OLEH :
Indah Cahya Aminta Sagala 1610070100014
Lensi Tirta Tribuana 1610070100038
Gia Fristicha 1610070100101
Zikra Muti Hudaya 1610070100138
PRESEPTOR :
dr. Mindasari
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas stase public health 1
dengan judul “Permasalahan Yang Ditemukan Pada Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu Ptm) Di Salah Satu Wilayah Puskesmas Tanah Garam”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih kepada dr. Mindasari selaku pembimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat di selesaikan dengan sempurna. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................……………….2
DAFTAR ISI........................................................................................................……………….3
DAFTAR TABEL……………………………………........................................……………….4
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................……………….5
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................……………….6
1.1 Latar Belakang............................................................................................……………….6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................……………….7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................……………….7
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................……………….8
BAB II : Tinjauan Pustaka.................................................................................……………….9
2.1 Posbindu PTM............................................................................................………………7
2.2 Penyelenggaraan Posbindu PTM................................................................………………10
2.3 Pelaksanaan Posbindu PTM.......................................................................………………13
2.4 Pembinaan...................................................................................................………………32
BAB III : PEMBAHASAN MASALAH............................................................………………28
BAB IV : PEMBAHASAN..................................................................................………………27
4.1 Kesimpulan.................................................................................................………………30
4.2 Saran............................................................................................................………………30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................………………35
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perlengkapan Deteksi Dini dan Tin dak Lanjut Sesuai Jenis Layanan Posbindu PTM
..........................................................................................................................………………15
3
Tabel 2.Alur Pelaksanaan Posbindu.................................................................………………17
Tabel 3. Kriteria Pengendalian Faktor Risiko PTM.........................................………………22
Tabel 4. Frekuensi dan Jangka Waktu Pemantauan Faktor Risiko..................………………23
Tabel 5. Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
..........................................................................................................................………………31
Tabel 6. Tenaga yang ada di Puskesmas Tanah Garam ...................................………………32
Tabel 7. Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
..........................................................................................................................………………35
Tabel 8. Penetapan Masalah ............................................................................………………39
Tabel 9. Pemecahan Masalah...........................................................................………………40
Tabel 10. Rencana Kegiatan.............................................................................………………42
DAFTAR GAMBAR
4
di Posbindu PTM...........................................................................……………….24
Gambar 3.Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam.................................……………….29
BAB I
PENDAHULUAN
5
disebabkan oleh penyakit tidak menular, stroke dan penyakit jantung iskemik bahkan menjadi
penyebab kedua teratas baik di negara maju maupun berkembang (WHO, 2014).
Penyakit tidak menular telah menjadi penyebab utama kematian secara global pada saat
ini. Data WHO menunjukkan bahwa sebanyak 57 juta (63%) angka kematian yang terjadi di
dunia dan 36 juta (43%) angka kesakitan disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Global status
report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60%
penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena PTM dan 4% meninggal sebelum usia 70
tahun. Seluruh kematian akibat PTM terjadi pada orang-orangberusia kurang dari 60 tahun, 29%
di negara-negara berkembang, sedangkan di negara-negara maju sebesar 13%.
Prevalensi PTM terbanyak pada tahun 2013 di Indonesia adalah hipertensi sebesar 9,5%
dari jumlah penduduk ≥15 tahun sebanyak 722.329 jiwa. Kedua terbanyak PPOK sebesar 3,7%
dari jumlah penduduk ≥30 tahun sebanyak 508.330 jiwa diikuti diabetes mellitus sebesar 2,1%
dari jumlah penduduk sebanyak 722.329 jiwa (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang baru
dikembangkan oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi WHO agar memusatkan
penanggulangan PTM melalui tiga komponen utama, yaitu surveilans faktor risiko, promosi
kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi dan reformasi manajemen pelayanan kesehatan
adalah pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) (Kemenkes, 2012).
