Anda di halaman 1dari 39

Case Report Session

PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS RAWANG


PADA JANUARI - JUNI 2022

Oleh:

Anggiansyah Pohan 2140312095

Preseptor:
Dr. dr. Edison, MPH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, dan


Shalawat beserta salam untuk Nabi Muhammad SAW, berkat rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah Case Report dengan judul
“Pelaksanaan Posyandu Lansia di Puskesmas Rawang pada Januari - Juni 2022”
yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini telah banyak dibantu oleh
berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. dr. Edison, MPH selaku preseptor yang telah bersedia
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan, saran, dan
arahan dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi akademisi, dunia pendidikan, instansi terkait, dan
masyarakat luas. Akhir kata, segala saran dan masukan akan penulis terima dengan
senang hati demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 11 Juli 2022

Penulis

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 5
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 6
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 7
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
1.4 Metode Penelitian ......................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Definisi Lanjut Usia ..................................................................................... 9
2.2 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Lansia ............................................ 9
2.3 Definisi Posyandu Lansia ........................................................................... 10
2.4 Tujuan Posyandu Lansia ............................................................................ 10
2.5 Sasaran Posyandu Lansia ........................................................................... 11
2.6 Organisasi Posyandu Lansia ...................................................................... 11
2.7 Sumber Daya Manusia (SDM) Posyandu Lansia ....................................... 11
2.8 Tugas dan Fungsi ....................................................................................... 12
2.9 Mekanisme Kerja Posyandu Lansia ........................................................... 12
2.10 Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar Pelayanan (SPM)
KesehatanPada Lansia9 ....................................................................................... 18
BAB 3 ANALISIS SITUASI .............................................................................. 21
3.1 Sejarah Puskesmas Rawang ....................................................................... 21
3.2 Kondisi Geografis Puskesmas Rawang ...................................................... 21
3.3 Keadaan Demografis Puskesmas Rawang ................................................. 22
3.4 Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi Puskesmas Rawang ............................. 25
3.5 Sarana Prasarana Lingkungan Puskesmas Rawang ................................... 25
3.6 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Rawang ....................................... 29
3.7 Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang ........................... 29
BAB 4 PEMBAHASAN ..................................................................................... 32

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3


4.1 Gambaran Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawang................................................................................................................ 32
4.2 Permasalahan dalam Pelaksanaan Program Posyandu Lansia di Wilayah
KerjaPuskesmas Rawang .................................................................................... 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 36
5.2 Saran ........................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rawang ........................................... 22

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Puskesmas Rawang Tahun 2021..............................22


Tabel 3.2 Data Distribusi Penduduk berdasarkan Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawang Tahn 2021 ............................................................................. 23
Tabel 3.3 Data Sarana Umum dan Lingkungan Puskesmas Rawang
Tahun 2021 ........................................................................................................... 26

Tabel 3.4 Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Rawang berdasarkan


Ketenagaan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2021................................................. 28

Tabel 3.5 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Rawang Tahun 2021 .............. 29

Tabel 3.6 Sebaran Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang


Tahun 2021 ........................................................................................................... 30

Tabel 3.7 Pencapaian Program Skrining Kesehatan Lansia sesuai SPM Puskesmas
Rawang pada Janari-Juni 2022.............................................................................. 31

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia berdasarkan World Health Organization (WHO) adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.1 Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Harapan Hidup (AHH) di Indonesia meningkat
dari 70,6 pada tahun 2014 menjadi 71,38 pada 2018. Pada tahun 2021, proporsi
lansia mencapai 10,82 persen atau sekitar 29,3 juta orang. Jumlah tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia sudah memasuki fase struktur penduduk menua,
yang ditandai dengan proporsi penduduk lanjut usia di Indonesia yang sudah
melebihi 10 persen dari total penduduk. Selama lima puluh tahun terakhir,
persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun
1971 menjadi sekitar 10,7 persen pada tahun 2020. 3

Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut juga akan mempengaruhi angka


beban ketergantungan. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio)
adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tuaterhadap
penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun).
Untukmengurangi beban ketergantungan ini upaya yang dilakukan agar penduduk
lanjut usia bisa hidup mandiri dan tetap produktif harus ditingkatkan.4
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lanjut usia, pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial lanjut usia
yang ditujukan untuk meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, mencapai masa
tua bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan berkeluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan kesehatan dan sosial pada
kelompok lanjut usia, pemerintah telah menetapkan pelayanan pada lanjut usia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan dan sosial di tingkat masyarakat
adalah posyandu lanjut usia.5
Program posyandu lanjut usia diluncurkan pemerintah Indonesia pada
tahun 2010, khusus melayani serta menangani berbagai keluhan masyarakat
mengenai kesehatan pada lanjut usia. Program tersebut ditunjukan agar para lansia

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7


yang rentan terkena penyakit dapat hidup sehat, mandiri serta berdaya guna agar
tidak menjadi beban bagi keluarga maupun masyarakat sekitar. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2004, upaya
peningkatan kesejahteraan lansia dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara terkoordinasi, antara pemerintah dan masyarakat untuk
memberdayakanlanjut usia agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya.6
Menurut Permenkes No 4 Tahun 2019, salah satu standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan usia lanjut.7
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Rawang Tahun 2021, capaian setiap
warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas yang mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar hanya 41,07%. Hal tersebut menjadi landasan penulisan laporan
kasus ini untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang gambaran
pemanfaatan posyandu lansia dan permasalahan program posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Rawang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Rawang?
2. Apa saja permasalahan program posyandu lansia di Puskesmas Rawang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang pelaksanaan program posyandu lansia di wilayah
kerja Puskesmas Rawang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Rawang?
2. Mengetahu permasalahan dalam pelaksanaan program posyandu lansia di
Puskesmas Rawang?
1.4 Metode Penelitian
Penulisan makalah Case Report Session ini merujuk kepada berbagai
literatur dan kepustakaan, data-data yang tercantum diperoleh dari sesi diskusi
dengan pemegang program posyandu lansia serta laporan Puskesmas Rawang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 8


