Anda di halaman 1dari 39

TINDAKAN OT

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


PRODI SARJANA TERAPAN TERAPI OKUPASI

TINDAKAN OKUPASI TERAPI

A. IDENTITAS PASIEN
Pasien dengan inisial Nn. Fio yang berjenis kelamin perempuan, berumur
16 tahun, dan beragama Islam. Sisi dominan pasien adalah kanan. Pasien
merupakan anak ke – 3 dari 3 bersaudara untuk saudara kandung. Pendidikan
terakhir pasien adalah SMA. Status pasien adalah belum menikah. Alamat
pasien di Sragen. Selama sekolah, pasien sempat bekerja di konveksi.

B. DIAGNOSIS PASIEN
Pasien didiagnosis multiaksial dengan aksis I yaitu F31 - Bipolar Affective
Disorder. Aksis II yaitu belum cukup data dan aksis III yaitu tidak ada
diagnosis. Kemudian, aksis IV pasien adalah masalah kepatuhan minum obat
dan aksis V yakni GAF 60-51 pada 13 Desember 2021.

C. DATA SUBJEKTIF
Initial Assessment
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada 13 Desember 2021, pasien
memiliki 2 saudara kandung dan 3 saudara tiri. Ayahnya meninggal saat ia
berusia 1 bulan. Ia malu dengan kondisinya yang tidak memiliki ayah.
Kemudian ibunya menikah lagi saat ia masih sekolah dasar. Ia lebih dekat
dengan saudara kandungnya terutama kakak pertamanya. Ia bercerita
bahwa saudara tirinya sudah lama tidak silaturahmi ke rumah semenjak
ibunya meninggal. Pasien bercerita bahwa ibunya sudah 1000 hari
meninggal, namun saat terapis mempersepsikan 1000 hari = 3 tahun,

1
TINDAKAN OT

pasien bingung dan merasa bahwa ibunya meninggal sekitar 1 tahunan ini.
Saat terapis bertanya, apakah bapak tiri dan saudara tirinya masih serumah
dengan mereka--kakak kandung dan pasien—pasien tidak ingin bercerita
karena itu masalah yang menurutnya susah untuk diceritakan.
Ia dibawa ke RSJ oleh kakak kandungnya yang pertama karena
memiliki halusinasi berupa visual berupa arwah mbahnya dan auditori
berupa suara orang meminta tolong. Pasien kesulitan tidur karena. Pasien
bercerita bahwa ini merupakan yang kedua kalinya ia dirawat di RSJ. Kali
ini, awalnya ia hanya pergi ke RSJ untuk kontrol, namun ia diminta untuk
‘mondok’ lagi karena tidak meminum obat. Pasien bercerita selama ia di
bangsal akut ‘sumbadra’, ia diikat karena selalu ingin pergi keluar. Ia juga
diberi gelang kuning karena meminum parfum laundry yang ia kira air
minum.
Selama di bangsal, pasien mengaku melakukan aktivitas makan,
mandi, grooming, toileting, dan membersihkan tempat tidur dengan baik
dan mandiri. Insight/tilikan pasien yakni 4 dengan interpretasi yang mana
pasien sadar bahwa ia memiliki gangguan jiwa berupa halusinasi namun
belum mengetahui penyebabnya. Harapannya, ia ingin segera pulang agar
bisa membuat video tiktok, bernyanyi, dan bermain media sosial. Namun,
pasien masih memiliki kesulitan dalam perencanaan masa depannya
karena saat ditanya “setelah keluar dari rumah sakit, kira-kira kamu bakal
kerja apa?”, pasien menjawab dengan jawaban yang tidak logis seperti
mengikuti audisi indosiar, ingin menjadi soimah, dsb.
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 13 Desember
2021, didapatkan bahwa Pasien sedang berada pada fase manik karena
pasien tampak selalu ceria, banyak bicara sehingga suara sedikit serak,
aktif dan sibuk sepanjang waktu namun kesulitan menyelesaikan aktivitas,
dan senang berdandan. Penampilan pasien rapi, kuku pasien pendek, kulit
wajahnya terdapat panu, bibirnya menggunakan lipstik, pipi dan kelopak
mata juga diberi perona menggunakan lipstik, dan rambutnya sering

