kontrol Tanggal Kontrol Jumlah tablet fe Sisa
Kehamilan Kehamilan yang diberikan
berikutnya
FOOD RECALL 24 JAM

Nama Responden :
Tanggal :
Waktu Menu Bahan Ukuran Ukuran Keterangan
Makanan Makanan Rumah Gram
Tangga

Anda mungkin juga menyukai