Dalam hal mencegah berbagai faktor risiko secara dini. Salah satu strategi adalah dengan
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan
dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk
mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan
permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Upaya pengendalian PTM
dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap
ancaman PTM melalui Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan suatu bentuk pelayanan yang
melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya promotif-preventif untuk mendeteksi dan
mengendalikan secara dini keberadaan faktor risiko PTM secara terpadu.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
6
Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
1.2Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat ialah
bagaimana melaksanakan posbindu PTM di masyarakat?
7
2. Bagi masyarakat wilayah Tanah Garam
Dapat mempermudah masyarakat yang melakukan posbindu PTM
3. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pelaksanaan
posbindu PTM
1.3.5 Manfaat Metodologi
Dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan penelitian dan evaluasi terutama mengenai
posbindu PTM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan
oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok tipe Posbindu PTM yaitu posbindu
PTM dasar dan Posbindu PTM utama.
Posbindu PTM Dasarmeliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi
riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku
berisiko, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat
badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa lemak tubuh,
pengukuran tekanan dara, pemeriksaan uji fungsi paru sederhana serta penyuluhan mengenai
pemeriksaan payudara sendiri.
2.1.2 Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko
PTM.
9
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia
15 tahun ke atas.
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa
orang dari masing-masing kelompok/ organisasi/ lembaga/ tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk
melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya.
Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu
melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.
a.Posbindu diselenggarakan pada tempat yang mudah di jangkau dan memiliki lingkungan
yang bersih
10
4. Alat pengukur tinggi badan
11
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan
3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM atau penyandang
diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan
lainnya)
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan
sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan
sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya
minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif
dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh
bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter
terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu
PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat
bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan
jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap
minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam
penanganan pra-rujukan.
12
2.2.1 Tahapan pelaksanaan kegiatan di posbindu :
a. Tahapan I :
1. Pengisian NIK
2. Pengisian data peserta
b. Tahapan II :
3. Wawancara faktor resiko penyakit tidak menular
c. Tahapan III :
4. Pengukuran TB
5. Pengukuran BB
6. Menghitung IMT
d. Tahapan IV :
7. Pengukuran TD
8. Pengukuran gula darah
e. Tahapan V :
9. Identifikasi faktor resiko PTM
10. Dedukasi faktor resiko PTM
11. Tindak lanjut dini faktor resiko PTM
12. Pengisian hasil layanan
13
Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan Posbindu PTM adalah
sebagai berikut :
Untuk standar minimal lima set meja-kursi, pengukur tinggi badan, timbangan
berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta buku pintar kader
tentang cara pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran lingkar perut,
alat ukur analisa lemak tubuh dan pengukuran tekanan darah dengan ukuran
manset dewasa dan anak, alat uji fungsi paru sederhana (peakflowmeter) dan
media bantu edukasi.
Sarana standar lengkap diperlukan alat ukur kadar gula darah, alat ukur kadar
kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes
amfetamin urin kit, dan IVA kit.
Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan ruangan
khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (Dokter ataupun Bidan
di kelompok masyarakat/lembaga/institusi) yang telah terlatih dan tersertifikasi.
Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan Posbindu PTM diperlukan kartu
menuju sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-PTM) dan buku
pencatatan.
Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang memadai, seperti serial buku pintar
kader, lembar balik, leaflet, brosur, model makanan (food model) dan lainnya.
Di bawah ini diuraikan berbagai perlengkapan deteksi dini dan tindak lanjut sesuai dengan jenis
layanan Posbindu PTM;
Tipe posbindu Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Media KIE dan Penunjang
PTM
14
Posbindu Alat ukur lingkar 1buah Lembar balik 1 buah
PTM Dasar perut
Brosur 1 buah
Alat ukur tinggi
1buah Buku panduan 1 buah
badan
Buku pencatatan 1 buah
Alat analisa lemak
tubuh 1buah Formulir rujukan 1 buah
Tabel 1.perlengkapan deteksi dini dan tindak lanjut sesuaijenis layanan Posbindu
PTM
2.3.2 Tempat
15
Tempat pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman
bagi peserta. Posbindu PTM dapat dilaksanakan di salah satu rumah warga, balai
desa/kelurahan, salah satu kios di pasar, salah satu ruang perkantoran/klinik
perusahaan, ruangan khusus di sekolah, salah satu ruangan di dalam lingkungan tempat
ibadah, atau tempat tertentu yang disediakan oleh masyarakat secara swadaya.