2
TINDAKAN OT

dikuncir satu ke belakang. Ia sering membawa kain yang ia kaitkan di


sekitar lehernya atau pundaknya. Bentuk tubuh pasien adalah ectomorph.
Pasien adalah tipe extrovert baik dulu maupun sekarang. Ia sering
mengajak ngobrol pasien dan perawat di bangsal. Ketrampilan
berkomunikasi pasien baik karena ia memiliki inisiatif, namun sering
membahas topik yang sama sampai di respon oleh perawat atau terapis.
Saat melakukan wawancara dan pemeriksaan dengan pasien, ia mampu
melakukan kontak mata, berkomunikasi 2 arah, dan mengikuti perintah
yang diberikan. Namun, pasien tidak tahan berlama-lama di wawancara
dan diperiksa kemudian beralasan bahwa dirinya mengantuk dan ingin
tidur tetapi pasien tidak kunjung tidur dan pergi kesana kemari. Kemudian,
pasien memerlukan dorongan untuk menyelesaikan aktivitas atau
menjawab pertanyaan yang memerlukan kemampuan berpikir abstrak.
Saat berbicara dengan terapis intonasinya jelas, kecepatan bicara normal,
dan volume suara normal. Pasien tidak memiliki masalah dengan
mobilitas.
c. Data screening
Berdasarkan rekam medis yang di-input saat pasien pertama kali
masuk, pasien didiagnosis Bipolar Affective Disorder dengan GAF 30-21
dan insight 1.
d. Screening test
Pasien mampu menyebut hari, tanggal, bulan, tahun, dan musim
dengan benar.
e. Screening task
Saat pasien diminta membuat apa saja menggunakan plastisin, ia
hanya dapat membuat cacing dengan membentuk plastisin menjadi bentuk
lonjong yang panjang. Ketika diminta membuat yang lain, pasien lebih
memilih untuk menyerah sebelum mencoba karena tidak bisa. Begitupula
saat pasien mengerjakan tugas selama Allen Cognitive Test, ia mudah
terdistraksi dengan pasien lain, toleransi frustasi yang rendah saat tahap
cordovan (stage paling akhir dan sulit dari ACL), dan sempat mengambil

3
TINDAKAN OT

posisi tidur di lantai saat terapis menyiapkan ‘error’ pada ACL dan
mengatakan bahwa dirinya mengantuk.

D. MODEL TREATMENT YANG AKAN DIGUNAKAN (PEMILIHAN


KERANGKA ACUAN)
Kerangka acuan yang digunakan adalah kognitif perilaku (Cognitive
Behavior Therapy) yang mana kerangka acuan ini menekankan pada
perubahan pikiran yang dipercayai untuk menghasilkan perilaku spesifik atau
mengembangkan pengetahuan dasar untuk memecahkan permasalahan.
Strategi yang digunakan adalah problem solving, modeling and physical
guidance, listening for musts, dan reinforcement.

E. DATA OBJEKTIF
Data objektif yang didapatkan dari pemeriksaan menggunakan blangko
Cognitive Abilities Screening Test (CAST), Allen Cognitive Level Screen-5
(ACLS-5), dan Interest Checklist yakni sebagai berikut:
1. Cognitive Abilities Screening Test (CAST)
Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan instrumen Cognitive
Abilities Screening Test (CAST) pada tanggal 14 Desember 2021, pasien
mendapatkan skor 15 pada atensi, ia mampu mengucapkan kembali
seluruh angka pada seri 1 tanpa kesalahan. Pada kemampuan daya ingat,
pasien mendapatkan skor 3 dimana ia kurang mampu mengingat cerita
tersebut. Pada bagian abstrak, visual pasien mendapatkan skor 12 karena
mampu menyebutkan persamaan dan perbedaan dari seluruh gambar
tersebut, kemudian verbal pasien 6. Saat pasien diminta untuk
menceritakan kembali, pasien mendapatkan skor 6. Pada bagian orientasi,
pasien mendapatkan skor 7, pasien kesulitan dalam mengurutkan nama
bulan secara mundur. Pada bagian menyebutkan nama benda, pasien
mendapatkan skor 10 karena mampu menyebutkan dengan benar. Pada
bagian mengkopi desain pasien mendapatkan skor 3, karena pasien mampu
menggambar tiap elemen dengan benar namun dengan desain yang kurang