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lanjut Usia


Beberapa pengertian lansia menurut PMK No. 25 Tahun 2016 adalah
sebagai berikut :7
a. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
keatas.
b. Lanjut usia berkualitas adalah lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif dan
produktif.
c. Lanjut usia sehat adalah lanjut usia yang tidak menderita penyakit atau
walaupun menderita penyakit tetapi dalam kondisi yang terkontrol.
d. Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki kemampuan untuk
melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
e. Lanjut usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu bergerak dan
melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa bantuan orang lain dan beraktifitas
dalam kehidupan sosialnya seperti mengikuti pengajian, arisan, mengajar dan
sebagainya.
f. Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai kemampuan untuk
berdaya guna bagi dirinya dan atau orang lain.
2.2 Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Lansia
Berdasarkan Permenkes Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan bahwa setiap warga negara indonesia usia 60 tahun keatas mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar. Puskesmas wajib memberikan skrining
kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun keatas di wilayah
kerjanya minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun dengan target capaian
100%. Lingkup pelayanan sesuai standar tersebut meliputi:8
1. Deteksi Hipertensi dengan mengukur TD
2. Deteksi DM dengan pemeriksaan kadar gula darah
3. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
4. Deteksi gangguan mental emosional dengan instrument Geriatric Depression

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 9


Scale(GDS)
5. Deteksi gangguan kognitif dengan menggunakan instrument Abbreviated
Mental Test (AMT)
6. Pemeriksaan tingkat kemandirian menggunakan instrument ADL/AKS
dengan Barthel indeks
2.3 Definisi Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sektor pemerintah dan non- pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan
preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat
diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga dan seni
budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
mereka. Selainitu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.3

2.4 Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan Umum kegiatan di Posyandu Lansia adalah meningkatkan
kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lansia yang mandiri dalam
masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:
 Meningkatkan kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan dasardan rujukan
 Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, khususnya
aspekpeningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan
dan pemulihan
 Mengembangkan posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan
kualitasbaik secara berkesinambungan.9
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :10

 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
 Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 10


antara masyarakat usia lanjut.
2.5 Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung adalah pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut usia (60-69
tahun), dan lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60
tahun dengan masalah kesehatan).
2. Sasaran tidak langsung adalah keluarga, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, kelompok khusus, dan swasta,
lintas program, dan lintas sektor.7
2.6 Organisasi Posyandu Lansia

Organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non


struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan sejahtera, yang
diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris, bendahara
dan beberapa orang kader. Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja dapat
dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi dapat juga oleh :5
1. Kelompok seminat dalam masyarakat misalnya Club Jantung Sehat, Majelis
Ta’lim,WULAN (warga usia lanjut), kelompok gereja, dan lain – lain
2. Organisasi profesi
3. Institusi pemerintah/swasta
4. Lembaga Swadaya Masyarakat

2.7 Sumber Daya Manusia (SDM) Posyandu Lansia


Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8
orang namun bisakurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan
yang di anjurkan adalah:5
1. Ketua Posyandu
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Kader sekitar 5 orang :
a) Meja 1 tempat pendaftaran
b) Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan,pengukuran dan
pencatatan tinggi badan serta penghitungan index massa tubuh (IMT)
c) Meja 3 tempat melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan sederhana

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 11


(tekanan darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin, dan lain - lain)
d) Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizidan
kesejahteraan)
e) Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan sosial
(pemberian makan tambahan, bantuan modal, pendampingan, dan lain – lain
sesuai kebutuhan)
2.8 Tugas dan Fungsi

1. Ketua Posyandu
 Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan posyandu
 Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stake holder dalam
rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu.
2. Sekretaris
 Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta
pengendalian posyandu.
3. Bendahara
 Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu
4. Kader
 Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan
posyandu.
 Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu.
 Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia.
 Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badanpara lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan
lainnya.
 Membantu petugas dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan
lainnya.
 Melakukan penyuluhan (kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya) sesuai
denganminatnya.5

2.9 Mekanisme Kerja Posyandu Lansia


1. Perencanaan
Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima terhadap
lanjut usia di kelompoknya, dibutuhkan perencanaan yang matang, pelaksanaan
yang benardan tepat waktu, serta pengendalian yang akurat. Dalam menyusun

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 12


perencanaan dibutuhkan data-data:5
a) Jumlah penduduk dan KK di wilayah cakupan
b) Kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah cakupan
c) Jumlah lanjut usia keseluruhan (per kelompok umur)
d) Kondisi kesehatan lanjut usia di wilayah cakupan
d) Jumlah lanjut usia yang mandiri
e) Jumlah lanjut usia yang cacat
f) Jumlah lanjut usia terlantar, rawan terlantar dan tidak terlantar.
g) Jumlah lanjut usia yang produktif.
h) Jumlah lanjut usia yang mengalami tindakan penelantaran, pelecehan,
pengucilan dan kekerasan
Data tersebut diatas dapat diperoleh dari Kelurahan/Desa atau melalui PKK
dengan kegiatan Dasawisma dimana satu kader membina 10 keluarga. Untuk sosial
ekonomi, mandiri dan cacat 20 serta produktif harus dibuat kriteria yang jelas.
Untukhal tersebut perlu menggunakan alat bantu kuesioner (lampiran) Rencana
yang perludisusun adalah:

a. Frekuensi kegiatan posyandu lansia


Frekuensi kegiatan posyandu tergantung dari banyaknya jenis kegiatan yang
dilakukan posyandu tersebut. Untuk pencapaian lanjut usia sejahtera dibutuhkan
kegiatan sbb:5
 olah raga/senam minimal 1 minggu sekali
 pengajian 1 minggu sekali
 pengukuran IMT dan pemeriksaan kesehatan setiap bulan
 pemberantasan buta aksara tergantung kondisi (peserta, pengajar, waktu
dan tempat)
 konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi serta masalah
sosial,karya/usaha ekonomi produktif dan pendidikan
 peningkatan pendapatan
 dan lain-lain sesuai kesepakatan.
Setelah memperhatikan banyaknya kegiatan maka penyelenggaraan
posyandu dimusyawarahkan dengan warga/anggota, sehingga menghasilkan
kesepakatan bersama.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 13


b. Jenis kegiatan posyandu
Pada dasarnya jenis kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda dengan
kegiatan posyandu balita atau kegiatan 21 upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat lain di masyarakat. Namun posyandu lanjut usia kegiatannya tidak
hanya mencakup upaya kesehatan saja tetapi juga meliputi upaya sosial dan
karyaserta pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena permasalahan yang
dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya masalah kesehatan namun juga
masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang saling terkait dan mempengaruhi
satu samalainnya.5
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu :5
 Kegiatan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi
badan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.
 Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali, namun
bagi yang menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap minggu. Hal ini
dapat dilakukan di puskesmas atau pada tenagakesehatan terdekat.
 Kegiatan pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah dan
kolesterol darah. Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6
bulan. Namun bagi yang mempunyai faktor resiko seperti turunan kencing
manis, gemuk sebaiknya 3 bulan sekali dan bagi yang sudahmenderita maka
dilakukan di posyandu setiap bulan. Kegiatan pemeriksaan laboratorium ini
dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas atau dikoordinasikan dengan
laboratorium setempat.
 Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan setiap
bulan karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan seiring waktu,
selain itu dapat memantau faktor risiko penyakit- penyakit degeneratif agar
masyarakat mengetahui dan dapatmengendalikanya.
 Konseling usaha ekonomi produtif dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
 Kegiatan aktivitas fisik/senam dilakukan minimal 1 minggu sekalidiluar
jadwal penyelenggaraan posyandu.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 14


c. Tenaga pelaksana posyandu
Tenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu yang
saling membantu, namun harus ada penanggung jawab masing-masing sesuai
bidangnya.Para lanjut usia yang lebih muda dan lebih sehat dapat diberdayakan
membantu kegiatan ini sesuai dengan kemampuan masing-masing.5
Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan posyandu akan
memberikan banyak manfaat antara lain:5
 Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka

 Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati

 Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan kesehatan
dan mencegah kepikunan.
 Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif
antar generasi dan akan membuat lanjut usia rajin datang.

 Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnya
tersedia waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
d. Biaya kegiatan posyandu
Perencanaan biaya kegiatan posyandu harus dihitung dengan saksama agar
kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Yang harus di hitung adalah
biaya sebagai berikut:5
 Alat tulis kantor (pulpen, pensil, kertas)
 Penggandaan (fotocoy, penjilidan dll)
 Makanan (PMT)
 Transport nara sumber dan pelatih senam ( biasanya dari sektor terkait)
 Obat diluar bantuan puskesmas
 Pemeriksaan Laboratorium diluar bantuan Puskesma
 Dokumentasi
 Biaya tak terduga (10% dari keseluruhan kebutuhan biaya)

e. Pengembangan kegiatan lansia


Untuk merencanakan pengembangan kegiatan yang perlu diperhatikan adalah:5
 apakah kegiatan yang ada dibutuhkan masyarakat?
 apakah kegiatan yang akan dikembangkan merupakan penyempurnaandari

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 15


kegiatan sebelumnya atau peningkatan kualitas?
 apakah pengembangan kegiatan ini merupakan suatu hal yang baru?
 apakah posyandu mempunyai sumberdaya yang cukup untuk
pengembangan kegiatan?
 bagaimana caranya agar kegiatan tersebut tetap langgeng?
Semua pertanyaan tersebut harus dijawab dengan cara mendiskusikan dengan
semua pengurus, tokoh kunci, ataupun perwakilan anggota dan melakukan
monitoring dari kegiatan yang sudah ada atau studi banding ke posyandu atau
LSM/institusi yang telah melaksanakan.5

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
yang telah disepakati. Namun dapat diuraikan berdasarkan pengelopokan kegiatan
sebagai berikut :5
 Kegiatan pelayanan kesehatan, gizi
 Kegiatan senibudaya, olahraga dan rekreasi
 Kegiatan peningkatan spiritual
 Kegiatan kesejahteraan/sosial
 Kegiatan pendidikan ketrampilan Kegiatan tersebut di atas diatur sesuai
dengan ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat dilakukan pada sebuah
gedung, dibawah tenda ataupun di tempat terbuka.
Pada prinsipnya kegiatan kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar
dapat memantau kondisi kesehatan. Kegiatan olahraga/senam bersama minimal
dilakukan 1 minggu sekali, selanjutnya senam dilakukan sendiri dirumah
masingmasing untuk menjaga kelenturan otot dan sendi. Dalam 48 jam otot akan
menjadi kaku kembali sehingga olah raga/senam yang paling baik adalah 3-5 kali
seminggu selama 30-60 menit.5
Secara terperinci sebagai berikut; senam aerobik seperti jalan, jogging,
berenangatau dansa minimal 30 menit 5 kali seminggu untuk kebugaran, senam
yang menggunakan tahanan (resistance exercise) untuk penguatan dan
ketahanan/endurance otot minimal 2 kali seminggu, untuk senam kelenturan
(flexibility excersice) 2 kali seminggu selama minimal 10 menit, sedangkan balance
exercise/ senam keseimbangan perlu dilakukan untuk mencegah resiko jatuh.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 16


