“KONSEP MORTALITAS’’
Dosen Pengampu :
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, S.K.M. M.Biomed
Oleh
Kelompok 2
Shabila Putri 1811211052
Delfi Adriani 1711212047
Universitas Andalas
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Mortalitas” ini.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Masrizal Dt.
Mangguang, S.K.M. M.Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Deskriptif.
Disamping itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan berperan selama pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................................vi
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Mortalitas.........................................................................................................................3
2.2 Ukuran Mortalitas..............................................................................................................................4
2.2.1 Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)........................................................................4
2.2.2 Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate)..........................................................5
2.2.3 Angka Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal Mortality Rate)..............................................6
2.2.4 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate).....................................................................7
2.2.5 Angka Kematian Balita( Under Five Mortality Rate)..........................................................8
2.2.6 Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate).........................................8
2.2.7 Angka Lahir Mati (Still Birth Rate).....................................................................................9
2.2.8 Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )................................................................9
2.2.9 Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)...............................10
2.2.10 Cause Spesific Death Rate ( CSDR ).................................................................................11
2.2.11 Case Fatality Rate ( CFR ).................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
iii
3.2 Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
LAMPIRAN I............................................................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.
Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan
kejadian tertentu dalam masyarakat. Rumus dalam mencari angka rate adalah dengan
membagi angka kejadian dengan jumlah populasi yang berisiko dan dikali dengan
konstanta.
K adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi rate dari suatu fraksi ke sua
tu jumlah keseluruhan.
r = (x/y) k
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi. Rumus
dalam mecari angka proporsi adalah dengan membagi jumlah variabel x dengan jumlah
antara variabel x+y dikali dengan persen.
Proporsi = x/(x+y) *100%
2.2 Ukuran Mortalitas
2.2.1 Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung
secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi
dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.
Kegunaan Perhitungan CDR yaitu :
a. Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b. Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat.
c. Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi.
5
Contoh :
Jumlah penduduk negara A pada tahun 1999 sebanyak 29.000.000 jiwa, Jumlah
penduduk tahun 2000 sebanyak 31.000.000 jiwa. Pada tahun 2000 jumlah kematian yang
terjadi di negara A ada sebanyak 300.000 jiwa. Berapa angka kematian kasar pada tahun
2000 di negara A ?
Jawab :
- Hitung jumlah penduduk pertengahan tahun 2000 terlebih dahulu.
Penduduk tengah tahun 2000 = pddk th 1999 + pddk th 2000 / 2 = 29.000.000 +
31.000.000 / 2 = 30.000.000 jiwa.
- Hitung angka kematian kasar (CDR).
CDRth 2000 = jml kematian th 2000 / jmlpddk tgh thn 2000 X 1000 = 300.000/
30.000.000 x 1000 = 10 jiwa
Artinya, pada tahun 2000 di negara A terdapat 10 kematian dalam setiap 1000 orang
2.2.2 Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate)
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang
dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 dalam periode waktu yang sama. Manfaat
PMR adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan
ibu hamil dan bayi.
Faktor yang mempengaruhi tingginya PMR adalah sebagai berikut:
a. Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
b. Status gizi ibu dan bayi
c. Keadaan sosial ekonomi
d. Penyakit infeksi terutama ISPA
e. Pertolongan persalinan
6
Rumus :
Contoh :
Pada tahun 2019 di kota X jumlah kematian janin usia > 4 bulan sebanyak 16 bayi
dan kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari sebanyak 14 bayi, jumlah bayi
yang lahir hidup ada sebanyak 150 bayi. Dari kasus ditas, berapakah angka kematian
perinatal ?
Jawab :
AKP = 16 + 14 /150 x 1000
AKP = 30/150 x 1000
AKP = 200
Artinya dari setiap 1000 perinatal yang lahir, yang meninggal ada 200 orang.