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja,
namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak
lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular,
termasuk rujukan ke Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada setiap langkah secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
MEJA 1 : MEJA 2:
Registrasi serta pencatatan ulang hasil Wawancara oleh kader
pengisian KMS FR-PTM ke buku
pencatatan oleh kader
MEJA 3 :
MEJA 4: Pengukuran TB, BB, IMT, lingkar perut,
Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, analisa lemak tubuh
16
kolesterol total dan trigliserida, APE,
IVA, dan lainnya
MEJA 5 :
Identifikasi faktor resiko PTM,
konseling/edukasi, serta tindak lanjut
17
keterampilan bagi para anggotanya termasuk rujukan ke Puskesmas/klinik swasta/RS.
2. Petugas Puskesmas
Puskesmas memiliki tanggung jawab pembinaan Posbindu PTM di wilayah kerjanya
sehingga kehadiran petugas Puskesmas dalam kegiatan Posbindu PTM sangat diperlukan
dalam wujud peran :
a. Memberikan bimbingan teknis kepada para kader posbindu PTM dalam
penyelenggaraannya.
b. Memberikan materi kesehatan terkait dengan permasalahan faktor risiko PTM dalam
penyuluhan maupun kegiatan lainnya.
c. Mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu PTM.
d. Menerima, menangani dan memberi umpan balik kasus rujukan dari Posbindu PTM
e. Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan lain terkait.
18
Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut Posbindu PTM di wilayah
kerjanya selaku penanggung jawab wilayah desa/kelurahan serta melakukan
pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan Posbindu PTM.
c.Para pimpinan Kelompok/lembaga/instansi/organisasi
Mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan Posbindu PTM sesuai dengan minat
dan misi Kelompok/ lembaga/instansi/ organisasi tersebut.
d. Tokoh/Penggerak Masyarakat
Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan mendukung dengan
sumber daya yang dimiliki terhadap penyelenggaran Posbindu PTM.
e. Dunia Usaha
Mendukung penyelenggaraan Posbindu PTM dalam bentuk sarana dan pembiayaan
termasuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial.
2.3.4 Pembiayaan
Dalam mendukung terselengggaranya Posbindu PTM, diperlukan pembiayaan
yang memadai baik dana mandiri dari perusahaan,kelompok masyarakat/lembaga atau
dukungan dari pihak lain yang peduli terhadap persoalan penyakit tidak menular di
wilayah masing-masing.
Pembiayaan bersumber daya dari masyarakat dapat melalui Dana Sehat atau
mekanisme pendanaan lainnya. Dana juga bisa didapat dari lembaga donor yang
umumnya didapat dengan mengajukan proposal/usulan kegiatan.
19
Pemerintah Daerah setempat berkewajiban melakukan pembinaan agar Posbindu
PTM tetap tumbuh dan berkembang melalui dukungan kebijakan termasuk pembiayaan
secara berkesinambungan.
20
sebagai informasi medis jika pemegang kartu mengalami kondisi darurat di
perjalanan. Hasil dari setiap jenis pengukuran/pemeriksaan faktor risiko PTM pada
setiap kunjungan peserta ke Posbindu dicatat pada KMS FR-PTM oleh masing-
masing kader faktor risiko. Demikian pula tindak lanjut yang dilakukan oleh kader.
21
Tabel 3. Kriteria Pengendalian Faktor Risiko PTM
22
Tabel 4. Frekuensi dan Jangka Waktu Pemantauan Faktor Risiko
Keterangan :
o Pada kunjungan pertama, semua Faktor Risiko peserta diperiksa. Untuk
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dilakukan pada perempuan
telah berhubungan seksual/menikah usia > 35 th/ riwayat pernikahan > 1 kali
dan dilakukan oleh bidan terlatih.
o Pada kunjungan berikutnya bagi peserta yang tidak berisiko dan berisiko
Faktor Risiko PTM dilakukan pemantauan pada Faktor risiko perilaku, BB,
Lingkar Perut, IMT, Analisa Lemak Tubuh, Tekanan Darah setiap bulan.