Balance exercise dilakukan bersifat individual tergandung kondisi, yang paling
penting adalah dilakukan secara bertahap agar terjadi peningkatan
keseimbangan.5
Kegiatan lain dalam posyandu dapat dilakukan secara bersama atau
sendirisendiri sesuai kebutuhan. Pada beberapa daerah, penyelenggaraan posyandu
lanjut usia dilaksanakan pada hari dan tempat yang sama dengan jam yang
berbeda dengan posyandu balita. Hal ini kelihatannya sulit dilakukan, namun
ternyata memberikan banyak manfaat. Dengan diintegrasikan penyelenggaraan
posyandu balita dengan posyandu lanjut usia dapat terjalin solidaritas antar tiga
generasi.5

3. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk
mengetahui tingkat berhasilan ataupun perkembangan, serta hambatan dan peluang.
Demikian pula halnya dengan posyandu lanjut usia. Pengendalian dapat
dikelompokan menjadi pengendalian:5
- Internal
- Eksternal
Pengendalian Internal adalah pengendalian yang dilakukan oleh tenaga
posyandu, sedangkan pengendalian eksternal adalah pengendalian yang dilakukan
oleh pihak luar seperti lanjut usia, masyarakat sekitarnya, atau pihak luar lainnya.
Pengendalian eksternal ini penting dilakukan karena memberikan hasil yang lebih
objektif. Untuk melakukan evaluasi secara baik dan akurat diperlukan beberapa
indikator. Indikator yang yang diperlukan dalam pengendalian posyandu lanjut
usia adalah:5
 Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan
 Kehadiran kader
 Pelayanan kesehatan
- cakupan penimbangan
- cakupan pemeriksaan laboratorium
- cakupan hasil pemeriksaan kesehatan
- cakupan penyuluhan kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 17


 Frekuensi pelaksanaan senam
 Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktian
 Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif
 Kegiatan penghapusan buta aksara
 Rekreasi
 Kegiatan peningkatan pendidikan dan ketrampilan
 Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan
4. Pembiayaan
Biaya Posyandu Kegiatan posyandu merupakan kegiatan partisipasi
masyarakat, dari masyarakat untuk masyarakat. Secara umum biaya berasal dari
masyarakat itu sendiri melalui berbagai cara antara lain:5
 Iuran dari para warga
 Donatur tidak tetap atau tetap
 Usaha mandiri dari posyandu
 Bantuan dari dunia usaha/CSR (corporate social responsibilty)
 Bantuan dari kelurahan
 Subsidi pemerintah
 dll
Biasanya jika posyandu berjalan lancar dan banyak kegiatan inovatif,
banyak donatur yang datang atau tawaran bantuan dan kerjasama dari perguruan
tinggi maupun pemerintah dan swasta. Yang paling penting adalah adanya
perencanaan biaya berdasarkan azas manfaat dan efisien, pelaksanaan kegiatan
jelas serta pertanggung jawaban yang akurat.5
2.10 Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar Pelayanan
(SPM) KesehatanPada Lansia
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor 4 tahun 2019 adalah:8

1. Pernyataan Standar
Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan
kesehatanusia lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
wajib memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining usia
lanjut sesuai standar pada Warga Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 18


kerjanya dalamkurun waktu satu tahun.8
2. Pengertian pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi:8
 Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
 Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular
3. Mekanisme pelayanan8
 Penetapan sasaran usia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih) di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau
data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
 Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang dilaksanakan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah.
 Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining yang
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit
tidak menular meliputi:
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pemeriksaan gula darah
d. Pemeriksaan gangguan mental
e. Pemeriksaan gangguan kognitif
f. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g. Anamnesa perilaku berisiko

4. Tindak lanjut hasil skrining kesehatan meliputi:8


 Melakukan rujukan jika diperlukan
 Memberikan penyuluhan kesehatan

5. Capaian Kinerja
 Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun atau lebih
dinilai dari cakupan warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.8

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 19


 Rumus Perhitungan Kinerja8

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 20


BAB 3
ANALISIS SITUASI

3.1 Sejarah Puskesmas Rawang


Puskesmas Rawang Kecamatan Padang Selatan adalah Puskesmas ketiga
yang dibangun oleh pemerintah Kota padang di Kecamatan Padang Selatan yang
bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan yang mulai melayani
masyarakat sejak tahun 1992 yang lalu. Puskesmas pertama yang dibangun adalah
Puskesmas Seberang Padang sebagai Puskesmas tertua di Kecamatan Padang
Selatan dan Kota Padang. Berikutnya dibangun pula Puskesmas Pemancungan
untuk wilayah barat, sementara untuk wilayah selatan dipercayakan pada
Puskesmas Rawang.11
3.2 Kondisi Geografis Puskesmas Rawang
Puskesmas Rawang Kecamatan Padang Selatan berlokasi di komplek
Perumahan Jundul Rawang Kecamatan Padang Selatan dengan wilayah kerja
Puskesmas terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Rawang, Mata Air dan Teluk
Bayur dengan letak geografis bervariasi antara perbukitan, dataran dan
pantaidengan luas wilayah ± 4,13 km².11
Batas wilayah kerja puskesmas rawang adalah:11
 Utara berbatasan dengan Puskesmas Seberang Padang
 Selatan berbatasan dengan Puskesmas Bungus
 Timur berbatasan dengan Puskesmas Pegambiran dan Lubuk Begalung

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 21


Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rawang11
3.3 Keadaan Demografis Puskesmas Rawang
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2021 berjumlah
31.472 jiwa. Terdiri dari laki – laki 15.727 jiwa dan perempuan 15.745 jiwa.
Adapun jumlah penduduk perkelurahandapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini:11
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Puskesmas Rawang Tahun 2021