4
TINDAKAN OT

tepat. Pada bagian membuat kata, pasien mendapatkan skor 4 mampu


membuat 9 kata dengan huruf depan “S” dalam 1 menit. Sehingga total
skor CAST adalah 66 dari 88
2. Comprehensive Occupational Therapy Evaluation (COTE) Scale
Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan instrumen
omprehensive Occupational Therapy Evaluation (COTE) Scale pada
tanggal 16 Desember 2021 2021, pasien memperoleh total skor 23. Pada
bagian perilaku umum klien mendapatkan skor 1, bagian interpersonal 1,
dan bagian perilaku melaksanakan tugas 21. Pasien memiliki masalah pada
kebersihan kulit berupa panu di wajah. Ia juga sulit mengikuti perintah dan
pernah menolak untuk melakukan suatu aktivitas, Kemudian pada perilaku
melaksanakn tugas ia kesulitan untuk konsentrasi, koordinasi gerak halus,
mengikuti perintah, kerapian dalam beraktivitas, problem solving,
kompleksitas dan organisasi tugas, initial learning, ketertarikan pada
aktivitas dan penyelesaiannya, membuat keputusan, dan toleransi frustasi.
3. Allen Cognitive Level Screen-5 (ACLS-5)
Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan instrumen Allen
Cognitive Level Screen-5 (ACLS-5) yang dilakukan pada tanggal 13
Desember 2021, pasien memperoleh skor 4.4 dari total 5.8 yang berarti
pasien belum mampu menyelesaikan tugas mengikat tali secara kompleks
dan terdapat pemecahan masalah di dalamnya sehingga pasien masih
kurang dalam hal pemecahan masalah.
4. Interest Checklist
Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan blangko Interest
Checklist yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2021, diperoleh hasil
bahwa pasien menyukai aktivitas memasak, menyanyi, dan
berhias/berdandan.

5
TINDAKAN OT

F. ANALISIS DATA / PENGKAJIAN DATA


1. Rangkuman data Subjektif dan Objektif
Pasien menyadari bahwa ia memiliki halusinasi. Penampilan pasien
baik, kepribadian pasien cenderung terbuka namun sulit mendapatkan
informasi masa lalunya terutam stressor-nya, kemampuan sosial pasien
dalam berkomunikasi cukup baik. Dalam melaksanakan tugas sederhana,
pasien mampu melakukannya. Namun dalam melaksanakan tugas yang
sedikit rumit seperti saat melakukan pemeriksaan ACLs, ia mudah
terdistraksi, lalu memerlukan dorongan untuk menyelesaikannya,
kemudian toleransi frustasi yang kurang baik. Pasien mampu melakukan
ADL berupa makan, toileting, grooming, kemudian IADL seperti
membersihkan tempat tidur dengan mandiri. Berdasarkan pemeriksaan
didapatkan rangkuman bahwa pasien memiliki kemampuan kognitif yang
kurang baik melalui pemeriksaan CAST dan interpretasi ACLs yang
mendapatkan hasil kurang maksimal. Kemudian, pasien memiliki
ketertarikan dengan aktivitas memasak, menyanyi, dan berhias/berdandan.
2. Aset
Penampilan pasien baik dan rapi. Pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari (ADL) dengan berupa makan, minum, grooming, dan
toileting secara mandiri. Pasien juga mampu membersihkan tempat tidur
(IADL) secara mandiri. Kemampuan komunikasi cukup baik dan mampu
melakukan kontak mata dengan terapis. Pasien mampu mengikuti instruksi
sederhana dari terapis. Orientasi pasien terhadap waktu cukup baik. Pasien
tidak memiliki masalah fisik seperti mobilitas.
3. Limitasi
Kemampuan kognitif pasien kurang baik dalam persepsi dan
pemikiran abstrak, kemudian kemampuan berpartisipasi pasien kurang
baik. Pasien juga memiliki toleransi frustasi yang kurang baik karena
mudah menyerah dan membutuhkan dorongan untuk menyelesaikan
tugas/aktivitas hingga selesai. Ia juga mudah terdistraksi oleh pasien lain.

