Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH ASKEP PENYAKIT TROPIS DAN DEGENERATIF

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :
Meily Nirnasari, S.Kep, Ns, M.Biomed

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

Citra Dewi NIM : 162212074


Seli Susanti NIM : 162212073

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa Ta’ala yang terus
mengkaruniakan nikmat, rahmat serta iman kepada kita semua. Sehingga berkat rahmat dan
karunianya, kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan Asuhan
Keperawatan Hipertensi” tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini kelompok telah mendapatkan bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kelompok
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Zakiah Rahman, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ka. prodi S1 Keperawatan
2. Komalasari, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku dosen pembimbing pada mata kuliah askep
penyakit tropis dan degeneratif
3. Orang tua yang telah memberikan memberikan doa, dorongan dan semangat selama
penyelesaian makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tanjungpinang, 16 Maret 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar..............................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian..............................................................................................................................3

2.2 Anatomi dan Fisiologi Jantung............................................................................................3

2.3 Etologi..................................................................................................................................6

2.4 Manifestasi Klinis................................................................................................................7

2.5 Klasifikasi............................................................................................................................8

2.6 Patofisiologi.........................................................................................................................9

2.7 Pathway..............................................................................................................................10

2.8 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................10

2.9 Komplikasi.........................................................................................................................11

2.10 Penatalaksanaan.............................................................................................................12

ii
2.11 Asuhan Keperawatan Teoritis Hipertensi.......................................................................13

BAB III STUDI KASUS

3.1 Pengkajian..........................................................................................................................21

3.2 Analisa Data......................................................................................................................30

3.3 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................32

3.4 Intervensi Keperawatan.....................................................................................................32

3.5 Implementasi Keperawatan...............................................................................................33

3.6 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................................35

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................36

4.2 Saran................................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama, karena setiap
manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataanya tidak semua orang dapat memiliki
derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah, diantaranya lingkungan yang
buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai dari makanan,
kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya (Misbach,2013)
Gaya hidup sehat merupakan kebutuhan fisiologis yang hirarki, kebutuhan manusia
paling dasar untuk dapat mempertahankan hidup termasuk juga menjaga agar tubuh tetap
bugar dan sehat serta terbebas dari segala macam penyakit. Penyakit yang sering muncul
akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya yaitu hipertensi (Sufa, Christantyawati, &
Jusnita, 2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah
sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh (Aryantiningsih & Silaen, 2018).

Setiap peningkatan 20 mmHg tekanandarahsistolikatau 10 mmHg tekanan darah


diastolik dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan stroke.
Terkontrolnya tekanan darah dapat menurunkan risiko kematian, penyakit kardiovaskular,
dan stroke (Sudarsono et all).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), prevalensi tekanan darah tinggi
tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar 22%. Penyakit ini juga
menyebabkan 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke.
Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling
banyak di derita masyarakat Indonesia (57,6%), di dalam (Jumriani et all, 2019).
Secara nasional hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan
tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan
(36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit
lebih tinggi (34,43%) dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019).
Semakin meningkatnya prevalensi Hipertensi dari tahun ketahun di karenakan jumlah

1
penduduk yang bertambah, aktivitas fisik yang kurang dan pola hidup yang tidak sehat.
Pola hidup yang tidak sehat tersebut antara lain adalah diet yang tidak sehat misalnya tinggi
gula, lemak dan garam, dan kurang mengonsumsi makanan berserat. Selain itu adalah
penggunaan tembakau dan alkohol (Sri & Herlina, 2016).

Pola hidup yang tidak sehat pada penderita hipertensi pada pasien dengan hipertensi
perencanaan dan tindakan asuhan keperawatan yang dapat di lakukan diantaranya yaitu
memantau tanda-tanda vital pasien, pembatasan aktivitas tubuh, istirahat cukup, dan pola
hidup yang sehat seperti diet rendah garam, gula dan lemak, dan berhenti mengkonsumsi
rokok, alkohol serta mengurangi stress (Aspiani, 2016).
Peran Perawat sebagai (educator) atau pendidik, peran ini meningkatkan kesehatan
melalui pemberian pengetahuan terkait dengan keperawatan dan tindakan medis, serta dapat
menurunkan risiko kematian, penyakit kardiovaskular dan stroke (Gobel et al, 2016)
Berdasarkan uraian diatas, kelompok akan membahas tentang judul “Konsep dan
Asuhan Keperawatan Hipertensi”.

1.2 Rumusan Masalah


Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada ini
adalah bagaimanakah konsep dan asuhan keperawatan hipertensi ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan pada makala ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menggambarkan konsep dan asuhan keperawatan hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahu konsep dari hipeerternsi
2. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan hipertensi.
3. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan asuhan keperawatan pasien
dengan hipertensi.
4. Menyusun perencanaan keperawatan asuhan keperawatan pasien dengan
hipertensi.
5. Melaksanakan tindakan keperawatan asuhan keperawatan pasien dengan
hipertensi.
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan pasien hipertensi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI,
2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).