No Nama Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Rawang 6.517 6.677 13.194


2 Mata Air 7.651 7.619 15.270
3 Teluk Bayur 1.559 1.449 3.008
Jumlah 15.727 15.745 31.472

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 22


Tabel 3.2 Data Distribusi Penduduk berdasarkan Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawang Tahun 202111
No Data Sasaran Rawang Mata Air Teluk Bayur Puskesmas
1 Penduduk 13,194 15,270 3,008 31,472
2 Ibu Hamil 235 268 51 554
3 Ibu Nifas 224 256 48 528
4 Kelahiran Hidup 213 244 46 503
5 Bayi 0-5 bln 86 99 19 204
6 Bayi 6-11 bln 128 148 29 306
7 Bayi 0-11 bln 213 248 49 510
8 Baduta 12-23 bln 423 489 97 1,008
9 Baduta 0-23 bln 636 737 145 1,518
10 Balita 24-59 bln 407 472 92 971
11 Anak Balita 12-59 bln 830 960 189 1,979
12 Balita 0-59 bln 1,043 1,208 238 2,489
13 Apras 5-6 th 418 484 95 997
14 Kls 1 SD (7 th) 209 242 48 499
15 Kls 2 SD (8 th) 208 240 47 495
16 Kls 3 SD (9 th) 205 237 47 489
17 Kls 5 SD (11 th) 201 234 46 481
18 Kls 6 SD (7 th) 204 237 47 488
19 SD (7-12 th) 1,230 1,423 281 2,934
20 Usia 7-15 th 1,903 2,203 434 4,540
21 Usia 15+ th 10,066 11,650 2,294 24,009
22 Belum Produktif (0-14 th) 3,128 3,621 713 7,462
23 Usia Produktif (15-64 th) 9,486 10,979 2,163 22,628
24 Usia tdk Produktif (65+ th) 580 670 132 1,382
25 Usia 18-30 th 3,638 4,212 830 8,680
26 Usia 31-45 th 2,927 3,386 667 6,980
27 Usia 46-59 th 1,816 2,101 414 4,332
28 Usia 18-59 th 8,381 9,700 1,911 19,992
29 Usia 15-59 th 9,126 10,562 2,081 21,769
30 Usia 18+ th 9,320 10,786 2,125 22,231

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 23


31 WUS 15-39 th 3,119 3,559 677 7,355
32 WUS 15-49 th 4,013 4,580 871 9,464
33 Wanita Usia 30-50 th 1,991 2,272 432 4,695
34 Pra Lansia (45-59 th) 1,988 2,302 453 4,743
35 Lansia (60+ th) 939 1,087 214 2,240
36 Lansia Resti (70+ th) 326 377 74 778

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa terdapat jumlah lansia sebanyak


3018 orang atau 9,58% penduduk wilayah kerja Puskesmas Rawang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 24


3.4 Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi Puskesmas Rawang
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawang sebagian besar beragama
Islam. Warga nonmuslim umumnya adalah kaum pendatang dari luar provinsi. Di
tengah perbedaan suku, agama, dan budaya, aktivitas sosial serta peribadatan
penduduk berjalan dengan baik.11
Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh,
pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri, ABRI dan lain-lain.
Pekerjaan sebagai buruh umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga
yang terdapat di beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan
menengah ke bawah, juga berjalan sangat dinamis. Dengan banyaknya sarana
pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Rawang juga berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat terutama remaja seperti masalah kesehatan reproduksi dan narkoba.11
3.5 Sarana Prasarana Lingkungan Puskesmas Rawang
1. Sarana dan Prasarana Umum
 Sarana Fisik
o Sarana ibadah : Mesjid dan Mushalla.
o Sarana-sarana lingkungan :Perumahan, Tempat-Tempat Umum TTU),
Tempat Pengolahan Makanan (TPM),
Sarana Air Bersih (SAB) dan Sarana
Pembuangan Air Limbah(SPAL).
o Sarana pendidikan : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK,
Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Panti Asuhan.
o Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari sarana kesehatan milik
pemerintah, UKBM dan swasta. Sarana kesehatan pemerintah selain
Puskesmas Rawang juga terdapat 2 Puskesmas Pembantu.
Sedangkan UKBM berupa Posyandu berjumlah 29 dan 3 Pos Kesehatan
Kelurahan untuk sarana pelayanan kesehatan swasta antara lain adalah :
 Klinik Swasta : 2 buah
 Dokter Praktek Umum : 3 orang
 Dokter Gigi Praktik Swasta : 2 orang
 Bidan Praktik Swasta : 3 orang

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 25


 Kader Aktif : 116 orang
 Posyandu Balita : 29 pos
 Posyandu Lansia : 9 pos
 Posbindu : 6 pos
 Batra :3
Tabel 3.3 Data Sarana Umum dan Lingkungan Puskesmas Rawang Tahun 202111

No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah

1 Mesjid dan Mushalla 34


2 Panti Asuhan 2
3 Restoran dan Rumah Makan (TPM) 232
4 Rumah Penduduk 4816

5 Tempat-tempat umum (TTU) 60


6 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3
7 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 4816
8 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 4816
9 Salon/Pangkas 28

10 Perkantoran 10
11 Damiu 23

 Prasarana
Dalam pelaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat dalam
wilayahkerja, Puskesmas memiliki sarana dan prasarana yang cukup. Secara umum
sarana dan prasarana tersebut meliputi:9
1. Sarana fisik gedung
2. Sarana transportasi
3. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan
4. Sarana penunjang administrasi dan sistem informasi
Puskesmas Rawang memiliki 1 buah puskesmas induk, dan 2 buah
Puskesmas Pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja
Puskesmas Rawang, yaitu:

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 26


1. Puskesmas Pembantu Rawang
2. Puskesmas Pembantu Mata Air
3. Pos Kesehatan Kelurahan Rawang, Mata Air dan Teluk Bayur
Demi kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas
Rawangmempunyai 2 buah kendaraan roda empat (Puskel) dan 3 buah kendaraan
roda dua.11
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Rawang pada tahun 2020
berjumlah 52 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 42 orang PNS, 6 orang tenaga
kontrak BLUD, 3 orang Volunteer, 1 Orang Kontrak Pihak ke 3. Jumlah tenaga
kesehatan di Puskesmas Rawang Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :11

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 27


Tabel 3.4 Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Rawang berdasarkan
Ketenagaan dan Tingkat Pendidikan Tahun 202111

No Jenis Petugas Status Pegawai Pendidikan Terakhir Jlh


P P Kontrak/ S2 S D IV D D I S S
N T Honor/ 1 III M M
S T Voluter/ A P
Suka
Rela

1 Dokter Umum 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4
2 Dokter Gigi 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2
3 Kesmas (TU) 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4 Bidan 14 0 2 1 0 1 14 0 0 0 16
5 Perawat 7 0 0 0 1 0 6 0 0 0 7
6 Perawat Gigi 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
7 Sanitarian 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
8 Nutrisionis 2 0 1 0 1 0 2 0 0 0 3
9 Pranata Labor Kes 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
10 Apoteker 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
11 Asisten Apoteker 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
12 Rekam Medis 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
13 Sopir 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
14 Akuntan 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
15 Administrasi 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 4
16 Penjaga Malam 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
17 Cleaning service 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 2
Jumlah 42 0 10 1 13 1 30 0 5 1 52

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 28


3.6 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Rawang

Tabel 3.5 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Rawang Tahun 202111


No. Jenis Layanan Dasar Capaian SPM
Angka Yang Angka %
dilayani
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 554 415 415 100
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 528 415 415 100
3 Pelayanan bayi baru lahir 503 415 408 98,3
4 Pelayanan kesehatan balita 2489 1872 1799 96,1
5 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 20838 23332 19459 83,4
6 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 2244 1388 578 41,6
7 Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi 5004 3039 2410 79,3
8 Pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Melitus 420 581 538 92,6
9 Pelayanan kesehatan pada orang dengan gangguan jiwa 66 54 54 100
berat
10 Pelayanan kesehatan orang terduga TB 560 424 404 95,2
Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV 558 470 470 100

Berdasarkan tabel 3.5 tersebut standar pelayanan minimal pelayanan


kesehatan usia lanjut pada Puskesmas Rawang pada tahun 2021 masih 41,6%

3.7 Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang


Sejalan dengan meningkatnya umur harapan hidup, jumlah penduduk
lanjut usia (lansia) pun bertambah banyak dan memiliki kebutuhan-kebutuhan
khusus. Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia dan mutu kehidupannya,
agar mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna diperlukan upaya pembinaan
kesehatan lansia. Untuk itu dibentuk pos pelayanan terpadu untuk lansia di setiap
kelurahan.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 29


Wilayah kerja Puskesmas Rawang memiliki 9 posyandu lansia dengan
jumlah kader seperti ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Sebaran Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang
Tahun 202111
Kelurahan Posyandu Lansia Jumlah Kader
Mata Air Sayang Mama 4 Orang
Villa Mega 2 Orang
Kemala 2 Orang
Harapan Ibu 2 Orang
Skep 2 Orang
Rawang Melati 2 Orang
Bukit Karan 2 Orang
Cahaya Ibu 2 Orang
Teluk Bayur Bahari 2 Orang
Total 9 Posyandu 20 Orang

Pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rawang dilaksanakan


satu kali sebulan pada minggu ke-3 pada setiap bulannya. Pelaksanaan posyandu
diumumkan melalui kader datang ke rumah-rumah untuk memberitahukan adanya
kegiatan posyandu lansia.
Pemegang program kesehatan lansia Puskesmas Rawang adalah Lisa
Anggrina, Amd.Keb. Kegiatan posyandu di Puskesmas Rawang meliputi
pengukuran IMT, pemeriksaan tekanan darah,pemeriksaan kadar Hb, gula darah
dan kolesterol darah, kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi.
Kegiatan senam belum dilakukan di Puskesmas Rawang karena terkendala biaya
untuk mendatangkan instruktur senam.
Kegiatan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Rawang dilaksanakan
berdasarkan SPM, yaitu setiap warga negara Indonesia yang berusia 60 tahun ke
atas menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai standar, belum memenuhi target. Hal
itu seperrti ditampilkan pada tabel 3.7 berikut.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 30


Tabel 3.7 Pencapaian Program Skrining Kesehatan Lansia sesuai SPM
Puskesmas Rawang pada Januari - Juni 202212
Bulan Sasaran Kunjungan Yang Dilayani %
Program Baru yang Sesuai SPM
Dilayani
Januari 2259 396 242 61,11
Februari 2259 277 110 39,71
Maret 2259 138 102 73,91
April 2259 41 59 143,90
Mei 2259 97 84 86,59
Juni 2259 69 80 115,94
Total 2259 1018 677 66,50

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Rawang Tahun 2022

Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawang belum memiliki


jumlah kader minimal sesuai Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia. Jumlah
kader minimal di setiap posyandu adalah 5 orang.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program lansia di Puskesmas
Rawang, pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia belum mencapai target. Jumlah
kunjungan lansia belum mencapai angka sasaran program. Pelayanan yang sesuai
dengan SPM belum mencakup semua lansia yang berkunjung.
Pemeriksaan yang masih belum dapat dilakukan dengan maksimal adalah
pemeriksaan gula darah dan kolesterol, karena dana yang dibutuhkan untuk
pembelian alat pemeriksaan tidak mencukupi dan juga masih banyak lansia yang
takut dengan proses pengambilan darah untuk pemeriksaan.
Kegiatan posyandu lansia yang belum terlaksana di Puskesmas Rawang
adalah kegiatan senam, karena menurut pemegang program, untuk melaksanakan
kegiatan senam dibutuhkan instruktur senam, namun tidak dapat dilaksanakan
karena terkendala biaya unutuk mendatangkan instruktur senam tersebut. Kegiatan
pemberdayaan lansia jga belum terlaksana di Posyandu Lansia Puskesmas
Rawang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 31


BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawang
Pelayanan Kesehatan usia lanjut menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2016
adalah setiap warga negara Indonesia yang berusia 60 tahun keatas mendapatkan
skrining Kesehatan sesuai standar. Kegiatannya mulai dari pendataan lansia,
skrining, pemberian dan pengisian buku lansia, pelayanan rujukan dan pencatatan
serta pelaporan.13
Standar pelayanan minimal kesehatan lansia menurut Permenkes No. 4
Tahun 2019 adalah setiap warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan
pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan
skrining usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara usia 60 tahun ke atas di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.8
Kegiatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawang dilakukan
1 kali setiap bulannya pada minggu ke-3. Hal ini sudah sesuai dengan pedoman
pengelolaan posyandu tentang pelaksanaan kegiatan posyandu yang harus
dilakukan minimal satu kali sebulan.5
Sebaran posyandu lansia di Puskesmas Rawang berjumlah 9 posyandu di 3
kelurahan wilayah kerja Puskesmas Rawang dimana 8 pos memiliki masing-
masing 2 kader dan 1 pos memiliki 4 kader. Berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024 persentase kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia merupakan indikator baru
diterapkan. Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut
usia termasuk salah satu syaratnya adalah seluruh puskesmas membina
14
posyandu lansia di 50% desa di wilayah kerjanya. Sesuai dengan syarat
tersebut, maka pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Rawang sudah memenuhi
syarat, yaitu memiliki setidaknya 1 posyandu di semua kelurahan wilayah
kerjanya.
Sumber daya posyandu tidak hanya kader, namun juga dari petugas

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 32


puskesmas yang terdiri dari bidan, perawat, ahli gizi, petugas laboratorium, dan
dokter untuk memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Petugas
puskesmas sudah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan posyandu mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, serta pengendalian sampai
pelaporan keuangan posyandu. Kader juga sudah melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan,
membantu petugas puskesmas dalam pemeriksaan kesehatan sampai melakukan
penyuluhan kepada lansia selama kegiatan posyandu lansia.5
Kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Rawang terdiri dari edukasi
perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan melalui koordinasi dengan
program kesehatan lingkungan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
dan/atau kunjungan rumah. Selain itu juga dilakukan skrining faktor resiko pada
lansia yang dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
menular dan tidakmenular, meliputi :8
 Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan gula darah
 Pemeriksaan gangguan mental
 Pemeriksaan gangguan kognitif
 Pemeriksaan tigkat kemandirian usia lanjut
 Anamnesa perilaku beresiko
Standar pelayanan minimal lansia berdasarkan Permenkes No. 4 Tahun
2019 adalah setiap warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan
kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai
standar meliputi Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Skrining kesehatan
berupa skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.8

4.2 Permasalahan dalam Pelaksanaan Program Posyandu Lansia di


Wilayah KerjaPuskesmas Rawang
Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawang adalah 2259,
sedangkan jumlah posyandu hanya 9 pos. Hal ini menunjukkan rasio jumlah
posyandu terhadap jumlah lansia adalah 1:251, artinya jumlah posyandu lansia
belum ideal. Menurut Departemen Kesehatan RI rasio yang dikatakan ideal adalah

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 33


1 posyandu untuk 100 orang lansia. Jumlah posyandu yang belum ideal ini dapat
menyebabkan kurang optimalnya lansia yang akan diberikan pelayanan kesehatan.
Menurut pemegang program, kurangnya jumlah pos ini berpengaruh juga terhadap
jumlah kunjungan lansia yang mengikuti posyandu. Karena lokasi pos yang tidak
tersebar merata di pemukiman penduduk, menyebabkan lansia tidak mampu
mendatangi pos yang jauh dari rumahnya.
Posyandu lansia di Puskesmas Rawang hanya memiliki 20 kader, dimana
8 pos memiliki masing-masing 2 kader dan 1 pos memiliki 4 kader. Jumlah ini
belum sesuai dengan pedoman pengelolaan posyandu lansia yang menganjurkan
untuk kader berjumlah setidaknya 5 orang. Pada pedoman tersebut juga
disebutkan tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8
orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap.5
Kegiatan posyandu disosialisasikan oleh kader melalui pemberitahuan
langsung kepada sasaran dari rumah ke rumah oleh kader, namun metode ini belum
efektif karena masih ada lansia yang tidak mendapatkan informasi sehingga
partisipasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu rendah.
Pada tabel 3.7 mengenai capaian program skrining kesehatan lanjut usia di
Puskesmas Rawang tahun 2022 didapatkan capaian sebesar 66,50%. Puskesmas
masih belum dapat menemukan keseluruhan lansia yang menjadi sasaran program
yaitu sebanyak 2259 orang lansia.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program posyandu lansia, hal
tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Faktor pertama adalah dari para
lansia. Penyakit kronik dan degeneratif, dan tidak ada keluarga yang menemani
menjadi penyebab lansia tidak pergi ke posyandu. Kurangnya pemahaman dan
pengetahuan lansia mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan juga menjadi
penyebab mereka tidak berkunjung ke posyandu.
Faktor selanjutnya adalah mengenai metode pelaksanaan posyandu.
Kegitan posyandu dinilai kurang menarik karena hanya terdiri dari kegiatan
skrining penyakit saja. Jumlah kader yang kurang juga menyebabkan tidak semua
rumah dapat dikunjungi untuk pemberian informasi posyandu.
Jumlah posyandu yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk serta
sebarannya yang tidak merata menjadi masalah bagi lansia karena jarak posyandu
jauh dari rumah. Banyak penduduk yang tinggal di lereng bukit yang menambah
sulitnya mobilisasi lansia yang sudah susah bergerak.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 34