Contoh :
Hasil pencatatan jumlah kematian dikota X tahun 2019 diperoleh jumlah kematian bayi
yang berumus 1-2 minggu sebanyak 8 bayi dan kematian bayi yang berumur 3-4 minggu
7
sebanyak 17 bayi. Jumlah bayi yang lahir hidup pada tahun tersebut ada sebanyak 200
bayi. Dari kasus diatas, berapakah angka kematian neonatal ?
Jawab :
AKN = 8 + 17 / 200 x 1000
AKN = 25/200 x 1000
AKN = 125
Artinya setiap 1000 neonatus yang lahir yang meninggal 125 orang.
Keterangan :
K= Konstanta (1000)
Contoh : Hasil pencatatan jumlah bayi di kecamatan X pada tahun 2019 didapatkan
jumlah bayi yang lahir sebanyak 250 jiwa dan jumlah yang meninggal pada tahun
tersebut ada 20 jiwa. Dari kasus diatas, berapakah angka kematian bayi?
Jawab :
IMR = 20 / 250 X 1000
IMR= 80
8
Artinya setiap 1000 bayi yang lahir terdapat 80 bayi yang meninggal
Contoh :
Pada tahun 2019 dikota X jumlah anak berumur kurang dari 5 tahun sebanyak 350 anak.
Jumlah kematian anak berumur kurang dari 5 tahun pada tahun tersebut ada sebanyak 10
anak. Dari kasus diatas, berapakah angka kematian balita?
Jawab :
AKABA = 10/350 x 1000
AKABA = 28,57
Artinya dari setiap 1000 balita, yang meninggal sebanyak 29 orang
Contoh :
9
Hasil sensus penduduk di jepang tahun 1990 dilaporkan jumlah kematian bayi berumur
lebih dari 28 hari sampai 1 tahun sebanyak 3.985 orang, jumlah kelahiran hidup
1.227.900 orang. Berapa IMR tahun 1990 ?
Jawab :
AKP = 3.985 / 1.227.900 x 1000
AKP = 3,2 per 1000 kelahiran hidup
Contoh :
Pada tahun 2010, Jumlah kematian bayi dalam kandungan sebanyak 98 janin. Sedangkan
jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 902 bayi. Maka, berapa angka lahir
mati pada tahun 2010?
Jawab :
Angka Lahir Mati: (98/902+98) x 1000 = (98/1000) x 1000 = 98 lahir mati per 1000
kelahiran di tahun tersebut.
merupakan angka kematian yang paling lambat atau sukar diturunkan di Indonesia. Untuk
mendapatkan angka penyebut, angka penyebut itu hanya berupa jumlah kelahiran hidup
saja. Kalau dilihat dari definisi, sebenarnya kedua batasan tersebut masih memiliki
kekurangan sebab yang dilihat hanya hasil akhir suatu kehamilan dari seorang ibu yaitu
kelahirannya.
Padahal mestinya, harus dimasukkan sebagai penyebut juga . Namun, nyatanya untuk
mendapatkan data ibu hamil lebih sulit lagi dibandingkan dengan kelahiran mati, karena
keduanya sering tidak dilaporkan.
Kegunaan MMR:
- Keadaan social ekonomi, kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan dan
kelahiran.
- Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran
- Tersedianya dan penggunaan fasilitas yankes termasuk pelayanan prenatal dan
obstetric.
Rumus :
Contoh :
Jumlah kematian ibu hamil pada suatu wilayah tertentu tahun 1980=458 orang, jumlah
kelahiran ditahun tersebut = 1.832.617. Berapa angka kematian ibu?
Jawab:
Maka angka kematian ibu = (458/1.832.617) X 100.000 = 25
2.2.9 Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate) merupakan data
yang merefleksikan jumlah kematian berdasarkan umur/usia tertentu. Manfaat ASDR
adalah untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut golongan umur.
11
Rumus :
Contoh :
Penduduk negara A yg berusia 65 th ke atas pd pertengahan th 2000 sebanyak 5.000.000
jiwa. Jml. Kematian penddk usia di atas 65 th tsb. Selama th 2000 sebanyak 50.000 jiwa.