6
TINDAKAN OT

G. PRIORITAS MASALAH
Permasalahan pada sosial partisipasi karena toleransi frustasi yang kurang
baik sehingga menyebabkan pasien kesulitan menyelesaikan aktivitas terutama
pada aktivitas yang kompleks.

H. DIAGNOSIS OT:
Pasien kesulitan berpartisipasi sosial karena toleransi frustasi yang kurang
baik saat melakukan tugas/aktivitas hingga selesai terutama tugas/aktivitas
yang kompleks.

I. PROGRAM TERAPI
Tujuan Jangka Panjang (ke arah occupation):
Pasien mampu membuat kerajinan berupa aksesoris hingga selesai dengan
bantuan minimal selama 9 kali sesi terapi.
Tujuan Jangka Pendek (ke arah occupation / occupational component,
sesuai kurun waktu praktik klinik di lahan ybs):
STG.1. Pasien mampu membuat gelang dengan satu layer dengan bantuan
minimal selama 2 kali sesi terapi.
STG.2. Pasien mampu membuat konektor masker dengan satu layer bantuan
minimal selama 3 kali sesi terapi.
STG.3. Pasien mampu membuat gelang dengan dua layer bantuan minimal
selama 4 kali sesi terapi.
STG.4. Pasien mampu membuat strap mask dengan bantuan minimal selama
4 kali sesi terapi.
Strategi / Teknik:
Strategi yang diterapkan dalam pelaksanaan terapi ini adalah dengan merubah
pikiran dan perilaku maladaptive menjadi adaptive dengan edukasi tentang
makna dan manfaat dari aktivitas; modeling and physical guidance dengan
terapis memberi contoh dalam melakukan aktivitas kemudian pasien
mengikuti yang dicontohkan terapis ketika pasien mengalami kesulitan dalam
melakukan aktivitas; listening for must dengan mendorong pikiran pasien

7
TINDAKAN OT

untuk memunculkan motivasi dari dalam diri pasien untuk melakukan


aktivitas yang sesuai dan perlu dikerjakan; problem solving dengan
menstimulasi pasien untuk berfikir dan mengidentifikasi gangguan ketika
dihadapkan dengan suatu masalah; kemudian reinforcement dengan
memberikan penguatan seperti makanan jika ia mau dan mampu melakukan
aktivitas atau jika pasien mampu menghilangkan perilaku maladaptive-nya.
Frekuensi: Frekuensi pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak 3 kali sesi
dalam seminggu.
Durasi: Durasi pelaksanaan terapi yakni 30-45 menit setiap sesi terapi.
Media Terapi: Media yang digunakan pada proses terapi berlangsung adalah
manik-manik besar dan kecil, nylon, benang karet, tali strapmask, stopper,
pengait, rantai plastik, ring besi untuk pengait, korek api, gunting, dan tang.

8
TINDAKAN OT

PARAF
HARI, TINDAKAN OKUPASI TERAPI
NO PEMB.
TGL (AKTIVITAS, DURASI, MEDIA TERAPI)
KLINIS

1. Jumat, 17 Aktivitas:
Desember  Orientasi
2021  Pemanasan dengan karaoke
 Aktivitas inti: Membuat konektor satu layer dari
manik-manik besar
 Penutup dengan berdiskusi
Durasi: 45 menit
Media Terapi:
Manik-manik besar, nylon, pengait, tang, gunting,
dan ring besi untuk pengait.

