Disusun oleh:
Adinda Putri (20360137)
Aida Ezza Prastika (20360012)
Airin Shabrina Elta Kusmana (20360057)
Dosen Pembimbing:
dr. Sri Maria Puji Lestari., M.Pd.Ked
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul” Surveilans Penyakit Tidak Menular Diabetes Mellitus Di
Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung Periode Juli – September
Tahun 2021 “ Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada staf Puskesmas
Kemiling Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam memberikan
hasil data rekapitulasi dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan mempunyai banyak kekurangan dan
kesalahan kritik dan saran sangat diperlukan untuk membangun perubahan yang
lebih baik di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangan informasi dan pikiran yang dapat membantu kita dalam
menempuh masa depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Daftar Tabel ..................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................... 3
1.4 Manfaat..................................................................................... 4
BAB V KESIMPULAN........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Luas dan Batas Wilayah UPT. Puskesmas Rawat Inap Kemiling.........26
Tabel 3.2 Data Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling . 27
Tabel 3.3 Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap Kemiling.....................29
Tabel 3.4 Sepuluh Besar Penyakit.........................................................................33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia.......................................................................35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin.......................................................36
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Kasus.......................................................37
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Kemiling.................................................................................................................26
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap
Kemiling......................30
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Usia, Jenis Kelamin, Jumlah
Kasus.................38
v
BAB I
PENDAHULUA
penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang (Kemenkes RI,
2019). Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan yang menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan
munculnya penyakit tidak menular secara umum disebabkan oleh pola hidup
anggap dapat menular, yaitu melalui gaya hidup. (Sri Lestari, 2016).
disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh kelenjar pankreas atau bisa
untuk mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah. Sebagai akibat dari
gangguan produksi atau fungsi insulin, akan terjadi kenaikan kadar gula
1
diabetes, mayoritas tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah,
dan 1,6 juta kematian secara langsung dikaitkan dengan diabetes setiap
selama beberapa dekade terakhir. Antara tahun 2000 dan 2016, ada
diabetes menurun dari tahun 2000 hingga 2010 tetapi kemudian meningkat
kronis atau diabetes) antara usia 30 dan 70 tahun menurun sebesar 18%
urutan tiga teratas dengan jumlah penderita 116,4 juta,77 juta, 31 juta.
tertinggi (Kemenkes,2020).
jumlah ini naik dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 1,5%.Di Provinsi
11,82%. Selain itu, di Provinsi Lampung pada tahun 2018 ada 3 Kota atau
2
Kabupaten yang memiliki presentasi terbesar masalah penyakit diabetes
3
melitus yaitu Metro sebesar 3,3%, Bandar Lampung sebesar 2,3% dan
September 2021?
1.3 Tujuan
4
1.4 Manfaat
Mellitus.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
secara tepat waktu kepada unit yang membutuhkan untu3k dapat diambil
analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang
6
epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science
pencatatan, dan pelaporan data baik secara aktif maupun pasif (kompilasi
masalah (Pavlin,2019).
7
mellitus disekitar wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar
2008).
1. Pengumpulan data
kita perlukan.
2. Pengolahan data
karena belum adanya sistem pencatatan yang lebih rinci maka analisis
4. Penyebaran data
pengendalian penyakit.
9
3. Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan
kesehatan.
(Pavlin,2019).
1. Kesederhanaan (Simplicity)
sumber daya yang terlalu besar dan prosedur yang terlalu rumit.
2. Fleksibilitas (Flexibility)
10
3. Dapat diterima (Acceptability)
sistem dengan mereka yang terlibat, temasuk pasien atau kasus yang
4. Sensitivitas (Sensitivity)
11
5. Nilai Prediktif Positif (Positive predictive value)
6. Representatif (Representative)
7. Tepat Waktu
12
faktor pendukung sistem surveilans dalam ketepatan waktu
penyediaan informasi.
kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata,
suatu penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi
cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan
Melitus merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh tidak terkontrol
insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula darah dalam tubuh
(Lestari, 2016).
13
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
lain. Namun jenis DM yang paling umum yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering terjadi pada
untuk mengontrol glukosa darahnya (IDF, 2019). DM tipe ini sering disebut
mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini ditandai oleh resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif. DM tipe ini lebih sering terjadi pada
usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada orang dewasa muda dan
14
4) Diabetes Mellitus Tipe Lain
Indonesia) tahun 2015, terdapat dua jenis faktor risiko diabetes mellitus,
yaitu:
Ras dan etnik, contohnya ialah suku minang atau suku sunda.
pemeriksaan DM.
Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi
15
adalah dengan menghitung IMT. Penggunaan IMT disini hanya
berlaku untuk orang dewasa >18 tahun dan tidak dapat diterapkan
untuk pengukuran status gizi bayi anak, remaja dan ibu hamil.
Obesitas Abdominal/Sentral
resistensi insulin.
16
Dislipidemia pada diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi kardiovaskuler.
Merokok
berat badan secara drastis, pandangan kabur, dan merasa kelelahan (fatigue).
Selain itu, ditandai dengan sering buang air kecil pada malam hari (nokturia)
17
2.2.5 Diagnosis
Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak
2.2.6 Patofisiologi
tidak ada atau kurangnya produksi insulin di dalam tubuh. Insulin adalah
sebagai sumber energi. Pada penderita DM, insulin yang dihasilkan tidak
menjadi faktor pemicu kerusakan sel beta pankreas. Tipe ini disebut tipe 1A.
18
terjadi sebagai akibat sekunder dari penyakit lain seperti pankreatitis atau
insulin sampai dengan predominan kerusakan sel beta. Kerusakan sel beta
yang ada bukan suatu autoimun mediated. Pada DM tipe 2 tidak ditemukan
beredar mungkin tinggi tetapi pada keadaan gangguan fungsi sel beta yang
berat kondisinya dapat rendah. Pada dasarnya resistensi insulin dapat terjadi
sinyal oleh resptor, atau perubahan dalam salah satu tahap kerja insulin
2.2.7 Komplikasi
yang sering terjadi pada pasien DM karena tingginya kadar glukosa dalam
darah. Komplikasi DM tipe 2 ada yang bersifat akut dan kronis. Diabetes
yaitu:
pada urin
2.2.8 Penatalaksanaan
pasien dan keluarga, terapi nutrisi medis atau diet, latihan aktivitas fisik, dan
perawatan diri pasien DM tipe 2, tidak hanya bagi pasien tapi juga bagi
anggota keluarga yang lain untuk melakukan suatu perilaku sehat yang
diharapkan, oleh karena itu keluarga dapat dijadikan sasaran edukasi sebagai
efektif untuk mencegah komplikasi. Perawatan diri yang baik dan benar
kerja sama dari keluarga, keluarga perlu terlibat pada perawatan diri pasien
21
DM (Lestari,2016).
1. Peran Keluarga
terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain
(orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana
bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang
keluarga ini dapat berupa dukungan simpati dan empati, cinta, kepercayaan
bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang
seperti dukungan dari suami atau istri atau dukungan dari saudara kandung
dan dukungan eksternal, yaitu seperti dukungan dari keluarga besar atau
22
memberi informasi, memberi bimbingan, dukungan finansial, dukungan
sebagai social support. Terdapat empat jenis social support yaitu : (a)
diri, umpan balik yang membangun, dan afirmasi (d) informational support
berupa bantuan informasi dan saran yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah (Lestari,2016).
23
BAB III
pemerintah.
Misi Visi
Kemiling Sehat.
Misi
terjangkau.
24
Menerapkan system manajemen yang professional, transfaran dan akuntable.
3.2.2 Program
Pelayanan Gizi
b) UKM Pengembangan :
25
Upaya Kesehatan Sekolah/UKGS
i. Akupresure
ii. Akupuntur
kesehatan perorangan.
b) Pelayanan Kegawatdaruratan
e) Pelayanan Kefarmasian
f) Pelayanan Laboratorium
26
3.3 Keadaan Geografi
Tabel 3.1 . Data Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling
27
Batas wilayah kerja:
1. Utara : Kel. Raja Basa dan Kel. Gunung Terang Kec. Langkapura
3.4 Demografi
Data Penduduk Sasaran Program Kesehatan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Rawat Inap Kemiling tahun 2021 berdasarkan Hasil P4B KBL
Kelurahan
Jumlah
SR SRS KR KP
BBLR 62 31 32 69 193
28
4
Buristi 45 23 25 51 144
Busui 459 12
Apras 472 13
3.5 Motto
"SIGER"
- S : Semangat
- I : Inovatif
- G : Gotong-royong
- E : Empati
29
- R : Ramah tamah
di bawah ini
Tabel 3.3 Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun
2021
Dokter Umum 1 8 0
Dokter Gigi 1 2 0
Perawat 5 33 0
Bidan 4 36 0
Kesehatan Masyarakat 2 3 0
Kesehatan Lingkungan 1 3 0
Laboratorium 1 2 0
Gizi 1 6 0
Farmasi 1 3 0
Administrasi 3 6 0
Pekarya 2 4 0
30
3.8 Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
dr.HANY MUSLIHA
KEPALA SUBBAG TATA USAHA
H. NURYAHMAN
3.9 Program
1. Poli Umum
a. Pemeriksaan pasien
b. Pengobatan
e. Pemeriksaan haji
2. Poli Gigi
d. Tambal sinar
e. Tambal sementara
f. Tambal tetap
3. Poli KIA
a. Pemeriksaan ibu hamil
b. Persalinan
d. Konseling remaja
e. Imunisasi bayi
f. Imunisasi catin
g. Pelayanan KB
4. Farmasi
a. Pelayanan obat
b. Konseling
32
5. Laboratorium
a. Pemeriksaan pp test
6. Klinik Sanitasi
7. Konseling Gizi
9. Klinik VCT/IMS
4. Pelayanan Gizi
a. Penyakit Menular
c. Survailens
1. Hecting
2. Ganti balutan
3. Nebulizer
33
4. Ekstraksi kuku
5. Eksisi/ekstirpasi
6. Pemasangan infuse
7. Oksigenisasi
8. Katerisasi
9. Injeksi
3.9.4 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1. UKS/ UKGS
3. Kesehatan Olahraga
34
BAB IV
yang kami lakukan adalah bulan kunjungan, usia, dan jenis kelamin pasien
tersebut.
umum Triwulan tiga yaitu bulan Juli, Agustus, September tahun 2021. Data
yang kami ambil melingkupi register Umum, P2KM, BPJS. Buku register
diagnosa. Dalam register tersebut mencakup nomor urut atau kode penyakit,
tanggal registrasi, nama pasien, umur, jenis kelamin, dan diagnosa serta
35
Di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling pada bulan
tanpa dehidrasi.
20-44th 8 13,3%
45-54th 22 36,7%
Juli 55-59th 5 8,3%
60-69th 21 35,0%
>70th 4 6,7%
Total 60 100%
20-44th 11 17,7%
45-54th 19 30,6%
Agustus 55-59th 17 27,4%
60-69th 14 22.60%
>70th 1 1.60%
Total 62 100%
20-44th 5 6,8%
45-54th 19 25,7%
September 55-59th 30 40,5%
60-69th 14 18,9%
>70th 6 8,1%
Total 74 100%
tahun, bahwa
36
pada bulan Juli meningkat sebanyak 22 orang (36,7%), kemudian pada
bulan Agustus yaitu sebanyak 19 orang (30,6%) pada usia sekitar 45-54
bulan Juli yaitu sebanyak 30 orang (40,5%) pada usia 55-59 tahun.
tahun ke atas dan distribusi frekuensi usia pada penderita diabetes mellitus
Juli 60 30,6%
Agustus 62 31,6%
September 74 37,8%
38
35
30
25
20
15
10
5
0
4.3 Pembahasan
Puskesmas Rawat Inap Kemiling pada bulan Juli jumlah penderita diabetes
serta pada bulan September sebanyak 74 orang. Ini terlihat bahwa penderita
ini disebabkan karena data yang kurang lengkap. Maka yang diamati dalam
39
1. Distribusi Frekuensi Usia
pada usia sekitar 45-54 tahun, bahwa pada bulan Juli meningkat
19 orang (30,6%) pada usia sekitar 45-54 tahun. Serta, pada bulan
tersebut kasus diabetes mellitus lebih banyak terjadi pada kelompok usia 50
tahun ke atas. Oleh sebab itu, kemungkinan salah satu faktor risiko
Inap Kemiling adalah karena faktor usia. Dengan bertambahnya usia, risiko
Hal ini sejalan dengan penelitian yang kami lakukan bahwa prevalensi
usia > 45 tahun disebabkan oleh faktor degeneratif pada tahap penuaan
40
2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
kemudian pada bulan Agustus sebanyak 12 orang (19,4%) dan pada bulan
darah.
jumlah kasus DM terendah terdapat pada bulan Juli dengan total 60 kasus
Indonesia sebesar 2%, sedangkan pada tahun 2019 prevalensi nya sebesar
41
1,5%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan Hal ini mencerminkan
peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
berpenghasilan tinggi.
1. Kesederhanaan (Simplicity)
tidak membutuhkan biaya yang mahal, serta sumber daya yang tidak terlalu
rumit. Sesuai dengan apa yang telah kami survei, serta analisis dapat
mempunyai kriteria sederhana, dengan hanya satu orang petugas dan hanya
dengan buku album yang panjang serta, pulpen tinta berwarna hitam yang
2. Fleksibilitas (Flexibility)
Register) pada bulan Juli, Agustus dan September 2021 tidak mempunyai
42
tersebut sangat penting dalam melakukan monitoring pencegahan terhadap
penyakit, akan tetapi sistem surveilans yang ada di Puskesmas Rawat Inap
4. Sensivitas (Sensivity)
Biasa (KLB). Dapat dilihat bahwa sistem surveilans Puskesmas Rawat Inap
kelengkapan pelaporan (register pasien) sudah di isi dengan baik dan benar
tersebut.
memenuhi kriteria nilai prediktif positif. Setelah data di olah dan di analisis
secara manual pada buku kelengkapan formulir terlihat bahwa data tersebut
43
6. Representatif (Representative)
44
BAB V
KESIMPULA
N
45
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, dkk. 2013. Agoes, M., 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit
Mematikan yang Paling Sering Menyerang Kita. Jogjakarta: Buku Biru.
DCP2. 2008. Public health surveillance. The best weapon to avert epidemics.
Disease Control Priority Project.
IDF. 2019. IDF DIABETES ATLAS (9th ed.). BELGIUM: International Diabetes
federation.
Ishak, N. H., Mohd Yusoff, S. S., Rahman, R. A., & Kadir, A. A. 2017. Diabetes
self- care and its associated factors among elderly diabetes in primary
care. Journal of Taibah University Medical Sciences, 12(6).
Sri Lestari. 2016. Gambaran Kadar Gula Darah Usia Lanjut Pada Pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Suaka Insan. 1(2).