PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
yang diampu oleh Puji Nurfauziatul Hasanah, S.Kep., Ners., M.Kep
Oleh :
Agus Setiawan : 220550221141
Iis Yulia Indrayani : 220550223136
Islah Robbi’ah : 220550223147
Rina Sumarni : 20223350932
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
2.6 Hipotesis……………………………………...………………..… 25
3.4.1 Populasi…………………….……………………….…………..... 27
3.4.2 Sampel…………...…………………………………….…..…....... 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 32
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
dan fraktur. Oleh sebab itu, aktivitas fisik pun menjadi upaya preventif
yang tepat.
d) Otot
Perubahan yang terjadi pada otot lansia meliputi penurunan jumlah
dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan
jaringan lemak pada otot. Akibat terjadinya perubahan morfologis
pada otot, lansia akan mengalami penurunan kekuatan, penurunan
fleksibilitas, peningkatan waktu reaksi dan penurunan kemampuan
fungsional otot.
e) Sendi
Perubahan pada lansia di daerah sendi meliputi menurunnya
elastisitas jaringan ikat seperti tendon, ligament dan fasia. Terjadi
degenerasi, erosi serta kalsifikasi pada kartilago dan kapsul sendi.
Terjadi perubahan pula pada sendi yang kehilangan fleksibilitasnya
sehingga luas dan gerak sendi pun menjadi menurun. Akibatnya lansia
akan mengalami nyeri sendi, kekakuan sendi, gangguan aktifitas,
gangguan jalan.
b. Perubahan Mental
Beberapa faktor yang memengaruhi perubahan mental pada lansia yaitu
kesehatan, tingkat pendidikan, lingkungan, keturunan, dan perubahan fisik
terutama panca indera.
c. Perubahan Psikososial
1) Lansia cenderung merasakan sadar atau tidak sadar akan terjadinya
kematian.
2) Merasakan perubahan dalam cara hidup.
3) Merasakan perubahan ekonomi akibat pemberhentian jabatan dan
peningkatan gaya hidup.
4) Merasakan pensiun (kehilangan) banyak hal seperti finansial,
pekerjaan, sahabat, dan status pekerjaan.
5) Merasakan penyakit kronis dan ketidakmampuan.
15
b. Dukungan sosial
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab,
dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus
pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan
teman, faktanya pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di
saat sulit.
4. Domain Lingkungan
WHOQoL membagi domain lingkungan pada delapan bagian, yaitu:
a. Keamanan fisik dan keamanan
Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik.
Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan
orang lain atau politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan
bebas individu.
b. Lingkungan rumah
Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal
(tempat berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah rumah dapat
dinilai pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal.
c. Sumber penghasilan
Menilai pandangan pasien tentang sumber keuangan yang diperolehnya
apakah dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya agar gaya hidup yang
nyaman baginya dapat terpenuhi.
d. Kesehatan dan perhatian sosial ketersediaan dan kualitas
Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian
sosial di dekat sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan bantuan.
e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan
Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari
keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang
terjadi. Termasuk program pendidikan formal, atau pembelajaran orang
dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik dalam kelompok atau sendiri.
19
penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari
pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampubekerja (atau memiliki disablity
tertentu).
2.2.4 Alat Ukur Kualitas Hidup Lansia
Bagian kesehatan mental WHO mempunyai proyek organisasi kualitas
kehidupan dunia (WHOQOL). Proyek ini bertujuan mengembangkan suatu
instrument penilaian kualitas hidup. Instrumen WHOQOL – BREF ini telah
dikembangkan secara kolaborasi diberbagai belahan dunia. Instrumen ini terdiri
dari 26 item pertanyaan dimana 2 pertanyaan tentang kualitas hidup lansia secara
umum dan 24 pertanyaan lainnya mencakup empat domain. Empat domain
tersebut adalah:
a. Kesehatan fisik yaitu pada pertanyaan nomor 3, 4, 10, 15, 16, 17 dan 18
b. Psikologis yaitu pada pertanyaan nomor 5, 6, 7, 11, 19 dan 26
c. Hubungan sosial yaitu pada pertanyaan nomor 20, 21, dan 22
d. Lingkungan yaitu pada pertanyaan nomer 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24 dan 25
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan sebuah instrument
untuk mengukur kualitas hidup seseorang yaitu WHO Quality of Life -BREF
(WHOQOL-BREF). Distribusi ke-26 pertanyaan dari WHOQOL-BREF adalah
simetris dan hasil penelitian menunjukkan instumen WHOQOL-BREF valid dan
reliable untuk mengukur kualitas hidup pada lansia.
Kemampuan cross-cultural dari instrument WHOQOL-BREF merupakan
suatu keunggulan dan mendukung premis yang menyatakan instrument ini dapat
digunakan sebagai alat screening. WHOQOL-BREF merupakan suatu instrumen
yang valid dan reliable untuk digunakan baik pada populasi lansia maupun
populasi dengan penyakit tertentu. Instrumen ini telah banyak digunakan
diberbagai negara industri maupun berkembang pada populasi penderita hati dan
paru-paru yang kronik sebagai alat screening (Salim dkk, 2007).
Instumen WHOQOL-BREF merupakan instrument yang sesuai untuk
mengukur kualitas hidup dari segi kesehatan terhadap lansia dengan jumlah
21
responden yang kecil, mendekati distribusi normal, dan mudah untuk digunakan
(Hwang dkk, 2003).
2.3 Latihan Keseimbangan
2.3.1 Pengertian Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan adalah serangkaian gerakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan keseimbangan baik statis maupun dinamis melalui
stresching, strengthening (Kloos & Heiss dalam Masitoh, 2013). Latihan
keseimbangan adalah latihan khusus untuk membantu meningkatkan kekuatan
otot pada anggota gerak bawah dan sistem vestibular atau keseimbangan tubuh.
Ada beberapa gerakan yang digunakan dalam latihan keseimbangan diantaranya
seperti gerakan plantar fleski, hip fleksi, knee fleksi, side leg rise, (Kaesler et al.,
dalam Masitoh, 2013).
2.3.2 Pengaruh Latihan Keseimbangan
Dalam mempertahankan keseimbangan postural, lansia membutuhkan
informasi tentang posisi tubuh terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yang
didapat dari reseptor sensoris perifer yang terdapat pada sistem visual, vestibular,
dan proprioseptif. Dari ketiga jenis reseptor ini, vestibular memiliki kontribusi
yang paling besar dalam mempertahankan keseimbangan disusul oleh visual dan
proprioseptif (Pajala, dalam Masitoh, 2013).
Kondisi lingkungan disekitar lansia dapat berada dalam keadaan stabil
maupun tak stabil. Keadaan yang mampu menyebabkan kondisi lingkungan
menjadi tidak stabil misalnya objek yang cepat, permukaan lantai yang bergerak,
permukaan pasir, busa dan sebagainya. Tubuh lansia akan membutuhkan control
postural yang lebih besar dari lingkungan yang tidak stabil ini. Kemunduran dan
perubahan morfologis neuromuskuler yang terjadi pada lansia akan menyebabkan
perubahan fungsional. Perubahan fungsional yang terjadi diantaranya adalah
penurunan kekuatan dan kontraksi otot, penurunan elastisitas dan fleksibilitas
otot, serta kecepatan dan waktu reaksi lambat. Penurunan ini selanjutnya akan
menyebabkan adanya perubahan kemampuan dalam mempertahankan suatu posisi
termasuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
22
3. Berjalan menyamping
4. Berjalan menyilang
5. Berjalan dengan tumit dan jari
6. Berdiri satu kaki
7. Bangun dari duduk
8. Pendinginan
Laihan ini dimodifikasi dari National Health Services-United Kingdom (NHS-
UK) dan Center for Disease Control and prevention (CDC).
2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
2.4.1 Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) di Kota Depok
denganLatihan Keseimbangan
Hasil penelitian Mendes, Junaiti, dan Henny (2018) menunjukkan bahwa
latihan keseimbangan berpengaruh signifikan, meningkatkan kualitas hidup lansia
(p<0,001). Hal ini disebabkan karena latihan keseimbangan dapat meningkatkan
kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada
intervensi yang diterapkan sama-sama latihan keseimbangan untuk meningkatkan
kualitas hidup lansia. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya
dilaksanakan di Kota Depok, sedangkan penelitian saya dilakukan di Kota
Sumedang.
2.4.2 Independent Static Balance Training Contributes to Increased Stability and
Functional Capacity in Community –Dwelling Elderly People: A Randomized
Controlled Trial
Hasil penelitian Jacobson, B. H., et.all. (2011) menunjukkan bahwa
Perbandingan dengan berulang-ulang, kinerja sebelum dan setelah intervensi 12
minggu menghasilkan signifikan (P < 0,01) perbaikan untuk kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol dalam pengulangan uji dari tes
duduk berulang 30 detik, dalam 8x gerakan kaki diangkat, dalam penilaian
24
Lansia
Penurunan Penurunan
propioceptif Penurunan
ketajaman
massa otot dan
jumlah serabut
otot
Penurunan
Penurunan control kekuatan otot
postural
Penurunan control
keseimbangan
Penurunan kualitas
hidup lansia
Latihan
Keseimbangan
26
27
Tabel 3.1
Definisi Operasional
khawatiran. diperoleh
responden
dari
kuesioner ≤
T mean
a. Melakukan pretest
c. Melakukan posttest.
31
Allender, J., A., Rector, C., & Warner, K.,D. (2014). Community and Public Health
Nursing Promoting The Public’s Health (8th Ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Aspiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info Media
Aviana Gita Lara, & Atik Choirul Hidajah. (2017). Hubungan Pendidikan, Kebiasaan
Olahraga, Dan Pola Makan Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Puskesmas
Wonokromo Surabaya. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health
Promotion and Health Education (Jurnal Promosi Dan Pendidikan Kesehatan
Indonesia), 1, 59. https://e-
resources.perpusnas.go.id:2116/10.20473/jpk.V4.I1.2016.59-69.
Ayu, R., P., & Etty, R. (2017). Depresi Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Di Jakarta. Jurnal Keperawatan Indonesia,
20(3), 133-138. https://e-resources.perpusnas.go.id:2116/10.7454/jki.v20i3.636
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Surveri Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015.
Available at: www.bkkbn.go.id.
Billington, D. Rex., Landon, Jason., Christian, & Shepherd, Daniel. (2010). The New
Zealand World HealthOrganization Quality of Life (WHOQoL). Group.Journal
of the New Zealand Medical Association. Vol.123, (65-70).
Eliopoulus, C. (2010). Gerontological Nursing (7th ed). China: Wolters Kluwer
Health/ Lippincott Williams & Wilkins.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
32
33
Kusuma Wati, D., Sahar, J., &Rekawati, E. (2018). Effectivenes of Lafiska Exercise
on Risk of Fall, Balance, and Health Status in Elderly. Enfermeria Clinica, 28,
337-342. Doi: 10.1016/s1130-8621(18)30181-5
Masitoh. (2013). Pengaruh Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Postural Pada
Lanjut Usia Di Posyandu Abadi Sembilan Gonilan Sukoharjo.(Skripsi).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mendes, S., Junaiti, S., Henny, P. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia
(Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal Keperawatan
Indonesia, Vol 21, Iss 2, Pp 109-116 (2018). Doi: 10.7454/jki.v21i2.584.
Retrieved from: https://e-resources.perpusnas.go.id:2116/10.7454/jki.v21i2.584
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest. (2004). Validity, reliability and responsiveness
of the “schedule for the evaluation of individual quality of life - direct
weighting” (SEIQoL-W) in congenital heart desease. Health and quality of life
outcomes.
Rohmah, dkk. (2012). Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Keperawatan, Vol. 3, No.2,
ISSN 2086-3071.
Salim, dkk. (2007). Validitas dan Reliabilitas World Health Organization Quality of
Life-BREF untuk Mengukur Kualitas Hidup Lanjut Usia. Jurnal Ilmu
Kedokteran Komunitas, Vol. 26, No.1.
United Nations (UN). (2015). Ageing Population. Available at: www.bkkbn.go.id.
Yulianti, dkk. (2014). Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kualitas Tidur Pada Lansia
di Dusun Semenharjo Suruhkalang Jateng. Jurnal Keperawatan, Vol.2, No.4
menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi.
WHO. (1998). The World Health Organization Quality Of Life Assesment
(WHOQOL): Development and General Psychometric Properties. Soc. Sci.
Med. Vol 46, No.12, pp. 1569-1585. Great Britain