2. Senin, 20 Aktivitas:
Desember  Orientasi
2021  Pemanasan dengan karaoke
 Aktivitas inti: Membuat gelang satu layer dari
manik-manik besar dan kecil
 Penutup dengan berdiskusi
Durasi: 45 menit
Media Terapi:
Manik-manik besar dan kecil, benang karet, dan
gunting.

3. Selasa, 21 Aktvitas:
Desember  Orientasi
2021  Pemanasan dengan karaoke
 Aktivitas inti: Membuat strap mask dari manik-
manik dan tali

9
TINDAKAN OT

 Penutup dengan berdiskusi


Durasi: 45 menit
Media Terapi:
Tali strapmask, stopper, pengait, manik-manik, ring
besi untuk pengait, korek api, gunting, dan tang

J. HOME PROGRAM
Dibuatkan modul untuk tahapan membuat gelang, konektor, dan
strap mask sehingga bisa membuatnya sendiri di rumah. Dengan kegiatan
ini di rumah pasien diharapkan mampu untuk menjadikan aktifitas ini
sebagai aktivitas leisure pasien agar tidak melamun dan memiliki aktivitas
selain sekolah.

K. PROGNOSIS FUNGSIONAL
Berdasarkan hasil dari proses terapi, dapat diperoleh informasi
bahwa prognosis fungsional pada pasien yaitu masih kesulitan untuk
diajak melakukan aktivitas tingkat kesukarannya tinggi, seperti membuat
gelang dengan dua layer. Akan tetapi terjadi peningkatan pada toleransi
frustasi pada pasien, ia mampu bersabar dan menyelesaikan dengan
dorongan saat diminta membuat gelang satu layer dengan manik-manik
yang lebih kecil. Untuk dapat mencapai keberhasilan tujuan terapi dan
peningkatan kemampuan pasien maka diperlukan intervensi terapi yang
tepat, bergradasi, dan konsisten.

L. CLINICAL REASONING MENENTUKAN PROBLEM, TUJUAN


TERAPI, KERANGKA ACUAN, DAN MEDIA YANG
DIGUNAKAN
Problem terapi dipilih berdasarkan hasil observasi dan limitasi
pasien. Tujuan terapi yang dipilih berkaitan dengan kemampuan pasien
dalam perilaku melaksanakan tugas dan interestnya dalam berhias. Tujuan

10
TINDAKAN OT

terapi dibuat menggunakan SMART method yang memberikan kerangka


kerja untuk menegosiasikan hasil target dengan pasien, menjelaskan
intervensi terapeutik, dan perubahan yang dapat diharapkan secara realistis
dalam sesi terapi, dengan fokus pada apa yang penting bagi pasien (Page et
al., 2015). Kerangka acuan yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut
adalah CBT. CBT digunakan untuk merubah perilaku pasien yang
maladptif menjadi adaptif dengan proses belajar mengingat kognitif pasien
masih tergolong tinggi. Adapula speaker, mic, dan lagu yang digunakan
sebagai media untuk melakukan pemanasan dalam meningkatkan interest
pasien mengikuti terapi yakni berupa karaoke. Lalu aktivitas inti diberikan
dengan menggunakan media berupa manik-manik besar dan kecil, nylon,
benang karet, tali strapmask, stopper, pengait, rantai plastik, ring besi
untuk pengait, korek api, gunting, dan tang untuk membuat gelang,
konektor, dan strap mask. Untuk reinforcement yang diberikan, terapis
menggunakan makanan ringan dan permen sebagai consumable
reinforcement, karaoke sebagai activity reinforcement dan pujian sebagai
social reinforcement.