o Untuk peserta yang berisiko merokok dan gejala batuk dilakukan pemeriksaan
arus puncak respirasi setiap 3 bulan.
o Untuk peserta yang mempunyai faktor risiko dislipidemia, pemeriksaan
kolesterol total dan trigliserida diperiksa setiap 6 bulan sekali.
o Untuk peserta yang berisiko kegemukan, adanya riwayat keluarga dengan DM
kadar gula darah diperiksa setiap tahun.
o Untuk penyandang PTM, semua faktor risiko dipantau setiapbulan serta
pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida diperiksasetiap 3 bulan.
o Pemantauan faktor risiko cedera dan tindak kekerasan dalam rumah tangga
dilakukan setiap bulan, sementara untuk pemeriksaan kadar alkohol
pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum
dilakukan setiap bulan bagi yang bernilai positif dan 6 bulan sekali yang
berisiko.
23
Apabila pada kunjungan berikutnya (setelah 3 bulan) kondisi faktor risiko tidak
mengalami perubahan (tetap pada kondisi buruk), atau sesuai dengan kriteria rujukan,
maka untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke Puskesmas atau
Klinik Swasta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Meskipun
telah mendapatkan pengobatan yang diperlukan, kasus yang telah dirujuk tetap
dianjurkan untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di Posbindu PTM.
di Posbindu PTM.
24
Dari penilaian terhadap hasil pengukuran faktor risiko PTM yang didapatkan,
selanjutnya ditentukan tindakan apa yang dibutuhkan dalam penanganan faktor risiko
PTM tersebut. Untuk dapat merujuk ke Puskesmas/Klinik Swasta lainnya, perlu
ditentukan sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
1. Bila terdapat 1 atau lebih faktor risiko yang ditangani masuk dalam kriteria buruk
sesuai dengan tabel 1.
2. Bila penanganan faktor risiko kriteria sedang (hasil pengukuran pada tabel 1.) tidak
berhasil pada kunjungan 3 bulan berikutnya.
3. Bila dari hasil pemeriksaan/pengukuran faktor risiko diperlukan konfirmasi lanjutan
dari tenaga kesehatan.
4. Pada penyandang faktor risiko yang memerlukan obat-obatan atau yang dalam
pengobatan memerlukan konsultasi dengan dokternya.
5. Bila pada pemeriksaan uji fungsi paru sederhana terdapat nilai APE (Arus Pernafasan
Ekspirasi) kurang dari nilai prediksi atau peserta yang berisiko dengan hasil nilai
pengukuran APE sama dengan nilai prediksi.
6. Ditemukan pemeriksaan IVA (+) pada perempuan yang telah diperiksa (yang dilakukan
oleh dokter atau bidan terlatih)
7. Dicurigai kelainan organ reproduksi berdasarkan hasil wawancara kader Posbindu PTM
(Dokter atau Bidan terlatih).
8. Ditemukan benjolan dan kelainan lainnya pada pemeriksaan payudara.
9. Ditemukan potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga serta kadar
alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin (+).
10. Kondisi-kondisi gawat yang memerlukan penanganan cepat dari tenaga kesehatan,
seperti serangan jantung dan stroke, serta terjadi penurunan kadar gula darah yang cepat
berakibat dengan penurunan kesadaran, serangan sesak nafas pada penderita penyakit
paru yang menahun maupun cidera akibat kecelakaan
dan tindak kekerasan.
Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan (lampiran 6) ke Puskesmas sebagai
media informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan dari masyarakat dan pada kondisi
25
tertentu bila memerlukan pendamping rujukan dari kader Posbindu PTM agar dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
2.4 Pembinaan
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM secara periodik oleh
Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain adalah
26
BAB III
HASIL KEGIATAN
Puskesmas Tanah Garam merupakan salah stau Puskesmas yang ada di Kota Solok.
Berdiri tahun 1975, dengan luas tanah 1010 m 2 dan luas bangunan 1.227 m2. Pada awalnya
merupakan Puskesmas rawat jalan dan mulai April 2002 menjadi Puskesmas rawat inap dengan
27
12 tempat tidur. Puskesmas Tanah Garam terletak di Kecamatan Lubuk Sikarah tepatnya di
Kelurahan VI Suku Kota Solok. Luas wilayah kerjanya 28,6 km terdiri dari 3 kelurahan yaitu
kelurahan tanah garam, kelurahan VI suku dan Kelurahan Sinapa Piliang.
Topografi Kota Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan dan sungai
Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1OC sampai 28,9OC. Dilihat dari jenis tanah 21,76
tanah di kota Solok merupakan tanah garam dan sisanya 78,24 % berupa tanah kering.
Batas wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam yaitu sebelah utara berbatas dengan
Kelurahan IX Korong dan Kabupaten Solok, sebelah selatan berbatas dengan Kabupaten Solok,
sebelah timur berbatas dengan Kecamatan Tanjung Harapan dan sebelah barat berbatas dengan
Padang.
Puskesmas Tanah Garam berpenduduk 22.230 jiwa dengan jumlah penduduk perkelurahan
yaitu tanah garam 13.868 jiwa, kelurahan VI Suku 6.718 jiwa, kelurahan Sinapa Piliang 1.644
jiwa.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68 %, SMA 33,64 %, SMP
18,94 % dan tamat SD/MI 15,78 %. Masih ada 16,68 % penduduk tidak atau belum tamat SD.
Sementara itu, penduduk Kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa, Batak, tetapi yang lebih
dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di Kota Solok masih ada seperti
acara tolak bala, adat dalam kematian dan upacara adat kematian Solok.
28
Gambar 3. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
a) Fasilitas Puskesmas
1) Gedung Puskesmas
Satu buah gedung Puskesmas Tanah Garam yang terletak di Keluraham VI
Suku, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok
29
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Payo
b. Pustu Bandar Pandung
c. Pustu Gurun Bagan
d. Pustu Sawah Piai
e. Pustu Banca
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Tanah Garam
b. Poskeskel Gurun Bagan
c. Poskeskel Sinapa Piliang
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 21 Unit
30
3. Poskeskel 3 Unit
1 S2 Kesehatan 1 PNS
3 Apoteker 1 PNS
31
4 Dokter Umum 6 PNS
6 S1 Keperawatan 9 PNS
PNS+Kontrak+Sukarela
14 D-III Kebidanan 33 +Bidan PTT
32
17 D-III Refraksi 1 PNS
20 D1 Kebidanan 1 PNS
23 SMF 1 PNS
24 Staf/SMEA/SMA 4 PNS+Sukarela
25 Sopir 4 Kontrak
29 S1 Akuntansi/Manajemen 1 Sukarela
30 S1 Komputer 1 Sukarela
33
Jumlah total 143
2) Sarana Kesehatan
1 Poliklinik Swasta 1
4 Apotek 1
c) Sasaran
a. Data Kependudukan
Jumlah Penduduk : 22.230 orang
Jumlah Bayi : 465 orang
Jumlah Baduta : 1.383 orang
34
Jumlah Anak Balita : 1.811 orang
Jumlah Bayi 0-6 bulan : 227 orang
Jumlah Bayi 6-11 bulan : 238 orang
Jumlah Balita : 2.295 orang
Jumlah APRAS : 514 orang
Jumlah Anak SD : 2.551 orang
Jumlah Bumil : 516 orang
Jumlah Bulin : 501 orang
Jumlah Bufas : 501 orang
b. Peran Serta Masyarakat
Jumlah Posyandu : 25 buah
Jumlah Kader Posyandu : 109 orang
Jumlah TOGA : 3 kelurahan
Jumlah Posyandu Lansia : 10 buah
Jumlah Posbindu
Sekolah : 1 buah
Kantor : 1 buah
Masyarakat : 9 orang
3.6 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Tanah
Garam
1) Promosi kesehatan
Kegiatan :
35
b. Pembinaan kelurahan model PHBS dan KTR (kawasan tanpa
rokok)
c. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
d. Penyuluhan Posyandu
e. Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
f. Saka Bakti Husada
36
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
c. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : Tidak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 3 : Cukup penting
Nilai 4 : Penting
Nilai 5 : Sangat penting
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih 5 masalah yang
memiliki skor tertinggi berdasasrkan skala prioritas USG. Penilaian 5 masalah prioritas
tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan
pemegang program dan pimpinan puskesmas, serta observasi langsung ke lapangan.
Permasalah ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi
juga dilihat dari urgency, seriousness, dan growth.
37
terhadap masalah medis
Kurangnya peduli P
masyarakat dalam
mendukung program
puskesmas
Kurang pedulinya 5 3 3 45 P4
masyarakat terhadap
kesehatannya
Kurangnya pengetahuan 5 4 3 48 P3
petugas dan kader dalam
menyediakan fasilitas
pelaksanaan Posbindu –
PTM
38
DIAGRAM SEBAB AKIBAT DARI ISHIKAWA (FISHBONE)
PERMASALAHAN PADA PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT
TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI WILAYAH KERJA TANAH GARAM
TAHUN 2021
Rendahnya pengetahuan
masyarakat terhadap
MANUSIA DANA
manfaat Posbindu-PTM di
wilayah kerja Puskesmas
Tanah Garam.
Kurangnya pengetahuan
petugas dan kader dalam Tidak ada masalah
menyediakan fasilitas
pelaksanaan Posbindu –
PTM
39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan Pada Pelaksanaan Posbindu PTM Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Garam
Pelaksanaan Posbindu PTM dilaksanakan sebagai upaya untuk deteksi dini dan
pemantauan faktor resiko melalui konseling PTM yang meliputi merokok, konsumsi minuman
beralkohol, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterol,
serta menindaklanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk
mencegah dampak dikemudian hari.
Berdasarkan pelaksanaan Posbindu PTM yang telah dilakukan maka ditemui beberapa
permasalahan yaitu rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap manfaat Posbindu-PTM di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam, kurangnya pengetahuan petugas dan kader dalam
menyediakan fasilitas pelaksanaan Posbindu – PTM, kurang pedulinya masyarakat terhadap
kesehatannya, tingginya rasa takut terhadap masalah medis, dan kurangnya peduli masyarakat
dalam mendukung program.
Variabel Penyebab
Alternatif
No Faktor Alternatif Terpilih
Penyebab Masalah Pemecahan
Penyebab
Masalah
1. Manusia Rendahnya Mengadakan Mengadakan
pengetahuan sosialisasi dan sosialisasi dan
masyarakat terhadap mengedukasi mengedukasi
manfaat Posbindu- pentingnya pentingnya
PTM di wilayah pemeriksaan pemeriksaan
kerja Puskesmas kesehatan kesehatan
40
Tanah Garam
Mengadakan
Kurangnya Mengadakan
sosialisasi dengan
pengetahuan sosialisasi
menggunakan
petugas dan kader dengan
sarana
dalam menggunakan
audiovisual dalam
menyediakan sarana
menyampaikan
fasilitas audiovisual
sosialisasi
pelaksanaan dalam
Posbindu – PTM menyampaikan
sosialisasi
42
2 Kurangnya Memberikan Semua Aula 1 kali Petugas
pengetahuan informasi dan Kader Puskesmas dalam 1 kesehatan,
petugas dan kader pengetahuan tahun / dokter muda,
dalam kepada kader setiap petugas
menyediakan tentang pergantian sweeping dan
fasilitas pelaksanaan anggota petugas
pelaksanaan Posbindu kader penaggung
Posbindu PTM PTM yang jawab
benar
BAB V
43
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang diberikan penulis kepada pelaksana pelayanan Posbindu di Puskesmas Tanah
Garam adalah untuk lebih mengajak masyarakat ikut dalam kegiatan Posbindu dan memberikan
penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan masyarakat mengenai Penyakit Tidak Menular.
DAFTAR PUSTAKA
44
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Berbasis Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU), 2014.
WHO. Global Status report on noncommunicable Disease 2014. World Health, p.176, 2014
LAMPIRAN
45
46