Hitunglah jml angka kematian khusus pada usia 65 th ke atas!
Jawab :
ASDR = 50.000 / 5.000.000 x 1000 = 10
Artinya, pd setiap 1000 orang pddk berusia 65 thn ke atas di negara A pd tahun 2000
terdapat 10 kematian.
Contoh :
Di Kota X jumlah penduduk 200.000 jiwa, terjadi kematian 1500 orang selama th 1985,
diantaranya ada 25 org keracunan pestisida, Hitung angka kematian akibat pestisida?
Jawab:
CSDR = 25 / 1500 x 1000 = 16,67 → 17 jiwa
Artinya, pada tahun 1985, di Kota X terdapat 17 kematian akibat pestisida dalam setiap
1000 orang
Contoh Soal:
13
Jawab:
CFR = 30 / 150 x 100 = 20
Artinya, dalam setiap 100 kematian akibat kanker payudara di RS X terdapat 20
kematian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut bahwa
Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini,
mortalitas juga dapat di ukuran dengan jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
3.2 Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari demografi khususnya dalam
hal mortalitas, karena dari sana kita dapat mengetahui konsep mortalitas, penyebab kematian,dan
Bermacam-macam indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai dalam ilmu
geografi.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ridwan, dkk. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Amsyari, Fuad. 1990. Prinsip-Prinsip Dari Dasar Statistik Dalam Perencanaan Kesehatan.
Budiarto, Eko dan Dewi Anggaeni. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MATERI_UKURAN_MORTALITAS_(SIK_3).p
df.Diakses pada tanggal 3 September 2020 Pukul 16.10 WIB
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data Kesehatan Jakarta. 1992. Kumpulan
Indikator Kesehatan: arti dan manfaatnya.
Sembiring, DR.RK. : Demographic Fakultas Pasca Sarjana IKIP( Jakarta), 1985.
Sinaga, Manator dan Dosmariana Limbong. 2019. Dasar Epidemiologi.Yogyakarta : CV Budi
Utama.
Palmore, J.A. 1971. Measuring Mortality : a self teaching guide to elementary measures, papers
of the East – west population Institute No. 15. Honolulu, Hi.
Pitriani, Herawanto. 2018. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Makassar : CV Nes Media
Pustaka
Pollard, A.H. Yusuf, F. , pollard, G.N. : Demographic Techniques pergamon press ( Australia ),
1974.
Utomo, B. 1985. Mortalitas: Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia. Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI: Jakarta
16
LAMPIRAN I
Contoh Soal
Pilihan Ganda
1. Piramida penduduk yang di tandai dengan angka natalitas dan mortalitas relatif seimbang
ialah ....
a. piramida penduduk alami
b. piramida penduduk muda
c. piramida penduduk kemunduran
d. piramida penduduk tua
e. piramida penduduk stasioner
2. Persamaan dalam perhitungan angka kelahiran dengan angka kematian dihitung dari ....
a. setiap penduduk usia tua
b. besarnya jumlah penduduk
c. setiap 1.000 orang penduduk
d. setiap 100 orang penduduk
e. setiap penduduk usia muda
3. Berikut ini merupakan salah satu faktor penghambat natalitas adalah ....
a. anggapan banyak anak banyak rezeki
b. perkawinan usia muda
c. angka kematian bayi
d. UU perkawinan No. 1 Tahun 1974
e. anggapan bahwa anak sebagai penerus status social
e. alamiah
5. Jika diketahui angka infant mortality rate = 90, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
90 anak bayi yang meninggal dunia ...
a. per 1000 penduduk laki-laki
b. per 1000 kelahiran
c. per 1000 penduduk
d. pada waktu lahir
e. per penduduk wanita
6. Suatu negara yang tingkat mortalitas lebih besar dari natalitas dan imigrasi lebih kecil
dari emigrasi maka akan menunjukkan fenomena ...
a. dinamika penduduk negatif
b. piramida penduduk muda
c. piramida penduduk stationer
d. piramida penduduk ekspansif
e. dinamika penduduk positif
7. Jika besar IMR suatu negara 125 dari 1.000 bayi, maka negara tersebut menunjukkan ...
a. sanitasi buruk
b. rendahnya kualitas lingkungan
c. natalitas lebih tinggi dari mortalitas
d. kematian bayi tinggi karena rendahnya kualtias kesehatan
e. rendahnya pengetahuan gizi masyarakat
8. Jika bayi lahir per tahun 20.000 jiwa dan dari bayi tersebut meninggal 1.000 jiwa per
tahun maka angka IMR yaitu ...
a. 20
b. 25
c. 40
d. 50
18
e. 100
9. Jumlah kematian yang terjadi pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk di
kelompok umur tersebut, pada tahun tertentu disebut sebagai…
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/ CDR)
b. Angka kematian Bayi (Infant Mortality Rate/ IMR)
c. Angka kematian Bayi Baru Lahir (Neo-Natal Death Rate)
d. Angka kematian menurut Umur (Age Specific Death Rate/ ASDR)
e. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortality Rate)
10. Dalam teori demografi, kematian bayi yang disebabkan oleh faktor endogen sering
disebut dengan kematian..
a. Neonatal
b. Eksogen
c. Post neo-natal
d. Endogen
e. Endo-eksogen
Esai
1. Berdasarkan data demografi di kabupaten X pada tahun 2017 memiliki penduduk pada
rentang usia 60 – 64 sebesar 30.000 jiwa. Jumlah kematian yang terjadi di kabupaten X pada
tahun tersebut sebesar 600 kematian. Berapakah Angka Kematian Spesifik pada wanita
kelompok umur 60 – 64 tahun di kabupaten X pada tahun 2017?
19
Jawab =
Jadi Angka Kematian Spesifik Kelompok Umur 60-64 di kabupaten X pada tahun 2017 adalah
20, yang artinya terdapat 20 jumlah kematian pada setiap penduduk kelompok usia 60-64 tahun.
2. Berdasarkan data demografi di kabupaten X pada tahun 2017 memiliki jumlah kelahiran
bayi sebesar 14.000 bayi. Jumlah kematian bayi yang terjadi di kabupaten X pada tahun tersebut
sebesar 280 kematian bayi. Berapakah Angka Kematian Bayi di kabupaten X pada tahun 2017?
Jawab =
Jadi Angka Kematian Bayi di kabupaten X pada tahun 2017 adalah 20, yang artinya terdapat 20
kematian bayi dalam setiap 1.000 bayi yang lahir hidup.
3. Berdasarkan data demografi di kabupaten X pada tahun 2017 memiliki jumlah penduduk
sebesar 1.000.000 jiwa. Jumlah kematian yang terjadi di kabupaten X pada tahun tersebut
sebesar 6.000 kematian. Berapakah Angka Kematian Kasar di kabupaten X pada tahun 2017?
Jawab =
Jadi Angka Kematian Kasar di kabupaten X pada tahun 2017 adalah 6, yang artinya terdapat 6
kematian dalam setiap 1.000 penduduk.
Maka, Angka Kematian Kasar di kabupaten X pada tahun 2017 tergolong rendah
4. Pada pertengahan tahun 1990 jumlah penduduk di kecamatan X sebanyak 10.000 Jiwa
dan jumlah penduduk yang mati ada 500 orang. berapa mortalitasnya ?
Jawab:
5. Pada pertengahan tahun 1990 di kota X jumlah penduduk yang berumur 10-14 tahun
berjumlah 50.000 orang. jumlah kematian penduduk yang berumur 10-14 tahun 3000 orang.
berapa ASDR umur 10 – 14 tahun ?
Jawab:
ASDR 60 , artinya setiap 1000 penduduk umur 10-14 tahun dalam 1 tahun, jumlah penduduk
umur 10-14 tahun yang mati ada 60 orang (besar)