M. REEVALUASI (RE-ASSESSMENT)
M.1. Data Subjektif
Berdasarkan hasil data subjektif yang dilakukan pada tanggal 15 dan
16 Desember 2021, diperoleh data bahwa pasien masih menolak untuk
membuat aksesoris dengan dua layer karena merasa tidak mampu
mengerjakannya. Kemudian, perilaku dalam menyelesaikan tugas juga
meningkat, terutama toleransi rasa frustasinya. Walaupun ia terkadang
masih mengeluh seperti “capek ya mbak” atau “sulit ya mbak” selama
membuat aksesoris dengan satu layer yang terbilang mudah, ia tetap
melanjutkan dan menyelesaikan aktivitas tersebut seperti yang
diperintahkan oleh terapis, tentunya dengan dorongan/motivasi dari terapis
yang menyemangati dan mengingatkan pasien untuk belajar sabar. Pasien
juga bisa mengidentifikasi masalah, walaupun pemecahan masalahnya

11
TINDAKAN OT

masih sering dari terapis. Saat ia memasukkan manik-manik kecil yang


lubangnya terlalu kecil ke benang, ia tetap mencoba memasukkan manik-
manik tersebut sehingga terapis perlu mengajarkan untuk mengecek
lubang manik-manik sebelum memasukkannya ke benang dan mengganti
manik-manik tersebut bila masih kesulitan untuk dimasukkan benang. Ia
sudah mampu mengikat tali ke ring besi atau sekedar mengikat simpul
hidup. Ia masih membutuhkan supervisi saat merapikan dan mengaitkan
ring besi ke pengait.
M.2. Data Objektif :
Hasil
Pemeriksaan Keterangan
Sebelum Sesudah
ACL 4.4 4.8 Pasien mengalami peningkatan,
namun masih kesulitan untuk
mengencangkan tali cordovan,
membiarkan tali yang muntir,
dan perlu dorongan untuk
menyelesaikan aktivitas
COTE 23 18 Pasien mengalami peningkatkan
pada kemampuan kerjasama,
kemudian konsentrasi mengikuti
perintah, kerapian, problem
solving, membuat keputusan,
dan toleransi frustasi
CAST 66 dari 88 72 dari 88 Terdapat peningkatan pada
bagian daya ingat dan orientasi
Interest Memasak, Memasak, Pada pemeriksaan interest
checklist awal dan evaluasi
Checklist bernyanyi, bernyanyi,
didapatkan hasil yang sama.
dan dan
berhias/ berhias/
dandan berdandan

12
TINDAKAN OT

M.3. Kesimpulan dari hasil re-evaluasi


Hasil pencapaian dari program terapi diperoleh setelah melihat hasil
reevaluasi dari beberapa kali melakukan terapi. Berdasarkan hasil
reevaluasi, dari Short Term Goal (STG) 1 pasien sudah tercapai dengan
benang elastis. Pada STG 2, pasien mampu membuat konektor yang
sebenarnya dapat digunakan juga sebagai gelang namun masih kesulitan
saat membuat simpul—karena benang nylon yang licin—dan mengaitkan
ring besi ke pengait. Namun, dengan benang elastis, pasien sudah mampu
mengikatnya. Lalu, selama membuat aksesoris, ia mampu mengatasi rasa
frustasinya dengan berkata “Sabar, Fiolla” dan menyelesaikan tugas.
Pasien masih melakukan aktivitas dengan bantuan sedang, karena ia
terkadang masih kesulitan mengikuti contoh dari terapis walaupun tidak
lagi meminta bantuan dan berusaha sendiri. Dengan demikian Long Term
Goal (LTG) I belum tercapai yakni pasien mampu membuat kerajinan
berupa aksesoris hingga selesai dengan bantuan minimal selama 9 kali sesi
terapi.

N. CLINICAL REASONING PADA PROSES OT YANG TELAH


DILAKUKAN
Kondisi pasien menjadi lebih baik, namun tidak meningkat secara
signifikan dan tujuan terapi belum tercapai dengan baik. Berdasarkan
procedural reasoning yang digunakan dalam mempertimbangkan
intervensi yang efektif untuk pasien, intervensi dipilih menggunakan
kerangka acuan CBT karena pasien memiliki kognitif yang terbilang masih
tinggi. Pasien juga diberikan aktivitas yang dapat meningkatkan perilaku
menyelesaikan suatu tugas. Kemudian, berdasarkan interactive reasoning
yang dilakukan pada setiap pertemuan dan digunakan untuk memahami
pasien, pasien selalu ditanya bagaiman perasaannya hari tersebut. Lalu,
selama aktivitas, bila pasien mengeluh maka terapis akan memotivasinya
untuk melewati hal-hal yang menurutnya rumit. Terakhir, berdasarkan
conditional reasoning, tujuan terapi yang belum tercapai disebabkan oleh

13
TINDAKAN OT

sesi terapi yang tidak cukup dan pasien yang masih menolak membuat
aksesoris dua layer karena lebih sulit.