2.2 Anatomi dan Fisiologi Jantung


a. Anatomi Jantung
1. Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler)
dan sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular adalah mengalirkan darah
yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompa darah dari seluruh tubuh (jaringan)
ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan berongga,
terletak di rongga toraks bagian mediastunum. Jantung berbentuk seperti kerucut tumpul
dan bagian bawah disebut apeks terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi
terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea medioklavikularis,
bagian atas disebut basis terletak agak ke kanan pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi
lateral sternum. Memiliki ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm.
Berat jantung sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan pada
perempuan sekitar 225 gram (Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua ventrikel.
Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua lapisan, yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)
Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu:
3
a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur yang sama dengan
pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan dalam
menentukan kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung.

Jantung mempunyai empat katup, yaitu:


a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel kanan. Atrium
terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh
katup satu arah. Antara rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.

Gambar 2.1 :anatomi jantung

2) Pembuluh darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan fungsi
system vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel melalui system

4
tersebut. Sifat structural dari setiap bagian system sirkulasi darah sistemik menentukan
peran fisiologinya dalam integrasi fungsi kardiovaskular. Keseluruhan system peredaran
(system kardiovaskular) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani,
2016).
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan
(intima,media,adventisia) yang membawa darah yang mengandung oksigen dari
jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang mevaskularisasi
kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah yang
lebih besr yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan arteriol), dimana zat
gizi dan sisa pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
e) Vena adalah pembuluh yang berkapasitas-besar, dan bertekanan rendah yang
membalikkan darah yang tidak berisi oksigen ke jantung. (Lyndon, 2014)

b. Fisiologi
1) Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam bentuk
yang pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan kedua atrium, yang
mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Siklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan relaksasi. Satu kali
siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel kontraksi) dan satu periode
diastole (saat ventrikel relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi
spontan sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel sehingga ada
perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium
akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel
menekan darah melawan daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya.
Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel
melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan
dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
5
c) Diastole ventrikel

2) Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan
pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan
pulsasi, tekanan arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat
ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolic yaitu
tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90
mmHg. Tekanan pulsasi merupakan reflek dari stroke volume dan elastisitas arteri,
besarnya sekitar 40-90 mmHg. Sedangkan tekanan arteri rerata merupakan gabungan dari
tekanan pulsasi dan tekanan diastolic yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan pulsasi
ditambah tekanan diastolik. Tekanan darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan
systole dan tekanan diastole yang normal berkisar120/80 mmHg. Peningkatan tekanan
darah lebih dari normal disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut hipotensi.
Tekanan darah sanagat berkaitan dengan curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer
(R). Viskositas dan elastisitas pembuluh darah (Aspiani, 2016).

2.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik
Respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
2. Obesitas
Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang meningkatkan tekanan darah naik
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah (Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita oleh
seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita

6
esensial.

Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.


1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari
perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok,
minum alcohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan
perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan
kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor
penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut
jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan
volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas
system saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui
penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016).

2.4 Manifestasi Klinis

7
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang
dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan
kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada
hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis
identifikasi faktor risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan
berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan
makan di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada
pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan berkemih,
riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan
obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah
pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).

2.5 Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:

Table 2.2 Klasifikasi Hipertensi

No Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
1. Optimal <120 < 80
2. Normal 120- 129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180- 209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

8
2.6 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut
cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016).

9
2.7 Pathway hipertensi

(Sumber : ( WOC ) dengan menggunakan Standar Diganosa Keperawatan Indonesia


dalam PPNI,2017)
10
2.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal
dengan gagal ginjal akut.
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)

2. EKG
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Iskemia atau infark miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3. Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b. Pembendungan, lebar paru
c. Hipertrofi parenkim ginjal
d. Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)

2.9 Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
1. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
2. Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-
unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
3. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal

11
sehingga aliran darah ke daerah- daerah yang diperdarahi berkurang.
4. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga kebutaan.
5. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau
yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh
darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan meluas sampai ke intraventrikuler (Intra
Ventriculer Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif
sehingga memperburuk luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya
pembuluh darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan
angiopathy amyloid.
Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena berbagai hal yaitu
gangguan pembekuan darah, trauma, malformasi arteriovenous, neoplasma intrakranial,
thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh berbagai
faktor, sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial, luas dan lokasi
perdarahan, usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan darah (Jasa, Saleh, &
Rahardjo, n.d.)

2.10 Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik
dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi
gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmakologis, antara lain:
1. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi
ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi

12
system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.

2) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum
jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.

3) Diet kaya buah dan sayur

4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.


2. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan
volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.

3. Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk


menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek
jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. (Aspiani, 2016).

2.11 Asuhan Keperawatan Hipertensi


2.11.1 Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
a. Identitas klien meliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
b. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien

13
2. Keluhan
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram,
mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih,
dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
6. Aktivitas / istirahat
a. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
b. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
7. Sirkulasi
a. Gejala :
1) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebrovaskuler
2) Episode palpitasi
b. Tanda :
1) Peningkatan tekanan darah

2) Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia

3) Murmur stenosis vulvular

4) Distensi vena jugularis

5) Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)

14
6) Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda

8. Integritas ego
a. Gejala
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
b. Tanda
Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara
9. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.

10. Makanan / cairan


a. Gejala :
1) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol
2) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun)
3) Riwayat penggunaan diuretic
b. Tanda :
1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya edema
3) Glikosuria
4) Neurosensori
c. Gejala :
1) Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)
2) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur, epistakis)
d. Tanda :

1) Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi,


pola/ isi bicara, efek, proses piker

15
2) Penurunan kekuatan genggaman tangan
11. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala
Angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit kepala
12. Pernapasan
a. Gejala
1) Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea,
ortopnea.Dispnea
2) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
3) Riwayat merokok
b. Tanda
1) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan
2) Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
3) Sianosis
13. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural.

2.11.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons
klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut (Nurarif, 2015)
dengan hipertensi :
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload
2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah
4. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
6. Defisit pengetahuan b.d kurang minat dalam belajar
7. Ansietas b.d kurang terpapar informasi

2.11.3 Intervensi keperawatan

16
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan
pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi
(PPNI, 2018).

Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Penurunan Tujuan : Perawatan jantung (I.02075)
curah jantung Setelah dilakukan 1) Identifikasi tanda/gejala primer
d.d peningkatan tindakan keperawatan penurunan curah jantung (mis:
afterload diharapkan curah jantung dispnea, kelelahan,
meningkat edema,ortopnea, paroxymal
nocturnal dyspnea, peningkatan
Kriteria Hasil : CVP)
curah jantung ( L.02008) 2) Identifikasi tanda/gejala
1) Tanda vital dalam sekunder penurunan curah
rentang normal jantung (mis: peningkatan berat
2) Nadi teraba kuat badan, hepatomegali,distensi
3) Pasien tidak mengeluh vena jugularis, palpitasi, ronkhi
lelah basah, oliguria, batuk, kulit
pucat)
3) Monitor tekanan darah
4) Monitor intake dan output
cairan
5) Monitor keluhan nyeri dada
6) Berikan diet jantung yang sesuai
7) Berikan terapi terapi relaksasi
untuk mengurangi strees,jika
perlu
8) Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
9) Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
17
10) Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2 Nyeri akut b.d Tujuan : Manajemen Nyeri (I.08238)
agen pencedera setelah dilakukan 1) Identifikasi lokasi, karakteristik
fisiologis tindakan keperawatan nyeri, durasi, frekuensi,intensitas
(mis:iskemia) diharapkan tingkat nyeri nyeri
menurun 2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi faktor yang
Kriteria Hasil : memperberat dan memperingan
Tingkat nyeri ( L.08066) nyeri
1) Pasien mengatakan 4) Berikan terapi non farmakologis
nyeri berkurang dari untuk mengurangi rasa nyeri
skala 7 menjadi 2 (mis: akupuntur,terapi musik
2) Pasien menunjukan hopnosis, biofeedback, teknik
ekspresi wajah tenang imajinasi terbimbing,kompres
3) Pasien dapat beristirahat hangat/dingin)
dengan nyaman 5) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
6) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
7) Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
8) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
3 Perfusi perifer Tujuan : Pemantauan tanda vital (I.02060)
tidak efektif b.d Setelah dilakukan 1) Memonitor tekanan darah
peningkatan tindakan keperawatan 2) Memonitor nadi (frekuensi,
tekanan darah diharapkan perfusi kekuatan, irama)
perifer meningkat 3) Memonitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
Kriteria hasil : 4) Memonitor suhu tubuh
Perfusi perifer (L.02011) 5) Memonitor oksimetri nadi
1) Nadi perifer teraba 6) Identifikasi penyebab perubahan
kuat tanda vital
2) Akral teraba hangat 7) Atur interval pemantauan sesuai
3) Warna kulit tidak pucat kondisi pasien
4 Hipervolemia Tujuan : Manajemen Hipervolemia I.03114
b.d gangguan Setelah dilakukan 1) Periksa tanda dan gejala
mekanisme tindakan keperawatan hipervolemia (mis: ortopnes,
regulasi diharapkan dipsnea, edema, JVP/CVP
keseimbangan cairan meningkat, suara nafas tambahan)
meningkat 2) Monitor intake dan output cairan
3) Monitor efek samping diuretik
Kriteria hasil : (mis : hipotensi ortortostatik,
Keseimbangan Cairan L. hipovolemia, hipokalemia,
03020 hiponatremia)
1) Terbebas dari edema 4) Batasi asupan cairan dan garam
2) Haluaran urin 5) Anjurkan melapor haluaran urin
18
meningkat <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
3) Mampu mengontrol 6) Ajarkan cara membatasi cairan
asupan cairan 7) Kolaborasi pemberian diuretic
5 Intoleransi Tujuan : Manajemen Energi I.050178
aktifitas b.d Setelah dilakukan 1) Monitor kelelahan fisik dan
kelemahan tindakan keperawatan emosional
diharapkan toleransi 2) Monitor pola dan jam tidur
aktivitas meningkat 3) Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus (mis:
Kriteria Hasil : cahaya, suara, kunjungan)
Toleransi aktivitas 4) Berikan aktifitas distraksi yang
(L.05047) menenangkan
1) Pasien mampu 5) Anjurkan tirah baring
melakukan aktivitas 6) Anjurkan melakukan aktifitas
sehari-hari secara bertahap
2) Pasien mampu 7) Kolaborasi dengan ahli gizi
berpindah tanpa tentang cara
bantuan 8) meningkatkan asupan makanan
3) Pasien mengatakan
keluhan lemah
berkurang

6 Defisit Tujuan: Edukasi kesehatan (I.12383)


pengetahuan Setelah dilakukan 1) Identifikasi kesiapan dan
b.d kurang tindakan keperawatan kemampuan menerima informasi
minat dalam diharapkan tingkat 2) Identifikasi factor-faktor yang
belajar pengetahuan meningkat dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
Kriteria Hasil : hidup bersih dan sehat
Tingkat pengetahuan 3) Sediakan materi dan media
(L.12111) pendidikan kesehatan
1) Pasien melakukan 4) Jadwalkan pendidikan
sesuai anjuran kesehatan sesuai kesepakatan
2) Pasien tampak mampu 5) berikan kesempatan untuk
menjelaskan kembali bertanya
materi yang 6) jelaskan factor risiko yang dapat
disampaikan mempengaruhi kesehatan
3) Pasien mengajukan 7) ajarkan perilaku hidup bersih dan
pertanyaan sehat
8) ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
7 AAnsietas b.d Tujuan: Reduksi ansietas (I.09314)
kurang teterpapar Setelah dilakukan 1) identifikasi saat tingkat ansietas
informasi tindakan keperawatan berubah (mis.Kondisi, waktu,
diharapkan tingkat stressor)
ansietas menurun 2) gunakan pendekatan yang tenang
dan nyaman
Kriteria hasil : 3) informasikan secara factual
Tingkat ansietas mengenai diagnosis, pengobatan ,

19
(L.09093) dan prognosis
1) Pasien mengatakan
telah memahami
penyakitnya
2) Pasien tampak tenang
3) Pasien dapat
beristirahat dengan
nyaman

2.11.4 Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi (Wartonah,
2015).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).

2.11.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang membandingkan
antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai efektif tidaknya dari proses
keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan tersebut digunakan
untuk bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan
guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti,
2017).

20
BAB III
STUDI KASUS

Dalam bab ini kelompok menguraikan tentang hasil dari pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn.A dengan Hipertensi yang dirawat diruangan Perawatan Dahlia
Rumah Sakit Umum Daerah x x x selama 3 hari dimulai tanggal 28 November
2019 sampai tanggal 30 November 2019.

3.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 28 November 2019 pada klien Tn.A
dengan hipertensi yang dirawat diruangan perawatan Dahlia Rumah Sakit Umum
Daerah xxx, di peroleh data-data sebagai berikut:
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn A

21
Umur : 52 tahun

Status : Belum menikah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Mencari besi/tembaga

Alamat : Karang Anyar RT 27

Ruang Rawat : Dahlia RSUD xxx

Masuk Rumah Sakit : pukul 13.00 Wib 21 November 2019

Diagnosa Medis : Hipertensi


3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada kepala bagian belakang.
3.1.2.2 Riwayat Keluhan Utama
Klien mengatakan pusing, klien mengatakan semakin pusing saat berdiri atau
bejalan dan berkurang saat berbaring dan menutup mata,klien mengatakan merasa nyeri
dibagian belakang kepalanya, klien mengatakan skala nyerinya 5, klien mengatakan
pusingnya hilang timbul kurang lebih 5 menit, klien mengatakan nyeri jika kepalanya
digerakkan terasa sakit, klien terlihat memegang kepalanya dibagian belakang, klien
terlihat meringis, klien mengatakan nyerinya seerti berdenyut-denyut, klien mengatakan
tidak mengetahui tentang penyakitnya, klien mengatakan kurang mengetahui informasi
mengenai penyakit yang di deritanya.

3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang


Klien masuk Dahlia pada tanggal 21 November 2019, klien mengatakan terasa
nyeri dibagian dada dan klien batuk berdahak disertai dengan nyeri dibagian belakang
kepala.
3.1.2.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu
Klien mengatakan mengetahui penyakitnya kurang lebih 1 tahun yang lalu
tetapiklien tidak pernah rutin berobat atau mengecek kesehatannya, klien mengatakan
baru pertama kali di rawat di rumah sakit, klien mengatakan tidak pernah di oprasi dan
klien tidak pernah mengalami kecelakaan, klien mengatakn perokok aktif.
22
3.1.2.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien memiliki riwayat penyakit keturunan Hipertensi dari ayah klien
3.1.2.6 Riwayat Psikososial
Klien mengatakan ingin lekas sembuh, klien tinggal bersama tetangganya
karenaklien tinggal hanya sebatang kara, hubungan klien dengan tetangga baik saja,
klien mengatakan yang mengambil keputusan terkait kesehatan klien adalah
tetangganya.
3.1.2.7 Riwayat Spiritual
Klien mengatakan yakin dengan kepercayaan yang dianutnya yaitu agama islam

23
3.1.2.8 Aktivitas Sehari-hari
No ADL Sebelum Masuk RS Saat Sakit
1 Nutrisi Klien mengatakan sebelum Klien mengatakan makan 3
sakit seminggu yang lalu kali sehari dengan selera
nafsu makannya baik, makan baik. Klien menga-
makan 3 kali sehari dengan takan selalu menghabiskan
porsi makan yang kurang makanan yang di sediakan
lebih 3 sendok nasi dan di dirumah sakit, klien
habiskan. Klien mengatakan mendapat diet rendah
jenis makanan sehari-hari garam, klien mengatakan
nasi putih dan lauk seperti seelum sakit klien selalu
sayur, ikan atau tahu tempe. berdoa.
Klien mengatakan tidak
membatasi porsi makannya,
klien mengatakan tidak
memiliki alergi makanan,
klien makan mengggunakan
tangan kanan, sebelum
makan klien berdoa.
2 Cairan Klien mengatakan Klien mengatakan minum
minum 7-8 gelas air putih kurang lebih
1.500cc sehari dengan 1.500 ml. klien terpasang
jenis minuman air putih, infus dengan NACL 0.9%
pemenuhan melalui oral. dengan jumlah 20
tts/menit.
Input-Output
(1500+500 = 20000) –
(1.500) = 500 cc
Balance cairan klien 500
cc/hari
3 Istirahat Tidur Klien mengatakan sebelum Klien mengatakan saat
sakit klien selalu teratur masuk rumah sakit tidur
dengan 8 jam perhari dan klien tidak nyenyak

24
tidak pernah terbangun saat karenasuhu ruangan yang
malam hari. teralu dingin dan klien
sering terbangun pada
malam hari, klien juga
mengatakan tidur hanya 5
jam perhari. Klien tampak
menggunakan selimut
yang tebal.
4 Olahraga Klien mengatakan tidak Klien mengatakan saat sakit
ada program olahraga klien hanya duduk dan
khusus karena klien selalu berbaring saja ditempat tidur.
bekerja untuk mencari
besi/tembaga sehingga
tidak ada waktu luang
untuk berolahraga.
5 Aktivitas/Mobilitas Klien mengatakan kegiatan Klien mengatakan saat
Fisik sehari-hari sebelum sakit sakit klien tidak ada
suka mencari besi dan kesulitan pada pergerakkan
tembaga, tidak tubuh, klien duduk dan
menggunakan alat bantu berbaring diatas tempat
aktivitas, tidak ada tidur tanpa ada aktivitas
kesulitan pergerakan yang lain.
tubuh.
6 Rekreasi Klien mengatakan tidak Klien mengatakan saat sakit
pernah ada kegiatan libur hanya ditemani oleh
tetangganya
5 Eliminasi BAK Klien mengatakan tidak Klien mengatakan saat
ada kesulitan dalam buang sakit juga tidak ada
air besar, klien kesulitan dalam buang air
mengatakan buang air kecil, buang air kecil
kecil 4x dalam sehari, sekitar 1.500 cc dalam
warna pekat sehari, warna pekat
6 Eliminasi BAB Klien mengatakan tidak Klien mengatakan selama

25
ada kesulitan dalam buang masuk Rs baru 3x buang
air besar, klien air besar, klien
mengatakan buang air mengatakan tidak ada
besar 2x dalam sehari kesulitan dalam buang air
besar
7 Istirahat Tidur Klien mengatakan sebelum Klien mengatakan saat
sakit jarang tidur siang masuk Rs tidur klien tidak
karena suka mencari nyenyak ketika tidur jam
besi/tembaga, klien 21:00 dan terbangun jam
mengatakan jika malam 03:00 malam, klien
klien tidur jam 20:00 terbangun karena seperti
merasa nyeri dibagian
dada, jika sudah terbangun
untuk tidur lagi.
8 Olahraga Klien mengatakan Klien mengatakan saat sakit
sebelum sakit klien suka klien hanya duduk dan
jalan-jalan untuk mencari berbaring saja ditempat tidur
besi dan tembaga, tidak
ada program olahraga
9 Rekreasi Klien mengatakan tidak Klien mengatakan saat sakit
pernah ada kegiatan libur hanya ditemani oleh
tetangganya
10 Pola Konsep Diri Klien mengatakan Klien mengatakan setelah
sebelum sakit sering masuk Rs hanya duduk dan
brjalan untuk mencari berbaring ditempat tidur
besi dan tembaga
11 Pola Koping Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
merasa kehilangan dan merasa kehilangan dan
tidak ada kekerasan terjadi tidak ada kekerasan yang
pada dirinya, klien terjadi pada dirinya,
mengatakan pandangan aktivitas klien sehari-hari
terhadap masa depannya dan kecemasa klien
ingin yang ter- baik. diserahkan kepada allah

26
SWT, klien mengatakan
saat masuk Rs tetangga
klien yang mengurus
semua administrasinya.
12 Pola Seksual- Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak ada
Reproduksi kesukaran kesukaran

3.1.2.9 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum
Compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 161/66 Mmhg
Nadi :80x/m (Reguler)
Suhu : 36°c
RR : 20x/m

3. Sistem Pernapasan
a. Inspeksi Bentuk Hidung
Simetris, terdapat secret, tidak ada polip,klien tidak mengalami epitaksis, Bentuk
dada normochest, gerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada alat bantu
pernapasan,
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid ataupun tumor dileher
c. Perkusi
Suara nafas sonor
d. Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, dan terdapat bunyi nafas tambahan ronkhi. Tidak terdapat
clubbing finger pada klien
4. Sistem Cardrovaskular
a. Inspeksi
Konjungtiva tanpak pucat,
b. Palpasi
Ictus cordis teraba 2 cm dibawah aerola mamae, tidak ada peningkatan vena
jugularis, teraba detak jantung pada inter costa 5 mid clavikula sinistra.

27
c. Perkusi
Batas jantung atas Inter Costa 4-5 mid clavikula sinistra, batas bawah Inter Costa
mid clavikula sinistra, batas kanan sternalis sinistra, batas kiri axila anterior
sinistra.

28
d. Auskultasi
Auskultasi bunyi jantung 1 (Lup) pada inter costa 4-5 mid clvikula sinstra, bunyi
jantung II (dup) aorta dan pulmonal pada inter costa 2-3 dextra dan ICS 2-3 steral
sinistra. Tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
5. Sistem Pencernaan
a. Inspeksi
Sclera ikterik, tidak ada palaktoskizis pada mulut,
b. Auskultasi
Bising usus 10x/m
c. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pda abdomen
d. Perkusi
Terdengar timpani pada kuadran kiri dan kanan bawag dan pekak pada kuadran kiri
kanan atas
6. Sistem Penginderaan
a. Mata
Ukuran pupil isokor, simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, klien tidak
menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
b. Hidung
Terdapat secret, tidak terdapat polip, penyebaran silia merata, fungsi penciuman baik.
c. Telinga
Klien mengalami gangguan pendengaran, daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat serumen.
7. Fungsi Persyarafan
a. Fungsi cerebral
Klien dapat berinteraksidengan baik, klien dapat menggunakan bahasa Indonesia

b. Fungsi Kranial
 Nervus 1 (faktorius)
Dapat membedakan aroma minyak kayu putih dan aroma parfum
 Nervus II (optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak 30 cm tetapi dengan keadaan tidakjelas atau
kabur.
 Nervus III (okulomotorius)
Bola mata klien dapat mengikuti arah gerak jari pemeriksa
 Nervus 1V (troclearis)
29
Bola mata klien dapa mengikuti rah gerak jari pemeriksa
 Nervus V (trigeminus)
Tidak terdapat kelainan pada otot wajah klien juga dapat merasakan hembusan
angina yang di berikan daerah wajah klien
 Nervus VI (abdusen)
Bola mata klien dapat mengikuti arah gerak jari pemeriksa
 Nervus VII (fasialis)
Klien dapat tersenyum dan tampak simetris, klien dapat mengangkat aliss
 Nervus VIII (auditoris)
Klien dapat mendengar dengan baik
 Nervus IX ( glosofaringeus)
Klien dapat membedakan rasa asin dan pedas
 Nervus X (vagus)
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan
 Nervus XI (aksesoris)
Klien dapat melawan tahanan bahu dan leher
 Nervus XII (hipoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidahnya

8. Sistem Muskuloskaletal
Klien terpasang infus di tangan kanan dengan cairan NaCL 0,9% dengan pemberian
20 tetes permenit, tidak terdapat edema, kekuatan otot
55
55
9. Sistem Intugumen
a. Rambut
Rambut berwarna hitam, tidak rontok, rambut berwarna hitam dan putih, tidak
rontok
b. Kulit
Kulit berwarna sawo matang, tampak kering, teraba hangat
c. Kuku
Kuku berwarna merah muda CRT kurang dari 2 detik

10. Sistem Endokrin


Tidak terdapat peningkatan vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid,

30
tidak terdapat massa, tidak ada kesulitan saat BAK dan tidak ada keringat yang
berlebihan
11. Sistem Perkemihan
Tidak ada kesulitan saat berkemih
12. Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Sistem Imun
Klien mengatakan tidak ada alergi baik terhadap cuaca, debu maupun bulu binatang

3.1.2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tabel Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai runjukan

Hematologi lengkap

Hemoglobin Eritrosit 7,7 g/dl 14.0 – 18.0

Leukosit 3,19 10٨6/ul 4.50 – 6.00

Hematocrit 4,30 10٨3/ul 4.00 – 12.00

Trombosit 23,9 % 40.0 – 48.0

Neutrophil 247 10٨3/ul 150 – 450


Limfosit 48,5 Pg 27.0 – 31.0
37,1 g/c 32.0 – 37.0

3.1.2.11 Terapi
 Injeksi ceftazidime 3x1 g iv
 N Acetylcyteine 200 mg melalui oral
 Cek sputum
 Codein 3x15 g

31
3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds: Agen Pencendera Nyeri Akut
 Klien
Fisiologis (Iskemia)
mengatakan
nyeri kepala
dibagian
belakang
 Klien
mengatakan
merasa tegang
dibagian
belakang leher
 Klien
mengatakan
nyeri hilang
timbul dengan
skala 5
(sedang)
denganwaktu
5-20 menit
 Klien
mengatakan
jika
menggerakan
kepala terasa
sakit, nyeri
bertambah
seperti
berdenyut
Do:
 Klien tampak
meringis kesakitan
 Klien tampak
memegang kepala
dibagianbelakang
 TD: 161/66
 RR: 24x/m
 HB : 7,7 dL
 Hematokrit: 23,9 %
 Eritrosit: 3,19
10⁶/dL
2 Ds: Penumpukan Sekret Bersihan Jalan Nafas Tidak
 Klien
Efektif
mengatakan jika
batuk terasa
sakit dibagian
dada

32
Do:
 RR: 27x/m
 Klien tampak
batuk
 Terdapat bunyi
nafas tambahan
ronkhi
 Terdapat secret
dijalan nafas
3 Ds: Kurang Control Tidur Gangguan Pola Tidur
 Klien
mengatakan sulit
tidur
 Klien
mengatakan
tidur jam 21:00
bangun jam
03:00 subuh
 Klien
mengatakan jika
sudah bangun
sulit untuk tidur
lagi
Do:
 klien tampak
pucat
 klien tampak
lemas
4 Ds: Kurang Terpaparnya Defisit Pengetahuan
 Klien Informasi Mengenai
mengatakan
tidak mengetahui Penyakit
tentang
penyakitnya
 Klien
mengatakan
kurang informasi
mengenai
penyakit yang
diderita
Do:
 Klien terlihat
binggung dengan
penyakit yang
diderita
 Klien tampak
bertanya-tanya
tentang

33
penyakitnya

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen cedera pencederan fisiologis (iskemia) dibuktikan merasa
tegang dibagian belakang, meringis
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret dibuktikan dengan
batuk tidak efektif, dyspnea, terdapat bunyi nafas tambahan
3. Gangguan pola tidur b/d kurang control tidur dibuktikan dengan sulit untuk
tidur, pucat, lemas
4. Defeisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi mengenai penyakit
dibuktikan dengan klien tidak mengetahui tentang penyakitnya ,bingung

3.4 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut b/d agen Tujuan
cedera pencederan  Identifikasi skala nyeri
Setelah dilakukan
fisiologis (iskemia)  Berikan teknik
pengkajian intervensi
dibuktikan merasa nonfarmakologi untuk
2x24 jam maka
tegang dibagian mengurangi rasa nyeri
tingkat nyeri menurun
belakang, meringis
dengan Kriteria  Anjurkan teknik
hasil: nonfarmakologis untuk
1. Keluhan nyeri menurun mengurangi rasa nyeri
5
 Kaloborasi dengan tim
2. Meringis menurun 5 dokter dengan
pemberianan analgetik
2 Bersihan jalan nafas Tujuan  Monitor pola nafas
tidak efektif b/d  Berikan oksigen
Setelah dilakukan
penumpukan sekret  Anjurkan teknik batuk
intervensi keperawatan
dibuktikan dengan efektif
selama 1x24 jam maka
batuk tidak efektif,  Kaloborasi pemberian
bersihan jalan nafas
dyspnea, terdapat obat N Acetylcyteine 200
meningkat dengan
bunyi nafas
Kriteria hasil:
tambahan
1. Produk sputum
menurun 5
2. Frekuensi nafas
membaik 5
3. Batuk efektif
3 Gangguan pola Tujuan  Modifikasi
tidur b/d kurang lingkungan (mis,
Setelah dilakukan
control tidur pencahayaan,
intervensi keperawatan
dibuktikan kebisingan, suhu,
selama 1x24 jam maka

34
dengan sulit matras, dan tempat
pola tidur dapat
untuk tidur, tidur)
membaik dengan
pucat, lemas  Batasi waktu tidur siang
Kriteria Hasil :
1. Keluhan sulit tidur  Jelaskan pentingnya
menurun 5 tidur yang cukup selama
2. Keluhan sering terjaga sakit
menurun 5
4 Defeisit Tujuan  Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan kemampuan menerima
Setelah dilakukan
b/d kurang infromasi
intervensi keperwatan
terpaparnya
selama 1x20 menit  Sediakan materi dan
informasi
maka tingkat penge- media pendidikan
mengenai
tahuan meningkat kesehatan
penyakit
teratasi dengan kriteria
dibuktikan  Ajaran perilaku hidup
hasil :
dengan klien bersih dan sehat
1. Kemampuan
tidak
menjelaskan
mengetahui
pengetahuan
tentang
tentang suatu
penyakitnya ,bi
topik
ngung
(Hipertensi)
meningkat 5

3.5 Implementasi Keperawatan


Tanggal Dx Jam Implementasi Keperawatan Paraf
Kamis 28 I 09.00 - Identifikasi skala nyeri
November Subjektif :Klien mengatakan sakit/nyeri pada
2019 kepala bagian belakang, skala nyeri5 (sedang)
Objektif :Klien terlihat meringis kesakitan

09.05 - Berikan teknik nonfarmakolog untuk


mengurangi rasa nyer i(RND)
Subjektif :Klien mengatakan mampu
melakukan teknik RND
Objektif :Klien tampak melakukan RND
dengan benar

09.15 - Anjuran teknik nonfarmakologi (RND)


Subjektif : klien mengatakan mengerti teknik
yang dianjurkan
Objektif :klien tampak melakukan RND
dengan benar

09.20 - Melakukan kolaborasi dengan tim dokter


dengan pemberian obat analgetik
Subjektif :Klien mengatakan akan minum
obat yang diberikan perawat
- Objektif :Klien tampak diberikan obat

35
ceftazidime,
II 09.30 - Monitor pola nafas
Subjektif: klien mengatakan sesak,RR 27x/m
Objektif : Spo2 93%

09.35 - Berikan oksigen


Subjektif : klien mengatakan nyaman setelah
diberikan oksigen NK (NasalKanul) 6 Lpm
Objektif : sesak klien tampak berkurang, RR
20x/m,Spo2 96%

09.50 - Anjurkan teknik batuk efektif


Subjektif :Klien mengatakan nyaman setelah
diajarkan cara batuk efektif
Objektif : pada saat batuk klien dapat
melakukan batuk efektif sesuai denganyang
diajarkan perawat

12.00 - Kaloborasi pemberian obat


Subjektif: klien mengatakan akan minum obat
yang diberikan oleh perawat
Objektif:klien telah diberikan obat N
Acetylcyteine 200 mg melalui oral
III 12.05 - Modifikasi lingkungan (mis,
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras dantempat tidur
Subjektif :Klien mengatakan belum bisa tidur
Objektif :- Klien masih sering terbangun

12.10 - Batasi waktu tidur siang


Subjektif : Klien mengatakan tidur siang tidak
lebih dari 1 jam
Objektif : Anjurkan klien untuk tidur di siang
hari sekitar1 jam
IV 12.20 - Menjelaskan tentang penyakit yang dialami
Subjektif :Klien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit yang dialaminya
Objektif :Klien terlihat dapat mengulangi
tanda dan gejala dari pengertian penyakitnya
Kamis, 29 I 09.00 - Identifikasi skala nyeri
November Subjektif :Klien mengatakan nyeri sudah
2019 berkurang pada bagian belakang dengan skala
nyeri 3 (ringan)
Objektif :Klien terlihat tidak meringis
lagi/rilek
II 09.30 - Monitor pola nafas
Subjektif: klien mengatakan sesak,RR 24x/m
Objektif : Spo2 95%
12.00 - Kaloborasi pemberian obat
Subjektif: klien mengatakan akan minum obat

36
yang diberikan oleh perawat
- Objektif:klien telah diberikan obat
N Acetylcyteine 200 mg melalui
oral
III 12.10 - Modifikasi lingkungan
Subjektif : -
Objektif : Atur pencahayaan atau suhu
ruangan

12.20 -Menciptakan lingkungan yang aman dan


nyaman
Subjektif : -
Objektif :Terlihat lingkungan yang tenang
IV 12.25 - Menyediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
Subjektif :Klien mengatakan sudah
mndapat informasi secara jelas dari
perawat tentang penyakit yang
dialami
Objektif :Klien tampak mengerti
yang dijelaskan oleh perawat

3.6 Evaluasi Keperawatan


Tanggal Dx Evaluasi Keperawatan
Jumat, 30 I
S : Klien mengatakan keluhan nyerinya menurun dan meringisnya
November
menurun
2019
O : Klien tidak meringis lagi , skala nyeri berkurang 3 dan klien
terlihat
rileks
A: Nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan
II S : Klien mengatakan produksi sputum menurun, frekuensi nafas
mem- baik dan batuk efektif
O : Klien sudah tidak terlihat sesak
A : Masalah teratasi
P : Intrvensi dihentikan
III S : Klien mengatakan keluhan sulit tidur menurun dan keluhan
sering terjaga menurun
O: Klien tidak pucat lagi dan tidak lemas
A: Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
IV S: Klien mengatakan mampu menjelaskan pengetahuan topik
(Hipertensi) meningkat
O: Klien tampak menerima informasi yang diberikan dengan
baik
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan

37
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan gangguan tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi menjadi salah
satu penyebab kematian dini karena berkaitan dengan resiko penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi berkaitan dengan pola hidup yang kurang baik seperti makan makanan berlemak,
jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya akan zat gizi, 
jarang berolahraga, merokok sejak usia dini, sering minum minuman beralkohol, sering
mengalami stres berat,ataupun penderita hipertensi yang tidak rutin meminum obat.
Hipertensi juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti stroke, penyakit jantung,
gagal ginjal, dan penyakit arteri koronaria. Bedasarkan hal-hal tersebut sangat diperlukan
asuhan keperawatan yang tepat untuk para penderita hipertensi. Dan juga penatalaksanaanya
meliputi terapi medis maupun non medis

4.2 Saran
Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim kesehatan
terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien merasa diperhatikan.
Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan perawat, berharap
klien agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan tujuan pelaksanaan dari
tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang diberikan dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti. Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan
implementasi dan tindakan tersebut.  Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara
perawat dan keluarga pasien, tim medis dalam proses keperawatan.

38
DAFTAR PUSTAKA

P.S Novia, 2020. KTI Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi Yang
Di Rawat Di Rumah Sakit. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1069/1/KTI%20NOVIA
%20PUSPITA%20SARI.pdf.

Atasari, Nur.2019. Laporan Tugas Akhir Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan
Diagnosis Medis Hipertensi Di Ruang Dahlia B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT12-12-2021-222924.pdf. Diakses pada tanggal: 12
Desember 2021

39
LEMBAR KONSULTASI MAKALAH KELOMPOK

No. Tanggal Topik Saran Perbaikan Paraf


1 16 Maret Konsep Dan Asuhan
2023
Keperawatan Hipertensi
LEMBAR PENILAIAN TUGAS/PRESENTASI MAKALAH

Mata kuliah : Askep Penyakit Tropid & Degeneratif Tanggal :


Judul makalah : Konsep & Askep Hipertensi
Kelompok :6
Anggota kelompok :
1. Citra Dewi
2. Seli Susanti

N ASPEK PENILAIAN BOBOT


O

1 Makalah 0 1 2 3 4
a. Sistematika penulisan laporan, relevansi dan
akurat
b. Isi materi laporan
c. Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
2 Presentasi
a. Penguasaan materi
b. Teknik penyampaian materi
c. Penampilan/penyajian (slide)
d. Kemampuan menjelaskan penyampaian isi materi
3 Tanya jawab
a. Ketepatan waktu dalam menjawab pertanyaan
b. Kemampuan dalam berargumentasi
c. Sikap dan partsipasi anggota kelompok
Total nilai (total skor/40*100)

Tanjungpinang, ……………..2023
Dosen

(Meily Nirnasari, S.Kep, Ns, M.Biomed)


2

Anda mungkin juga menyukai