Faktor-faktor tersebut sesuai dengan yang dikemukakan pada beberapa
hasil penelitian. Penelitian oleh Vinnia, dkk (2019) dan Nana (2015) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran lansia yang rendah adalah
pengetahuan lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan prasarana
yang kurang memadai, informasi tentang posyandu lansia yang kurang, ekonomi
dan penghasilan, tidak ada dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia yang
tertutup, dan fasilitas lain yang diberikan pemerintah.9,15
Pelaksanaan posyandu lansia belum mencapai Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Hal ini dikarenakan kurangnya ketersediaan beberapa alat pemeriksan
seperti pemeriksaan kolesterol dan gula darah. Penyebabnya adalah kurangnya
biaya untuk pengadaan alat pemeriksaan dan adanya beberpa lansia yang masih
takut diperiksa darahnya.
Partisipasi lansia dalam kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Rawang
belum terlaksana. Lansia belum dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan posyandu.
Dalam praktiknya sebaiknya kader juga melibatkan lansia dalam menjalankan
kegatan posyandu agar lansia menjadi produktif, merasa dirinya berguna serta
mempunyai rasa memiliki terhadap posyandu di daerah mereka. Dengan itu maka
kegiatan posyandu akan berjalan lebih mudah.
Puskesmas Rawang sudah memiliki rancangan kegiatan untuk melibatkan
lansia di posyandu. Lansia diberikan pengajaran mengenai tema preventif dan
promotif kesehatan tertentu sesuai masalah kesehatan yang ada di daerah mereka.
Pengajaan tersebut dimaksudkan agar para lansia bisa menyampaikan pengajaran
itu kepada masyarakat di daerah mereka yang menjadi sasaran tema kesehatan.
Kegiatan senam pada setiap acara posyandu juga telah direncanakan namun belum
terlaksana. Program-program tersebut belum dapat dijalankan karena dana dan
sumber daya manusia yang kurang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 35


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Program Posyandu Lansia di Puskesmas Rawang telah memenuhi jumlah
minimal posyandu untuk setiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Rawang.
2. Program Posyandu Lansia dilaksanakan satu kali setiap bulan sesuai
pedoman pengelolaan posyandu.
3. Program Posyandu Lansia belum berhasil mencapai target jumlah sasaran
program dan target pelayanan sesuai standar.
4. Program Posyandu Lansia di Puskesmas Rawang masih belum melibatkan
lansia dalam menjalankan kegiatan posyandu.
5. Faktor yang menyebabkan belum tercapainya target sasaran dan pelayanan
sesuai standar meliputi kurangnya kesadaran lansia, kegiatan posyandu
kurang menarik, sosialisasi posyandu tidak mencakup semua rumah,
jumlah kader yang belum memadai, serta pendanaanyang kurang.

5.2 Saran
1. Memanfaatkan media dan melakukan inovasi dalam promosi kegiatan
posyandu seperti melalui media pamflet, poster, visual dan audio.
2. Kader dan petugas posyandu hendaknya lebih aktif mengajak lansia untuk
mengunjungi posyandu dengan kunjungan ke rumah. Pemberian informasi
kegiatan posyandu memanfaatkan sms, media sosial atau telfon.
3. Menambah jumlah posyandu dan kader di wilayah kerja Puskesmas
Rawang.
4. Pemberian pelatihan kepada kader posyandu agar dapat meningkatkan
kinerja para kader.
5. Perlu adanya kebijakan dari DKK dan puskesmas dalam mengalokasikan
dana BOK(bantuan operasional kesehatan) yang dapat dimanfaatkan untuk
pembinaan melalui pelatihan maupun uang transport bagi kader serta
pengadaan sarana dan prasarana posyandu lansia.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 36


DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization (WHO). Ageing and health. WHO; 2021. Diakses
10 Juli 2022 melalui
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
2. Badan Pusat Statistik (BPS). Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Provinsi
dan Jenis Kelamin (Tahun) 2018-2020. Jakarta; 2021.
3. Badan Pusat Statistik (BPS). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Jakarta:
Badan PusatStatistik; 2020.
4. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia; 2019.
5. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia.
Jakarta. 2010.
6. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut
Usia. Jakarta: SekretarisNegara RI; 2004.
7. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
25 Tahun2016 Tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun
2016-2019. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
8. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Sekretaris Negara RI; 2019.
9. Aprilla V, Afandi D, Nurlisis L. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan LansiaKe Posyandu Lansia Tahun 2019. Excellent Midwifery
Journal. 2019;2(2):79-87.
10. GoLantang BKKBN. Program Posyandu Lansia. Direktorat Bina ketahanan
keluarga Lansia dan Rentan. Jakarta; 2020.
11. Puskesmas Rawang. Laporan Tahunan Puskesmas Rawang Tahun 2021.
12. Puskesmas Rawang. Laporan Tahunan Puskesmas Rawang Tahun 2022.
13. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2016 tentang Pelaksanaan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: 2016.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 37


14. Direktorat Kesehatan Keluarga. Laporan Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga
Tahun Anggaran 2020. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 2021.
15. Aldriana N, Daulay R. Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Desa Rambah Tengah Utara Wilayah
Kerja Puskesmas Rambah Tahun 2015. Jurnal Maternity and Neonatal.
2016;2(2):91-101.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 38


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 39

Anda mungkin juga menyukai