O. HASIL TERAPI / PENCAPAIAN PROGRAM TERAPI


(Hasil yang telah dicapai maupun yang belum berhasil dicapai)

NO KONDISI SEBELUM DILAKUKAN KONDISI SETELAH


TINDAKAN OT DILAKUKAN TINDAKAN OT
1. Tidak mampu menyelesaikan Mampu menyelesaikan aktivitas
aktivitas walaupun dengan dorongan dengan dorongan minimal
2. Toleransi frustasi masih rendah Toleransi frustasi meningkat dan
sehingga mudah mengeluh, cepat berusaha menyelesaikan tugas yang
menyerah, dan tidak mau berusaha diberi, kemudian mampu mengatasi
rasa frustasinya dengan mengatakan
“sabar” pada dirinya sendiri
3. Mampu mengidentifikasi masalah Mampu mengidentifikasi masalah
namun inkonsistensi dan bertanya ke dan menyelesaikan masalah tersebut
terapis untuk penyelesaian sendiri dengan bantuan minimal
masalahnya seperti memasang kembali pengait
yang dipasang terbalik atau copot,
kemudian memotong benang elastis
yang ujungnya sudah berbulu dan
menghambat masuknya manik-
manik
4. Tidak mampu membuat simpul Mampu membuat simpul, namun
benang setelah manik-manik telah masih kesulitan saat menggunakan
disusun benang nylon yang licin

14
TINDAKAN OT

15
TINDAKAN OT

LAMPIRAN

(Terlampir).

16
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN OKUPASI TERAPI

COMPREHENSIVE OCCUPATIONAL THERAPY EVALUATION SCALE


(COTE SCALE)

Nama klien/ usia : Nn. Fio, 16 th


Diagnosis : Bipolar Affective Disorder

BAGIAN INITIAL MG I MG II MG III MG


IV
I. PERILAKU UMUM
- PENAMPILAN 1 1
- PERILAKU TIDAK PRODUKTIF 0 0
- LEVEL AKTIVITAS (a/b) 0 0
- EKSPRESI 0 0
- TANGGUNG JAWAB 0 0
- KETEPATAN WAKTU 0 0
- ORIENTASI TERHADAP 0 0
KENYATAAN
SUB TOTAL 1 1
II. INTERPERSONAL
- KEMANDIRIAN 0 0
- KERJASAMA 1 0
- ASERTIF (a/b) 0 0
- SOSIALISASI 0 0
- PERILAKU UNTUK MENCARI 0 0
PERHATIAN
- RESPON NEGATIF DARI YANG 0 0
LAIN
SUB TOTAL 1 0
III. PERILAKU MELAKSANAKAN
TUGAS
- MELAKUKAN TUGAS 0 0
- KONSENTRASI 1 1
- KOORDINASI GERAK 1 1
- MENGIKUTI PERINTAH 2 1
- KERAPIAN BERAKTIVITAS 1 1
- PROBLEM SOLVING 3 2
- KOMPLEKSITAS DAN 2 2
ORGANISASI TUGAS
- INITIAL LEARNING 2 2
- KETERTARIKAN PADA 2 2
AKTIVITAS
- KETERTARIKAN PADA 2 2
PENYELESAIAN AKTIVITAS
- MEMBUAT KEPUTUSAN 2 1
- TOLERANSI FRUSTASI 3 2
SUB TOTAL 21 17
TOTAL 23 18

…………., ………………
Okupasi Terapis,

……………………

KOMENTAR :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai