Anda di halaman 1dari 31

UAS GERONTIK HIPERTENSI

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK HIPERTENSI

Disusun Oleh:

Putri Anggraeni

02127064

YAYASAN JAYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan “Tugas Keperawatan Gerontik Asuhan
Keperawatan Dengan Hipertensi”. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah UAS ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan disana sini
masih banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih.Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.

Jakarta, 17 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................................................... 2

C. Metode Penulisan ..................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pada Lansia............................................................................................... 5

B. Konsep Medis .......................................................................................................... 6

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kegiatan Asuhan Keperawatan Bagi Lansia ......................................................... 7

B. Konsep Asuhan Keperawatan Lansia.....................................................................8

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ................................................................................................................ 9

B. Diagnosa .................................................................................................................... 9

C. Intervensi .................................................................................................................9

D. Implementasi ...........................................................................................................9

E. Evaluasi .................................................................................................................... 9

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10

B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama dibidang


keperawatan, termasuk penemuan obat-abatan seperti antibiotika yang mampu
“melenyapkan” berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka kematian bayi dan
anak, memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga kualitas dan umur
harapan hidup meningkat. Akibatnya, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah
banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho,2017).

Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan
usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti amerika serikat pertambahan orang lanjut usia
diperkirakan 1000 orang per hari pada tahun1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia
di atas 50 tahun sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan
penduduk lanjut usia” (lansia) (Padila, 2017).

Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negative, dianggap sebagai
beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan mendorong semakin berkembangnya
anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang
dialami oleh lanjut usia. Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari
sekelompok orang yang sakit-sakitan. Banyak pula lanjut usia yang justru berperan aktif,
tidak saja dalam keluarganya, tetapi juga dalam masyarakat sekitarnya (Nugroho, 2012)

Permasalahan pada lansia dalam pemeliharaan kesehatan: hanya 4% yang diurus


oleh institusi, 25% dari semua resep obat-obatan adalah untuk lanjut usia, penyakit-penyakit
mungkin ganda dan kronis hampir 40% melibatkan lebih dari satu penyakit (komplikasi
sering terjadi), akibat-akibat dari ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit (komplikasi
sering terjadi), akibat-akibat dari ketidakmampuan akan lebih dari satu penyakit (komplikasi
sering terjadi), akibat-akibat dan ketidakmampuan akan lebih cepat terjadi apabila lanju usia
lebih rendah karena proses ketuaan sehingga seorang lanjut usia lebih mudah terkena
penyakit, lanjut usia kurang tahan terhadap tekanan mental lingkungan dan fisik,
pemeliharaan kesehatan yang buruk umumnya terjadi: kurang dari 1/3 tidak dilakukan check
up kesehatan tahunan, banyak terlihat pemeliharaan kesehatan sebagai pelayanan yang
digunakan hanya selama krisis hidup, banyak terlihat lebih dari satu orang dokter
yang melihat secara terpisah. Ketakutan-ketakutan yang dialami oleh lanjut usia meliputi:
Ketergantungan fisik dan ekonomi, sakit-sakitan yang kronis misalnya (Arthritis 44%,
hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit jantung 27%),
kesepian, kebosanan yang disebabkan rasa tidak diperlukan (Padila,2018).

Perubahan yang wajar dalam usia lanjut dalam proses berfikir, mengingat serta
dalam proses menangkap maupun merespon sesuatu sudah mulai mengalami penurunan
secara berkala. Proses menua secara individu mengakibatkan beberapa masalah baik masalah
secara fisik, biologis, mental maupun social ekonominya. Hal ini dapat dilihat terkait dengan
masalah kesehatan yang paling banyak dialami adalah penyakit tidak menular salah satu
diantaranya penyakit hipertensi, salah satu penyakit hipertensi yang paling banyak
menyerang pada lanjut usia (Diantri dan Candra, 2018).

Menurut RISKESDES 2013 pravlensi penyakit hipertensi pada usia 55-64 tahun
45,05%, usia 67-74 tahun 51,9%, usia >75 tahun 54,8%. Penyakit darah tinggi yang sering
dialami oleh golongan lanjut usia.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu untuk melakukan asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi

2. Tujuan Khusus

A. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan geontik dengan hipertensi

B. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan dengan hipertensi

C. Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan gerontik dengan hipertensi

D. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan gerontik dengan


hipertensi

E. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan hipertensi

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini pnulis menggunkan metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus yang menggunakan teknik:Wawancara dan Pemeriksaan fisik
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pada Lansia


1. Definisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade ( Notoatmojo, 2011).
Menurut WHO, 1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak bisa
dipisah-pisahkan, konsep kebutuhan tersebut dihubungkan seecara biologis sosial dan
ekonomi. Lanjut usia atau usia tua adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu
suatu periodedi mana seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 2016).

2. Batasan-batasan Lanjut Usia

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda umumnya berkisar antara 60-65
tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia menurut adalah sebagai berikut:

A. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah empat tahapan yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old)75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

Di indonesia batasan usia lanjut adalah 60 tahun ke atas terdapat dalam UU no 13 tahun 1998
tentang kesejahteraanlanjut usia. Menurut UU tersebut diatas lanjut usia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Padila,2013).

3. Masalah-masalah pada lanjut usia

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik
baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia
seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang
dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula
timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain. Lanjut usia tidak saja di
tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental.
Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan
dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley,2017)

Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih mempunyai kemanpuan
untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul adalah bagaiman memfungsikan tenaga
dan kemampunan mereka tersebut di dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. Masalah –
masalah pada lanjut usia di kategorikan ke dalam empat besar penderitaan lanjut usia yaitu
imobilisasi, ketidakstabilan, gangguan mental, dan inkontinensia. Imobilisasi dapat disebabkan
karena alasan psikologis dan fisik. Alasan psikologis diantaranya apatis, depresi, dan
kebingungan. Setelah faktor psikologis, masalah fisik akan terjadi sehingga memperburuk
kondisi imobilisasi tersebut dan menyebabkan komplikasi sekunder (Watson, 2016).

Tekanan darah tinggi (hipertensi) terjadi ketika tekanan darah seseorang berada di atas
batas normal. Berdasarkan pedoman umum yang dikeluarkan oleh American Heart
Association, tekanan darah tinggi dapat dibagi menjadi beberapa kategori:

Prehipertensi: Tekanan sistolik antara 120-139 mmHg atau tekanan diastolik antara 80-89
mmHg.

Hypertensi Stage 1 (Tingkat 1): Tekanan sistolik antara 140-159 mmHg atau tekanan
diastolik antara 90-99 mmHg.

Hypertensi Stage 2 (Tingkat 2): Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan
diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.

3 Macam-macam hipertensi

A. Hipertensi primer

B. Hipertensi sekunder
B . Konsep Medis Penyakit Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.

Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah
jika tekanan di atas 180/120.

1. Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi Hipertensi ; Normal. < 120. dan ; Pra-hipertensi. 120 - 139. atau ; Hipertensi
tingkat 1. 140 - 159. atau ; Hipertensi tingkat 2. > 160. atau.

2. Etiologi Hipertensi

Tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala. Seiring waktu, jika tidak
diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.

3. Patofisiologi Hipertensi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa.

4. Manifestasi klinis Hipertensi

tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg atau tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg,
sakit kepala bagian belakang, epitaksis/mimisan, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang- kunang, lemah dan lelah.

5. Komplikasi hipertensi

Jika tidak terkontrol, Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti:


Penyakit Jantung. Stroke. Penyakit Ginjal

6. Penatalaksanaan hipertensi

Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, mencegah


perkembangan penyakit kardiovaskuler, menurunkan mortalitas, serta menjaga kualitas hidup
pasien. Penatalaksanaan mencakup modifikasi gaya hidup dan pemberian medikamentosa.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia


Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas,
yang di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota
keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya
atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di
rumah atau panti. (Depkes, 1993 1b).

Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia,
apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:

1. Untuk lanjut usia yang masih aktif asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan kesegaran jasman

2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada
dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi stroke
akibat hipertensi.

Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi stroke karena hipertensi berkaitan dengan
bertambahnya usia.

B. Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia

1. Pendekatan fisik

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang


dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan
yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
A. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.

B. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini
terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan
untuk mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga
penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat
timbul bila keberihan kurang mendapat perhatian.

2. Pendekatan psikis

Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif


pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar
para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar,
simpatik, dan service.

Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa
pua dan bahagia.

3. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini
merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk
social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan
hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.

Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film, atau
hiburan-hiburan lain. Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti
menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari
bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya
pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajin

Tujuan:

A. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri

B. Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.

C. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.

D. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.


BAB IV
LAPORAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Pengkajian tanggal : 21, September 2023

Nama Mahasiswa : Putri Angrraeni

NIM 02127064

I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. R
2. Jenis Kelamin : laki-laki
3. Umur/ tanggal lahir : 75 tahun, 14-April-1948
4. Agama : islam
5. Pendidikan : smk
6. Pekerjaan : karyawan swasta
7. Alamat : Jl. Tipar Timur RT.002 / RW.004 , Jakarta Utara 14130
II. Susunan Anggota Keluarga
No Nama Umur Jn. Hub Pendidika Pekerja Status
kelamin dengan KK n an kesehatan
1. Burhan 55 Laki-laki Sd Karyawa Baik
nswasta
2. Asep 60 Laki-laki Smp IRT Baik
3. Siti 70 Perempua Sma Karyawa Baik
n nswasta
4. Amel 75 Perempua Smk IRT Baik
n
1. Genogram:

2. Tipe Keluarga : Harmonis


3. Suku Bangsa : Indonesia
4. Agama : Islam
III. Kebutuhan Dalam Hidup Sehari-Hari
A. Kebutuhan Nutrisi
1. Pengadaan makanan keluarga sehari-hari :
( ) Membeli (√ ) Memasak sendiri ( ) Lain-lain
2. Komposisi jenis makanan
No. Jenis makanan Tidak pernah Kadang-kadang Selalu ada
1. Makanan pokok √
2. Lauk-pauk √
3. Protein hewani √
4. Protein nabati √
3. Cara penyajian makanan
( ) Terbuka (√ ) Tertutup ( ) Kadang-kadang tertutup
4. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga
( ) Tidak ada (√) Ada, sebutkan : makanan yang bersanten
5. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum
(√) Tidak dimasak ( ) Kadang-kadang dimasak ( ) Dimasak
6. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan
( ) Tidak dicuci (√) Dipotong-potong baru dicuci
( ) Dicuci baru dipotong
7. Bagaimana kebiasaan makan dalam keluarga
(√ ) Bersama ( ) Sendiri-sendiri ( ) Lain-lain
B. Istirahat dan Tidur
1. Apakah setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari ?
( ) Ya (√) Tidak
2. Apakah setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur masing-msing ?
(√) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, bagaimana cara pembagian kamarnya
3. Bila ada anggota keluarga sulit tidur bagaimana cara mengatasinya ?
= membaca al-qur’an dan mengambil wudhu

C. Aktifitas Olahraga
1. Apakah keluarga senang olah raga ?
( ) Tidak (√) Ya, Sebutkan jenisnya = lari pagi
2. Kapan olah raga biasa dilakukan ?
( ) Setiap hari (√) Tidak tentu ( ) Setiap minggu
( ) Lain-lain
3. Apakah sumua anggota keluarga mengikutinya
(√ ) Ya ( ) Tidak, alasannya
D. Kebersihan Diri
1. Mandi : 2 X per hari
2. Sikat gigi :3 X per hari
3. Cuci rambut : 3 X per minggu
IV. Status Sosial Ekonomi
1. Apakah setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri
( ) Ya (√ ) Tidak
2. Apakah penghasilan digunakan untuk kepentingan keluarga
(√ ) Ya ( ) Tidak
3. Bila digabung pendapatan keluarga sebulan
( ) Kurang dari Rp. 500.000,- ( √) Rp. 500.000,- s/d Rp. 8.000.000,-
( ) Lebih dari Rp. 8.000.000,-
4. Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari
(√) Ya ( ) Tidak
5. Bila tidak apa yang dilakukan
6. Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai tabungan
( ) Tidak (√) Ya, Siapa ? ibu
7. Siapakah pengelola keuangan dalam keluarga
( ) Ayah (√) Ibu ( ) Lain-lain

V. Aktivitas rekreasi anggota keluarga


1. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur ?
( ) Ya, frekwensi perbulan
( √) Tidak, Karena = rumah kita sudah tempat rekreasi
2. Lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi
( ) Luar Kota ( ) Dalam kota
(√ ) Lain-lain, sebutkan = kepuluan seribu, ancol
3. Apakah setiap anggota keluarga menggunakan waktu senggangnya dengan hal yang
bermanfaat
(√) Ya ( ) Tidak, siapa
berapa usianya,................. kegiatan apa yang dilakukannya.......................................
4. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik untuk dirinya
(√) Tidak
( ) Ya, terhadap aspek apa
5. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik terhadap kehidupan keluarganya?
(√ ) Tidak ( ) Ya, apa bentuknya
VI. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
3. Riwayat kesehatan keluarga inti:
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

VII. Data Lingkungan


A. Rumah
1. Jenis rumah
( ) Paviliun ( ) Petak (√) Tersendiri
( ) Lain – lain
2. Jenis bangunan
( ) Non permanen ( ) semi permanen (√ ) Permanen
3. Luas pekarangan :................9x4. ........................ m2
Luas bangunan : .....................72. .................. m2
4. Status rumah :
( ) Sewa bulanan (√) Milik pribadi ( ) Kontrakan
( ) Lain -lain...........................................................................
5. Adakah ventilasi dirumah
(√) Ya ( ) Tidak
6. Bila ya berapa luasnya
( ) > 10% luas lantai (√) < 10% luas lantai ( ) Cukup
7. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari ?
(√) Ya ( ) Tidak
8. Penerangan
( ) Lampu tempel (√) Listrik ( ) Petromak
9. Lantai
( ) Tanah ( ) Plaster ( ) Papan (√) ubin
10. Denah Rumah ( lengkap dengan ukurannya )
B. Pengolahan Sampah
1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
( √) Ya dan tertutup ( ) Ya, terbuka ( ) Tidak
( ) Lain – lain ......................................................................................
2. Bila ya bagaimana kondisi tempat sampah tersebut
( ) Terbuka (√ ) Tertutup
3. Bila tidak bagaimana pengolahan tempat sampah rumah tangga
( ) Dibuang ke kali ( √) Diambil Petugas ( ) Ditimbun
( ) dibakar ( ) Lain-lain...................................................
4. Apakah keluarga mempunyai sumber air
( ) Tidak ( √) Ya, jenisnya..........................................................
Bila tidak darimana sumber airnya ?.....................................................................
5. Jika ya apa jenis sumber airnya ?
( ) Sumur gali (√ ) Pompa listrik ( ) SPT
(√ ) PAM ( ) Sungai
( ) Lain – lain .....................................................................................................
6. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut
( ) Ya (√ ) Tidak
( ) Bila tidak bagaimana memperolehnya ?........................................................
7. Bagaimana keadaan fisiknya ( perlu diobservasi )
( ) Berasa ( ) Tidak berasa ( ) Berbau ( √) Tidak berbau
( ) Berwarna ( ) Tidak berwarna
( ) Ada pengendapan ( ) Tidak ada pengendapan
8. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri
( √) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, dimana tempat BAB keluarga..............................................................
9. Bila ya apa jenis jambannya
( ) Leher angsa (√ ) Cemplung ( ) Lain – lain ....................................
10. Berapa jarak tempat penampungan dengan sumber air?
( ) < 10 meter (√ ) > 10 meter
C. Pembuangan limbah
11. Apakah rumah ini mempunyai saluran pembuangan air kotor ?
( √) Ya, bagaimana kondisinya.............................................................................
Kemana pembuangannya.........................................................................
( ) Tidak, dimana pembuangannya.......................................................................
D. Karakteristik tetangga dan komunitasnya.................Baik.......................................
E. Mobilitas geografis keluarga.........................................................................................
F. Hubungan keluarga dengan Masyarakat
1.Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan khususnya
dalam bidang kesehatan
( ) Tidak, alasannya :
( √) Ya, Sebutkan
2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat karena keikutsertaannya
dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat
( ) Tidak ada ( √) Ada, Sebutkan
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh dimasyarakat
( ) Tidak (√ ) Ya, contohnya :
4. Adakah konflik keluarga dengan masyarakat
( √) Tidak ada ( ) Ada, sebutkan :

VIII. Struktur Keluarga


A. Struktur Peran

B. Nilai Atau norma keluarga


1. Suku Ayah : sunda
Suku Ibu : sunda
Budaya yang dominan dalam keluarga : sunda
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan
( √) Tidak ( ) Ya, sebutkan mengapa
3. Apakah keluarga mengikuti kegiatan keagamaan :
( ) Tidak (√ ) Ya, sebutkan
C. Pola komunikasi keluarga
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga
(√ ) Langsung ( ) Tidak langsung
2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga
(√ ) Terbuka ( ) Tertutup
3. Siapa anggota keluarga yang paling dominan berbicara
( ) Ayah ( √) Ibu ( ) Anak ( ) Mertua
4. Bahasa yang sering digunakan aleh anggota keluarga
( ) Bahasa ibu (√ ) Bahasa Indonesia
( ) Lain – lain, sebutkan
5. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga
( ) Pagi hari ( ) Siang hari ( ) Malam hari (√ ) Tidak tentu
6. Dalam situasi apa interaksi terjadi ?
( ) Makan bersama ( √) Nonton TV ( ) Rekreasi ( ) Lain-lain
D. Struktur kekuatan keluarga

IX. Fungsi Keluarga


A. Fungsi ekonomi

B. Fungsi sosial

C. Fungsi pendidikan

D. Fungsi pemenuhan ( perawatan/ pemeliharaan ) kesehatan


1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan

3. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

4. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

5. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

E. Fungsi religius

F. Fungsi reproduksi

G. Fungsi Afeksi

X. Stress dan koping Keluarga


A. Stress jangka pendek dan Panjang

B. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

C. Strategi koping yang digunakan

D. Strategi adaptasi disfungsional

XI. Pemeriksaan Fisik


Lakukan pemeriksaan semua anggota keluarga dengan menggunakan metode “head totoe
LAPORAN KASUS

Tn. R Mengatakan saat melakukan aktifitas yang berlebihan, Merasa terganggu karena
seringnya sakit kepala seperti tertusuk-tusuk jarum di persendian kaki. Tn. R mengatakan
suka mengkonsumsi daging-dagingan, susu dan makanan lemak lainya. Tn. R tidak tahu
bagaimana cara mengurangi hipertensi saat penyakitnya kambuh kembali. Tn. R mengatakan
periksa terakhir kali tanggal 8 Agustus 2023.

1. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga Tn. R mengatakan bahwa Tn. R mempunyai penyakit Vertigo sejak 1 tahun
yang lalu dan mempunyai riwayat hipertensi.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Tn. R mengatakan di rumah Tn. R mempunyai riwayat hipertensi pada
istrinya.
3. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 180/80 mmHg
b. Nadi : 95 kali/menit
c. Suhu : 36.5 oC
d. Respirasi : 20 kali/menit
Kesadaran : CM
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

------------ : Tinggal Serumah

: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Tn. R mengatakan sering sulit Kurang Kontrol Gangguan Pola
tidur dimalam hari dikarenakan Tidur Tidur
merasa pusing dan (SDKI, D.0055, Hal:
pegal di belakang kepala. Durasi tidur 126)
Tn. R pada malam hari pukul 01.00
WIB
sampai pukul 04.00 WIB. Sedangkan
durasi tidur siang Tn. R pukul 10.00
WIB
sampai pukul 11.30 WIB, seteah itu
tidur kembali pukul 13.00 WIB dan
bangun pukul
15.00 WIB
DO :
a. Tampak lingkaran dibawah mata
b. TD: 170/90 mmHg
c. Nadi: 94 ×/menit
d. Repirasi: 20 ×/menit
e. Tampak lelah dan lesu
f. Mata sayup
2 DS : Tn. R mengatakan memiliki Faktor Risiko: Resiko Gangguan
riwayat penyakit hipertensi dan Faktor Mekanis Integritas Kulit
diabetes mellitus. (garukkan) (SDKI, D.0139, Hal:
Keluahan yang dirasakan Tn. R dalam 300)
3 bulan terakhir adalah merasa gatal
pada area
punggung dan lengan, serta
pergelangan kaki kanan terdapat luka
yang baru sembuh.
DO :
a. Terdapat bekas lesi/luka pada
pergelangan kaki kanan tektur bekas
luka kasar
dan kering.
b. Terdapat bekas garukan berwarna
merah pada lengan kiri dan punggung,
kulit
Tn. R tampak kering.
3 DS : Tn. R mengatakan tidak Konflik Manajemen
mengikuti senam pagi bersama, lebih Pengambilan Kesehatan
suka berada Keputusan Tidak Efektif
didalam kamar. (SDKI, D.0116, Hal:
DO : 256)
a. Tn. R sering berada di dalam kamar
dan jarang melakukan aktivitas
b. TD: 170/90 mmHg
c. Nadi: 94 ×/menit
d. Repirasi: 20 ×/menit
e. Suhu: 36,4oC
4 DS : Tn. R mengatakan pandangannya Faktor Risiko: Risiko Jatuh
sedikit kabur. Gangguan (SDKI, D.0143,
DO : Penglihatan Hal:306)
a. Tn. R mengalami perubahan
penglihatan yaitu kabur dan terlihat
selaput putih
pada lensa mata sebelah kanan.
b. Hasil TUG 11 detik, yang artinya
Tn. R memilki keseimbangan yang
masih baik

Evaluasi
Tgl Diagnosis Evaluasi Sumatif
Keperawatan
16-01-22 Gangguan Pola S:
Tidur b.d Kurang Tn. R mengatakan
Kontrol Tidur mengatakan sudah mulai
(SDKI, D.0055, dapat tidur
Hal: 126) malam karena pusing dan
pegal dibelakang kepala
berkurang, Tn. R juga
mengatakan melakukan
relaksasi
otot progresif membantunya
tertidur. Tn. R juga
mengatakan tidur kemarin
malam tidur pukul 21.00
WIB sampai pukul 04.00
WIB dan tadi siang tidur
pukul 13.00-14.00 WIB.
O:
1. Tn. R Tidur siang pukul
12.00-14.00 WIB.
2. Menetapkan tidur malam
pukul 21.00-04.00 WIB,
dan tidur siang pukul 13.00-
14.00 WIB.
3. Tn. R mau menepati
jadwal yang telah dibuat.
4. Tn. R mau dan mampu
melakukan relaksasi
progresif seelum tidur.
5. Tn. R mampu
menyebutkan faktor-faktor
penyebab
gangguan tidur
6. Tampak segar dan
lingkaran hitam dibawah
berkurang
A:
Masalah Teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
Dukungan Tidur No. 1, 5, 7

S:
Manajemen Tn. R mengatakan tadi ikut
Kesehatan Tidak senam, makan pagi dan
Efektif b.d Konflik siang dihabiskan, juga
pengambilan meminum obat yang
keputusan (SDKI, diberikan.
D.0116, Hal: 256) O:
1. Tn. R merasa nyaman dan
senang dengan kehadiran
mahasiswa perawat.
2. Tn. R mau menerima
pendidikan mengenai
hipertensi.
3. Menyediakan media
berupa poster.
4. Tn. R mengerti mengenai
faktor yang dapat
meningkatkan tekanan darah
tinggi.
5. Tn. R mengerti mengenai
strategi untuk mengontrol
tekanan darah tinggi.
6. Tn. R sudah mau
beraktivitas diluar kamar.
7. TD: 152/90 mmHg; Nadi:
94 ×/menit; Repirasi: 20
×/menit; Suhu: 36,6oC.
A: Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
Dukungan Tanggung jawab
Pada
Diri Sendiri No. 2,3

S:
Risiko Jatuh d.d
Gangguan Tn. R mengatakan akan
penglihatan mengoleskan minyak zaitun
(SDKI, D.0143, secara teratur 2x sehari pada
Hal:306) area yang gatal, merah dan
kering serta pada bekas luka
dipergelangan kaki kanan
atau saat merasa gatal
maupun saat kulit terasa
kering.
Tn. R mengatakan sudah
tidak gatal-gatal pada area
punggung dan lengan.
O:
1. Bekas garukan berwarna
merah pada lengan kiri
dan punggung berkurang.
2. Bekas lesi/luka pada
pergelangan kanan tektur
bekas luka berkurang.
3. Kulit mulai lembab.
4. Tn. R menerima anjuran
mahasisa perawat untuk
mengoleskan minyak zaitun.
5. Tn. R menerima anjuran
mahasisa perawat untuk
minum air secukupnya.
6. Tn. R menerima anjuran
mahasisa perawat untuk
mandi dan menggunakan
sabun secukupnya.

Masalah Teratasi
P:
Hentikan Intervensi
Perawatan Integrital Kulit
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, pada dua kali pengukurn

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Kementrian
Kesehatan RI,2018).

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis meyimpulkan asuhan keperawatan dimulai dari
pengkajian hingga evaluasi keperawatan.

2. Saran

A. Bagi institusi

Harapan saya bagi institusi pendidikan yaitu dapat memberikan informasi yang tepat, aktual,
akurat dan mudah dipahami. Alangkah lebih baik lagi jika institusi tersebut memberikan
layanan penempatan jurnal ilmiah pada kasus medis yang dapat digunakan oleh mahasiswa
sebagai bahan penambah referensi, sebagai sarana dalam peningkatan pengetahuan tentang
masalah asuhan keperawatan nyeri akut pada hipertensidan berbagai jurnal ilmiah tentang
aplikasi air rebusan daun salam untuk menurunkan nyeri pada hipertensi.

B. Bagi keluarga dan pasien

Bagi masyarakat atau keluarga diharapkan dapat memberikan penanganan utama bagi
penderita hipertensi yang mengalami nyeri menggunakan aplikasi air rebusan daun salam
DAFTAR PUSTAKA

Adam, L. (2019). Determinan hipertensi pada lanjut usia. Jambura Health and Sport Journal,
1(2), 82–89.

Agustini, A. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan


Pencegahan Hipertensi pada Lansia. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan MEDISINA AKPER
YPIB Majalengka, V, 1–1

Andrea, G. Y. (2013). Korelasi Derajat Hipertensi dengan Stadium Penyakit Ginjal Kronik di
RSUP dr. Kariadi Semarang Periode 2018-2012 [Universitas Diponegoro].
http://eprints.undip.ac.id/43896/

Andrian, N. (2016). Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Ranomuut Kota Manado. E-Journal Keperawatan, 4(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/12132

Anggraeni, N., & Nasution, J. D. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan
Riwayat Hipertensi Dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia Di Puskesmas Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Jurnal Poltekkes Kemenkes Medan.
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/2065

Angkawijaya, A. A., Pangemanan, J. M., & Siagian, I. E. T. (2016). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Masyarakat dengan Tindakan Pencegahan Hipertensi di Desa Motoboi Kecil
Kecamatan Kotamobagu Selatan. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 4(1).

Ardhiatma, F., Rosita, A., & Lestariningsih, R. E. M. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Gout Arthitis Terhadap Perilaku Pencegahan gout Arthitis Pada Lansia. Global Health
Science, 2(2), 111–116. http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aripin. (2015). Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok, dan Riwayat Penyakit Dasar terhadap
Terjadinya Hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Universitas
Udayana.

Armilawaty, A. H., & Amirudin, R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin Makassar.

Azwar, S. (2008). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya (4th ed.). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

Azzahroh, P., & Oktriani, L. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil, Peran Bidan, dan
Peran Suami terhadap Perilaku Pencegahan Hipertensi pada

102

Kehamilan di Puskesmas Pancoran Mas Depok Jawa Barat. Dinamika Kesehatan, 9(1).
.

Anda mungkin juga menyukai